LEMBAR PENGESAHAN
iii
KATA PENGANTAR
segala rahmat dan hidayah yang tiada henti sehingga penulisan tesis ini
Unhas.
Rivai, SKM., MARS selaku Ketua Komisi Penasehat dan Dr. Masni, Apt.,
yang telah diberikan kepada penulis sejak proses awal hingga akhir
penyusunan tesis ini. Demikian pula kepada Dr. Syahrir A. Pasinringi, MS.,
Dr.dr.H. Noer Bahry Noer, M.Sc serta dr.A. Dwi Bahagia F, Sp.A (K), Ph.D
yang secara aktif telah memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini,
dan kesulitan penulis hadapi. Namun, atas bantuan dari berbagai pihak
Hasanuddin.
Hasanuddin.
tercinta Ayahanda H.M. Yunus Laomo dan Ibunda Hj. Juhasmiah serta
Bapak H. Palutturi dan Ibu Hj. Siti Fatma selaku mertua terima kasih atas
disetiap langkah ini, kiranya amanah yang diberikan kepada penulis tidak
tercinta Habibie dan ananda Qowiyul Zafirganim dengan kasih dan cinta
atas segala kekhilafan dan keterbatasan yang ada, semoga Allah SWT
membalas segala budi baik yang telah diberikan. Akhirnya semoga tesis
Penulis
vi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
LT : Lead Time
PP : Periode Pengadaan
RS : Rumah Sakit
SS : Safety Stock
BAB I
PENDAHULUAN
2006).
2008). Dari berbagai jenis perusahaan, rumah sakit merupakan salah satu
dengan efektif dan efisien (Fajarwati, 2011). Hal ini diperlukan mengingat
Kefarmasian dan Alkes, 2010). Oleh karena itu, sangat penting sebuah
Kristin, 2017).
dengan tepat waktu, tepat jumlah dan tepat jenis agar bila dibutuhkan
langsung ada (tidak terjadi stock out) dan agar obat yang tersimpan tidak
obat. Pada penelitian yang dilakukan oleh Anna Arnita pada tahun 2014
telah terjadi peningkatan jumlah item obat stagnan yang signifikan pada
kerugian nilai investasi yang besar bagi rumah sakit karena semakin tinggi
nilai stagnan maka semakin tinggi pula nilai investasi persediaan. Data
yang di peroleh dari Instalasi Farmasi diketahui bahwa pada tahun 2016
telah terjadi penurunan obat stagnan yaitu menjadi 7%. Hal ini
namun dinilai belum optimal, karena masih melebihi nilai standar obat
diukur dengan menghitung nilai Turn Over Ratio (TOR) yang merupakan
Angka TOR dapat diperoleh dari harga pokok penjualan per tahun
perputaran dana untuk tiap jenis obat dalam satu periode (WHO, 2004).
4
dimana menurut Prihatini (2011) ratio nilai stok persediaan terhadap stok
terpakai yang ideal adalah 10-23 kali per tahun. Berdasarkan hasil
pada tahun 2016 nilai TOR obat adalah 2,36 kali per tahun. Dengan nilai
dalam enam bulan terakhir (Januari sampai Juni 2011). Diantara rumah
rumah sakit menunda perawatan pasien akibat kekurangan obat dan lebih
(Arnita, 2015).
hanya jumlah obat-obatan yang diterima saja yang kurang tetapi juga
Pada unit farmasi terdapat ratusan hingga ribuan jenis obat yang
tersendiri untuk mengetahui order size dan order point. Akan tetapi harus
disadari bahwa berbagai jenis obat yang ada dalam persediaan tersebut
berapa banyak yang hendak dipesan dan kapan memesan kembali. Oleh
karena itu dalam penelitian ini digunakan metode ABC untuk menjawab
bahwa dari sejumlah barang yang ada, hanya sebagian kecil barang yang
jenis obat yang mempunyai nilai penggunaan relatif tinggi dan mahal
(Wahyuni, 2005).
terjadi stock out dan jumlah persediaan tidak berlebihan. MMSL adalah
persediaan berada pada dua tingkat, yaitu tingkat maksimum dan tingkat
(ROP) obat untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melakukan
2,36 kali per tahun dimana nilai TOR ideal adalah 10-23 kali per tahun,
B. Kajian Masalah
yang tinggi akibat stagnan dan stockout obat, kajian masalah dapat dilihat
Fungsi Pengadaan
Management Support - Annual Purchasing
Nilai persediaan obat yang tinggi - Scheduled Purchasing
- Anggaran
TOR 2,36 (Ideal 10-23 kali per - Perpetual Purchasing
- Formularium
tahun)
- Kebijakan
Stagnan 7% (Target <2%) Fungsi Penyimpanan
- Sistem Informasi
Stockout Rp.464.619.000 - FIFO
- Sumber Daya Manusia
- FEFO
Fungsi Distribusi
- Centralized
- Decentralized
faktor utama yang terkait dengan fungsi manajemen logistik. Selain itu, di
pengendalian persediaan.
nilai persediaan akibat stagnan dan stockout obat adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian Persediaan
purchasing;
maksimum dari tiap item obat, sehingga tidak ada lagi persediaan
2. Manajement Support
a. Anggaran
b. Formularium
c. Kebijakan
d. Sistem Informasi
3. Fungsi Perencanaan
prioritas obat.
