Anda di halaman 1dari 3

I.

Asal-Usul Terbentuknya Kerajaan

Bangsa Turki berhasil mendirikan kerajaan yaitu Turki Saljuk dan Turki Usmani. Turki
Usmani didirikan oleh bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami daerah Mongol dan
daerah Utara Cina, yang kemudian pindah ke Turki, Persia, dan Irak. Entogrol yang merupakan
pimpinan Turki Usmani berhasil membantu Sultan Saljuk dalam menghadapi Bizantium. Atas
jasa ini, Entogrol mendapat penghargaan dari Sultan berupa sebidang tanah di Asia kecil. Selain
itu, Entogrol juga diberikan wewenang untuk memperluas wilayahnya.

Setelah Entogrol meninggal, kedudukannya digantikan oleh Usman. Setelah itu Saljuk
mendapat serangan dari Mongol, sehingga terpecah menjadi dinasti-dinasti kecil. Pada saat itu
Usman mengklaim kemerdekaan secara penuh wilayah yang didudukinya, sekaligus mem
proklamasikan berdirinya Turki Usmani, yang berarti Usman merupakan pendiri kerajaan Turki
Usmani.

II. Kerajaan Usmani dan Ekspansinya

Usman disebut juga Usman I. Ia memerintah pada tahun 1290 M-1326 M. Sebagai Sultan
I, ia lebih banyak mencurahkan perhatiannya kepada usaha untuk memantapkan kekuasaannya
dan melindunginya dari segala macam serangan. Ekspansinya dimulai dengan menyerang daerah
perbatasan Bizantium dan menaklukan kota Broessa tahun 1317 M dan menjadikannya sebagai
ibu kota kerajaan.

Setelah itu, kepemimpinan dilanjutkan oleh Orkhan pada tahun 1326 M-1360 M. Ia
membentuk pasukan tangguh yaitu Inkisyariyah (Jannisary) untuk membentengi kekuasaannya.
Kebijakan ini dikembangkan lagi oleh Murad I dengan membentuk sejumlah korps Jannisary.
Lalu, dilakukan perombakan personil-personilnya dengan cara mendidik dan melatihnya dengan
pembekalan semangat perjuangan Islam sehingga Jannisary berhasil mengubah Kerajaan Usman
menjadi mesin perang paling kuat. Pada masa Orkhan dimulai usaha perluasan wilayah dan
berhasil menaklukan Azmir (1327 M), Thawasyanly (1330 M), Iskandar (1338 M), Ankara (1354
M), dan Gallipoli (1356 M).

Setelah Murad I, kepemimpinan dilanjutkan oleh Bayazid I. Pada tahun 1391 M,


pasukannya merebut benteng Philladerpia dan Gramania. Namun, Bayazid I tewas dalam
pertempuran melawan Timur Lenk dan hampir seluruh wilayah Usmani jatuh ke tangan Timur
Lenk. Kerajaan Usmani bangkit kembali pada masa Murad II (Al-Fatih). Dia berhasil
menaklukan kota Konstatinopel pada tahun 1453 dan menjadikan kota tersebut menjadi ibu kota
kerajaan dan namanya diubah menjadi Istanbul.

Setelah Al-Fatih, pemerintahan dilanjutkan oleh Bayazid II. la lebih mementingkan


kehidupan Tasawuf daripada berperang sehingga di bidang pemerintahan cenderung berdamai
dengan musuh mengakibatkan ia tidak ditaati oleh rakyatnya. Oleh karena itu, ia mengundurkan
diri dan diganti oleh Salim I pada tahun 1512 M. Pada masa Salim I, para sultan Usmani
menyandang gelar sultan dan gelar khalifah. Selain itu, ia menjadi penguasa dan pelindung kota
Mekah dan Madinah.

Puncak kerajaan Usmani dicapai pada masa Sulaeman I. Ia digelari Al-Qanuni, karena ia
berhasil membuat undang-undang yang mengatur masyarakat. Pada masa nya wilayah nya
meliputi dataran Eropa, Austria, Mesir, dan Afrika Utara hingga ke Aljazair dan Saja hingga
Persia, serta lautan Hindia, LautAravua, Laut Merah, Laut Tengah, dan Laut Hitam.

Periode-periode kesultanan turki Usmani dibagi menjadi 5 periode. Periode I pada


tahun1290-1402 M, periode II pada tahun 1402-1566 M, periode III pada tahun 1566-1699 M,
periode IV pada tahun 1699-1839 M, dan periode V pada tahun 1839-1922 M.

III. Kemajuan-Kemajuan Turki Usmani

1. Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan

Keberanian, keterampilan, ketangguhan, dan kekuatan militernya sanggup bertempur


dimana saja dan kapan saja. Selain itu, jaringan pemerintahannya teratur. Dalam struktur
pemerintahan, Sultan sebagai penguasa tertinggi dibantu oleh Shadr al-Azham(perdana Menteri)
yang membawahi para pasya (gubernur). Dibawah gubernur terdapat jabatan al-Awaliyah
(bupati). Untuk mengatur pemerintahan, dibentuk undang-undang pada masa Sulaeman I, yang
disebut Mutaqa al-Abhur.

2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya

Mereka mengembangkan seni arsitektur berupa masjid Al-Muhammadi, masjid Agung


Sulaeman dan masjid al-Ansari. Masjid Al-Ansari merupakan sebuah masjid yang semula adalah
gereja Shopia. .

Adapun aspek-aspek intelektual yang dicapai, yaitu :

a. Terdapat dua buah surat kabar yang muncul yaitu berita harian terkini Feka (1831 M), jurnal
Tasfiri efkyar (1862 M) dan Terjukanj ahfal (1869 M).

b. Terjadi transformasi pendidikan, dengan mendirikan sekolah dasar dan menengah (1881 M)
dan perguruan tinggi (1869 M) juga mendirikan fakultas kedokteran dan fakultas hukum.

3. Bidang keagamaan

Pada masanya, ada dua aliran tarekat yang paling besar yaitu Al-Bektasu dan Al-
Maulawi. Tarekat Bektasi sangat berpengaruh terhadap kalangan tentara. Sementara tarekat
Maulawi berpengaruh besar dalam mengimbangi Jannisary Bektasi. Kebanyakan penguasa
Usmanj cenderung bersikap taklid dan fanatik terhadap suatu mazhab dan menentang mazhab-
mazhab lainnya.
IV. Kemunduran Dan Kehancuran Turki Usmani

Adapun faktor-faktor keruntuhan Kerajaan Turki Usmani dapat dikategorikan menjadi dua
bagian :

a. Secara internal, yaitu luasnya wilayah kekuasaan dan buruknya sistem pemerintahan yang
ditangani oleh orang-orang berikutnya yang tidak cakap, hilangnya keadilan, merajalela nya
korupsi, dan meningkatnya kriminalitas, heterogenitas penduduk dan agama, kehidupan istimewa
dan bermegahan, serta merosotnya perekonomian negara.

b. Secara eksternal, yaitu timbulnya gerakan nasionalisme sehingga bangsa-bangsa yang tunduk
pada kerajaan Turki berkuasa, terjadinya kemajuan teknologi di barat, khususnya dalam bidang
persenjataan. Sedangkan Turk mengalami stagnasi ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai