Anda di halaman 1dari 17

PELESTARIAN TUMBUHAN OBAT

TURI DAN JARAK

Disusun oleh :

Gede Hyugiswara, NPM 1605010174

Dosen Pembimbing :

Cokorda Putra,ST.,M.Si

FAKULTAS KESEHATAN AYURWEDA

UNIVERSITAS HINDU INDONESIA


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
anugerah-Nya. saya dapat menyelesaikan paper tentang pelestarian tanaman Turi
dan tanaman Jarak dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
juga saya ucapkan terima kasih kepada Bpak Cokorda Putra,ST.,M.Si selaku
Dosen mata kuliah Pelestarian dan Pengembangan Tumbuhan Obat di Universitas
Hindu Indonesia Denpasar yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Dengan harapan makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pelestarian tanaman Turi dan tanaman
Jarak. Didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan paper
yang telah dibuat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna untuk yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan paper ini di waktu yang akan datang.

Denpasar, 1 Juni 2017

Penyusun
TURI (Sesbania grandiflora)

Turi (Sesbania grandiflora)


merupakan pohon kecil anggota suku
Fabaceae Tumbuhan dengan banyak
kegunaan ini asalnya diduga dari Asia
Selatan dan Asia Tenggara, namun
sekarang telah tersebar ke berbagai
daerah tropis dunia.

Di banyak daerah, pohon ini


dikenal sebagai turi (Jawa, Sunda,
Ternate, Tidore, Halmahera, alor), toroy (Madura), tuwi (Bali), turing, suri
(Sulawesi Utara), tuli (Talaut), palawu (Bima), gala-gala (Timor), ngganggala,
kalala (Rote), uliango (Gorontalo), tanunu (Sumba), kayu jawa (Makasar),
ajatulama (Bugis).

Turi merupakan pohon yang


berkayu lunak dan berumur pendek.
Tingginya dapat mencapai 5-12 meter
Akarnya berbintil-bintil dan berguna
untuk menyuburkan tanah. Bunganya
besar dan keluar dari rantingnya.
Bunganya apabila mekar, berbentuk
seperti kupu-kupu. Warna bunganya
ada yang merah dan ada juga yang
putih. Ada juga yang berwarna gabungan kedua-duanya. Letaknya menggantung
dengan 2-4 bunga dan bertangkai, kuncupnya berbentuk sabit. menggantung, kulit
luar berwarna kelabu hingga kecoklatan. Kulit luarnya ini tidak rata dengan alur
membujur dan melintang tidak beraturan dengan lapisan gabus yang mudah
terkelupas. Pada bagian dalam, batangnya berlendir dan berair yang berwarna
merah, dan rasanya pahit. Percabangan baru keluar apabila panjangnya sudah
mencapai 5 meter. Daunnya majemuk dan tersebar.

Memiliki daun penumpu sepanjang 1/2-1 cm. Anak daunnya bentuknya


jorong memanjang, rata, dan menyirip genap. Panjang tangkai daun 20–30 cm.
Tangkainya pendek, dan setiap tangkai berisi 20-40 pasang anak daun. Warna
bunganya ada yang merah dan ada juga yang putih. Buahnya berbentuk polong,
meggantung, bersekat, dengan panjang 20-55 cm, sewaktu muda berwarna hijau,
dan sudah tua berwarna kuning keputih-putihan. Sedangkan bijinya berbentuk
bulat panjang, dan berwarna coklat muda.

1. Persebaran dan habitat

Spesies ini tersebar di India Timur sampai Australia. Di Indonesia


tumbuhan ini ditanam sebagai tumbuhan hias di halaman-halaman Rumah dan di
sawah-sawah sebagai tanaman pelindung. Ia dapat pula hidup pada tanah asam
dan kadang juga tumbuh subur di tanah berair. Akan tetapi, turi tidak baik
ditanam pada ketinggian lebih dari 1.500 mdpl Turi biasanya digunakan sebagai
tanaman pelidung pohon rambatan bagi tanaman lada atau vanilla.

