Kelarutan
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain adalah :
pH
temperatur
jenis pelarut
bentuk dan ukuran partikel zat
konstanta dielektrik pelarut
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali
dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling. Larutan steril yang digunakan
sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada injections. Wadah harus
dapat dikosongkan dengan cepat (Dirjen POM, 1979).
a. Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral,
mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau
pewarna yang larut dalam air (Dirjen POM, 1995).
c. Larutan otik adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain
dan bahan pendispersi (Dirjen POM, 1995).
d. Spirit adalah larutan yang mengandung etanol atau hidri alcohol dari zat mudah
menguap, umumnya di gunakan sebagai bahan pengaroma (Dirjen POM, 1995).
e. Tingtur adalah larutan mengandung etanol atau hidroalkohol yang di buat dari
bahan tumbuhan atau senyawa kimia (Dirjen POM, 1995).
f. Air aromatik adalah larutan jernih dan jenuh dalam aie, dari minyak mudah
menguap atau senyawa aromatic, atau bahan mudah menguap lainnya airaromatik di
buat dengan cara distilasi dan di simpan dalam wadah yang terlindung dari cahaya
dan panas berlebih (Dirjen POM, 1995).
Sukrosa adalah gula yang paling sering digunakan dalam sirup-sirup, walaupun
dalam keadaan khusus dapat diganti seluruhnya atau sebagian dengan gula-gula
lainnya seperti dektrose atau bukan gula seperti sorbitol, gliserin dan propilenglikol
(Ansel, 1998).
b. Pengawet Antimikroba
c. Pemberi rasa
Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan-
bahan yang berasal dari alam seperti minyak-minyak menguap (contoh: minyak
jeruk), vanili, dan lain-lain. Untuk membuat sirup yang sedap rasanya karena sirup
adalah sediaan air, pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air yang
cukup. (Ansel, 1998).
d. Pemberi warna
Untuk menambah daya tarik sirup, umumnya digunakan zat pewarna yang
berhubungan dengan pemberi rasa yang digunakan (misalnya hijau untuk rasa
permen, cokelat untuk rasa cokelat dan sebagainya). Pewarna yang digunakan
umumnya larut dalam air, tidak bereaksi dengan komponen lain dari air,tidak bereaksi
dengan komponan lain dari sirup,dan warna stabil pada kisaran pH dan dibawah
cahaya yang intensif sirup tersebut mungkin menjadi encounter selama masa
penyimpanan (Ansel, 1998).
e. Zat Pemanis
Zat pemanis umumnya merupakan suatu bagian besar dari isi zat padat dalam bentuk-
bentuk sediaan yang membutuhkannya. Sukrosa mempunyai sejarah penggunaan
yang panjang, sukrosa larut dalam media air (larutan mengandung kira-kira 85%
sukrosa dapat dibuat). (Lachman, 1994).
f. Kontrol Viskositas
g. Pemberi Rasa
Pemberi rasa dapat dibagi menjadi 2 kategori, besar pemelihan dan evaluasi
banyak sekali ditulis tentang fase pemberi rasa farmasi tetapi pemelihara merupakan
aktivitas empiris secara total, keempat sensasi rasa dasar adalah asin, pahit, manis dan
asam, beberapa generalisasi sehubungan dengan pemilihan pemberi rasa untuk
menutupi tipe-tipe spesifik dan rasa (Lachman, 1994).
1. Keuntungan
a. Lebih mudah ditelan dibanding bentuk padat sehingga dapat digunakan untuk
bayi, anak-anak dan usia lanjut.
b. Segera diabsorbsi karena sudah berada dalam bentuk larutan (tidak mengalami
proses diintegrasi dan pelarutan).
d. Mengurangi resiko kejadian iritasi pada lambung oleh zat-zat iritan (contohnya
aspirin, KCl) karena larutan akan segera diencerkan oleh isi lambung (Yohana, 2009).
2. Kerugian
e. Rasa obat yang kurang menyenangkan akan lebih terasa jika diberikan dalam
larutan dibandingkan dalam bentuk padat. Walaupun demikian, larutan dapat diberi
pemanis dan perasa agar penggunaannya lebih nyaman (Yohana, 2009).
Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. Teori dan Praktek Farmasi Industri.
Edisi Ketiga. Vol III. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: UI Press; 1994.