4. Fungsi Pengadaan
5. Fungsi Penyimpanan
expired first out (FEFO) dan first in first out (FIFO). Penyimpanan
6. Fungsi Distribusi
Farmasi, Apotek Rawat Jalan, Depo OK, COT dan HD, Ruang Racik
Banyaknya sub unit pelayanan dengan jarak yang cukup jauh dapat
C. Pertanyaan Penelitian
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
F. Batasan Penelitian
stagnan dan stockout obat yang dikelola langsung oleh Instalasi Farmasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Logistik
operasional suatu instansi dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang
2002).
dan barang jadi agar dapat diperoleh manfaat maksimum bagi organisasi.
rumah sakit merupakan sub sistem dan menjadi lebih sempit, yakni:
jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat sesuai dengan harga
jadi dan bermacam-macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu
yang dibutuhkan, dalam keadaan yang tepat dipakai, ke lokasi mana yang
tujuan, yaitu :
1. Tujuan Opersional
2. Tujuan Keuangan
serendah-rendahnya.
3. Tujuan Keamanan
akuntansi.
penentuan suatu item barang yang berlebih atau kurang maka akan
harus selalu dijaga agar semua unsur di dalam siklus pengelolaan logistik
sama kuatnya dan segala kegiatan tersebut harus selalu selaras, serasi
dan seimbang.
Perencanaan dan
Penentuan kebutuhan
Penghapusan Penganggaran
Pengendalian/
Pengawasan
Pemeliharaan Pengadaan
a. Metode Konsumsi
time).
penyakit
farmasi
c. Metode Kombinasi
(Bowersox, 2004).
pemerintah.
24
barang.
2. Fungsi Penganggaran
Penganggaran terdiri dari kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha
3. Fungsi Pengadaan
Fungsi pengadaan adalah usaha-usaha dan kegiatan untuk
badan sosial atau lembaga dari luar negeri yang tidal mengikat
(Suciati,S.,B.Adisasmito, 2006).
harga obat yang lebih murah, lead time bias lebih pendek, karena
dilakukan bila beberapa jenis obat hanya dapat disuplai oleh satu
jenis industry yang ada karena tidak ada pesaing lain. Cara
tertera dalam kontrak atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang
c. Menjaga ketersediaan
6. Fungsi Pemeliharaan
Menurut Aditama (2002), pemeliharaan dilakukan terhadap
7. Fungsi Penghapusan
Fungsi ini adalah berupa kegiatan dan usaha pembebasan
karena kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi, dinyatakan tua dari
B. Manajemen Persediaan
pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi
bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam
aktiva lancar paling besar dari perusahaan dagang (ritel) dan manufaktur.
1. Bahan baku
produksi pertama kali. Hasil dari proses ini dapat berbentuk setengah
dalam proses atau dikenal juga dengan nama barang setengah jadi.
3. Barang jadi
yang sudah melalui tahap barang setengah jadi dan siap untuk dijual
1. Faktor waktu
4. Faktor ekonomis
pemesanan.
berulang.
2. Berdasarkan pemasok
sendiri.
sepanjang waktu.
baku.
waktu.
permintaan lain.
5. Panjang dan variasi waktu tunggu (lead time) dari barang, sejak
8. Biaya kehabisan stok atau persediaan (stockout cost) dari barang itu.
obat, maka unit cost pemesanan ini akan lebih besar dibandingkan
pelanggan.
sering, yang termasuk dalam biaya ini antara lain adalah gaji dan
biaya untuk pengadaan dan staf akuntansi, kantor dan biaya lain yang
1. Nilai Persediaan
sangat penting karena baik laporan rugi/ laba maupun neraca tidak
akuntansi.
yaitu :
opinion.
tertentu.
yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang berasal dari
adalah:
penurunan kualitas.
pembelian.
perusahaan itu semakin besar, maka risiko atas bahan baku yang
besar pula.
2. Stagnan
efisien dalam manajemen obat dimana jumlah obat yang tersisa dalam
persediaan lebih banyak dari safety stock pada waktu tertentu atau
dengan kata lain bahwa stok obat yang tidak keluar selama tiga bulan
stagnan jika sisa obat pada akhir bulan lebih dari tiga kali rata-rata
bisnis dan dapat menciptakan aliran kas menjadi negatif, ini harus
(Fadhila, 2013).
3. Stockout
yang dibutuhkan. Stok kosong adalah jumlah akhir obat sama dengan
dan barang yang keluar tersebut harus diisi kembali hingga jumlah
2001).
obat atau barang farmasi yang diperlukan bagi produk pelayanan rumah
1. Organisasi (organization)
resources management)
harus didukung oleh adanya akses informasi obat yang baik yang meliputi
disegala fungsi pengelolaan obat. Apabila sistem pendukung ini tidak ada
yang dalam tiap tahap harus saling beroordinasi dan terkendali dapat
Ratio (TOR) obat yaitu harga pokok penjualan dibagi nilai rata-rata
D. Pengendalian Persediaan
pelayanan.
diperlukan saja (dilihat dari itemnya) dan jumlah unitnya yang cukup tetapi
yang harus dijawab adalah apa yang akan dikendalikan, berapa banyak
1. Analisis ABC
atau memiliki dampak terbesar (80%), karena itu disebut juga 80/20
2004).
jumlah sekitar 20% dari item tapi mempunyai nilai investasi sekitar
jumlah sekitar 30% dari ítem tetapi tetapi mempunyai nilai investasi
persediaan dengan jumlah sekitar 50% dari ítem tapi mempunyai nilai
penjualan.
penjualan.
penjualan.
beberapa kasus obat merupakan obat yang sangat mahal. Hanya ada
jumlah yang jauh lebih besar dan merupakan proporsi penjualan yang
lebih kecil, tidak perlu dan tidak efisien untuk memonitor obat-obat
C.
seterusnya.
