Anda di halaman 1dari 5

DAFTAR PUSTAKA

Adams MR, Moss MO. 2008. Food Microbiology 3. Cambridge: RSC Pub.

Aisah, A. 2012. Manfaat dan khasiat kayu secang. http://blogspot.co.id. Diakses


tanggal 21 April 2016.

Aiyelaagbe O.O. and Osamudiamen P.M.2009. Phytochemical screening for active


compounds in Mangifera indica, Plant,Sci. Res, 2(1), 11-13.

Astina, I. G. A. A. 2010. Optimasi pembuatan ekstrak etanolik kayu secang


(Caesalpinia sappan L.) secara digesti : Aplikasi desain faktorial. [Skripsi].
Fakultas Farmasi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Batubara, Irmanida. 2010. Brazilin Content, Antioxidative and Lipase Inhibition


Effects of Sappandwood (Caesalpinia sappan) from Indonesia. USA. Journal
of Chemistry and Chemical Engineering, ISSN 1934-7375, Volume 4. No.10
(Serial No.35): 50-55

Buckle K.A, Edward, Ra,Fleet G,H., dan Wootton, M. 2009. Ilmu Pagan. Terjemahan
Hari P dan Adiono. Jakarta UI-Press

Bhunia AK. 2008. Foodborne Microbial Pathogen: Mechanisms and Pathogenesis.


New York: Springer.

Bouton, P.E., P.V. Harris dan W.R. Shorthose, 1971. The effect of ultimate pH upon
the water-holding capacity and tenderness of mutton. J. Food Sci. 36: 435.

Carter, G., D.J. Wise (2004). , of Veterinary Bacteriology and Mycology. Iowa Atate
Press.

Denny, W.L., Trioso P., Mirnawati S., Agatha W. S., Hadri L., Roso S., 2009.
Higiene Pangan. Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Hal 135, 160-166.

Dewi, S.H.C. 2010. Populasi Mikroba dan Sifat Daging Sapi Beku Selama
Penyimpanan. Jurnal AgriSains, Vol. 3 No. 4.

Dianasari, N. 2009. Uji efektivitas antibakteri ekstrak etanol kayu secang


(Caesalpinia sappan L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Shigella
dysentriae serta bioautografinya. [Skripsi]. Fakultas Farmasi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

37
Direktorat Obat Asli Indonesia. 2008. Caesalpinia sappan L.. Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia.

Ernawati, A. 2013. Stabilitas antioksidan ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan


L.)selama penyimpanan. [Tesis]. Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan.
Universitas Gajahmada. Yogyakarta.
Fardiaz. 2004. Analisa Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Farhana, H., Maulana, I.T., Kodir, R.A,. 2015. Perbandingan Pengaruhh Suhu dan
Waktu Perebusan terhadap Kandungan Brazillin pada Kayu Secang
(Caesalpinia Sappan L.). Program Studi Farmasi. Fakultas Matematika dan
IPA. Universitas Bandung. Bandung.

Fatsecret.2015. Informasi Gizi Daging Dada Ayam.http://www.fatsecret.co.id/kalori-


gizi/umum/dada-ayam. Diakses: 5 Oktober 2018.

Fazri, M. E. 2009. Uji efektivitas antibakteri ekstrak metanol kayu secang


(Caesalpinia sappan L.) terhadap Helicobacter pylori secara in vitro.
[Skripsi]. Fakultas Farmasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Fernandes R. 2009. Chilled and Frozen Raw Meat, Poultry and Their Products.
Dalam Fernandes R, editor, Microbiology Handbook Meat Products.
Cambridge: Leatherhead Pub.

Garcia S, Heredia N. 2009. Foodborne Pathogenesis and Toxins: an Overview. Dalam


Heredia N, Wesley I, Garcia S, editor, Microbiologically Safe Foods. New
Jersey: A John Wiley.

Garg, J. M. 2009. Caesalpinia sappan L. (sappan wood). http://wikimedia.org.


Diakses pada tanggal 21 April 2016

Hangoluan, Boris Yesaya Manumpak. 2011. Pengembangan Metode Isolasi Brazilin


dari Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) [Skripsi]. Bogor. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor.

Hariana, A. 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Depok : Niaga Swadaya.

Hartati, S. 2012. Populasi Mikroba dan Sifat Fisik Daging Sapi Beku Selama
Penyimpanan. Skripsi. Fakultas agroindustri. Universitas Mercu Buana.
Yogyakarta.

38
Hartono, E. Iriyanti, N. dan Santosa, R.S.S. 2013. Penggunaan Pakan Fungsional
Terhadap Daya Ikat Air, Susut Masak, dan Keempukan Daging Ayam Broiler.
Jurnal Ilmiah Peternakan 1 (1):10-19, April 2013.

Jay JM. 2000. Modern Food Microbiology 6. Maryland: Aspen Pub.

Karsinah, Lucky HM, Suharto, Mardiastuti HW. 1994. MikrobiologiKedokteran:


Batang Gram Negatif. Jakarta: Binarupa Aksara.

Kisseh, C., Soarest A.L., Rossa A., and Shimokomaki M. 2009. Functional
Properties of PSE (Pale, Soft, Exudative) Broiler Meat in the Production of
Mortadella. Brazilian archives of Biology and Technology an International
Journal 52:213-217.

Kouba M. 2003. Quality of organic animal products. Lives Prod. Sci., 80, 33—40.

Kumala, S., Devana,Tulus, D., 2013. Aktivitas Antibakteri Rebusan Secang (Caesalpinia
sappan L.) Terhadap Salmonella thypii Secara In Vivo. Agritech 33 (1): 46-52.

