Anda di halaman 1dari 11

Tempuyung 

adalah herba yang biasa digunakan termasuk tanaman obat yang berkhasiat. Ia


jamak pula disebut; lobak air, lempung, rayana, jombang lalaki, lampenas, galibug (Sd.) dan
tempuyung (Jw.). Tumbuhan ini sering ditemui tumbuh di pekarangan, lapangan, pinggir jalan,
sela-sela parit, ataupun tembok yang tidak terawat.
Tempuyung termasuk dalam suku Asteraceae yang tumbuh di ketinggian 50-1.600 mdpl dan
biasanya ditemui berada di lingkungan yang memiliki curah hujan merata sepanjang tahun dan
bercuaca sejuk atau daerah dengan musim kemarau pendek. Sebagai tumbuhan liar, tempuyung
dapat juga dibudidayakan di pekarangan.
Tumbuhan ini tergolong dalam tumbuhan tak berkayu atau terna dan menyukai tempat yang
langsung terkena sinar matahari serta mudah berkembang biak dengan biji yang terbawa
oleh angin. Adapun tumbuhan ini mengandung kalium, flavonoid, taraksasterol, inositol, dan zat
lainnya
Tempuyung adalah tumbuhan yang mempunyai khasiat sebagai obat untuk macam-
macam penyakit, yakni batu ginjal, demam, juga bengkak.[3] Seluruh bagian yang dimilikinya
dapat digunakan sebagai obat, baik dalam bentuk segar maupun simplisia kering.[4] Adapun
bagian-bagiannya adalah:

Batang
Tinggi tumbuhan tempuyung berkisar antara 65-150 cm. Batangnya berlubang dan
bergetah hijau. Selain itu, tempuyung adalah salah satu tumbuhan yang mana batangnya
berbulu dan lunak.

Daun
Daunnya tunggal berbentuk lonjong dan mempunyai ujung runcing serta berwarna hijau
keunguan, permukaannya licin dan tepinya berombak juga bergigi tak beraturan.
[1]
 Panjang daunnya kira-kira 6-48 cm dan mempunyai lebar sekitar 3-12 cm. Di dekat pangkal
batang, daun yang bergigi terpusat membentuk roset dan yang terletak di bagian atas berselang-
seling memeluk batang.[1] Daun inilah yang berkhasiat sebagai penghancur batu ginjal.[1]

Bunga dan buah


Bunga tempuyung berbentuk majemuk, kelopaknya seperti lonceng, dan mahkotanya berbentuk
seperti dari kumpulan jarum berwarna putih kekuningan atau kuning.[1] Ini adalah bentuk khas
perbungaan dari famili Asteraceae. Adapun buahnya mempunyai bentuk kotak dan berusuk lima
dan mempunyai rambut berwarna hitam yang kemudian berubah menjadi biji berukuran kecil dan
ringan seperti biji jombang.[1]
Sawi tanah
Sawi tanah (Nasturtium montanum) adalah herba semusim yang berbatang tegak yang
mencapai 55 cm. Ia juga termasuk flora Indonesia. Spesies ini berkerabat dengan selada air,
yang berasal dari genus yang sama. Tumbuhan ini juga dikenal dengan sebutan sawi
lemah, sawi taneuh, jukut sakti, rom taroman, tempuyung, kamandilan, dan maru-maru.

Sawi Tanah (Nasturtium Montanum Wall) atau dalam bahasa daerah sawi lemah/kamandilan (Jawa),
sawi taneuh/jukut sakti (Sunda), rom taroman (Madura) memiliki kandungan kimia antara lain
rorifone, rorifamide, 66 crystalline substans (2 substansi netral, 4 asam organik), dan beberapa
turunan decyanated. Anggota famili Cruciferae itu memiliki sifat pedas hangat, penurun panas,
antiracun, peluruh urine, antibakteri dan pencair dahak (mukolotik). Sawi tanah juga dimanfaatkan
untuk mengobati radang saluran napas, batuk berdahak, tuberkulosis, panas, campak, sakit tenggorok,
rematik persendian akut, hepatitis, kencing sedikit (oliguria), bisul, memar, luka berdarah dan gigitan
ular.

Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfatannya Seluruh bagian tanaman baik segar maupun
dikeringkan dapat digunakan untuk mengatasi beragam penyakit seperti berikut ini.

