Anda di halaman 1dari 34

Tumbuhan Berkhasiat Obat Disekitar Tempat Tinggal Kita

Tanpa kita sadari, di lingkungan tempat tinggal kita banyak sekali tanaman
obat yang belum dapat kita manfaatkan bagaimana mestinya. Hal itu
dikarenakan oleh ketidaktahuan kita tentang manfaat yang dapat diberikan
oleh tanaman tersebut. Bahkan, tumbuhan yang tumbuh liar diperkarangan
tempat tinggal kita yang kita anggap sebagai tumbuhan pengganggu malah
mengandung bahan yang sangat bermanfaat bagi kita. Berikut ini adalah
tanaman yang tumbuh disekitar kita yang berfungsi sebagai tanaman obat.
Diantaranya antara lain :

1. Gandarusa
Nama Ilmiah
Gandarusa dikenal dengan nama Gendarussa vulgaris Nees. Sinonimnya
adalah Gendarussa vulgaris Nees (1832).

Klasifikasi Ilmiah
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Acanthales
Suku : Acanthaceae
Marga : Gendarussa
Jenis : Gendarussa vulgaris Nees.

Pertelaan dan Gambar


Bentuk hidup berupa semak. Pada umumnya ditanam sebagai pasar hidup
atau tumbuh liar di hutan, tanggul sungai atau dipelihara sebagai tanaman
obat. Di Jawa tumbuh pada ketinggian 1 - 500 m. di atas permukaan laut.
Tumbuh tegak, tinggi dapat mencapai 2 m, percabangan banyak, dimulai
dari dekat pangkal batang. Cabang-cabang yang masih muda berwarna ungu
gelap, dan bila sudah tua warnanya menjadi coklat mengkilat. Daun letak

1
berhadapan, berupa daun tunggal yang bentuknya lanset dengan panjang 5-
20 cm, lebar 1 - 3,5 cm, tepi rata, ujung daun meruncing, pangkal berbentuk
biji bertangkai pendek antara 5 - 7,5 mm, warna daun hijau gelap. Bunga
kecil berwama putih atau dadu yang tersusun dalam rangkaian berupa
malai/bulir yang menguncup, berambut menyebar dan keluar dari ketiak
daun atau ujung tangkai. Buahnya berbentuk bulat panjang. Selain yang
berbatang hitam (lebih populer) ada juga yang berbatang hijau.

 Kegunaan dan Cara Pemakaian


a. Kegunaan
Sebagai tanaman obat, Gandarusa ini memiliki banyak kegunaan bagi
manusia. Gandrusa dapat digunakan untuk mengobati luka terpukul (memar),
tulang patah, reumatik persendian, bisul, borok, dan koreng.

b. Cara pemakaian

2
Dalam hal pengobatan, bagian yang dipergunakan adalah daunnya, baik
itu berupa daun segar atau daun yang sudah dikeringkan terlebih dahulu.
• Pemakaian : 15 - 30 gr, direbus atau ditumbuk kemudian diperas dan
diminum airnya. Kulit pohon dipakai untuk merangsang muntah, daun
dapat digunakan untuk membunuh serangga.
• Pemakaian luar : Tanaman segar dilumatkan, tempelkan ketempat yang
sakit. Atau dengan merebus tanaman segarnya, lalu gunakan airnya untuk
mencuci bagian tubuh yang luka.
• Tulang patah dan bisul : Daun yang segar dilumatkan atau yang kering
dihaluskan, diaduk dengan arak dan cuka secukupnya, untuk kompres.
Tulang yang patah sudah dalam posisi yang benar dan terfiksasi.
• Memar, keseleo, reumatik : 15 - 30 gr kering atau 30 - 60 gr gandarusa
segar direbus minum airnya.
• Memar : Daun gandarusa diolesi minyak, layukan di atas api. Tempelkan
ke tempat sakit.

 Kandungan Kimia
Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah
diketahui, antara lain : justicin, minyak atsiri, kalium dan alkaloid yang agak
beracun.

 Ekologi Tumbuhan
Pada umumnya Gandarusa banyak ditanam atau tumbuh sebagai pasar
hidup atau tumbuh liar di hutan, tanggul sungai atau dipelihara sebagai tanaman
obat. Di Jawa tumbuh pada ketinggian 1 - 500 m. di atas permukaan laut. Tumbuh
tegak, tinggi dapat mencapai 2 m, percabangan banyak, dimulai dari dekat
pangkal batang.

 Frekwensi

3
Di lingkungan tempat tinggal Gandarusa ini jarang ditemukan, dan
jumlahnya sangat sedikit sekali, karena tidak ditanam sebagai tanaman hiasan.
Gandarusa tumbuh liar di sekitar tempat tinggal. Hal ini mungkin disebabkan oleh
ketidaktahuan masyarakat tentang manfaat yang ada pada tumbuhan ini.

 Status
Tumbuhan ini tumbuh liar dan tidak dilindungi. Tapi mungkin ada
sebagian orang yang sengaja menanam tanaman ini sebagai tanaman obat.

 Penyebaran Geografi
Penyebaran : Pakistan, India, Sri Lanka, Indo-Cina, Cina, Thailand,
Semenanjung Malaysia, Jawa, Maluku dan Filipina; mungkin asli berasal dari
Cina, namun saat ini banyak ditanam (dikultivasi) dan dinaturalisasi.

 Cara Tanam

2. Sambiloto
Nama Ilmiah
Sambiloto diberi nama dalam penamaan ilmiah adalah Andrographis
paniculata Ness.

Klasifikasi Ilmiah
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Bangsa : Scrophulariales
Suku : Acanthaceae
Marga : Andrographis
Jenis : Andrographis paniculata Ness.