Kusmiati, Dameria, Dody p., 2014. Analisa Senyawa Aktif Ekstrak Kayu Secang
(Calsapinia sappan L.) Yang Berpotesi Sebagai Antimikroba. Seminar
Nasional teknologi Industri Hijau 1,p: 169-174

Lawley R, Cyrtis L, Davis J. 2008. The Food Safety Hazard Guidebook. Cambridge:
RSC Pub.

Lawrie, R.A. 2003. Ilmu Daging Edisi Kelima. Terjemahan Aminuddin Parakkasi. UI
Press, Jakarta.

Matulessy, D. N., E. Suryanto dan Rusman. 2010. Evaluasi Karakteristik Fisik,


Komposisi Kimia dan Kualitas Mikrobia Karkas Broiler Beku yang Beredar
di Pasar Tradisional Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara. Buletin
Peternakan. 34:178-185.

Mufidah, Subehan, dan Yusnita, R. 2012. Karakterisasi dan uji antiosteoporosis


ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.). Prosiding InSINas, 29 - 30
November 2012.

Nashihara, C., Shinoda, S,. Kudou, Y. 2009. Methods For Microbiological


Examination. In: Standard Methods Of Analysis For Hygenic Chemists With
Commentary. In Japanese. Pharmaceutical Society Of Japan Kanahara
Publishing Co., Tokyo.

39
Niemira BA. 2007. Irradiation sensitivity of plantonic and biofilm-associated isolates
is influenced by culture condition. Journal American Society for
Microbiology 5(10):3239-3244.

Priatni, Ageng., dan Tatik Purwanti. 2007. Kondisi Optimum Ekstraksi Teh Secang.
Jurnal Riset Teknologi Industri Volume 1.No. 1.

Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gajah Mada. 2011. Jenis bahan


penyamak kulit ikan. Laporan perkembangan hibah pembelajaran elearning.

Rahmawati, F. 2011. Kajian potensi ‘wedang uwuh’ sebagai minuman fungsional.


Seminar Nasional ‘Wonderfull Indonesia’, Jurusan PTBB FT UNY, 3
Desember 2011.

Rahmi, K., Erlina, R., dan Ika, N. 2010. Kajian komprehensif ekstrak etanolik kayu
secang (Caesalpinia sappan L.) sebagai agen kemopreventif tertarget. Naskah
Tidak Dipublikasikan.

Ray B. 2004. Fundamental Food Microbiology, Ed. ke-3. Washington, DC: CRC Pr.

Rina, O., Chandra, U. W., dan Ansori. 2012. Efektivitas ekstrak kayu secang
(Caesalpinia sappan L.) sebagai bahan pengawet daging. Jurnal Penelitian
Pertanian Terapan, 12 (3) : 181 - 186.

Risnajati, D. 2010. Pengaruh Lama Penyimpanan dalam Lemari Es terhadap pH,


Daya Ikat Air, dan Susut Masak Karkas Ayam Broiler yang Dikemas Plastik
Polyethhylen. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. Vol XIII No 6.

Sa’diah, S., Latifah, K. D., Wulan, T., dan Irmanida, B. 2013. Efektivitas krim anti
jerawat kayu secang (Caesalpinia sappan L.) terhadap Propionibacterium
acnes pada kulit kelinci. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 11 (2) : 175 -
181.

Sundari, D., Widowati. L., Winarno, MW. 1998. Informasi Khasiat, Keamanan dan
Fitokimia dan Tanaman Secang (Caesalpinia sappan L.). Warta Tumbuhan
Obat Indonesia 4(3) : 1-3.

Soeparno. 2009. Ilmu dan Teknologi Daging. Universitas Gadjah Mada. Press.
Yogyakarta. hal 1, 199-206, 232-233, 306-312

. 2015. Properti dan Teknologi Produk Daging. Gadjah Mada University


Press, Yogyakarta.

40
SNI. 2009. Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Pangan. SNI 7388:2009

SNI 2897. 2008. Sisni. Bsn .go. id / index. php / SNI_main / SNI / detail_SNI / 7779

Songer JG, Post KW. 2005. Veterinary Microbiology Bacterial and Fungal Agentof
Animal Disease. Elsevier Saunders: United State of America.

Srikandi, F. 1992. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal 103-
105, 123-124

Srinivasan, R., Selvam, G.G., Karthik, S., Mathivanan, K., Baskaran, R., Karthikeyan,
M., Gopi, M. & Govindasamy, C. (2012). In vitro antimicrobial activity of
Caesalpinia sappan L. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine. 2(1):
S136-S139

Suradi, K. 2008. Perubahan sifat fisik daging ayam broiler postmortem selama
penyimpanan temperatur ruang. Tesis. Fakultas Peternakan Universitas
Padjadjaran. Bandung.

Suryanto E, Erwanto Y, Marsiyam T. 2005. Evaluasi kualitas mikrobaia dan residu


antibiotik dalam daging ayam pada RPA tradisional di Kabupaten Sleman.
Prosiding Seminar Nasional Keamanan Pangan Produk Peternakan. ISBN
979-1215-00-6. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Tambunan, R. D. 2009. Keempukan Daging dan Faktor-faktor yang


Mempengaruhinya. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Lampung.

Tien, R. M., Sugiyono, Fitriyono A. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.


Alfabeta. Bogor. Hal. 37

Tjitrosoepomo, 2004. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta.477 p.
Usmiati, S. 2010. Pengawetan Daging Segar dan Olahan. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian. Bogor.

Zhong, X., Wu, B., pan, Y. J., and Zheng, S. 2009. Brazilein inhibits survivin protein
and mrna expression and induces apoptosis in hepatocellular carcinoma
HepG2 cells. Neoplasma, 56 (5) : 87 - 92.

41

Anda mungkin juga menyukai