STEP 1
1. Hemapoesis:
Suatu proses pembentukan pematangan darah meliputi sel darah merah sel
darah putih maupun plasma darah
Terdiri dari 2 kata hema= darah dan poesis = membuat yang dapat di artikan
proses pembuatan darah
2. Pluripotensia
Sel induk yang mempunyai kemampuan untuk menurunkan seluruh jenis sel
darah
3. Progenitor
Sel yang mempunyai kemampuan untuk terdefasiasi untuk menjadi sel tertentu
Tahapan pembentukan darah setelah pluripotensia
STEP 2
1. Dimana tempat dan kapan terjadinya hemapoeisis
2. Apa saja sifat pluripoten
3. Apa Komponen penyusun darah
4. Faktor yang mempengaruhi hemapoesis
5. Apa tahapan dari hemapoesis
6. Apa karakteristik darah
7. Apa saja komponen darah yang di hasilkan oleh hemapoesis
8. Apa saja Fungsi darah
9. Apa saja kelainan atau penyakit pada darah
STEP 3
1. Dimana tempat dan kapan terjadinya hemapoeisis
Janin
- Mesoblastik ( 0-4bln ) di kantung kuning telur atau yolksac
- Stadium hepatik (5-10bulan) di hepar dan lien
- Staium myeloid (6-lahir ) di sumsum tulang
Setelah lahir-dewasa di seluruh sumsum tulang ( kurang dari 20(sumsum
tulang merah)-lebih 20tahun )
Sel darah 45 %
Eritrosit 99 %
Leukosit 0,6 %
Trombosit 0,4 %
LI
1. Dimana tempat dan kapan terjadinya hemapoeisis
1. Janin : umur 0-2 bulan (kantung kuning telur) umur 2-7 bulan (hati, limpa) umur
5-9 bulan (sumsum tulang)
2. Bayi : Sumsum tulang
3. Dewasa. : vertebra, tulang iga, sternum, tulang tengkorak, sacrum dan pelvis,
ujung proksimal femur.8
https://www.dictio.id/t/bagaimana-proses-hematopoiesis/6151/2
Komponen Darah :
Tahapan hematopoiesis
Tergantung pada tahap kehidupan tertentu, hematopoiesis terjadi di lokasi yang
berbeda di seluruh tubuh, atau bahkan di luar tubuh (misalnya embrio). Pada
embrio yang berkembang, hematopoiesis pertama terjadi di kantung kuning telur
dan transisi ke limpa, hati, dan kelenjar getah bening. Gelombang hematopoiesis
pertama ini disebut gelombang primitif dan dicirikan terutama oleh nenek moyang
eritroid yang mengarah ke diferensiasi eritrosit, yang diperlukan untuk memasok
janin yang sedang tumbuh dengan oksigen. Kepulauan darah dan kantung kuning
telur adalah situs yang paling umum dari nenek moyang eritroid selama periode ini,
yang sementara karena nenek moyang eritroid tidak memperbaharui diri.
Kemudian, ketika tulang terbentuk, hematopoiesis mulai terjadi di sumsum tulang.
6. Apa karakteristik darah
KARAKTERISTIK DARAHDarah memiliki karakter fisik khusus:
Jumlah-
sisanya, yaitu sekitar 52% sampai 62%, merupakan plasma, bagian cair
darah(Gbr.11-1).
Warna
---
Anda mungkin berkata pada diri anda, “tentu, warnanya merah!” warna
pH---
kisaran pH normal darah adalah 7,35 sampai 7,45, yang cenderung agak basa.Darah
vena biasanya memiliki pH yang lebih rendah dari pada darh arteri
karenamengandung karbon dioksida dalam jumlah lebih besar.