 Pertelaan

4
Bentuk hidupnya berupa semak. Sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka,
seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lernbap, atau di pekarangan.
Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl. Terna semusim, tinggi
50 - 90 cm, batang disertai banyak cabang berbentuk segi empat (kwadrangularis)
dengan nodus yang membesar. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak
berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata,
permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 2 - 8 cm, lebar 1 - 3
cm. Perbungaan rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari. ujung
batang atau ketiak daun. Bunga berbibir berbentuk tabung;kecil- kecil, warnanya
putih bernoda ungu. Buah kapsul berbentuk jorong, panj ang sekitar 1,5 cm, lebar
0,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak akan pecah mernbujur menjadi 4
keping-Biji gepeng, kecil-kecil, warnanya cokelat muda. Perbanyakan dengan biji
atau setek batang.

 Kegunaan dan Cara Pemakaian


a. Kegunaan
Herba sambiloto ini berkhasiat untuk mengatasi : hepatitis, infeksi saluran
empedu, disentri basiler, tifoid, diare, influenza, radang amandel (tonsilitis), abses
paru, radang paru (pneumonia), radang saluran napas (bronkhitis), radang ginjal

5
akut (pielonefritis akut), radang telinga tengah (OMA), radang usus buntu, sakit
gigi, demam, malaria, kencing nanah (gonore), kencing manis (DM), TB paru,
skrofuloderma, batuk rejan (pertusis), sesak napas (asma), darah tinggi
(hipertensi), kusta (morbus hansen = lepra), leptospirosis, keracunan jamur,
singkong, tempe bongkrek, makanan laut, kanker, penyakit trofoblas seperti
kehamilan anggur (mola hidatidosa) dan penyakit trofoblas ganas (tumor
trofoblas), serta tumor paru.

b. Cara Pemakaian
Herba. Dipanen sewaktu tumbuhan ini mulai berbunga. Setelah dicuci,
dipotong-potong seperlunya lalu dikeringkan.
• Herba kering sebanyak 10 - 20 g direbus atau herba kering digiling halus
menjadi bubuk lalu diseduh, minum atau 3 - 4 kali sehari, 4 – 6 tablet.
Untuk pengobatan kanker, digunakan cairan infus, injeksi, atau tablet.
Untuk pemakaian luar, herba segar direbus lalu airnya digunakan untuk
cuci atau digiling halus dan dibubuhkan ke tempat yang sakit, seperti
digigit ular berbisa, gatal-gatal, atau bisul.
• Tifoid : Daun sambiloto segar sebanyak 10 - 15 lembar direbus dengan 2
gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan madu
secukupnya lalu diminum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari.
• Disentri basiler, diare, radang saluran napas, radang paru : Herba kering
sebanyak 9 - 15 g direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.
Setelah dingin disaring. Air rebusannya diminum sehari 2 kali, masing-
masing 1/2 gelas.
• Disentri : Herba krokot segar (Portulacaoleracea) sebanyak 500 g
diuapkan selama 3 - 4 menit, lalu ditumbuk dan diperas. Air perasan yang
terkumpul ditambahkan bubuk kering sambiloto sebanyak 10 g sambil
diaduk. Campuran tersebut lalu diminum, sehari 3 kali masing-masing 1/3
bagian.

6
• Influenza, sakit kepala, demam : Bubuk kering sambiloto sebanyak 1 gr
diseduh dengan cangkir air panas. Setelah dingin diminum sekaligus,
Lakukan 3 - 4 kali sehari.
• Demam : Daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam ditumbuk.
Tambahkan 1/2 cangkir air bersih, saring lalu minum sekaligus. Daun
segar yang digiling halus juga bisa digunakan sebagai tapal badan yang
panas.
• TB paru : Daun sambiloto kering digiling menjadi bubuk. Tambahkan
madu secukupnya sambil diaduk rata lalu dibuat pil dengan diameter 0,5
cm. Pil ini Ialu diminum dengan air matang. Sehari 2 - 3 kali, setiap kali
minum 15 - 30 pil.
• Batuk rejan (pertusis), darah tinggi : Daun sambiloto segar sebanyak 5 - 7
lembar diseduh dengan 1/2 cangkir air panas. Tambahkan madu
secukupnya sambil diaduk. Setelah dingin minum sekaligus. Lakukan
sehari 3 kali.
• Radang paru, radang mulut, tonsillitis : Bubuk kering herba sambiloto
sebanyak 3 - 4,5 g diseduh dengan air panas. Setelah dingin tambahkan
madu secukupnya lalu diminum sekaligus.
• Faringitis : Herba sambiloto segar sebanyak 9 g dicuci lalu dibilas dengan
air matang. Bahan tersebut lalu dikunyah dan aimya ditelan.
• Hidung berlendir (rinorea), infeksi telinga tengah (OMA), sakit gigi :
Herba sambiloto segar sebanyak 9 - 15 g direbus dengan 3 gelas air
sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali sehari
@ 1/2 gelas. Untuk OMA, herba segar dicuci lalu digiling halus dan
diperas. Airnya digunakan untuk tetes telinga.
• Kencing manis : Daun sambiloto segar sebanyak 1/2 genggam dicuci lalu
direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin
disaring, lalu diminum sehabis makan, 3 kali sehari @ 3/4 gelas.

 Kandungan Kimia

7
Tanaman sambiloto mengandung Laktone dan Flavonoid. Laktone yang
diisolasi dari daun dan percabangannya yaitu Deoxyandrographolide,
Andrographolide, Neoandrogapholide, 14-deoxy-n, 12-didehdoandrographolide,
dan Homoandrographolide. Sedangkan flavonoid diisolasi terbanyak dari akar
yaitu Polymethoxyflavone, Androgaphin, Panicolin, Mono-o-methylwithtin, dan
Apigenin 7, 4-dimethyl ether.