2. Kandungan senyawa kimia tumbuhan turi

 Getah Turi : Getah turi mengandung zat pewarna utama yaitu agatin dan
zantoagatin.
 Biji : Biji turi Mengandung protein 70%.
 Daun : Daun turi mengandung saponin.
 Bunga : Bunga turi mengandung konten bunga variable dan merupakan
sumber vitamin B.
 Akar : Akar turi mengandung bahan aktif yang bersifat anti turbekolosis
terhadap bakteria.

3. Cara menanam
 Pengolahan Lahan

Meskipun pohon turi dapat ditanam di tanah yang kurang subur, ada
baiknya Anda mengolah tanah tersebut terlebih dahulu agar potensi hidup
tanaman lebih tinggi dan pohon turi pun lebih produktif. Caranya diawali dengan
membuat lubang tanam dengan ukuran 1 x 1 m dan kedalaman 50 cm. Kemudian
masukkan pupuk kandang yang telah matang ke dalam lubang tersebut hingga
setinggi 10-20 cm. Biarkan lubang tanam ini selama 7-14 hari agar nutrisi di
dalam pupuk terserap ke dalam tanah di sekitarnya.

 Pengadaan Bibit

Bibit kembang turi bisa didapatkan melalui biji dan stek batang. Biji turi
berasal dari buah/polong yang sudah tua dan mengering. Setelah dikeluarkan dari
kulitnya, biji ini lantas disemaikan di dalam polybag. Media persemaian yang
digunakan berupa campuran tanah, pasir, dan pupuk kompos dengan komposisi
yang sama rata. Bibit siap dipindahtanamkan ke lahan setelah ukurannya
mencapai 30-40 cm. Anda juga bisa memperbanyak tanaman turi melalui stek
batang. Kurang lebih prosesnya mirip seperti cara menyetek cemara udang.

 Penanaman Bibit

Bibit turi ditanam ke


dalam lubang-lubang yang telah
disediakan. Keluarkan bibit
tersebut dari polybag dengan
hati-hati agar tidak merusak
sistem perakarannya. Kemudian
tanamkan bibit ini hingga seluruh
bagian akarnya masuk ke dalam
lubang. Barulah kemudian Anda
bisa menutupnya menggunakan lapisan tanah atas. Usahakan supaya posisi bibit
tersebut tetap tegak menghadap ke arah atas. Proses penanaman paling baik
dilaksanakan pada waktu pagi atau sore hari.

 Perawatan Tanaman

Pada dasarnya, tanaman turi tidak membutuhkan perawatan yang rumit.


Pohon ini dapat hidup dengan subur di lingkungan yang cukup ekstrem asalkan
kebutuhan air dan nutrisinya dapat tercukupi. Pada masa awal pertumbuhannya,
Anda bisa menyiram tanaman setiap 2 kali/hari tergantung kondisi cuaca.
Tanaman juga perlu diberikan pupuk kandang susulan setiap sebulan sekali untuk
menjaga kesuburan media tanam. Jangan lupa untuk menyiangi gulma yang
tumbuh di sekitar pohon turi minimal setiap 3 bulan sekali. Pemangkasan
dilakukan pada bagian-bagian tanaman yang mengering atau terserang hama dan
penyakit.
4. Komposisi:
Sifat Kimiawi dan farmakologi: Bunga: Pelembut kulit, pencahar,
penyejuk. Kulit batang: Mengurangi rasa sakit (analgetik), penurun panas (anti
piretik), pencahar, pengelat (astringen), perangsang muntah, tonik. Daun:
Mencairkan gumpalan darah, menghilangkan sakit, pencahar ringan, peluruh
kencing (diuretik). KANDUNGAN KIMIA: Kulit batang: Tanin, egatin,
zantoagetin, basorin, resin, calsium oksalat, sulfur, peroksidase, zat warna. Daun:
Saponin, tanin, glikoside, peroksidase, vitamin A dan B. Bunga: Kalsium, zat
besi, zat gula, vitamin A dan B.
5. Pemanfaatan :
Bagian yang dipakai: Kulit batang, bunga, daun, akar.

