Permintaan Bahan Baku Butsudan PT Maruki Siska Daud PDF
Permintaan Bahan Baku Butsudan PT Maruki Siska Daud PDF
SISKA DAUD
M 111 11 316
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Jurusan : Kehutanan
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Kehutanan
Fakultas Kehutanan
Universitas Hasanuddin
ii
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus karena atas
segala kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan bagi setiap
mahasiswa Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin. Selain itu juga
merupakan suatu bukti bahwa mahasiswa telah menyelesaikan kuliah jenjang
program Strata-1 dan untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan.
Keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Ridwan, M.SE, Bapak Prof. Dr. Ir. Supratman, M.P dan
Bapak Dr. Ir. Asar Said Mahbub, M.P selaku pembimbing yang dengan
sabar telah mencurahkan waktu, tenaga dan pikiran dalam mengarahkan dan
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Yusran Jusuf, S.Hut., M.Si., Bapak Dr. Ir. Mas’ud Junus,
M.Sc. dan Bapak Dr. Ir. Beta Putranto, M.Sc. selaku dosen penguji, terima
kasih atas saran, kritik, koreksi dan kesediaan waktunya.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Muh. Restu, M.P., selaku Dekan Fakultas Kehutanan
Universitas Hasanuddin, Bapak Prof. Dr. Ir. Musrizal Mu’in, M.Sc., selaku
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Bapak Dr. Ir.
Syamsuddin Millang, M.S., selaku Ketua Jurusan Kehutanan.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin yang
telah banyak memberikan ilmunya selama penulis kuliah.
5. Staf Administrasi Fakultas Kehutanan Unhas, terima kasih atas
bantuannya selama penulis menempuh kuliah hingga menyelesaikan studi.
6. Bapak H. Marufi, Bapak H. Tadir dan Bapak Basri yang telah menerima dan
membantu penulis dalam proses pengambilan data di PT. Maruki Internasional
Indonesia.
7. Sahabat tercinta Rizka Nurul Apriani, Rizki Amaliah, Evalusiaty, Hajar
Dewanti, Hasbia Salsawila, dan Lilis Handayani, atas kebersamaan,
motivasi dan perhatiannya selama ini.
iv
8. Teman-teman Laboratorium Kebijakan dan Kewirausahaan Kehutanan
tanpa terkecuali atas kebersamaannya selama ini.
9. Teman-teman Forester Angkatan ‘011 (Mitra Sutriswan, Mayckel Thoms
William, Zulkifli Nurdin, Abdul Rahman Wahid, Muhajirin, La Ode,
Azfar Gersamawan, Arif Atmawan, Abu Ubaidah, dan teman-teman lain
yang tidak sempat disebutkan namanya) atas kebersamaan dan bantuannya
selama penulis menempuh kuliah hingga menyelesaikan studi.
10. Teman-teman UKM Catur tanpa terkecuali atas kebersamaannya selama
ini.
Terkhusus, penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta Daud Bin Kendek dan
Agus Batik, serta saudara-saudaraku Milka Bin Daud, Jhon Bin Daud, Debit
Bin Daud, Kanda Amos, dan Kanda Jefri yang telah mencurahkan kasih sayang,
perhatian, pengorbanan, doa dan motivasi serta segala jerih payahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Akhir kata, kesempurnaan hanyalah milik Tuhan tak ada manusia tanpa
kelemahan. Penulis menerima dengan lapang dada setiap nasihat dan kritik yang
membangun demi perbaikan skripsi ini ke depan. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Tujuan dan Kegunaan .. ............................................................. 3
vi
D. Sarana Penunjang ....................................................................... 32
VI. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 54
B. Saran ....................................................................................... 54
LAMPIRAN ............................................................................................. 57
vii
DAFTAR TABEL
No Teks Hal
viii
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Hal.
x
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Butsudan merupakan suatu produk yang sudah jadi berupa lemari yang
digunakan sebagai tempat penyimpanan abu jenasah yang sangat sakral bagi
masyarakat Jepang. Butsudan adalah sebuah benda budaya orang Jepang yang
digunakan sebagai media untuk menghormati para leluhur yang telah wafat.
Produk butsudan dibuat melalui pengolahan kayu dengan tahap antara lain
(painting). Negara tujuan ekspor produk ini sampai sekarang hanya ke Jepang,
mendatang.