Bisul, memar, luka dan gigitan ular


Cuci bersih tanaman sawi tanah secukupnya, lalu tumbuk halus. Tambahkan sedikit air, lalu aduk
sehingga menjadi adonan. Tempelkan ramuan ke bagian yang sakit.
Batuk berdahak dan TBC
Cuci bersih herba sawi tanah segar sebanyak 30 gr. Tambahkan3 gelas air, gula batu sedikit dan gula
enau secukupnya, lalu rebus sampai tersisa 1 gelas. Dinginkan, saring ramuan 2 kali sehari, masing-
masing ½ gelas
Campak dan panas untuk anak
Cuci bersih herba sawi tanah segar 30 gr (untuk anak usia 1-2 tahun) atau 60 gr (untuk anak umur
diatas 2 tahun), lalu tumbuk. Peras hasil tumbukan. Air perasan ditambahkan sedikit garam dan gula
batu, lalu diminum. Setelah minum ramuan ini, sebaiknya penderita minum air putih.
Influenza
Cuci bersih herba sawi tanah segar sebanyak 50 gr dan 10-15 gr bawang putih. Rebus bahan tersebut
dalam 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas dan tambhakan sedikit gula batu. Dinginkan, lalu saring
ramuan. Minum ramuan 2 kali sehari, masing-masing ½ gelas
Kencing darah
Cuci bersih 5 buah tanaman sawi tanah, termasuk akarnya. Tambahkan 3 gelas air dan sedikit gula
batu. Rebus ketiga bahan tersebut hingga air tersisa setengahnya. Setelah dingin, saring air rebusan.
Minum ramuan sehari 3 kali sebanyak ½ gelas bersama 1 sendok madu.
Sakit lambung dan pelancar pencernaan
Cuci bersih 50 gr herba sawi tanah segar. Rebus bahan dalam 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas dan
tambahkan sedikit gula batu. Dinginkan, saring ramuan. Minum Ramuan 2 kali sehari, masing-masing
½ gelas Sakit kuning, hepatitis Cuci bersih ¼ genggam akar sawi tanah dan 1/3 genggam daun sawi
tanah. Tambahkan sedikit gula batu dan 3 gelas air. Rebus bahan sampai tersisa 1 ½ gelas.
Dinginkan, lalu minum ramuan sehari 2 kali sebanyak ¾ gelas bersama 1 sendok madu.
Sakit kandung kemih akibat kedinginan dan kencing sedikit
Cuci bersih 7 buah sawi tanah, termasuk akarnya. Tambahkan sedikit gula batu dan 3 gelas air.
Rebus bahan hingga tersisa 1 gelas. Dinginkan, lalu tambahkan madu ke dalam ramuan.
Minum ramuan 2 kali sehari, masing-masing ½ gelas.
Mencret
Cuci bersih 1 buah tanaman sawi tanah, termasuk akarnya. Rebus tanaman dengan 3 gelas air hingga
mendidih. Biarkan hingga air tersisa setengahnya. Dinginkan, lalu minum ramuan sehari 2 kali
sebanyak ¾ gelas bersama 1 sendok madu.
Rematik
Cuci Bersih 60 gr tanaman sawi segar. Rebus dalam 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas.
Tambahkan gula batu dan gula enau secukupnya ke dalam ramuan. Dinginkan, lalu saring ramuan.
Minum ramuan 2 kali sehari, masing-masing ½ gelas.
Mugwort atau yang dikenal juga sebagai daun baru cina adalah tanaman
herbal yang tumbuh di Asia, Amerika Utara, dan Eropa Utara. Bagian
tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun, tangkai, serta akarnya.
Biasanya tanaman herbal ini tumbuh liar di hutan, ladang atau tanah yang
lembap dan kaya akan unsur haranya.
Kebanyakan orang menggunakan tanaman herbal ini sebagai obat untuk
mengatasi nyeri haid, disentri, keputihan, keguguran, susah punya anak,
muntah darah, mimisan, perdarahan usus, diare, sembelit, hingga
memudahkan persalinan. Kegunaan lain termasuk pengobatan histeria,
epilepsi, dan kejang-kejang pada anak-anak.
Loseh berasal dari daerah tropis di Amerika, tepatnya pada pegunungan di Amerika Tengah
dan menyebar ke Asia (India), Afrika Timur, dan Eropa. Merupakan gulma di beberapa
perkebunan seperti gandum, jagung, kapas, tembakau, bit, lada, dan lainnya. Loseh
dilaporkan berkhasiat sebagai obat tradisional, dapat dikonsumsi sebagai sayuran, dan
tanaman keringnya digunakan sebagai penyedap dalam sup.

NAMA LOKAL
Balinggang, Rumput kuning, Balaketut, Joletos, Jukut loseh (Sunda), Bribil, Kuningan,
Mondreng, Pakelele (Jawa).