KEGUNAAN:
 Kulit batang (terutama bagian pangkalnya):
- Sariawan
- Disentri, diare
- Scabies
- Cacar air
- Demam dengan erupsi kulit
 Daun:
- Keseleo
- Memar akibat terpukul (hematoma)
- Luka
- Keputihan (fluor albus)
- Batuk
- Hidung berlendir, sakit kepala
- Memperbanyak produksi ASI
- Beri-beri
- Demam nifas
- Radang tenggorokan
 Bunga:
- Memperbanyak dan memperlancar pengeluaran ASI
- Hidung berlendir
 Akar:
- Pegal linu (rheumatism)
- Batuk berdahak

Pemakaian :
Untuk minum: Kulit batang turi merah bagian pangkal sebesar ibu jari
direbus.
Pemakaian luar : Kulit batang secukupnya ditumbuk halus, untuk
pemakaian setempat seperti scabies. Daun segar setelah ditumbuk halus,
diikatkan pada bagian tubuh yang memar atau keseleo.

Cara pemakaian
1. Sariawan
    a. Kulit batang segar secukupnya diremas-remas dalam air, untuk
       kumur-kumur. Lakukan 3 kali sehari.
    b. Kulit batang sebesar ibu jari direbus, minum. Lakukan beberapa
       kali.

2. Sariawan, sakit tenggorokan :


    Daun secukupnya dicuci bersih lalu diremas-remas dalam air matang.
    Digunakan untuk kumur-kumur pada tenggorokan (gargle).

3. Radang tenggorokan :
    Segenggam daun turi merah direbus dengan air bersih secukupnya.
    Setelah dingin disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur. Lakukan
    kumur-kumur sebanyak 4 kali sehari.

4. Disentri berak darah:


    Kulit batang sebesar ibu jari dari pohon turi yang bunganya merah
    direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas, setelah
    dingin disaring, lalu diminum. Lakukan 2 kali sehari.

5. Kuku jari bengkak akibat tersandung atau terpukul:


    Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Taruh diatas
    kuku yang sakit  dan kulit sekitarnya, lalu dibalut. Ganti 2-3 kali
    sehari. Bekukan darah dibawah kuku akan hilang dan sakitnya akan
    berkurang.

6. Keputihan:
    Segenggam daun turi putih dan kunyit sebesar ibu jari dicuci bersih
    lalu digiling halus. Tambahkan 3/4 cangkir air minum, diaduk merata
    lalu diperas dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari.

7. Batuk:
    Daun turi merah dan daun inggu masing-masing 1 genggam dicuci
    lalu ditumbuk halus, tambahkan air perasan sebuah jeruk pecel.
    Aduk merata, lalu diperas dan disaring, minum.

8. Batuk berdahak:
    Akar turi sebesar jari telunjuk dicuci bersih lalu digiling halus,
    tambahkan 1/2 cangkir air masak dan 1 sendok madu. Aduk sampai
    merata, lalu diperas dan disaring dengan sepotong kain. Minum.

9. Penambah ASI:
    a. Daun turi yang masih muda dikukus, dimakan sebagai lalab
       matang.
    b. Bunga dari turi putih dimasak, makan.

10. Pegal linu:


     Akar dari pohon turi berbunga merah secukupnya digiling halus,
     tambahkan sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur.
     Gosokkan kebagian badan yang sakit.

11. Cacar air, demam dengan erupsi kulit:


     Kulit batang sebesar ibu jari direbus dengan air secukupnya.
     Setelah dingin disaring, minum.

12. Hidung berlendir, sakit kepala:


     Segenggam daun dan bunga digiling halus, tambahkan 1/2 cangkir
     air masak. Aduk merata, lalu diperas dan disaring. Minum.

13. Demam nifas:


     Daun turi 1/3 genggam dicuci bersih lalu digiling sampai halus.
     Tambahkan 3/4 cangkir air minum dan sedikit garam. Diperas dan
     disaring, lalu diminum.  
JARAK PAGAR (Jatropha curcas L., Euphorbiaceae)

Jarak pagar (Jatropha curcas L.,


Euphorbiaceae) merupakan tumbuhan
semak berkayu yang banyak ditemukan di
daerah tropik. Tumbuhan ini dikenal sangat
tahan kekeringan dan mudah diperbanyak
dengan stek. Walaupun telah lama dikenal
sebagai bahan pengobatan. dan racun, saat
ini ia makin mendapat perhatian sebagai
sumber bahan bakar hayati untuk mesin
diesel karena kandungan minyak pada bijinya. Peran yang agak serupa sudah lama
dimainkan oleh kerabatnya, jarak pohon (Ricinus communis), yang bijinya
menghasilkan minyak campuran untuk pelumas.

Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama di Indonesia: jarak kosta,


jarak budeg (Sunda), jarak gundul, jarak pager (Jawa), kalekhe paghar (Madura),
jarak pager (Bali), lulu mau, paku kase, jarak pageh (Nusa Tenggara), kuman
nema (Alor), jarak kosta, jarak wolanda, bindalo, bintalo, tondo utomene
(Sulawesi), ai huwa kamala, balacai, kadoto (Maluku), lulang(karo)

1. Kandungan Tanaman Jarak


Berikut ini beberapa senyawa yang terkandung dalam tanaman jarak
dimulai dari akar, batang, getah, daun hingga bijinya:

 Getah Tanaman Jarak Pagar: mengandung flavonoid dan saponin serta


kandungan jatrophie yang bersifat antijamur.
 Pada bagian daun jarak pagar ditemukan senyawa kaemfesterol,
sitosterol, stigmasterol, amirin dan teraksrol.
 Sedangkan pada biji tanaman jarak ( Jatropha curcas L.) telah ditemukan
kandungan β-glukanase  yang memiliki aktivitas antifungi, toksalbumin
dan curcin yang tidak hanya memiliki aktivitas sebagai antifungi, tetapi
kandungan kimia ini juga bermanfaat sebagai antikanker (Ditjenbun,
2007).
 Ampas dari Biji Jarak yang sudah diperas minyaknya mengandung
nitrogen, fosfat dan kalium.
 Kulit Batang Jarak Pagar mengandung tanin, malam, resin dan saponin.

2. Manfaat Jarak Bagi Kesehatan

Khasiat tanaman jarak dari mulai daun hingga getahnya yang sudah biasa
digunakan sebagai obaT tradisional oleh nenek moyang kita. Berikut ini
merupakan cara penggunaan tanaman jarak :
1. Keputihan pada lidah bayi:
Pada bayi yang sedang menyusui, biasanya terdapat keputihan yang menempel
pada langit-langit lidah. Hal ini menyebabkan sang bayi enggan untuk menyusui
dan berat badannya cenderung naik. Untuk mengatasinya kita bisa memanfaatkan
getah daun jarak pagar. Biasanya daun jarak yang baru dipetik akan mengeluarkan
getah pada tangkai daunnya. Oleskan getah itu pada lidah bayi dan keputihan akan
keluar bersama air liur.

2. Mengobati radang telinga:


Radang telinga bisa terjadi karena Influensa yang mendadak ditandai suhu
badan naik, sakit dalam telinga, sedikit tuli seperti berdengung. Untuk
mengatasinya, ambillah setengah sendok makan Getah Jarak Pagar lalu diteteskan
sebanyak 6 tetes ke dalam telinga anak, sehari boleh dilakukan 6 kali sampai
sembuh.

3. Obat Sakit Gigi Berlubang


Getah jarak bersifat antimikroba sehingga dapat mengusir bakteri seperti jenis
staphylococcus, Streptococcus dan Escherechia Coli dan dapat digunakan untuk
mengatasi sakit gigi karena gigi berlubang. Caranya dengan mengambil getah
jarak menggunakan kapas, kemudian ditempelkan pada gigi yang berlubang.
(Hariyono dan Soenardi, 2005).

4. Obat Sariawan
Patahkan tangkai dari pohon jarak yang baru dipetik, akan ada sedikit getah
yang keluar. Getah itulah yang langsung dioelskan di bibir yang sedang sariawan.
Bila getah belum keluar, pencet sedikit di ujung tangkainya (Ditjenbun, 2007).

5. Perut Kembung dan Masuk angin


Bila bayi tiba-tiba mencret dan perutnya kembung akibat masuk angin,
ambillah beberapa lembar daun jarak pagar yang tua. Kemudian disiangi di atas
nyala api biar agak layu dan diolesi minyak kelapa, minyak telon atau kayu putih.
Setelah itu ditempelkan pada bagian bawah perut dan pinggang. Biarkan beberapa
jam, biasanya akan langsung terjadi pembuangan gas dan zat yang tidak berguna
dari dalam perut.

6. Susah BAB
Jika Anda mengalami susah buang air besar, petik 4 helai daun jarak pagar
yang segar karena berfungsi sebagai pencahar ringan. Cuci bersih, kemudian
kukus hingga layu dan di makan daunnya yang sudah di kukus selama 7 hari
berturut–turut atau sampai penyakit sembelitnya berkurang atau hilang.

7. Koreng, Jamur, dan Gatal


Carilah minyak jarak pagar asli (biasa tersedia di tukang urut). Kemudian
dipanaskan terlebih dahulu. Setelah itu celup dengan kapas dan oleskan pada
bagian kulit yang sakit. Minyak biji jarak tidak boleh tertelan karena mengandung
racun yang berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia.

8. Luka dan Pendarahan


Obat Luka : 2 sendok teh Minyak Jarak Pagar, ¼ sendok the Belerang, sejari
tangan kayu Secang / Cendana, 2 Sendok makan Vaselin, semuanya dipanaskan
atau tumis dan aduk merata, dinginkan sebentar sebelum dioleskan pada luka.
Luka baru berdarah bisa dihentikan langsung dengan Getah Pohon Jarak Pagar
karena bersifat Anti Mikroba seperti Bethadine untuk mengusir Infeksi/Bakteri
Staphylococcus, Streptococcus, dan Escherichia coli.

9. Obat Rematik
Ambil daun Jarak Pagar yang tua dan segar, di cuci bersih dan di tumbuk
halus dengan air secukupnya. Lumuri bagian tubuh yang terserang rematik atau
terkena exim, gatal, dsb. Atau bisa juga di compress dan biarkan selama beberapa
jam lalu dignti dengan yang baru.

10. Mengobati batuk dan Mengencerkan dahak


Ambillah akar pohon jarak secukupnya, kemudian dibersihkan dan direbus
dengan air 7 gelas sampai mendidih dan tersisa 2 gelas. Air rebusan tersebut di
minum pagi dan sore hari. Ulangi sampai 3 kali rebusan baru diganti akar yang
baru.

11. Memperbesar alat vital


Selain beberapa manfaat diatas, ada satu lagi manfaat jarak pagar yang paling
dicari oleh para pria, yaitu membesarkan penis. Caranya adalah, sediakan 10
lembar daun jarak beserta batangnya dan satu buah jeruk nipis. Keduanya
ditumbuk hingga halus. Sebelumnya lakukan pemijatan pada alat vital dengan
minyak zaitun hingga terasa hangat. Setelah itu barulah dilakukan pemijatan
dengan ramuan tadi. Satu ramuan digunakan untuk tiga kali pemijatan.

3. Pelestarian

Tanaman jarak mudah beradaptasi terhadap lingkungan tumbuhnya, dapat


tumbuh baik pada tanah yang kurang subur asalkan memiliki drainase baik (tidak
tergenang) dengan pH tanah optimal 5.0–6.5. Tanaman jarak pagar merupakan
tanaman tahunan jika dipelihara
dengan baik dapat hidup lebih dari
20 tahun. Ia sanggup menghasilkan
secara ekonomis pada tempat
dengan curah hujan hanya empat
bulan, berbeda dari kelapa sawit
yang memerlukan curah hujan
konstan untuk hasil terbaiknya.

Bahan tanaman dapat


berasal dari stek cabang atau
batang, maupun benih. Jika menggunakan stek dipilih cabang atau batang yang
telah cukup berkayu. Untuk benih dipilih dari biji yang telah cukup tua yaitu
diambil dari buah yang telah masak biasanya berwarna hitam.

Pembibitan dapat dilakukan di polibag atau di bedengan yang diberi


naungan. Setiap polibag diisi media tanam berupa tanah lapisan atas (top soil) dan
dapat dicampur pupuk kandang. Setiap polibag ditanami satu bibit Lama
pembibitan 2–3 bulan. Penanaman dapat juga dilakukan secara langsung di
lapangan (tanpa pembibitan) dengan menggunakan stek cabang atau batang.

