5 RESUME
ANALISA
6 HASIL LABORATORIUM
7
8
MATERI :
9
10 1. PE
11
NG
AN
12
13
14
15
16Nama :
17Arum
18Nafilah
19NIM :
20
21
22
23
24
25
26
27
28 PROGRA
29 M STUDI
D-IV ALIH
JENJANG
Analisa Hasil Laboratorium
30 Materi I
31 Pengantar Analisa Hasil Laboratorium
32
33 Pendahuluan
34 Hasil pemeriksaan laboratorium dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan proses
35 yang terjadi didalam tubuh manusia. Hasil pemeriksaan laboratorium dapat dipengaruhi
36 oleh faktor pra analitik sampai pasca analitik.
37 Analisa klinik seperti hasil laboratorium tes darah, urinalisis, mikroskopis jaringan dsb.
38 Analisa hasil laboratorium dipakai untuk membantu analisa klinik. Salah satu pemeriksaan
39 penunjang dinyatakan dalam kuantitatif atau kulitatif lalu di analisa kebenarannya.
40 Tujuan
41 Memberikan hasil laboratorium yang akurat dan dapat dipercaya untuk menunjang
42 diagnose, skrining, follow up terapi dan prognosis.
43 Teknik Analisa Hasil Laboratorium
44 1. Verifikasi : tahapan pemeriksaan laboratorium (pre analitik, pasca analitik, dan post
45 analitik,) satuan, faktor yang memengaruhi hasil
46 2. Hubungan dengan pemeriksaan lain : sebagai penunjang. Riwayat pemeriksaan
47 sebelumnya, Test konfirmasi. Contoh : rontgen, USG
48 3. Hubungan dengan penyakit lain : patofisiologi. Contoh : Riwayat penyakit, Riwayat
49 obat
50 Alur Pemeriksaan
51 1. Pra Analitik : sampel yang representatif
52 - Identidikasi
53 - Persiapan sampel
54 - Preparasi sampel
55 - Transportasi
56 - Distribusi
57 - Pemeriksaan
58 2. Analitik : akurasi dan presisi
59 - PMI (Pemantapan Mutu Internal)
60 - PME (Pemantapan Mutu Eksternal)
61 - Analisa sampel
62 3. Pasca Analitik : penyampaian hasil yang benar
63 - Pecatatan
64 - Pelaporan verifikasi
65 - Analisa hasil
66 - Validasi
1|Page
Analisa Hasil Laboratorium
67 Akurasi = ketetapan. Merupakan kesesuaian antara nilai hasil pemeriksaan dengan “nilai
68 benar “ (true value). Pembahan control (Assayed control)
69 Presisi = ketelitian. Merupakan kesesuaian hasil pada pemeriksaan berulang pada satu
70 bahan pemeriksaan. Semakin kecil penyimpangan maka reproduksinya semakin baik
71 Sensitivitas Analitik = Detectability, yaitu kemampuan suatu tes atau metoda untuk
72 mengukur kadar terendah suatu zat dalam larutan. Daya lacak (detection limit) : kadar
73 terendah dari zat dalam larutan yang masih dapat dibedakan dari larutan blanko
74 Spesifisitas Analitik = Kadar zat dalam larutan tanpa dipengaruhi oleh zat lain dalam larutan
75 tersebut. Kemampuan suatu test atau metoda untuk mengukur kadar zat dalam larutan
76 tanpa dipengaruhi oleh zat lain dalam larutan tersebut
77 Keandalan = Reability. Hasil pemeriksaan laboratorium harus dapat diandalkan (dipercaya)
78 Analisa hasil laboratorium merupakan bagian dari jaminan mutu laboratorium. Pemantapan
79 mutu laboratorium bertujuan untuk mengetahui dan meminimalkan penyimpangan (variasi)
80 serta sumber penyebabnya yang dapat terjadi didalam laboratorium sejak sampel diterima
81 sampai hasil dikeluarkan.
82 Masalah Yang Sering Timbul
83 1. Identifikasi pasien tidak benar
84 2. Preparasi sampel yang tidak baik :
85 - Persiapan pasien tidak baik
86 - Riwayat penyakit dan obat tidak terekam dengan baik
87 - Kualitas sampel yang tidak baik mis lisis
88 - Perbandingan anti koagulan yang tdk sesuai
89 - Pembuatan serum tidak benar
90 - Waktu pemeriksaan yang tidak segera
91 3. Data keadaan pasien sangat terbatas
92 4. Kegiatan Pemantapan Mutu Internal tidak dilakukan dengan baik :
93 - Kesalahan sistemik/kesalahan random
94 - Kesalahan interpretasi
95 - Homogenisasi
96 5. Maintenance dan Kalibrasi alat tidak dilakukan
97 6. Penyimpanan reagen belum baik (suhu kulkas tidak terkontrol)
98 7. Pencatatan hasil masih manual (human error)
99 Kesimpulan
100 Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat :
101 - Lakukan 3 tahapan pemeriksaan laboratorium dengan baik dan benar
102 - Selalu memperhatikan riwayat pengobatan, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan
103 atau keadaan fisik pasien
104 - Cek hasil pemeriksaan yang lain
105 - Lakukan PMI dan PME secara teratur
2|Page
Analisa Hasil Laboratorium
3|Page
Analisa Hasil Laboratorium
111 Materi 2
112 Golongan Darah dan Diskrepansi
113
114 Sejarah
115 Tahun 1900 Karl Landsteiner menemukan golongan darah dalam 4 group yaitu A, B, AB dan
116 O.
117 Reaksi transfusi terjadi karena adanaya antigen yang bereksi dengan antibody (IGM) dalam
118 tubuh.