 Ekologi
a. Iklim
Ketinggian tempat 1 m - 700 m di atas permukaan laut. Curah hujan
tahunan 2.000 mm - 3.000 mm/tahun. Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) 5 bulan
- 7 bulan. Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan) 4 bulan - 7 bulan. Suhu udara
250 C - 320 C. Kelembapannya sedang dan penyinarannya sedang.

b. Tanah
Tekstur tanahnya berpasir, drainasenya baik, kedalaman air tanah 200 cm -
300 cm dari permukaan tanah, kedalaman perakaran di atas 25 cm dari permukaan
tanah, kemasaman (pH) : 5,5 - 6,5 dan kesuburan tanahnya sedang – tinggi.

 Frekwensi
Jumlah tananmannya tidak terlalu banyak, karena tanaman ini tumbuh liar
disekitar tempat tinggal dan sering dibuang, karena dianggap sebagai tanaman
pengganggu.

 Status
Status tanaman ini tidak dilindungi.

 Penyebaran Geografi

8
 Cara Tanam
Buatkan lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm. Persiapan bibit,
biji disemaikan dalam kantong plastik. Masukan bibit pada lubang tanam yang
telah disediakan dengan jarak tanam 1,5 m x 1,5 m.

3. Landep
 Nama Ilmiah
Landep memiliki nama ilmiah Barleria cristata L.

 Klasifikasi Ilmiah
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa :
Suku : Acanthaceae
Marga : Barleria
Jenis : Barleria cristata L.

 Pertelaan
Bentuk hidup berupa semak, Batang berkayu, segi empat, berbuku- buku,
berambut, berduri kuat yang terdapat pada ketiak-ketiak daun. Daun. tunggal,
daun muda berambut, letak berhadapan., panjang tangkai daun 4 - 8 mm. Helai
daun jorong sampai lanset atau bundar telur memanjang, ujung meruncing,
pangkal meruncing menyempit sepanjang tangkai, tepi rata agak berombak,
panjang 2 - 18 cm, lebar 2 - 6,5 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Bunga
tunggal, simetris dua sisi, di ketiak daun, mahkota bertaju lima, bentuk elips
memanjang, warnanya kuning. Buah kotak, bulat telur, pipih, ujung agak lancip,
keras, terbagi dua, warnanya hijau. Biji bulat telur, pipih, mengilap seperti beludu,
warna cokelat. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.

9
 Kegunaan dan Cara Pemakaian
a. Kegunaan
Bagian yang digunakan dari tumbuhan ini adalah daun dan akarnya. Daun
berguna untuk pengobatan : rematik, sakit pinggang, demam, sakit perut, perut
busung air, kencing kurang lancar, kudis, gusi nyeri, dan beser mani
(spermatorea). Akar berguna untuk mengatasi : cacingan.

b. Cara Pemakaian
• Untuk. pemakaian luar, daun segar secukupnya digiling halus untuk
pengobatan rematik, nyeri punggung, panu, sakit kepala, dan sakit gigi.
Akar untuk obat demam, luka, kurap. Air perasan akar untuk obat tetes
pada radang telinga.
• Luka : Sebanyak 15 g akar landep dicuci bersih. Tambahkan 1/4 sendok
teh kapur sirih. Tumbuk sampai lumat, kemudian tempelkan pada luka.
• Kurap, panu : Akar secukupnya digiling halus. Tambahkan air perasan 1
buah jeruk nipis, lalu diaduk merata sampai seperti bubur. Balurkan pada
kurap, lalu dibalut. Ganti 2 kali sehari, sampai sembuh.
• Rematik, sakit pinggang, sakit kepala : Sebanyak 1 genggam daun landep
segar dicuci lalu digiling halus. Tambahkan air kapur sirih secukupnya

10
sambil diaduk merata sampai menjadi seperti bubur kental. Balurkan ke
bagian tubuh yang sakit. Bila sakit kepala, balurkan di kening.
• Sakit gigi : Daun dikunyah dengan gigi yang sakit.
• Gusi nyeri dan berdarah : Daun landep segar dicuci lalu digiling halus. Air
perasannya ditambahkan sedikit madu. Gunakan untuk memoles gusi yang
sakit.
• Demam, sakit perut, kencing sedikit : Sebanyak 1 genggam daun landep
segar dicuci lalu diseduh dengan 1 gelas air panas. Setelah dingin disaring,
lalu diminum.

 Kandungan Kimia
Tumbuhan ini memiliki kandungan kimia yang sudah diketahui antara
lain :
• glukosida dan sedikit damar,
• kalium dan silikat.

 Ekologi
Tumbuhan ini berasal dari Asia tropik dan Afrika Selatan. Di Indonesia
ditemukan di daerah yang beriklim kering, tumbuh liar atau ditanam untuk pagar
dari dataran rendah sampai 400 m dpl. Perdu, tinggi 1,5 - 2 m.

 Frekwensi
Dapat dikatakan tanaman ini cukup banyak tumbuh liar dari pada tumbuh
sebagai tanaman yang dilindungi / ditanam.

 Status
Tanaman ini statusnya dilindungi. Selain ditanam sebagai tanaman obat,
akan tetapi tanaman ini juga difungsikan sebagai tanaman penghias rumah.

11
 Penyebaran Geografi
Tumbuhan ini berasal dari Asia tropik dan Afrika Selatan. Di Indonesia
ditemukan di daerah yang beriklim kering, tumbuh luar atau ditanam untuk pagar
dari dataran rendah sampai 400 meter di atas permukaan laut.

 Cara Tanam
Perbanyakan tanaman menggunakan benih atau stek batang. Pemeliharaan
tanaman ini mudah, seperti tanaman lain dibutuhkan cukup air dengan
penyiraman atau menjaga kelembaban tanah dan pemupukan terutama pupuk
dasar. Tanaman ini menghendaki tempat terbuka atau sedikit terlindung.

