Dosen Pembimbing
M. Reza TP, S.ST
Kelompok 2
1. Anggita Hardianti
2. Destiana Fajriani
3. Fitri Ekayani
4. Ibrahim Purdanta
5. Laras Martalia
6. Novia Jessica Harmin
7. Riska Maulidiyani
8. Sinta Damayanti
9. Winda Yuliana
Tingkat 2B
A. Pra Analitik
Persiapan Pasien : Tidak dilakukan persiapan khusus
Persiapan Sampel :
1. Sampel darah dapat diperoleh melalui vena punksi.
2. Antikoagulan yang dipakai adalah sodium sitrat 3,2 % atau 3,8 %
dengan perbandingan 9:1 (9 bagian darah: l bagian Na.Sitrat).
3. Sampel darah disentrifus 10-15 menit dengan kecepatan 2000 rpm
4. Penampung tidak boleh terbuat dari bahan yang dapat menginduksi
aktivasi kontak seperti gelas. Sebaiknya dipakai penampung gelas
berlapis silikon atau plastik .
Alat :
- Cara manual
a) Tabung reaksi
b) Pipet ukur
c) Micropipet
d) Yellow tip
e) Rak tabung
f) Waterbath
1
g) Stop watch
- Cara semi otomatik
a) Pipet
b) Stiring bars
c) Tabung tes
d) Stopwatch
e) Cuvet
f) Alat OTOMATIK
Bahan
- Cara manual
a) Plasma (dengan antikoagulan natrium sitrat)
b) Reagen trombin (Thromboquick®)
c) Aquabidestilata
B. Analitik
- Cara manual
1. Campur satu vial reagen trombin ( Thromboquick®) dalam 3.0 ml
aquabidestilata homogenkan (jangan dikocok)
2. Hangatkan reagen trombin pada suhu 370 C selama 2 menit.
3. Beri label pada tabung test dimasukkan 200 µl sampel
hangatkan pada suhu 370C selama 2 menit.
4. Tambahkan sebanyak 200 µl reagen trombin segera jalankan
stopwatch.
5. Goyang dan perhatikan terbentuknya bekuan. Saat terbentuknya
bekuan stopwatch dihentikan, dan cata waktu ( dalam detik).
2
- Cara semiotomatik
1. Siapkan sampel dan kontrol, sebelumnya hangatkan tabung tes
2. Masukkan plasma (200 µl) kedalam tabung tes, inkubasi 3-5 menit
pada suhu, ruang
3. Tambahkan reagen TT (100 µl), saat itu juga jalankan stop watch
4. Catat waktu yang dibutuhkan membentuk bekuan (Print out)
C. Pasca Analitik
Nilai Rujukan
Manual : 15-19 detik
Semi otomatik : 8- 14 detik
Nilai normal tergantung dari kadar thrombin yang dipakai. Hasil TT
dipengaruhi oleh kadar dan fungsi fibrinogen serta ada tidaknya inhibitor.
Nilai TT memanjang pada penurunan nilai fibrinogen, disfungsi molekul
fibrinogen (disfibrinogenemia), terapi heparin, peningkatan produk degradasi
fibrinogen (FDP) dan Disseminated Intravasculer Coagulation (DIC). Hasilnya
memanjang bila kadar fibrinogen kurang dari 100 mg/dl atau fungsi fibrinogen
abnormal atau bila terdapat inhibitor thrombin. Bila TT memanjang,
pemeriksaan diulang sekali lagi dengan menggunakan campuran plasma
penderita dan plasma control dengan perbandingan 1:1 untuk mengetahui
adanya tidaknya inhibitor.
Untuk membedakan apakah TT yang memanjang karena adanya heparin,
fibrinogen abnormal atau FDP, dilakukan pemeriksaan masa reptilase.
Reptilase berasal dari bisa ular Aneistrodon Rhodostoma. Apabila TT yang
memanjang disebabkan oleh heparin maka masa reptilase akan memberikan
hasil normal, sedangkan fibrinogen abnormal atau FDP akan menyebabkan
masa reptilase memanjang.
3
KESIMPULAN
4
DAFTAR PUSTAKA