PENDAHULUAN
Karies gigi merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai di rongga mulut
(Riwandy, 2014). Di Indonesia, penyakit infeksi gigi dan mulut masih banyak terjadi,
termasuk karies gigi. Berdasarkan data statistik hasil Riset Kesehatan Dasar Republik
Indonesia pada tahun 2018, proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 57,6% dan
penderita yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar 10,2%, adapun
proporsi perilaku menyikat gigi dengan benar sebesar 2,8%. Hal ini dikarenakan
kurangnya kepedulian dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan melakukan
pembersihan gigi secara rutin, sehingga sisa makanan yang telah dikonsumsi akan
membentuk plak pada gigi (Riwandy, 2014). Rongga mulut merupakan tempat
berkembang biaknya berbagai bakteri yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacillus
acidophilus (Rachmi, 2018). Sifat dari bakteri Streptococcus mutans yaitu mampu
melekat dan berkolonisasi pada permukaan gigi dan menyebabkan terjadinya
demineralisasi jaringan keras gigi yang merupakan proses awal terjadinya karies gigi
(Maharani, 2013). Telah banyak penelitian yang membuktikan adanya korelasi positif
antara jumlah bakteri Streptococcus mutans pada plak gigi dengan prevalensi karies
gigi (Riwandy, 2014). Perkembangan karies gigi tersebut dapat dicegah dengan
penggunaan obat kumur yang bersifat antibakteri (Primalia, 2009).