4. Lidah Buaya
 Nama Ilmiah
Nama ilmiah dari lidah buaya adalah A. vera, dalam bahasa inggris lidah
buaya disibut dengan nama Aloe vera.

 Klasifikasi Ilmiah
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Lilliopsida
Bangsa : Liliales
Suku : Asphodelaceae
Marga : Aloe
Jenis : A. vera

 Pertelaan
Lidah Buaya ( bahasa Inggris : Aloe vera ) adalah salah satu spesies
tumbuhan dalam famili Asphodelaceae yang berasal dari Afrika Utara. Tumbuhan
ini tergolong dalam tumbuhan berbunga, bentuk hidupnya adalah herbal dan lidah
buaya masih dalam famili yang sama dengan bawang merah dan bawang putih.

12
Lidah Buaya tidak memiliki batang pokok, kalau pun ada berupa batang yang
sangat pendek, dan tinggi tumbuhan ini mencapai 80-100 CM. Daunnya berwarna
hijau muda, berbentuk lembing dengan ujung yang tajam, dan dipenuhi dengan
bintik-bintik bulat. Pangkalnya bersarung dan tepinya serat. Daun ini berisi lendir.
Perdu sukulen tahunan dengan batang yang sangat pendek dan akar
berdaging yang menyerabut. Daun tersusun seperti spiral dalam roset, kadang-
kadang berselang seling, melanset, sangat tebal dan berdaging, berpelepah, tepi
daun biasanya berombak - bergerigi, rembang berputar, kadang-kadang
seluruhnya, permukaan biasanya berputar, mengandung cairan tidak berwarna,
kuning, coklat atau abu-abu. Perbungaan di samping, sederhana atau bercabang,
bunga biseksual. Buah seperti kapsul, berbiji banyak. Bijinya memanjang dan
bulat telur, Abu-abu atau hitam, berselaput biji.

 Kegunaan dan Cara Pemakaian


Lidah buaya (Aloe vera) adalah salah satu tanaman obat yang berkhasiat
menyembuhkan berbagai penyakit, dari ringan sampai berat. Tanaman ini sudah
digunakan bangsa Samaria sekitar tahun 1875 SM. Seorang peracik obat-obatan
tradisional berkebangsaan Yunani bernama Dioscordes, menyebutkan bahwa lidah
buaya dapat mengobati penyakit-penyakit seperti bisul, kulit memar, pecah-pecah,
lecet, rambut rontok, wasir, dan radang tenggorokan. Saat ini lidah buaya

13
dipercaya berkhasiat mengobati maag, tukak lambung, rematik, diabetes, kanker,
juga hepatitis. Bahkan ada orang-orang yang sudah merasakan manfaatnya untuk
mengatasi stres dan kecanduan.

 Kandungan Kimia
Kandungan bahan kimia yang terdapat pada Lidah Buaya banyak sekali,
diantaranya adalah aloin, emodin, resin, gum, dan unsur lain seperti minyak atsiri.
Selain itu diketahui pula banyak vitamin terkandung di dalamnya seperti vitamin
A, B1, B2, B12, C dan E. Kumpulan enzim antara lain amilase, catalase, cellulase,
carbexypeptidase, carpoxyhelclase, bradyknase, memperkaya khasiat lidah buaya
yang berfungsi sebagai penyeimbang kerja zat gizi lainnya. Lidah buaya juga
mengandung beberapa asam amino seperti arginin, asparagin, asam aspartiat,
serin, glutamin, treonin, isin, urosin, pheniialanin, prelin, histidine, leusin, dan
isoleusin, yang diketahui berfungsi sebagai pembangun sel-sel dan jaringan tubuh.
Terdapat pula sekumpulan mineral makro dan mikro yaitu kalsium, magnesium,
polassium, sodium, besi, seng, dan kromonium yang memang diperlukan tubuh.

 Ekologi
Aloe tumbuh di area yang luas dengan kondisi iklim. walau sistem
pengakarannya dangkal, tanaman itu dapat tumbuhdalam kondisi yang kering.
Waterlogging (penggenangan air) sebaiknya dicegah dan Aloe tumbuh dengan
subur dengan sistem pengairan yang baik, tanah yang subur.; Aloe ferox satu dari
spesies dominan di vegetasi `succulent bushland` di Afrika Selatan. Tanaman ini
secara khusus tumbuh subur di batu-batuan gersang di sisi bukit, yang tingginya
di atas 1000 m, yang berarti suhunya berkisar antara 27-310C dan hujan tahunan
dari 50-300 mm. di musim kering yang hebat diputuskan untuk menghentikan
produksi jus.

 Frekwensi
Jumlahnya tidak banyak, hanya terdapat satu rumpun.

14
 Status
Keberadaan / status dilindungi, karena tanaman ini dipelihara baik itu
sebagai tanaman hias maupun sebagai tanaman obat.

 Penyebaran Geografi
Asal dan penyebaran geografis : kira-kira 330 spesies dari Aloe berasal
adari Afrika, Magaskar dan Arab. Pusat dari kenekaragaman adalah Afrika
Selatan (Transvaal) dan wilayah Eritrea, Etiophia dan Somalia bagian utara. Lebih
dari 100 spesies telah ditanam (dikultivasi) dan berlimpah ruah peranakan dan
Cultivar. Seluruh Malaesia Aloe telah diperkenalkan dan populer sebagai tanaman
taman atau pot Aloe vera dahulu diproduksi di Barbados, dimana tanaman
tersebut telah diperkenalkan diawal abad ke-16. Saat ini, tanaman ini ditanam
secara komersial di(Amerika serikat, Meksiko, Karibia, Israel, Australia, thailand
dan Borneo selatan. Peerkebunan komersial dari Aloe ferox telah diperkenalkan di
Albertinia di Afrika Selatan.
Pusat dari kenekaragaman lidah buaya adalah Afrika Selatan, Etiophia dan
Somalia bagian utara. Aloe vera yang ada di Malesia termasuk Indonesia telah
diperkenalkan dan dipopulerkan sebagai tanaman taman atau pot sejak awal abad
ke-16. Saat ini, tanaman ini ditanam secara komersial di Amerika, Meksiko,
Karibia, Israel, Australia, Thailand dan Borneo selatan.

 Cara Tanam
Perbanyakan dari Aloe dapat diilakukan cara vegetatif, lewat tunas, offsets
atau stek atau dengan bibit.; Pada kultivasi Aloe vera, perbanyakan dengan cara
vegetatif lebih disukai dibandingkan dengan perbanyakan lewat bibit, karena
ketidakmampuan munculnya semaian dan kecepatan pertumbuhan awal dari
tunas. Kekurangan air memberi peranan pada pengurangan pembentukan
tunas.Tunas dapat dipotong dari tanaman induk ketika panjangnya mencapai 15 -
20 cm. Tunas-tunas tersebut dapat tumbuh di kebun bibit selama tahun pertama.
setelah pemindahan tanam, jarak antara dan dalam baris dalam perkebunan Aloe
skala besar sekurang-kurangnya 1,5 m.; Reproduksi in vitro dari Aloe juga

15
memungkinkan, namhun hanya memperoleh sedikit perhatian. Pada Aloe ferox,
hanya regenerasi tanaman lewat akar dan jaringan embrio yang berhasil. Pada
Aloe vera, perbanyakan mikro dengan biakan in vitro lewat vegetatif meristem,
sama baiknya dengan regenerasi in vitro dari eksplan pangkal daun yang mungkin
akan muncul.

5. Binahong ( Gendola )
 Nama Ilmiah
Binahong di Indonesia dikenak juga dengan nama gondola. Binahong
memiliki nama latin Basella rubra Linn.

 Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Basellaceae
Genus : Basella
Spesies : Basella rubra L.

 Pertelaan
Binahong adalah tanaman obat dari daratan Tiongkok yang dikenal dengan
nama asli Dheng San Chi. Tumbuhan ini telah dikenal memiliki kasiat
penyembuhan yang luar biasa dan telah ribuan tahun dikonsumsi oleh bangsa
Tiongkok, Korea, Taiwan dll. Di kawasan Asia Tenggara, tumbuhan ini
merupakan konsumsi wajib penduduk Vietnam ketika melawan invansi Amerika,
namun sayangnya tanaman ini masih asing untuk daerah Indonesia.Tumbuhan
merambat ini misterius karena belum banyak literatur maupun penelitian ilmiah

16
yang mengungkapkan khasiatnya. Namun, secara empiris, masyarakat
memanfaatkannya untuk membantu proses penyembuhan beragam penyakit.

 Kegunaan dan Cara Pemakaian


Hampir semua bagian tanaman binahong seperti umbi, batang dan daun
dapat digunakan dalam terapi herbal.
Kasiat utama dari tanaman ini adalah sebagai berikut :
• Mempercepat pemulihan kesehatan setelah operasi, melahirkan, khitan,
segala luka-luka dalam, radang usus.
• Melancarkan dan menormalkan peredaran dan tekanan darah.
• Mencegah stroke, maag, asam urat.
• Menambah dan mengembalikan vitalitas daya tahan tubuh.

17
• Wazir (ambeien)
• Melancarkan buang air kecil, buang air besar.
• Diabetes dll.
Selain itu, binahong juga dapat bengobati penyakit, seperti : sariawan
berat, pusing-pusing, dan sakit perut.

 Ekologi
Tanaman ini tumbuh baik dalam lingkungan yang dingin dan lembab.

 Frekuensi
Binahong disekitar tempat tinggal penulis tidak banyak, hanya ada satu
batang.

 Status
Tanaman ini statusnya dilindungi. Selain ditanam sebagai tanaman obat,
akan tetapi tanaman ini juga difungsikan sebagai tanaman penghias rumah.

 Penyebaran Geografi
Tanaman ini banyak tersebar didaerah Bali dan sekitarnya, karena selain
sebagai tanaman obat di Bali juga dipakai untuk acara keagamaan. Tanaman ini
disana disana merupakan tanaman suci.

 Cara Tanam

6. Jambu Biji ( Jambu Klutuk )


 Nama Ilmiah
Nama ilmiah dari jambu biji adalah Psidium guajava. Atau sering juga
disebut jambu biji, jambu siki dan jambu klutuk.

 Klasifikasi

18
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L.

 Pertelaan
Jambu batu (Psidium guajava) atau sering juga disebut jambu biji, jambu
siki dan jambu klutuk adalah tanaman tropis yang berasal dari Brazil, disebarkan
ke Indonesia melalui Thailand. Jambu batu memiliki buah yang berwarna hijau
dengan daging buah berwarna putih atau merah dan berasa asam-manis. Buah
jambu batu dikenal mengandung banyak vitamin C. Tanaman perdu ini memiliki
banyak cabang dan ranting. Tingginya sekitar 12 m. Daunnya berbentuk bulat
telur, kasar dan kusam. Batangnya keras. Bunganya kecil-kecil, berwarna putih.
Buahnya yang sudah masak berwarna hijau kekuningan, sedangkan daging
buahnya mengandung banyak biji. Ada juga yang tidak berbiji (sukun).
Permukaan kulit luar pohon jambu biji berwarna coklat dan licin. Apabila kulit
kayu jambu biji tersebut dikelupas, akan terlihat permukaan batang kayunya
basah. Bentuk daunnya umumnya bercorak bulat telur dengan ukuran yang agak
besar. Bunganya kecil-kecil berwarna putih dan muncul dari balik ketiak daun.

