Rekonsiliasi Pajak
Rekonsiliasi Pajak
REKONSILIASI FISKAL
Soal :
Laporan Rugi-Laba PT Poki-Poki untuk periode tahun 2008 sebagai berikut :
( dalam rupiah )
Pejualan : 7.800.000.000
HPP: (4.210.000.000)
Perpajakan Page 1
Penghasilan Bruto Usaha : 3.590.000.000
Biaya Operasional
Beban Pemasaran :
1.620.000.000
1.100.000.000
Jumlah 209.700.000
Perpajakan Page 2
a. Beban bunga 50.000.000
Jumlah ( 75.000.000 )
Keterangan Tambahan :
Bantuan untuk Panitia HUT RI Rp. 5.000.000 dan beban entertainment ( tanpa
daftar nominal ) Rp. 10.000.000.
3. Dalam beban gaji dan kesejahteraan pegawai kantor terdapat beban- beban
sebagai berikut :
Perpajakan Page 3
b. Beban makan kantor Rp. 60.000.000,-
4. PPh Pasal 25 yang telah dibayar untuk tahun 2008 adalah Rp. 120.000.000,-
Pertanyaan :
Perpajakan Page 4
yang jelas tentang jenis laporan yang harus disampaikan, apakah Laporan
Keuangan Fiskal atau Komersial dan apakah laporan yang telah diaudit atau belum
diaudit. Untuk menghindari keragu- raguan berikut ini dikutip Pasal 4 Undang
Undang No. 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang
Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan :
Pasal 4
(3) Dalam hal Wajib Pajak menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa
khusus untuk mengisi dan menandatangani Surat Pemberitahuan, surat
kuasa khusus tersebut harus dilampirkan pada Surat Pemberitahuan.
(4) Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak yang wajib
menyelenggarakan pembukuan harus dilampiri dengan laporan keuangan
berupa neraca dan laporan laba rugi serta keterangan lain yang diperlukan
untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak.
(4a) Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah laporan
keuangan dari masing-masing Wajib Pajak.
(4b) Dalam hal laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4a)
diaudit oleh Akuntan Publik tetapi tidak dilampirkan pada Surat
Pemberitahuan, Surat Pemberitahuan dianggap tidak lengkap dan tidak
jelas, sehingga Surat Pemberitahuan dianggap tidak disampaikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (7) huruf b.
(5) Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan diatur dengan
atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Perpajakan Page 5
tidak perlu mempunyai sistem akuntansi khusus untuk keperluan perpajakan.
Dengan satu sistem akuntansi dan data keuangan dapat disusun berbagai jenis
Laporan Keuangan.
1. Penghasilan yang telah dikenakan PPh Final ( Pasal 4 ayat (2) UU PPh ).
Beda waktu biasanya timbul karena perbedaan metode yang dipakai antara
Perpajakan Page 6
pajak dengan akuntansi dalam hal :
3) Penilaian persediaan.
Perpajakan Page 7
d. CONTOH SOAL :
Pejualan : 1.250.000.000
HPP: (500.000.000)
Biaya Operasional
a. Gaji : 55.000.000
Perpajakan Page 8
Pendapatan Lain- lain :
( % kepemilikan 20% )
dibebankan : 5.000.000
Keterangan Tambahan :
Pertanyaan :
JAWAB :
PT Fast
Perpajakan Page 9
Koreksi fiskal
Keterangan Kete
Mnrt
rang
Postif Negtf Mnrt
Aktns
an
fiskal
Perpajakan Page 10
-- -- --
-/- By dari Luar Ush --
Keterangan :
E : Pasal 11 UU PPh.
- Atas koreksi fiskal yang dilakukan, perusahaan tidak perlu membuat jurnal.
- PPh terutang dihitung dengan mengalikan tarif PPh Pasal 17 terhadap Penghasilan
Kena Pajak. Sebelum dikalikan tarif PPh, Penghasilan Kena Pajak terlebih dahulu
dibulatkan ribuan kebawah.
Untuk WP Orang Pribadi, kredit pajak dalam negeri dapat terdiri atas PPh yang
dipotong / dipungut pihak lain, meliputi PPh Pasal 21, 22, 23. Seangkan untuk WP
Badan, kredit pajak dalam negeinya dapat terdiri atas PPh Pasal 22 atau 23.
Perpajakan Page 11
Pajak yang dibayar atau terutang atas penghasilan dari luar newgeri dapat
dikreditkan di Indonesia ( PPh Pasal 24 ). Pengkreditan PPh Pasal 24 dilakukan di
tahun pajak digabungkannya penghasilan tersebut. Namun kerugian di luar negeri
tidak boleh digabungkan.
Pembayaran pajak yang dilakukan oleh WP sendiri berupa angsuran PPh Pasal 25
yang dibayar setiap bulan ataupun fiskal luar negeri.
-------------------------
Perpajakan Page 12