Kegiatan persiapan lahan meliputi pembukaan lahan, pengajiran dan


pembuatan lubang tanam. Penanaman dengan kerapatan 1600 sampai 3400 pohon
per ha (jarak tanam 2 m × 3 m sampai 1.5 m × 2 m). Pada areal yang miring
sebaiknya digunakan sistem kontur. Lubang tanam dibuat biasanya dengan ukuran
40 cm × 40 cm × 40 cm.

Penanaman bibit sehat dengan ketinggian melebihi 50 cm dilakukan pada


awal atau selama musim penghujan sehingga kebutuhan air bagi tanaman cukup
tersedia. Pemupukan dapat dilakukan sesuai tingkat kesuburan tanah setempat.
Pemberian pupuk organik disarankan untuk memperbaiki struktur tanah.
Perawatan mencakup pengairan, pemangkasan, dan pembersihan dari gulma.
Perlindungan dari hama dan penyakit dilakukan bila terjadi serangan besar. Jarak
pagar relatif tidak memiliki pengganggu.

Bunga terbentuk setelah umur 3 – 4 bulan, sedangkan pembentukan buah


mulai pada umur 4 – 5 bulan. Pemanenan dilakukan jika buah telah masak,
dicirikan kulit buah berwarna kuning dan kemudian mulai mengering. Biasanya
buah masak setelah berumur 5 – 6 bulan. Produksi maksimum baru tercapai pada
usia tanam enam tahun, dan akan terus menghasilkan secara ekonomis sampai 20
tahun.

Cara pemanenan dengan memetik buah yang telah masak dengan tangan
atau gunting. Produktivitas per pohon jarak pagar berkisar antara 3.5 – 4.5 kg biji
per tahun. Dengan tingkat populasi tanaman antara 2500 – 3300 pohon / ha, dapat
dihasilkan 10 ton buah per tahun. Dengan rendemen rata-rata minyak sebesar 35%
maka setiap ha lahan dapat diperoleh 2.5 – 5 ton minyak per tahun.

Untuk mengganti 20% diesel dengan biodiesel dari jarak pagar diperlukan sekitar
3,5 juta hektare luas penanaman.

4. Hama dan Penyakit


Hama yang ditemukan pada lahan jarak pagar antara lain Chrysocoris
javanus, Tetranychussp., Selenothrips rubrocinctus, Ferissia virgata, Chalcocelis
albiguttata, Leptocorisa oratorius, Valanga nigricornis, Nezara viridula, Parasa
lepida, Gryllidae, Mollusca, Dyscheres curtus, Coreidae, Pyrochroidae, Amatidae,
Empoascasp., Liriomyzasp.. Hama yang berpotensi menimbulkan kerusakan pada
tanaman jarak adalah Ferrisia viirgata, ulat kantung, dan Chrysochoris javanus.
Gejala penyakit berupa bercak daun kuning yang tidak beraturan oleh
Xanthomonas ricinicola, barcak coklat/daun seperti terbakar oleh
Helminthosporiumsp. busuk bunga/buah oleh Botrytis ricini, embun tepung oleh
Oidiumsp., bercak hitam/busuk batang oleh Fusarium sp. Beberapa cendawan
terbawa benih yang dapat menyebabkan penyakit antara lain Chrysosporium sp.
Fusarium solani, Aspergillus flavus, dan PeniciIlium sp.. Chvsosporium sp.
merupakan cendawan yang paling dominan terbawa benih jarak pagar.
Chlysosporium sp. hanya ditemukan pada kulit, ha1 ini mungkin dikarenakan
cendawan Chrysosporium sp. bersifat saprofit. Penyakit- bercak daun yang
disebabkan patogen Pestalotia sp. berpotensi menimbulkan kerusakan oada
tanaman. Penyakit lain yang ditemukan adaiah mosaik yang disebabkan oleh
virus. Serangan virus dapat menyebabkan tanaman tidak dapat men ghasilkan atau
berproduksi.

Anda mungkin juga menyukai