19
 Kegunaan dan Cara Pemakaian
Daun jambu biji dikenal sebagai bahan obat tradisional untuk batuk dan
diare. Jus jambu biji "bangkok" juga dianggap berkasiat untuk membantu
penyembuhan penderita demam berdarah dengue. Penyakit yang dapat diobati :
Diabetes melitus, Maag, Diare (sakit perut), Masuk angin, Beser; Prolapsisani,
Sariawan, Sakit Kulit, Luka baru.
Pemanfaatan :
• Diabetes Mellitus, 1 buah jambu biji setengah masak. Caranya buah jambu
biji dibelah menjadi empat bagian dan direbus dengan 1 liter air sampai
mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan:
diminum 2 kali sehari, pagi dan sore
• Maag, 8 lembar daun jambu biji yang masih segar. Caranya direbus
dengan 1,5 liter air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil
airnya. Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari, pagi, siang dan sore.
• Sakit Perut (Diare dan Mencret), 5 lembar daun jambu biji, 1 potong akar,
kulit dan batangnya. Caranya direbus dengan 1,5 liter air sampai mendidih
kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: diminum 2
kali sehari pagi dan sore.

20
• Sakit Perut atau Diare pada bayi yang masih menyusui, jambu biji yang
masih muda dan garam secukupnya. Caranya dikunyah oleh ibu yang
menyusui bayi tersebut, airnya ditelan dan ampasnya dibuang.
• Masuk Angin, 10 lembar daun jambu biji yang masih muda, 1 butir cabai
merah, 3 mata buah asam, 1 potong gula kelapa, garam secukupnya.
Caranya semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter air sampai
mendidih kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan:
diminum 2 kali sehari.
• Beser (sering kencing) berlebihan, 1 genggam daun jambu biji yang masih
muda, 3 sendok bubuk beras yang digoreng tanpa minyak (sangan =
Jawa). Caranya kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 2,5 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas kemudian disaring. Cara
menggunakan: diminum tiap 3 jam sekali 3 sendok makan.
• Prolapsisani, 1 genggam daun jambu biji, 1 potong kulit batang jambu biji.
Caranya direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih, kemudian
disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: air ramuan tersebut
dalam keadaan masih hanga dipakai untuk mengompres selaput lendir
poros usus (pusar) pada bayi.
• Sariawan, 1 genggam daun jambu biji, 1 potong kulit batang jambu biji.
Caranya direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih, kemudian
disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari.
• Sakit Kulit, 1 genggam daun jambu biji yang masih muda, 7 kuntum
bunga jambu biji. Caranya ditumbuk bersama-sama sampai halus. Cara
menggunakan: untuk menggosok bagian kulit yang sakit.
• Obat luka baru, 3 pucuk daun jambu biji. Caranya dikunyah sampai
lembut Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian tubuh yang luka agar
tidak mengelurkan darah terus menerus.

 Kandungan Kimia

21
Daunnya mengandung minyak atsiri (zat avikularin dan guaijaverin yang
sifatnya anti bakteri), damar, garam mineral dan zat samak (psiditanin). Buah
jambu klutuk banyak mengandung vitamin C sehingga membantu penyembuhan
penyakit. Selain itu buahnya juga mengandung zat-zat : asam amino (triptofan,
lisin), kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin A dan B1, Kandungan buah jambu
biji (100 gr) - Kalori 49 kal - Vitamin A 25 SI - Vitamin B1 0,02 mg - Vitamin C
87 mg - Kalsium 14 mg - Hidrat Arang 12,2 gram - Fosfor 28 mg - Besi 1,1 mg -
Protein 0,9 mg - Lemak 0,3 gram - Air 86 gram. Kandungan pektinnya dapat
menurunkan kolesterol.

 Ekologi
Jambu klutuk adalah tanaman tropis yang berasal dari Brazil, disebarkan
ke Indonesia melalui Thailand. Jambu klutuk biasa ditanam di halaman dan
ladang-ladang sampai pada ketinggian 1200 m di atas permukaan laut sebagai
tanaman buah-buahan.

 Frekuensi
Jumlah tanaman ini terbatas, hanya ada satu buah tanaman, yang usianya
relative masih masih muda.

 Status
Tanaman ini statusnya dilindungi. Karena selain sebagai tanaman
penghasil buah yang dapat dikonsumsi, tanaman ini juga berfungsi sebagai
tanaman hias diperkarangan rumah.

 Penyebaran Geografi
Jambu Biji (Psidium guajava) tersebar meluas sampai ke Asia Tenggara
termasuk Indonesia, sampai Asia Selatan, India dan Srilangka. Tanaman ini dapat
tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai pada ketinggian 1200 meter diatas
permukaan laut. Pada umur 2-3 tahun jambu biji sudah mulai berbuah.

22
 Cara Tanam
Jambu dapat diperbanyak dengan biji. Namun demikian, perbanyakan
dengan cara ini tidak disukai karena tumbuhannya lama menjadi dewasa dan juga
akan berubah sifat dari induknya. Perbanyakan yang sekarang dilakukan adalah
secara vegetatif, khususnya dengan cara pencangkokan.

7. Mahkota Dewa
 Nama Ilmiah
Pohon Mahkota Dewa dikenal juga dengan nama Phaleria macrocarpa.
Tanaman ini berasal dari daerah Indonesia bagian Timur, tepatnya di Papua / Irian
Jaya.

 Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Thymelaeaceae
Genus : Phaleria
Spesies : Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.

 Pertelaan
Tumbuhan berbentuk pohon, berumur panjang (perenial), tinggi 1 - 2,5 m.
Akar tunggang. Batang berkayu, silindris, tegak, warna cokelat, permukaan kasar,
percabangan simpodial, arah cabang miring ke atas. Daun tunggal, bertangkai
pendek, tersusun berhadapan (folia oposita), warna hijau tua, bentuk jorong
hingga lanset, panjang 7 - 10 cm, lebar 2 - 2,5 cm, helaian daun tipis, ujung dan
pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan licin, tidak

23
pernah meluruh Bunga tunggal, muncul di sepanjang batang dan ketiak daun,
bertangkai pendek, mahkota berbentuk tabung (tubulosus) - berwarna putih Buah
bulat, panjang 3 - 5 cm, buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi merah,
bentuk dengan biji bulat, keras - berwarna cokelat, daging buah berwarna putih -
berserat dan berair Perbanyaan Generatif (biji).