VISKOSITAS---
berarti pengentalan atau tahanan terhadap aliran darah. Darah lebihkental sekitar
3-5 kali dibanding air Viskositas darah meningkat dengan adanya sel-sel darah dan
protein plasma, dan kekentalan ini berpengaruh pada tekanan darahnomal
7. Apa saja Fungsi darah
Fungsi darah berdasarkan kategorinya
Transportasi – Darah berfungsi untuk dijadikan transportasi bagi apa saja yang
masuk kedalam tubuh
Homeotasis – homeotassis merupan fungsi darah sebagai pemelihara tubuh, jadi
darah ini berfungsi sebagi pelindung tubuh manusia, selain itu aktivitas di luar
darah juga dibutuhkan untuk memperlancar proses penjagaan darah terhadap
tubuh itu sendiri, diantarranya adalah olahraga, makan makannan yang sehat.
dan lain sebagainya.
Kekebalan darah – Ternyata fungsi darah itu sendiri juga termasuk dari fungsi
kekebalan darah. yang dimaksud disini adalah kepingan kepingan darah yang
membantu menjaga darah agar tetap stabil.
Malaria
Malaria menyebar melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi parasit. Parasit
yang masuk ke darah manusia akan menginfeksi sel darah merah dan merusak sel
tersebut. Tidak hanya menimbulkan gejala berupa demam dan menggigil,
kerusakan sel darah merah juga bisa menyebabkan kerusakan pada organ tubuh.
Anemia
Kondisi ini terjadi ketika seseorang memiliki jumlah sel darah merah yang rendah.
Pada kasus anemia ringan dan sedang, gejala biasanya tidak akan timbul. Namun,
apabila anemia yang dialami sudah cukup parah, penderitanya akan terlihat pucat,
merasa mudah lelah, dan mengalami sesak napas. Anemia bisa terjadi karena
perdarahan berlebihan, kekurangan zat besi, atau kekurangan vitamin B12.
Anemia Aplastik
Kondisi ini terjadi ketika sumsum tulang tidak menghasilkan cukup banyak sel
darah, salah satunya sel darah merah. Untuk menangani kondisi ini beberapa cara
seperti transfusi darah, transplantasi sumsum tulang, dan obat-obatan mungkin
akan digunakan. Anemia aplastik bisa disebabkan oleh infeksi virus, penyakit
autoimun, atau efek samping penggunaan obat.
Anemia Autoimun Hemolitik
Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh menjadi terlalu aktif dan secara keliru
akan menghancurkan sel darah merah, sehingga menyebabkan anemia. Penderita
anemia autouimun hemolitik akan membutuhkan obat-obatan yang berfungsi
untuk menekan sistem kekebalan tubuh agar tidak menghancurkan sel dan
jaringan tubuh.
Anemia Sel Sabit
Kondisi ini membuat sel darah merah menjadi lengket dan kaku, hingga pada
akhirnya menghambat aliran darah. Anemia sel sabit merupakan penyakit
keturunan. Penderita kondisi ini bisa mengalami kerusakan organ tubuh dan rasa
sakit yang tidak tertahankan.
Polisitemia Vera
Kondisi ini terjadi ketika tubuh menghasilkan terlalu banyak sel darah tanpa
penyebab yang jelas. Sel darah merah yang berlebihan bisa menyebabkan
penyumbatan aliran darah pada sebagian orang.
Berikut ini adalah kelainan darah yang berdampak kepada sel darah putih.
Leukemia
Leukimia terbagi menjadi dua jenis, yaitu akut dan kronis. Leukimia adalah salah
satu bentuk dari kanker darah dimana sel darah putih menjadi ganas dan
diproduksi secara berlebihan dalam sumsum tulang.
Multiple Myeloma
Multiple myeloma merupakan sejenis kanker darah yang terjadi ketika sel darah
putih menjadi ganas. Sel darah putih akan diproduksi secara berlipat ganda dan
melepaskan protein abnormal yang dapat merusak organ. Kondisi ini harus diobati
dengan kemoterapi dan/atau transplantasi sel punca.