119 Golongan darah ditemukan pada beberapa binatang seperti golongan rodent, simpanse,
120 gorilla.
121
122 Genetik
123 Golongan darah diturunkan dari kedua orang tuanya secara genetik.
124 Fenotype : pemberian nama grup
125
126 Golongan darah ditentukan oleh jenis antigen (Antigen A, Antigen B atau Antigen AB ) yang
127 ada di eritrosit dan antibodi (anti A, Anti B dan Anti AB) didalam serum.
128
129
130
4|Page
Analisa Hasil Laboratorium
136
137 2. Metode Cell typing : (suspensi eri 5% + reagen anti A/B)
138 Metode yang dianjurkan, karena tidak sel lain yang mengganggu seperti WB.
139 Membuat suspensi eritrosit 5%
140 Caranya :
141 - 20 ul darah pasien + 180 ul NaCl 0,9%
142 - Sentrifuse 3000 rpm selama 2 menit
143 - Buang supernatannya, tambahkan lagi Na Cl seperti diatas
144 - Ulangi lagi seperti diatas sebanyak 3 kali, sehingga tinggal suspensi eritrositnya
145 Slide
146 Suspensi eritrosit 5 % darah pasien direaksikan dengan reagen anti A, Anti B, anti AB
147 dan anti D seperti metode slide
148 Tabung
149 Masukkan kedalam masing masing tabung
150 Bahan sampel adalah suspensi eritrosit 5 % dari darah donor
151 Tambahkan reagen anti A,anti B,anti AB dan Anti D ke masing masing tabung, lihat
152 apakah ada aglutinasi atau tidak
153
154 Metode Back Typing (Reversed) : mendeteksi adanya Antibodi. Umum dilakukan untuk
155 pem cross match
156 1. Cell typing + Serum typing
157 - Membuat serum dari sampel darah pasien
158 - Membuat suspensi eritrosit 5 % dari labu darah donor gol A,B,AB
159 - Reaksikan antara serum pasien dengan antigen dari suspense gol A,B dan AB
160
5|Page
Analisa Hasil Laboratorium
161 Diskrepansi
162 Perbedaan golongan darah (hasil palsu). Ketidaksesuaian hasil golongan darah. Misal : pada
163 pemeriksaan goldar forward test A+ pada hasil goldar reversed test O+. Dapat menyebabkan
164 reaksi transfusi.
165 Terdapat beberapa diskrepansi gol darah ABO yang disebabkan kesalahan teknis
166 pemeriksaan yang dapat menyebabkan hasil false positive atau false negative.
167 Jenis Antigen Pada Eritrosit
168 1. Rantai Karbohidrat pada permukaan eritrosit
169 Permukaan eritrosit ditemu kan beberapa jenis gula, masing-masing individu tidak
170 sama, sehingga dapat menimbulkan reaksi immunologi menghasilkan reaksi
171 transfusi. Maka harus dicuci agar terhindar dari gula-gula yang menyebabakan hasil
172 palsu.
173 2. Antigen hh (fenotype bombay)
174 Pertama ditemukan kasus di India. Kasus jarang 1:3000. Pada orang normal memiliki
175 antigen H besar yang merupakan precursor ABO. Hanya bisa ditransfusi oleh darah
176 yang memiliki antigen hh kecil.
177 3. Rh (+)
178 Resepien dengan Rh (+) dapat menerima darah donor dengan Rh (+) atau Rh (-).
179 Resepien dengan Rh (-) hanya dapat menerima gol darah dengan Rh (-) saja.
180 Gol AB dg Rh (+) disebut sebagai "universal recipient", karena dapat menerima
181 golongan darah A,B atau O juga dengan Rh(+) atau Rh (-).
182 Golongan darah O rhesus negative, disebut sebagai "universal donor" karena
183 eritrositnya tidak memiliki antigen A atau B antigens dan Ag Rhesus, Tetapi ia hanya
184 bisa menerima donor darah dari golongan O Rhesus negatif saja.
185 4. Anti A2 (weak A)
186 Golongan darah A : 80 % fenotypenya A1 dan 20% fenotypenya A2.
187 Reagen Anti A dapat bereaksi dengan A1 dan A2. Pada beberapa keadaan Anti A
188 hanya bereaksi dengan cell A1 tapi tidak dengan cell A2 mengakibatkan reaksi
189 transfuse
190
6|Page
Analisa Hasil Laboratorium
230
231 - False positive ditemukan pada :
232 Centrifuges yang tidak dikalibrasi, Reagen terkontaminasi, Tabung yang kotor
233
234
7|Page
Analisa Hasil Laboratorium
276
8|Page
Analisa Hasil Laboratorium
9|Page