(Gaspersz, 2005):
difokuskan.
negosiasi.
2005):
agregat (keseluruhan).
d. Bagi nilai total penggunaan biaya dari semua barang itu dengan
persediaan itu.
sampai terkecil.
dan C.
pengadaanya sedikit atau tidak sama sekali sehingga tidak ada dalam
Harris pada tahun 1914 dan paling banyak digunakan sampai saat ini
relatif tetap;
terbaik dari dua kategori biaya. Dilain pihak, JIT tidak mengakui biaya
sampai nol. Jika biaya penyiapan tidak menjadi signifikan, maka biaya
yang diperlukan oleh konsumen rumah sakit dan tidak berlebihan. Jadi
1992).
57
Q = Maks - Min
Keterangan:
persediaan kembali
persediaan pengaman
= (K x W) + S
satuan waktu
= 2 (K x W)
kedatangan barang.
yang dihitung dari perkalian antara waktu pesanan per periode dan
dalam persediaan.
sebagai berikut:
dan
Keterangan:
PP = Periode pengadaan
CA = Rerata pemakaian
LT = Lead Time
SS = Safety Stock
antara lain :
2006).
demand atau tergantung pada tingkat atau level yang lebih tinggi.
suatu proses produksi atau manufaktur itu dapat berhasil atau tidak.
bahan baku. Barang atau bahan baku ini harus tersedia pada saat
dibutuhkan, oleh karena itu waktu atau masa pemesanan ini harus
tenggang waktu (lead time). Lead time adalah tenggang waktu antara
(Laeiddee, 2010).
Tingkat
Persediaan
-------------------------------------------------------------------------
ROP
Waktu
1987).
Tingkat
Persediaan
ROP -------------------------------------------------------------------------
2004).
66
0,95.
SS = Z x d x L
Keterangan:
SS = Safety stock
d = Rata-rata pemakaian
L = Lead time
adalah:
Dari ketiga faktor diatas, maka ROP dapat dicari dengan rumus
berikut ini:
ROP = (d x L) + SS
Keterangan:
d = Rata-rata pemakaian
L = Lead time
SS = Safety stock
terlalu lama atau tidak diketahui dengan pasti tingkat permintaan dan
E. Rumah Sakit
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi,
yang sangat rumit dimana rumah sakit merupakan suatu organisasi yang
(Supriyanto, 2010).
2010).
71
1. Merupakan industri padat modal dan padat karya (padat sumber daya)
proses pelayanan.
3. Evolusi paradigma rumah sakit, yang semula nirlaba menjadi just profit
atau profit.
5. Pengguna rumah sakit tidak tahu apa yang harus dibeli saat berobat
yang berbeda dari sistema tersebut jika dipersatukan akan lebih besar
F. Kerangka Teori
8. Pengendalian Persediaan
a. Analisis ABC
b. Economic Order Quantity (EOQ)
c. Just In Time (JIT)
d. Minimum Maximum Stock Levels (MMSL)
e. Material Requirement Planning (MRP)
f. Reorder Point (ROP)
Keterangan :
G. Kerangka Konseptual
terjadinya stagnan dan stockout obat yang berakibat kurang baik bagi
tiga pertanyaan dasar, yaitu obat apa yang akan menjadi prioritas untuk
stock.
kembali.
74
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
H. Hipotesis Penelitian
I. Definisi Operasional
Definisi
No. Variabel Definisi Teori Cara Ukur Hasil Pengukuran
Operasional
1. Analisis ABC Pengelompokan Pengelompokan a. Kelompok A merupakan obat dengan a. Kelompok A berdasarkan data
obat berdasarkan obat berdasarkan akumulasi nilai investasi sebanyak pemakaian
nilai investasi data pemakaian, 80% dari total nilai investasi obat b. Kelompok B berdasarkan data
atau nilai rupiah persediaan dan dengan jumlah item obat sekitar 15%. pemakaian
obat. penerimaan obat c. Kelompok C berdasarkan data
selama Januari b. Kelompok B merupakan obat dengan pemakaian
sampai Desember akumulasi nilai investasi sebanyak d. Kelompok A berdasarkan data
tahun 2017 yang 15% dari total nilai investasi obat persediaan awal
dikalikan dengan dengan jumlah item obat sekitar 30%. e. Kelompok B berdasarkan data
rata-rata harga persediaan awal
pokok penjualan c. Kelompok C merupakan obat dengan f. Kelompok C berdasarkan data
atau nilai rupiah persediaan awal
akumulasi nilai investasi sebanyak 5%
sehingga g. Kelompok A berdasarkan data
dari total nilai investasi obat dengan
diperoleh nilai persediaan akhir
jumlah item obat sekitar 55%.