AGROEKOLOGI
Tumbuh hingga ketinggian lebih dari 1.900 m dpl, lebih menyukai tanah lembap dan terkena
cahaya. Biasa ditemukan di tepi sungai, hutan, dan pinggir jalan. Rata-rata curah hujan
tahunan 500-1.500 mm.

MORFOLOGI

 Akar tunggang dan berwarna putih.


 Batang tegak, bercabang, terdapat bulu-bulu halus.
 Daun tunggal, tersusun saling berhadapan, berbentuk bulat telur dengan ujung meruncing,
tepi bergerigi, panjang 3-5,5 cm, dan lebar 1,5-3,5 cm.
 Bunga majemuk, setiap kapitulum terdiri dua jenis bunga (bunga putih di tepi dan bunga
kuning tubular di bagian tengah). Bertumpu pada tangkai aksilaris yang panjang. Muncul di
ujung batang.
 Buah pipih, berwarna cokelat atau hitam, terdapat hanya 1 biji di dalamnya.
 Biji berbentuk oval bersisi tiga dan berbulu halus.

BUDIDAYA
Perbanyakan secara generatif, yaitu dengan menanam bijinya.

KANDUNGAN BAHAN KIMIA


Flavonoid (patulitrin, quercimeritrin, quercitagetrin), diterpenoid, asam kafeik, steroid,
fenolik, saponin, polifenol, cafffeoyl, aromatic ester.

KHASIAT
Mengobati bekas gigitan serangga, kulit gatal-gatal, kulit melepuh, batuk, demam, flu,
antiaskorbat, menghentikan pendarahan, meringankan sakit gigi, peluruh air seni, antibakteri,
antioksidan.

SIMPLISIA

 Siapkan daun dan bunga loseh secukupnya, cuci bersih dengan air mengalir dan tiriskan.
 Jemur di bawah naungan selama beberapa hari, hingga kering merata (daun dan bunga
mudah hancur jika diremas).
 Setelah kering, haluskan daun dan bunga hingga berbentuk serbuk.
 Simpan dalam wadah bersih dan kedap udara.
1. Peluruh air seni

 Siapkan 150 g daun dan batang loseh, air 1 ℓ.


 Rebus selama 15 menit.
 Minum setelah air rebusan dingin.

2. Penghilang gatal karena daun jelatang

 Siapkan seluruh bagian tanaman.


 Cuci hingga bersih dengan air mengalir.
 Tumbuk hingga menjadi pasta.
 Balurkan pada bagian kulit yang gatal.
Daun sendok
Daun sendok adalah tanaman kebun dari famili Plantaginaceae yang berbentuk
kumpulan daun berbentuk menyerupai sendok.

Nama-nama lokal
Terdapat banyak nama lokal untuk jenis tanaman ini, nama terbanyak ditemukan di
Jawa yakni Ki urat ceuli, ceuli uncal (bahasa Sunda); meloh kiloh, otot-ototan,
sangka buwah, sangka buah, sangkuwah, sembung otot, suri panduk (bahasa
Jawa).[1] Di Sumatra dikenal sebagai daun urat, daun urat-urat, ekor angin, dan
kuping menjangan (bahasa Melayu), sedangkan di Sulawesi disebut torongoat
(bahasa Minahasa, Sulawesi Utara).[1]

Pemerian dan ekologi


Anggota suku kiurat-kiuratan ini merupakan tanaman gulma di
perkebunan teh dan karet, atau tumbuh liar di hutan, ladang, halaman berumput
yang agak lembap sampai ketinggian 3.300 m di atas permukaan laut.[1] Daun
sendok berasal dari daratan Asia dan Eropa, tumbuh tegak dengan tinggi sekitar
15 cm - 20 cm, daunnya tunggal berwarna hijau dengan bentuk bulat telur melebar
dengan ukuran panjang 5 cm - 10 cm, lebar 4 cm - 9 cm, tepi daun rata atau
bergerigi kasar tidak teratur.[1]

Manfaat
Sebagai tumbuhan obat, daun sendok dapat digunakan sebagai anti radang,
melancarkan air kemih, peluruh dahak, menghentikan batuk, memperbaiki
penglihatan dan menormalkan aktivitas hati yang berlebihan.[1] Kandungan kimia
daun sendok diantaranya flavonoid dan polifenol, disamping itu daunnya
mengandung vitamin C, asam sitrat dan tanin.[2] Kandungan tanin pada daun sendok
diperkirakan mempunyai efek sebagai adstrigen sehingga dapat mengurangi diare
dengan menciutkan selaput lndir usus.[2]

Anda mungkin juga menyukai