 Kegunaan dan Cara Pemakaian


Mahkota dewa mengandung zat aktif seperti Alkaloid, bersifat
detoksifikasi yang dapat menetralisir racun di dalam tubuh. Saponin, yang
bermanfaat sebagai:
• sumber anti bakteri dan anti virus
• meningkatkan sistem kekebalan tubuh
• meningkatkan vitalitas
• mengurangi kadar gula dalam darah

24
• mengurangi penggumpalan darah
Flavonoid berfungsi sebagai :
• melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya
penyumbatan pada pembuluh darah
• mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak
pada dinding pembuluh darah
• mengurangi kadar resiko penyakit jantung koroner
• mengandung antiinflamasi (antiradang)
• berfungsi sebagai anti-oksidan
• membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau
pembengkakan
Sedangkan zat aktif lainnya adalah Polifenol berfungsi sebagai
antihistamin (antialergi).

 Kandungan Kimia
Mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif (kandungan kimia),
diantaranya Alkaloid, Flavonoid, Siponin, dan Polifenol.

 Ekologi

 Frekuensi
Jumlah hanya satu batang,

 Status
Status dilindungi sebagai tanaman obat.

 Penyebaran Geografi

 Cara Tanam

25
8. Bawang Daun
 Nama Ilmiah
Bawang daun adalah tanaman yang banyak ditemukan di sekitar kita.
Kerena bawang daun sering dipakai sebagai bumbu masak oleh kaum ibu di
dapur. Bawang daun dalam bahasa latin disebut sebagai Allium fistulosum L.
Merupakan bagian dari suku Liliaceae.

 Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Allium
Jenis : Allium fistulosum L.
Nama umum : Bawang daun

 Pertelaan
Habitus atau bentuk hidup herba, semusim, tinggi tanaman 60-70 cm.
Batangnya berupa batang semu, beralur, tidak bercabang,berwarna hijau muda
Daun tunggal, berupa roset, lanset, tepi daun rata, bentuk daun runcing, panjang ±
30 cm, lebar ± 5 mm, pertulangan/urat daun sejajar, daging daun tipis,
permungkaan daun rata, warna daun hijau. Perbungaan majemuk, berkelamin dua,
tangkai sifindris, panjang ± 2 cm, warna hijau, kelopak bunga bentuk corong,
ujung bertoreh, permukaan rata, putih kehijauan, benang sari silindris, panjang
benang sari ± 5 mm, kepala sari melengkung, berwarna hitam, putik silindris,
panjang ± 2 cm, kepala putik berwarna kuning, bulat panjang, hijau, mahkota
bulat, berbagi enam, permukaan rata, putih. Akar serabut, berwarna putih kotor.

26
 Kegunaan dan Cara Pemakaian
Daun Allium fistulosum berkhasiat sebagai obat perut kembung dan untuk
peluruh kentut. Untuk obat perut kembung dipakai + 15 gram daun segar Allium
fistulosum,dicuci, direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit, dinginkan dan
disaring. Hasil saringan diminum sekaligus. Selain sebagai bahan obat, Bawang
daun lebih sering dipakai sebagai bahan bumbu masakan dan sebagai penyedap
makanan.

 Kandungan Kimia
Bawang daun memiliki banyak sekali bahan kimia yang dapat bermanfaat
digunakan sebagai obat. Pada daun dan akar Allium fistulosum (Bawang daun)
mengandung saponin dan tanin, disamping itu daunnya mengandung minyak
atsiri.

27
 Ekologi

 Frekuensi
Tumbuhan Bawang daun frekuensinya tidak terlalu banyak, karena
pemanfaatanya hanya untuk pemenuhan kebutuhan dapur.

 Status
Tanaman ini sengaja ditanam dan dikembangbiakkan, statusnya
dilindungi.

 Penyebaran Geografi

 Cara Tanam

9. Mentimun / Timun
 Nama Ilmiah
Siapa yang tidak kenal dengan timun, buah yang biasa dimakan sebagai
lalap dalam makanan. Timun dalam bahasa latin disebut dengan nama Cucumis
sativus.

 Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Order : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : C. sativus

28
 Pertelaan
Timun atau Mentimun (Cucumis sativus) merupakan sejenis buah
tumbuhan yang dimakan sebagai sayur-sayuran dan ditanam sebagai makanan
sejak 3000 tahun dulu. Buah mentimin dimakan secara mentah dan juga dalam
masakan. Timun banyak kita jumpai dipasar trdisional maupun pasar modern.
Mentimun tergolong kedalam famili yang sama dengan labu. Timun merupakan
sejenis tumbuhan memanjat dan bentuk hidupnya berupa liana (memanjat).
Mentimun dapat dikembangbiakkan melalui bijinya.

 Kegunaan dan Cara Pemakaian


Selain sebagai buah untuk makanan pencuci mulut, mentimun ternyata
memiliki khasiat obat yang cukup bermanfaat bila dalam kehidupan kita.

29
Mentimun dapat mengobati anak-anak yang cacingan. Caranya, ambil biji
mentimun secukupnya lalu campur dengan sedikit garam. Makan campuran biji
mentimun dengan garam beberapa kali makan. Selain itu cara yang sama dapat
juga dipakai untuk mengobati suara yang hilang.
Tidak hanya itu, mentimun juga dapat digunakan umtuk mengobati
penyakit disestri. Caranya, buah mentimun mentah dimasak terlebih dahulu.
Makan buah mentimun yang telah dimasak secukupnya.