investasi obat di h. Kelompok B berdasarkan data
RS Unhas. persediaan akhir
i. Kelompok C berdasarkan data
persediaan akhir
j. Kelompok A berdasarkan data
77
Definisi
No. Variabel Definisi Teori Cara Ukur Hasil Pengukuran
Operasional
penerimaan
k. Kelompok B berdasarkan data
penerimaan
l. Kelompok C berdasarkan data
penerimaan
2. MMSL Penentuan batas Penentuan batas a. Stok minimum yaitu jumlah rata-rata a. Stok minimum obat (S min)
(Minimum minimum dan minimum dan pemakaian selama lead time b. Stok maksimum obat (S maks)
Maximum maksimum stok maksimum stok dijumlahkan dengan safety stock c. Lead time (LT)
Stock dalam persediaan obat untuk S min = (LT x CA) + SS d. Safety stock (SS)
Level) untuk mengetahui mengetahui jumlah
jumlah yang perlu obat yang dipesan b. Stok maksimum yaitu stok minimum
dipesan untuk untuk mengisi dijumlahkan dengan jumlah
pengisian kembali stok obat pemakaian rata-rata selama periode
persediaan yang telah terpakai pengadaan
kembali. selama Januari S maks = S min + (PP x CA)
sampai Desember
tahun 2017 di RS c. Safety stock yaitu tingkat pelayanan
Unhas. dikali jumlah rata-rata pemakaian
selama lead time
SS = Z x CA x LT
78
Definisi
No. Variabel Definisi Teori Cara Ukur Hasil Pengukuran
Operasional
Keterangan :
CA = Pemakaian selama Januari-
Desember 2017 dibagi 12 bulan
PP = 3 bulan
LT = 2 minggu (0,5 bulan)
Z =1
3. ROP Batas waktu Batas waktu Jika stok kurang dari stok minimum a. Jadwal pemesanan obat
(Reorder pemesanan dilakukan maka rata-rata pemakaian selama lead b. Jumlah pemesanan obat
point) kembali untuk pemesanan adalah time dijumlahkan dengan safety stock.
mengisi ketika stok ROP = (CA x LT) + SS
persedian yang persediaan obat Jika ROP < S min, maka CA x (PP + LT)
telah terpakai setelah pemakaian
dengan melihat selama Januari
stok minimum sampai Desember Keterangan :
persediaan 2017 di RS Unhas CA = Pemakaian selama Januari-
kurang dari jumlah Desember 2017 dibagi 12 bulan
stok minimum LT = 2 minggu (0,5 bulan)
yang telah SS = Pemakaian rata-rata selama 0,5
ditentukan. bulan
Jumlah pesanan PP = 3 bulan
adalah jumlah
79
Definisi
No. Variabel Definisi Teori Cara Ukur Hasil Pengukuran
Operasional
rata-rata
pemakaian selama
periode
pengadaan
ditambah dengan
jumlah rata-rata
pemakaian selama
lead time dikurang
dengan stok
setelah
pemakaian.
4. Nilai Besarnya nilai Besarnya nilai Jumlah stok obat yang ada dalam a. Efisien jika nilai persediaan obat
Persediaan investasi yang investasi obat persediaan dikalikan dengan rata-rata setelah dilakukan simulasi
ada dalam yang ada dalam harga pokok penjualan pengendalian persediaan lebih
persediaan persediaan dikali kecil dibandingkan dengan nilai
dengan harga rata- persediaan sebelum simulasi
rata obat pada pengendalian
tanggal 31 b. Efektif jika jumlah item
Desember 2017 di persediaan obat setelah
RS Unhas dilakukan pengendalian
persediaan lebih besar
dibandingkan dengan jumlah
80
Definisi
No. Variabel Definisi Teori Cara Ukur Hasil Pengukuran
Operasional
item obat sebelum simulasi
pengendalian
5. Nilai Jumlah stok lebih Jika stok obat lebih Jika stok obat lebih dari jumlah rata-rata a. Efisien jika nilai stagnan obat
Stagnan dari tiga kali rata- dari tiga kali rata- pemakaian selama tiga bulan maka stok setelah dilakukan simulasi
rata pemakaian rata pemakaian obat dikurang dengan jumlah rata-rata pengendalian persediaan lebih
obat per bulan pemakaian selama tiga bulan dikali kecil dibandingkan dengan nilai
selama Januari dengan rata-rata harga pokok penjualan persediaan sebelum simulasi
sampai Desember pengendalian
tahun 2017 di RS b. Efektif jika jumlah item stagnan
Unhas obat setelah dilakukan
pengendalian persediaan lebih
kecil dibandingkan dengan
jumlah item obat sebelum
simulasi pengendalian
6. Nilai Stok obat kosong Jika stok obat Jika stok obat kurang dari jumlah a. Efisien jika nilai stockout obat
Stockout pada saat kurang dari jumlah pemakaian maka jumlah pemakaian setelah dilakukan simulasi
dilakukan pemakaian obat kurang stok dikali dengan rata-rata pengendalian persediaan lebih
permintaan selama Januari harga pokok penjualan obat selama kecil dibandingkan dengan nilai
sampai Desember Januari sampai Desember tahun 2017 persediaan sebelum simulasi
tahun 2017 di RS di RS Unhas pengendalian
b. Efektif jika jumlah item stockout
81
Definisi
No. Variabel Definisi Teori Cara Ukur Hasil Pengukuran
Operasional
Unhas obat setelah dilakukan
pengendalian persediaan lebih
kecil dibandingkan dengan
jumlah item obat sebelum
simulasi pengendalian
82
J. Matriks Penelitian
Penulis /
Judul Tujuan Hasil
Tahun
Jutamas Drug inventory Menganalisa proses Pengendalian persediaan
Theptong / control pengendaliaan menunjukkan bahwa barang
2010 Case: Thai persediaan saat ini harus diklasifikasikan dan
International dan untuk diprioritaskan. Analisis ABC dan
Hospital mengetahui VEN telah terbukti menjadi
Mahasarakham kemungkinan metode yang efisien dan efektif
perbaikan. untuk mengklasifikasikan obat.