Sindrom Mielodisplasia
Ini adalah salah satu bentuk dari kanker darah yang berdampak kepada sumsum
tulang. Sindrom mielodisplasia sering kali berkembang secara perlahan, tapi bisa
berubah secara mendadak dan menjadi leukemia pada tingkatan yang serius.
Penanganan kondisi ini bisa dilakukan melalui transfusi darah, kemoterapi, dan
transplantasi sel punca.
Limfoma
Ini merupakan kanker darah yang berkembang di dalam sistem limfa. Sel darah
putih pada orang yang mengalami limfoma akan menjadi ganas, menyebar secara
abnormal, dan berlipat ganda tanpa terkendali. Penanganan kondisi ini biasanya
dilakukan dengan kemoterapi dan/atau dengan radiasi.
Berikut ini adalah kelainan darah yang memengaruhi trombosit:
Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP)
Ini merupakan kelainan autoimun spesifik yang memengaruhi jumlah trombosit
atau keping darah. Trombosit berfungsi untuk membantu proses pembekuan
darah ketika terjadi perdarahan. Penderita Idiopathic Thrombocytopenic
Purpura (ITP) akan mudah memar atau dapat mengalami perdarahan secara
berlebihan akibat jumlah trombosit di dalam tubuhnya rendah. Tujuan
pengobatan ITP adalah agar kadar platelet dalam tubuh tetap terjaga dan bisa
mencegah terjadinya perdarahan secara berlebihan.
Trombositopenia
Kondisi ini terjadi ketika jumlah trombosit di dalam tubuh rendah.
Trombositopenia bisa terjadi pada beberapa penyakit, seperti demam berdarah
dengue (DBD), leukemia atau gangguan sistem kekebalan tubuh. Kondisi yang bisa
dialami oleh orang dewasa maupun anak-anak ini, juga bisa terjadi akibat
penggunaan obat-obatan tertentu. Penanganan trombositopenia bisa dilakukan
melalui pemberian obat, transfusi darah/trombosit, atau operasi, tergantung
kepada masalah kesehatan yang mendasarinya.
Berikut ini adalah kelainan darah yang memengaruhi plasma darah:
Hemofilia
Hemofilia merupakan kelainan turunan yang bisa menyebabkan perdarahan
secara abnormal. Hal ini disebabkan oleh plasma darah yang tidak memiliki cukup
protein yang penting dalam proses pembekuan darah.
Sepsis
Sepsis atau disebut juga keracunan darah adalah reaksi sistem kekebalan tubuh
yang berlebihan dalam melawan infeksi yang sudah menyebar di dalam darah.
Tubuh melepaskan senyawa kimia ke dalam darah untuk melawan infeksi yang
terjadi, hingga akhirnya memicu reaksi peradangan yang luas. Gejala yang muncul
akibat kondisi ini antara lain adalah intensitas buang air kecil menurun, denyut
nadi meningkat, napas menjadi cepat, demam, tekanan darah rendah, dan
kegagalan fungsi organ.
Penyakit Hiperkoagulasi
Pada kondisi ini, darah menjadi mudah membeku atau menggumpal.
Hiperkoagulasi bisa dipicu oleh banyak hal, salah satunya adalah faktor keturunan.
Kondisi lain yang bisa menjadi pemicunya adalah operasi, kanker, kehamilan,
kebiasaan merokok, atau pemakaian pil KB. Penyakit hiperkoagulasi harus
ditangani melalui pemberian obat-obatan pengencer darah.
Penyakit Von Willebrand
Kondisi yang bisa menyebabkan perdarahan secara berlebihan ini umumnya
merupakan penyakit keturunan. Penyakit von Willebrand disebabkan oleh
kurangnya kadar protein atau kelainan pada protein yang membantu proses
penggumpalan darah. Orang yang mengalami kondisi ini membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk membekukan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan
sulit dihentikan.