 Kandungan Kimia
Timun yang juga dikenali sebagai mentimun atau nama ilmiahnya
Cucumis sativus, mengandungi 0.65% protein, 0.1% lemak dan karbohidrat
sebanyak 2.2%. Selain itu timun juga mengandungi kalsium, zat besi, magnesium,
fosforus, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2 dan vitamin C.

 Ekologi

 Frekuensi
Tumbuhan ini banyak ditemui disekitar tempat tinggal penulis, karena
tanaman ini sengaja ditanam sebagai tanaman yang bernilai ekonomi.

 Status
Statusnya dilindungi.

 Penyebaran Geografi

 Cara Tanam

10. Sirih
 Nama Ilmiah

30
Sirih dalam bahasa latin dikenal dengan nama Piper betle. Kerabat dekat
dari tanaman ini seperti Kiseureuh, Sirih Hutan, Kemekes, Kemukus, Mrico
Lolot, Lada, Cabe Jawa, Cabean, Daun Wati, Sirih Merah.
Sinonim dari Piper betle L. adalah Chavica betle (L.) Miq., Piper
pinguispicum C.DC. & Koord.

 Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae (suku sirih-sirihan)
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.

 Pertelaan
Tanaman ini termasuk familia Poaceae. Tumbuhan ini tumbuh di tempat
yang terbuka atau sedikit terlindung dan ada rambatannya.
Sirih merupakan tumbuhan liana yang bisa mencapai panjang hingga 20
m. Batangnya menggembung pada buku-bukunya, seringkali terdapat akar udara
pada buku-bukunya yang digunakan untuk merambat. Daun berseling, agak
bervariasi, dengan petiole 2.5 cm panjangnya, helaian daunnya membundar telur
dengan bagian basalnya menjantung, membulat atau menyadak. Perbungaannya
silinder, menggantung dan kedudukannya berlawanan dengan daun. Buahnya
buah batu yang berdaging.

31
 Kegunaan dan Cara Pemanfaatan
• Menghilangkan bau badan. Rebus 5 lembar daun sirih segar dengan 2
gelas air, hingga tinggal 1 gelas. Minum siang hari.
• Mimisan atau keluar darah dari hidung. Selembar daun sirih muda, cuci,
tekuk dua, gulung, masukkan ke hidung yang berdarah, sampai darah
berhenti mengalir. Usahakan agar penderita tetap duduk tegak, agar darah
tidak megnalir ke belakang rongga hidung.
• Koreng atau gatal-gatal. 20 lembar daun seirih yang tua, rebus dengan 3-4
gelas air, gunakan air rebusan daun sirih yang hangat untuk mencuci
bagian yang terkena koreng atau gatal.
• Pembersih mata yang gatal atau merah. Rebus 5-6 lembar daun sirih muda
dengan 1 gelas air, didihkan, dinginkan, gunakan untuk membasuh mata 3
kali sehari.
• Obat sariawan. 1-2 lembar daun sirih dibersihkan, lalu kunyah hingga
lumat, biarkan sebentar di mulut, tempat terkena sariawan.

32
• Menghilangkan bau mulut. Gunakan air rebusan daun sirih untuk
berkumur.
• Mengurangi jerawat. Basuh wajah dengan air rebusan daun sirih.
• Menguatkan gigi agar tidak mudah tanggal. Kunyah daun sirih dengan
pinang dan kapur.

 Kandungan Kimia
Sirih mengandung bahan kimia seperti minyak asiri, hidroksivacikol,
kavicol, kavibetol, allypyrokatekol, karvakrol, eugenol, eugenol methyl ether, p-
cymene, cineole, caryophyllene, cadinene, estragol, tgerpenena, sesquiterpena,
fenil propana, tanin, diastase, gula, pati.

 Ekologi
Sirih senang tumbuh di daerah hutan agak lembab dengan keadaan tanah
yang lembab.Daerah yang mempunyai curah hujan 2250 - 4750 mm per tahun
merupakan daerah yang sangat disenangi dan ditanam hingga ketinggian 900 m
dpl. Sirih menyukai daerah yang teduh dan terlindung dari angin, dan pada daerah
yang beririgasi baik dengan tanah berlempung dan kaya bahan organik dengan pH
7 - 7.5.

 Frekuensi
Tanaman ini jumlahnya cukup terbatas diperkarangan rumah.

 Status
Status tanaman ini dilindungi, karena ditanam sebagai tanaman obat.

 Penyebaran Geografi
Sirih tumbuh asli di Malesia tengah dan timur dan mulai ditanam sudah
2500 tahun yang lalu di seluruh kawasan Malesia (termasuk Indonesia) dan Asia
Tropika yang akhirnya mencapai Madagaskar dan Afrika Timur. Sirih juga
tumbuh tersebar di India selatan dan Cina selatan ketika pertama kali orang Eropa
tiba pada abad 15.

33
 Cara Tanam
Tumbuhan ini dapat dikembangbiakkan melalui setek batangnya yang
sudah agak tua yang terdiri dari 4-6 ruas, semaikan di tempat yang teduh. Biarkan
sampai tumbuh subur sebelum dipindahkan ke pekarangan. Liana ini kebanyakan
diperbanyak dengan cara stek yang mempunyai buku-buku 3 - 5 buah dengan cara
mengubur 2 buku-bukunya di dalam tanah. Sirih jarang dibudidayakan dari
bijinya, karena buahnya seringkali tidak berbiji atau buah digunakan untuk
menyirih.

DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus


Agriwidya, 1999.

Muhlisah, Fauziah. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya, 1999.

Tampubolon, Oswald T. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bhratara, 1995.

Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : PT. Intisari Mediatama, 1999.

34

Anda mungkin juga menyukai