area publik dan area pameran, dikarenakan ruang pameran memamerkan
lukisan dengan harga yang cukup tinggi.
• Kesimpulan - Pencahayaan Pencahayaan pada bangunan dominan menggunakan pencahayaan alami. Pencahayaan buatan hanya ditempatkan pada beberapa titik dalam banguan dan beberapa ruang yang menuntut untuk adanya pencahayaan buatan seperti pada ruang pameran dikarenakan pada ruang pameran mengkususkan intensitas cahaya berkisar 75 - 100 luks dan radiasi ultra violet berkisar 30mW/Lm dan 75mW/Lm. Penggunaan pecahayaan alami dengan pertimbangan sebagai berikut: o Pemanfaat lebar overstek antara 120 – 200 cm berdasarkan sudut datangnya sinar matahari, penggunaan kaca filter, sunscreen, dan penataan landscape, pemanfaatan pohon berdaun lebat untuk mengurangi sinar matah hari langsung yang memasuki ruangan. o Mengoptimalkan tata letak bangunan untuk memperoleh pencahayaan alami pada ruang-ruang yang memerlukan dan menghindari cahaya matahari langsung Konsep utilitas pencahayaan alami pada bangunan dapat dilihat pada gambar 5.27 berikut.
Gambar 5.29 Konsep Utilitas Pencahayaan Alami
Sistem pencahayaan buatan menggunakan pencahayaan spot light yang mengarah ke satu titik pencahayaan untuk memperkuat suasana ruang pada bangunan. Pencahayaan buatan digunakan dengan pertimbangan apabila pencahayaan alami kurang memungkinkan dengan menentukan kuat
Seminar Tahun Ajaran 2018/2019
“Pusat Pelestarian dan Pengembangan Seni Lukis Wayang Kamasan di Klungkung” 184 penerangan tertentu untuk setiap ruangan, seperti pada ruang pameran memakai sistem penerangan yang langsung mengarah ke benda koleksi museum memakai lampu spotlight dengan reflektor bersudut lebar yang dipasang diatas benda koleksi dengan memakai teknik pencahayaan ceiling mounted lights sistem, yang bisa dilihat pada gambar 5.28 berikut.
Gambar 5.30 Konsep Utilitas Pencahayaan Buatan
- Penghawaan Sistem penghawaan pada bangunan terdiri dari 2 jenis penghawaan yaitu penghawaan alami dan penghawaan buatan. Untuk kebutuhan penghawaan masing-masing ruang ditentukan melalui besaran ruang dan aktivitas yang dilakukan pada masing-masing ruang sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan sistem penghawaan alami dilakukan untuk meminimalisir penggunaan AC yang cukup boros serta tidak ramah lingkungan, dilakukan dengan membuat bukaan serta penambahan vegetasi sebagai penyejuk suasana ruang. Selain itu penggunaan cross ventilasion untuk mengatur sirkulasi udara didalam ruangan. Konsep utilitas penghawaan alami dapat dilihat pada gambar 5.29 berikut.
Seminar Tahun Ajaran 2018/2019
“Pusat Pelestarian dan Pengembangan Seni Lukis Wayang Kamasan di Klungkung” 185 Gambar 5.31 Konsep Utilitas Penghawaan Alami Penggunaan sistem penghawaan buatan dibagi menjadi 2 jenis penghawaan buatan yaitu penghawaan mengunakan AC sentral dan AC unit. Penggunaan AC sentral digunakan pada beberapa ruangan seperti studio lukis, lobby dan area shovenir shop dan ruang pameran. Pada ruang pameran kelembaban udara yang digunakan adalah 60-65% dengan suhu udara berikisar 20-25 0C agar tidak terjadinya kerusakan pada lukisan yang di pamerkan. Untuk penggunaan AC unit ditempatkan pada ruang pengelola dengan pertimbangan staf tidak selalu berada didalam ruangan. Bagan alur sitem AC sentral dan AC unit dapat dilihat pada gambar 5.30 berikut.
Sistem AC Split
Sistem AC Sentral Gambar 5.32 Konsep Utilitas Penghawaan Buatan
Seminar Tahun Ajaran 2018/2019
“Pusat Pelestarian dan Pengembangan Seni Lukis Wayang Kamasan di Klungkung” 186