Sembilan kelompok obat yang
dihasilkan dari pengelompokan
ABC dan VEN memerlukan
metode inventarisasi dan jenis
pengelolaan yang berbeda. Oleh
karena itu pemanfaatan metode
persediaan harus diputuskan
berdasarkan kesesuaiannya.
Slava Min/Max Menyajikan Min/Max MPA mampu menyelesaikan
Shekh / inventory Planning Alogaritma masalah yang terjadi dan
2015 planning for (MPA) yang dapat menjaga tingkat minimum stok
military logistic melakukan supply yang diharapkan berada pada
chain planning level yang ditetapkan. Perbaikan
(SCP) otomatis siknifikan diperoleh melalui
dengan alogaritma komputerisasi yang
menggunakan efisien dan mampu memecahkan
Metode Min/Max. masalah SCP besar dalam waktu
yang singkat.
Ali Perencanaan Mengetahui Perencanaan antibiotik
Maimum / obat antibiotik perbedaan nilai berdasarkan kombinasi metode
2008 berdasarkan persediaan dan konsumsi dengan analisis ABC
kombinasi TOR antibiotik dan ROP terbukti dapat
Metode setelah penerapan menurunkan nilai persediaan dan
Konsumsi perencanaan obat meningkatkan TOR serta
dengan Analisis antibiotik didapatkan efisiensi sebesar
ACB dan berdasarkan 30.14%.
Reorder Poin kombinasi metode
83
Penulis /
Judul Tujuan Hasil
Tahun
terhadap nilai konsumsi dengan
persediaan dan analisis ABC dan
turn over ratio di ROP dibandingkan
Instalasi farmasi dengan
RS Darul perencanaan
Istiqomah selama ini
Kaliwungu dilakukan.
Kendal
Renny Tri Perbandingan Memilih metode Perlu dilakukan metode
Wahyuni / metode perencanaan perencanaan dengan
2005 perencanaan persediaan yang menggunakan Metode MMSL 10
dengan baik pada Metode hari disertai dengan justifikasi di
menggunakan MMSL dan EOQ Rumah Sakit Islam Darul Syifa
Minimum- melalui riset agar dapat memberikan efisiensi
Maximum Stock operasional secara dan efektifitas jauh lebih baik.
Level (MMSL) simulasi.
dan Econommic
Order Quantity
(EOQ)
Ayu Pengendalian Melakukan Diperoleh bahwa belum ada
Kumalasari persediaan obat perencanaan metode perencanaan yang
/ 2016 generik dengan dengan digunakan dan klasifikasi obat
Metode MMSL menggunakan generik berdasarkan analisis
(Minimum- metode least square tingkat pemakaian diperoleh hasil
Maximum Stock dan pengendalian 28 jenis obat dengan kategori fast
Level) dan EOQ persediaan dengan moving. Pengendalian
(Economic menggunakan persediaan dengan metode
Order Quantity) Metode MMSL dan MMSL dan EOQ, diperoleh
(Studi di Unit EOQ sehingga metode yang efektif untuk
Farmasi Rumah dapat memberikan diterapkan di RS Islam Surabaya
Sakit Islam saran metode yang adalah metode MMSL
Surabaya) efektif dan efisien
untuk diterapkan di
RS Islam Surabaya.
84
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang
kontrol (kelas kontrol) dan tidak dipilih secara random. Dikatakan pre
penelitian ini digunakan bentuk one group pretest posttest design. Dalam
desain ini terdapat satu kelompok yang diberi perlakuan dengan observasi
pretest (O1) dan setelah eksperiman yang disebut posttest (O2). Dengan
O1 X O2
Nilai Pretest Treatment Nilai Posttest
Keterangan:
Microsoft Excel.
Microsoft Excel.
Microsoft Excel.
Microsoft Excel.
1. Populasi
2. Sampel
sebagai sampel .
kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah obat yang tidak dilayani
diperoleh. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari SIM
obat yang terdiri dari data persediaan obat, pemakaian obat dan
F. Alur Penelitian
Mulai
Melakukan perhitungan nilai persediaan akhir, stagnan dan stockout dengan aplikasi Microsof
Excel
Melakukan penentuan stok minimum dan maksimum obat dengan rumus Minimum Maximum
Stock Level masing-masing obat
Melakukan simulasi penentuan jumlah pesanan obat yang harus diterima dengan rumus ROP
pada masing-masing obat menggunakan data pemakaian riil
Melakukan pengelompokan obat dengan Analisis ABC berdasarkan data persediaan akhir dan
penerimaan obat setelah simulasi
Melakukan perhitungan nilai persediaan akhir, stagnan dan stockout setelah simulasi
Kesimpulan
G. Instrumen Penelitian
aplikasi Microsoft Excel yang berupa master tabel daftar obat, harga obat,
stok dan jumlah pemakaian obat selama Januari sampai Desember 2017.
maksimum persediaan obat serta jumlah dan waktu pesan obat dengan
1. Pengolahan Data
penelitian.
