Anda di halaman 1dari 6

KELAINAN HEMOSTASIS PADA LEUKEMIA

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

DISUSUN OLEH :

Pindi Lestari

411118012

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS ( D-3)

STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

TAHUN 2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laboratorium merupakan suatu organisasi atau setidaknya suatu ruangan

yang memiliki peran didalam pengolahan spesimen untuk keperluan penyelidikan

baik dipergunakan untuk diagnostik penyakit ataupun penelitian. Secara khusus l

aboratorium patologik anatomik merupakan bagian dari laboratorium klinik khusu

s yang menangani spesimen berupa jaringan dari biospsi dan proses lainnya yan

g menghasilkan bentukan tertentu atau spesimen berupa cairan dan apusan yan

g mengandung komponen sel..

Laboratorium Patologi Anatomi merupakan bagian dari laboratorium kese

hatan dan tergolong ke dalam laboratorium khusus. Salah satu fungsi dan kewen

angan dari laboratorium Patologi Anatomi adalah mengolah spesimen yang bera

sal dari makhluk hidup (manusia atau hewan) guna kepentingan diagnosis, peneli

tian, pengajaran hingga museum.

Laboratorium klinik atau laboratorium kesehatan merupakan suatu tempat

yang dapat disebut laboratorium dan di tempat itu dilakukan berbagai macam pe

meriksaan pada spesimen biologis yang didapat dari berbagai sumber biologis u

ntuk mendapatkan segala informasi tentang kesehatan pasien dan lingkunganny

a. Pekerja laboratorium merupakan bagian dari laboratorium yang melakukan pe

meriksaan tersebut guna menyediakan informasi bagi dokter maupun bagi konsu

men sehingga dapat digunakan untuk diagnosis ataupun informasi tentang keseh

atan pasien tersebut. Pekerja laboratorium saat ini dikenal dengan sebutan atau i

stilah baku yaitu tenaga kesehatan.


Koagulasi intravaskuler diseminata (KID) sering dilaporkan pada leukemia

akut yang disebabkan oleh pelepasan material prokoagulan dari blast sel

leukemik. Leukemia akut yang sering dihubungkan dengan KID yauitu leukemia

Promielositik Akut (AML-M3), diikuti dengan leukemia Mielomonositik Akut (AML-

M4) dan leukemia Mieloblas Akut (AML-M1 dan M2) serta leukemia Limfositik

Akut (ALL). Pada leukemia kronik KID lebih sering terjadi pada Leukemia

Mielositik Kronik daripada Leukemia Limfositik Kronik.

Kelainan hemostasis lain yang juga dapat terjadi pada leukemia adalah

trombosis ataupuntromboemboli. Trombosis dapat merupakan salah satu gejala

yang ditemukan saat diagnosis yaitu pada leukemia promielositik akut (AML-M3)

9,6% pada AML non-M3% dan pada ALL 1,4%. Patogenesis keadaan

protombotik pada leukemia sangat kompleks dan melibatkan berbagai

mekanisme seperti aktivasi koagulasi oleh substansi prokoagulan yang

dilepaskan sel leukemik, kegagalan jalur fibrinolitik dan perubahan endotel.

Proses infiltrasi disumsum tulang mengakibatkan sumsum tulang dipenuhi

oleh sel leukemik sehingga terjadi penurunan jumlah megakariosit yang berakibat

menurunnya produksi trombosit. Kemoterapi pada leukemia dapat menyebabkan

kerusakan langsung sumsum tulang sehingga juga akan menyebabkan

berkurangnya produksi trombosit.

KID merupakan istilah patofisiologis yang meliputi kejadian trombosis dan

perdarahan dalam tubuh yang terjadi secara bersamaan. Istilah ini juga dikenal

sebagai consumption coagulopathy karena faktor pembekuan dalam plasma

terpakai selama proses pembekuan.

A. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian apakah terjadi leukemia

akut atau leukemia kronik pada pasien ?

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kelainan Hemostasis pada

Leukemia.

C. Batasan Penelitian

Sampel penelitian ini diambilsumsum tulang belakang.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat untuk menamba

h ilmu pengetahuan pembaca tentang Kelainan Hemostasis pada

Leukemia

2. Bagi Responden

Berdasarkan hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan inf

ormasi pada masyarakat atau responden tentang Kelainan

Hemostasis pada Leukemia.


DAFTAR PUSTAKA

Stuart, Gail, W. (2013). Principles and Practise of Psychiatric Nursing Ed.10, Can

ada, Evolve Wiguna, T., Menengkei, P. S. K., Pamel, C., Rheza, A. M., &

Hapsari, W. A. (2010). Masalah Emosi dan Perilaku pada Anak dan Remaj

a di Poliklinik Jiwa Anak dan Remaja RSUPN dr. Ciptomangunkusumo (R

SCM), Jakarta. Sari Pediatri, 12(4), 270± 277.

Werdiyani, N. L. Y. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang

Kesehatan Reproduksi Dengan Kejadian Keputihan Di Smp N 2 Bangli Ba

li. Yogyakarta: Universitas Respati.

Fadilla, E., Maya, M., dan John, W. 2014. Pengetahuan Ibu Tentang Keputihan D

i Kota Manado. Jurnal e-CliniC (eCl), 2 (2): 1-5.

Putri, O.A. 2013. Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Terh

adap Keputihan di SMA Negeri 2 Pontianak. Skripsi. Pontianak: Universita

s Tanjungpura.
Nurul Rahmah, dan Aditya Rahman, “Uji Fungistatik Ekstrak Daun Sirih (Piperbetl

e L.) terhadap Candida albicans”.Jurnal Bioscientae, Vol. 7, No. 2, Juli 201

0, h. 17-24.

Vivi, Keumala.2016.Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Candida albicans.Jurnal Ked

okteran Syiah Kuala

Nelwan EJ. 2014. Infeksi jamur. Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW,Simadibrata

M, Setiyohadi B, Syam AF (eds). Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I. Edis

i ke 6. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI, pp: 711-720.

S. Biswas, P. van Dijck, and A. Datta, “Environmental sensing and signal transdu

ction pathways regulating morphopathogenic determinants of Candida albi

cans,” Microbiology and Molecular Biology Reviews, vol. 71, no. 2, pp. 348

–376, 2010.

Sardi JCO, Scorzoni L, Bernardi, T, Fusco Ameida AM, Mendes G, MJS.

Candida species: current epidemiology, pathogenicity biofilm formation,

natural antifungal products and new therapeutic options. J Med Microbiol.

2013;62:10-24.

Anda mungkin juga menyukai