92
2. Analisis Data
Data yang diinput pada master tabel SPSS di uji dengan uji
ini merupakan uji yang digunakan untuk satu sampel data. Hasil dari
diperoleh lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai p yaitu 0,05.
I. Etika Penelitian
BAB IV
1. Sejarah
Sakit Stella Maris, Rumah Sakit Pelamonia, Rumah Sakit Jiwa Dadi dan
mengelola RS Pendidikan.
2. Visi
bertaraf internasional”.
3. Misi
profesional kedokteran.
sistem yang baru yang memberikan nilai yang berarti atau secara
signifikan.
yang meliputi fisik, mental dan spiritual pasien. Maksud dari fungsi
kesehatan.
maupun internasional.
97
4. Motto
semua pihak yang bekerja dalam lingkup rumah sakit dituntut untuk
5. Nilai Dasar
Compassion”.
a. Togetherness
b. Trustfullness
c. Compassion
a. Cepat Tanggap
b. Cerdas Berinovasi
98
c. Cermat Menilai
d. Ceria Melayani
e. Cekatan Bertindak
f. Canggih Teknologi
7. Tujuan
Rektor Unhas
SPI
Komite Medik Direktur Pendidikan, Pelatihan Direktur Pelayanan Medik & Direktur Pelayanan Penunjang, Direktur Keuangan, SDM &
SPM
& Penelitian Keperawatan Sarana Medik & Kerjasama Administrasi Umum
Komite Etik & Hukum
Bid.
Bid. Bid. Bid. Bid. Bid. Bid. Bid. SDM &
Komite Keperawatan Pelayanan
Pendidikan & Penelitian & Pelayanan Pelayanan Pemasaran & Bid. Kuangan Perencanaan Administrasi
Penunjang &
Pelatihan Inovasi Medik Keperawatan Kerjasama & Evaluasi Umum
Komite Farmasi & Terapi Sarana Medik
Rasional
Sie.
Sie. Sie. Sie. Pelayanan Sie. Sie. Sie. Sistem
Sie.
Penelitian & Pelayanan Pelayanan Penunjang & Pemasaran Manajemen Informasi & Sie. SDM
Pendidikan
Inovasi Medik Keperawatan Sarana & Humas Keuangan Manajemen
Medik
Sie. Tata
Sie.
Sie. Usaha,
Sie. Akuntansi &
Pelatihan & Rumah
Kerjasama Pelaporan
PKRS Tangga &
Keuangan
Aset
KSM
KSM
KSM
KSM
KSM PusatLayanan
Layanan Pusat Layanan
Pusat
Pusat
Pusat Layanan
Layanan Instalasi Instalasi
Instalasi Casemix
Research Center Unggulan Instalasi
Instalasi
Instalasi Instalasi Pengadaan
Unggulan
Unggulan
Unggulan
bagi penderita rawat tinggal dan rawat jalan, pengendalian mutu, dan
No.56 Tahun 2014 tenaga kefarmasian untuk rumah sakit kelas B terdiri
dari :
sakit;
klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis
rumah sakit.
B. Hasil Penelitian
1. Analisis ABC
tiga kelompok yaitu golongan A jika obat tersebut mempunyai nilai lebih
dari 80%, kelompok B jika obat tersebut mempunyai nilai sekitar 15%
Jumlah Presentase
Pemakaian Obat Nilai Pemakaian
Item Item
Ada pemakaian 852 86,76% Rp 10.296.273.409
Tidak ada pemakaian 130 13,24% -
Total 982 100,00% Rp 10.296.273.409
Sumber : Data Primer 2018
852 item obat yang terpakai atau sebesar 86,76% dengan nilai
sebanyak 130 item obat atau 13,24% tidak terpakai. Dari hasil
Jumlah Persen
Kelompok Persen Item Nilai Pemakaian
Item Pemakaian
A 82 9,62% Rp 8.237.027.760 80,00%
B 136 15,96% Rp 1.541.630.333 14,97%
C 634 74,41% Rp 517.616.316 5,03%
Total 852 100,00% Rp 10.296.273.409 100,00%
Sumber : Data Primer 2018
9,62% item obat, dengan melihat nilai pemakaian yang cukup besar
terjadi stockout.
tabel berikut :
106
sebanyak 579 item obat atau sebanyak 58,96% dari total item obat
dari 80% nilai persediaan terdiri dari 62 atau 10,71% item obat yang
Instalasi Farmasi RS Unhas, hal ini dapat dilihat pada Tabel 10.
Sebelum Setelah
Persediaan
Obat Jumlah Presentase Nilai Persediaan Jumlah Presentase Nilai Persediaan
Item Item Akhir Item Item Akhir
Ada stok 516 52,55% Rp 4.835.087.839 940 95,72% Rp 2.450.410.122
Tidak ada stok 466 47,45% - 42 4,28% -
Total 982 100,00% Rp 4.835.087.839 982 100,00% Rp 2.450.410.122
Sumber : Data Primer 2018
Tabel 11 Pengelompokan Obat dengan Analisis ABC Berdasarkan Data Persediaan Akhir Tanggal 31 Desember
2017 di RS Universitas Hasanuddin
Sebelum Setelah
Kelompok
Jumlah Persen Nilai Persediaan Persen Jumlah Persen Nilai Persediaan Persen
Item Item Akhir Persediaan Item Item Akhir Persediaan
A 78 15,12% Rp 3.845.785.715 79,54% 98 10,43% Rp 1.959.720.903 79,98%
B 108 20,93% Rp 729.294.865 15,08% 177 18,83% Rp 367.579.479 15,00%
C 330 63,95% Rp 260.007.259 5,38% 665 70,74% Rp 123.109.740 5,02%
Total 522 100,00% Rp 4.835.087.839 100,00% 940 100,00% Rp 2.450.410.122 100,00%
Sumber : Data Primer 2018
109
menjadi 940 atau 95,72% dari seluruh item obat yang dikelola di
2.450.410.122.
ROP dimana metode ini menetapkan obat apa, berapa dan kapan
analisis ABC.
111
Sebelum Setelah
Persediaan
Obat Jumlah Presentase Jumlah Presentase
Nilai Penerimaan Nilai Penerimaan
Item Item Item Item
Ada stok 522 53,16% Rp 9.165.205.815 738 75,15% Rp 8.699.971.428
Tidak ada stok 460 46,86% - 244 24,85% -
Total 982 100,00% Rp 9.165.205.815 982 100,00% Rp 8.699.971.428
Sumber : Data Primer 2018
Tabel 13 Pengelompokan Obat dengan Analisis ABC Berdasarkan Data Penerimaan Obat di RS Universitas
Hasanuddin Tahun 2017
Sebelum Setelah
Kelompok
Jumlah Persen Persen Jumlah Persen Persen
Nilai Penerimaan Nilai Penerimaan
Item Item Penerimaan Item Item Penerimaan
A 80 15,33% Rp 7.323.550.753 79,91% 78 10,57% Rp 6.944.976.840 79,83%
B 110 21,07% Rp 1.381.177.630 15,07% 131 17,75% Rp 1.317.293.882 15,14%
C 332 63,60% Rp 460.477.432 5,02% 529 71,68% Rp 437.700.706 5,03%
Total 522 100,00% Rp 9.165.205.815 100,00% 738 100,00% Rp 8.699.971.428 100,00%
Sumber : Data Primer 2018
112
yang baik diharapkan laporan yang dihasilkan dapat baik pula bagi
ABC, MMSL dan ROP terjadi perbedaan yang sigifikan, diperoleh nilai p
0,000 lebih kecil dari 0,05. Perbedaan yang terjadi berupa peningkatan
2.450.410.122.
114
logistik farmasi istilah stagnan merupakan kategori sisa obat lebih dari
Nilai stockout adalah biaya yang terjadi bila persediaan yang ada
pemakaian.
diperoleh nilai p 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 hal ini menunjukkan
ABC, MMSL dan ROP. Dimana dari Tabel 17 terlihat bahwa tidak
C. Pembahasan
stagnan dan kejadian stockout obat pun belum dapat dihindari. Nilai
yang efektif dan efisien dilakukan agar dapat menjawab tiga pertanyaan
persediaan yang diharuskan, dan kapan serta berapa jumlah yang hendak
perencanaan dilakukan pada obat yang bersifat vital dan esensial dan
analisis ABC, MMSL dan ROP terhadap persediaan obat yang dikelola
variable nilai persediaan, stagnan dan stockout obat sebelum dan setelah
dilakukan penelitian.
metode analisis ABC, MMSL dan ROP dapat menurunkan nilai persediaan
dan stagnan serta dapat menghindari terjadinya stockout obat. Selain itu
spesifik, harga yang variatif dan jumlah item yang sangat banyak.
persediaan ini dibutuhkan banyak tenaga dan biaya. Jenis item obat
setiap obat memiliki harga dan jumlah pemakaian yang berbeda tiap
itemnya, tentu saja hal ini akan mempengaruhi jumlah investasi rumah
terhadap setiap item obat terutama pada obat dengan nilai pemakaian
intensitas yang sama dengan barang yang sangat mahal (Heizer &
persediaan total.
Desember 2017. Dari 2.369 item obat yang diperoleh dari data master
barang obat pada sistem informasi hanya sebanyak 982 item obat
data master obat yang mana saja yang masih aktif atau yang perlu
dikelola dan master obat yang mana saja yang perlu dinonaktifkan
Adapun distribusi hasil analisis ABC dari 982 item obat sebagai
berikut :
Unhas baik secara tunai maupun non tunai. Dari 982 item obat
yang dikelola pada tahun 2017 hanya sebanyak 852 item obat yang
seluruh total pemakaian obat hanya berasal dari 82 item obat atau
tingkat permintaan yang tinggi atau dengan kata lain obat tersebut
RS Unhas.
dari total anggaran pemakaian obat yang terdiri dari 136 item obat
sebanyak 634 item obat atau 74,41% dari total item obat yang
dan merupakan proporsi penjualan yang lebih kecil, tidak perlu dan
ítem tersebut.
58,96% dari total 982 item obat yang dikelola selama tahun 2017
item obat yang sedikit memiliki nilai investasi yang sangat tinggi,
tinggi dan juga terdiri dari obat dengan harga murah atau sedang
namun dengan jumlah per item yang banyak. Oleh karena itu harus
hasil yang diperoleh Kelompok C berasal dari 72,02% item obat jika
obat yang memiliki jenis yang sama atau tidak diperlukan lagi perlu
obat.
125
ditingkatkan.
persediaan.
obat saat dibutuhkan atau tidak terjadi stockout namun tetap dapat
berjalan.
ribuan jenis obat yang harus diteliti serta diawasi sehingga untuk
memiliki jumlah jenis barang yang sedikit, namun memiliki nilai yang
a. A (Always)
1997).
b. B (Better)
132
c. C (Control)
1997).
pemakaian yang tinggi memiliki jumlah item obat yang sedikit dapat
juga ditemukan bahwa item obat yang tersedia lebih efektif karena
sebesar 30,14%.
2016).
manajemen yang baik pula, namun hal tersebut tidak terlepas dari
yang menajdi input itu terdiri dari SDM, anggaran, sarana dan
mendapatkan bahan obat dengan waktu cepat . apabila jika stok obat
obat yang efektif dan efisien. Salah satu tujuan manajemen logistik
jumlah item obat sebanyak 444 jenis obat sehingga ditemukan bahwa
dengan jumlah item obat 16 jenis obat hal ini menunjukan. Hal
p sebesar 0,000.
dilakukan secara rutin dan kurang teliti. Hal ini dibuktikan dengan
RS. Unhas bisa menjadi cukup besar. Sedangkan total kerugian akibat
metode ROP agar dapat mengurangi jumlah item obat yang stagnan.
Athiyah, 2015)
Jawa Timur.
pengawasan.
2015).
efektif dan efisien terbukti dengan diperolehnya hasil akhir dari nilai
tersedianya bahan baku dan penetapan harga obat yang kurang tepat.
penetapan harga obat yang tidak sesuai. Besarnya harga satu item
dan maksimum agar jumlah stok cukup dan juga tidak berlebihan, oleh
Tujuan dari pengelolaan obat ini adalah untuk mendapatkan jenis dan
mencegah stockout.
kelebihan persediaan.
penting dan harus selalu tersedia dirumah sakit, maka setiap rumah
146
karena lead time yang tidak sesuai perkiraan, peramalan yang tidak
yang berlaku untuk seluruh item obat (Budiman, A., & Prawira, 2016).
obat di RS Unhas dilakukan setiap hari senin dan rabu ketika jumlah
metode Reorder Point untuk fixed Order Quantity Aproach Under the
Dengan :
148
D. Keterbatasan Penelitian
(jumlah per kemasan obat) karena data satuan beli tidak terdapat di
jumlah obat yang dipesan sama dengan jumlah obat yang diterima
pertimbangan manajerial.
150
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dimana terdapat selisih jumlah item obat stockout sebesar 652 atau
RS Unhas.
B. Saran
informasi secara berkala yaitu obat yang tidak digunakan lagi agar
bagi manajemen.
152
memperoleh jumlah.
DAFTAR PUSTAKA
Press.
Setyowati, J.D. Purnomo, W. (2004) ‘Analisis Kebutuhan Obat Dengan
Metode Konsumsi Dalam Rangka Memenuhi Kebutuhan Obat di
Kota Kediri’, Jurnal Administrasi Kesehatan . V(02).188-195.
Shofari, B. W. R. . (2007) ‘Teknik Pengambilan Keputusan Kuantitatif’,
MIKM Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
Semarang.
Siagian, P. (1987) Penelitian Operasional: Teori dan Praktek. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Suciati,S.,B.Adisasmito, B. W. (2006) ‘Analisis Perencanaan Obat
Berdasaarkan ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi’, Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan. V(09) : 19.
Sugiyono (2012) Metode Penelitian Kuantitafit Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sulastri (2002) Pengendalian Persediaan Obat Antibiotik dengan Metode
Analisis Pemakaian, Baffer Stock dan Reorder Point di Unit
Gudang Farmasi RS Haji Jakarta Tahun 2011. Depok, Universitas
Indonesia.
Sulistyaningsih, L., & Suryawati, S. (1999) ‘Evaluasi Manajemen Obat di
RSUD Wangaya Kotamadya Dati II Denpasar’, Jurnal Manajemen
Pelayanan Kesehatan,02(No.01).
Suprianto. Ernawati (2010) Pemasaran Industri Jasa Kesehatan.
Yogyakarta: Andi.
Suryantini, & C. (2016) ‘Evaluasi Perencanaan dan Pengadaan Obat
Antibiotik dengan Menggunakan Analisis ABC terhaap Nilai
Persediaan di Instalasi Farmasi RSUP Prof Dr. R. D Kandou
Manado’, Jurnal Ilmiah Farmasi-Unsrat, Vol 5.
Susanto, Agnes, Erna Kristin, dan A. (2017) ‘Identifikasi Faktor yang
Mempengaruhi Total Biaya Inventori Obat-obatan Golongan A di
Rumah Sakit Swasta Tipe B di Jakarta Tahun 2015’, Jurnal
Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit. Vol.6, No.1: 1-8.
157
LAMPIRAN
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Profil RS Universitas Hasanuddin
2 Standar Operasional Prosedur kegiatan gudang
farmasi RS Universitas Hasanuddin
3 Jadwal dan jenis Pembelian obat ke apotek luar (cito)
4 Pembelian obat selama tahun 2017
5 Pengeluaran/ pengiriman obat ke apotek RS Unhas
6 Bukti surat pemesanan obat tahun 2017
7 Stock opname obat