General Manager PT. Maruki Internasional Indonesia Ir. Husba Phada (2014)
Komposisi penggunaan material kayu adalah 40% kayu lokal dan 60% kayu
import. Negara asal kayu import, yakni Afrika (Gabon), Asia (Thailand, Laos),
1
Kegiatan perusahaan dalam memproduksi dan menawarkan barangnya
menghasilkan barang yang akan diproduksikan. Salah satu faktor produksi yang
sangat penting bagi proses produksi yaitu kebutuhan bahan baku yang dapat
masyarakat Jepang untuk membeli Butsudan ikut berpengaruh. Hal itu dialami
utamanya perusahaan ini butsudan dan hanya diekspor ke Jepang (UPEKS, 2014).
minat masyarakat Jepang untuk membeli butsudan ikut menurun, sehingga upaya
dilakukan agar produksi tetap diminati adalah menyesuaikan dengan daya beli
dimana bahan baku tetap dalam kondisi yang stabil khususnya dari segi jumlah.
diperlukan di masa yang akan datang. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan
2
penelitian mengenai analisis permintaan bahan baku pada PT. Maruki
Internasional Indonesia.
Indonesia.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
analisis permintaan bahan baku butsudan pada PT. MII serta dapat sebagai
bahan informasi dalam penelitian lebih lanjut pada bidang yang sama.
3. Bagi instansi, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi bahan
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Permintaan
rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang
tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit
pada berbagai tingkat harga pada periode tertentu. Teori permintaan menjelaskan
hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan harga dan patuh pada
naik maka jumlah barang yang diminta oleh konsumen akan turun, ceteris
paribus. Sebaliknya, bila harga turun maka jumlah yang diminta akan meningkat.
Oleh sebab itu, hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta adalah
Menurut Suherman (2006), ada beberapa hal penting yang dapat dilihat
angka yang menunjukkan banyaknya satuan barang yang diminta pada pelbagai
tingkat harga. Hal kedua yang terpenting adalah bahwa barang yang diselidiki
dalam suatu pembicaraan mengenai permintaan adalah satu jenis barang saja, dan
bahwa permintaan itu terjadi di pasar serta waktu yang juga tertentu.
4
Para ekonom menggunakan istilah ceteris paribus untuk menyatakan
dipelajari pada saat tersebut, dianggap konstan. Istilah yang diambil dari bahasa
Latin tersebut berarti “hal lainnya dianggap tetap”. Kurva permintaan mempunyai
kemiringan ke bawah karena ceteris paribus, harga yang semakin rendah berarti
pembeli (atau para pembeli) bersedia membelinya pada tingkat harga yang
permintaan, maka kita dapat mgetahui hubungan antara varibel tidak bebas
5
Keterangan :
f = Notasi fungsi
Px = Harga X
Py = Harga Y
dengan asumsi barang normal. Diluar asumsi itu akan terjadi penyimpangan pola
suatu barang adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain dan pendapatan
menimbulkan konsekuensi bahwa apabila harga naik maka permintaan turun dan
apabila harga turun maka permintaan akan naik. Hubungan ini disebut Hukum
Permintaan.
1. Jika harga brang naik, pendapatan konsumen yang tetap merupakan kendala
2. Jika harga suatu barang naik, konsumen akan mencari barang pengganti.
6
Namun demikian, terdapat beberapa perkecualian sehingga hukum
Barang giffen adalah barang inferior, tetapi perlu dicatat bahwa tidak
semua barang inferior adalah barang giffen. Barang ini diperkenalkan pertama
kali oleh Robert Giffen dari hasil suatu penelitian. Ia menemukan bahwa semakin
angka yang semakin meningkat. Hal itu disebabkan oleh semakin meningkatnya
terhadap barang ini menjadi lebih banyak. Oleh karena itu, barang giffen
Dalam hal ini perubahan jumlah yang diminta dipengaruhi oleh perubahan
harga yang terkait dengan harapan konsumen. Artinya kenaikan harga suatu
barang hari ini justru akan diikuti kenaikan permintaan terhadap barang tersebut,
karena terselip adanya harapan bahwa barang tersebut akan terus mengalami
kenaikan.
barang. Semakin tinggi harga suatu barang semakin tinggi kepuasan konsumen
7
konsumen untuk membayar harga barang tersebut (Tati Suhartati Joesron dan
Fathorrozi, 2007).
Kurva permintaan seseorang menyatakan unit barang atau jasa yang ingin
dan dapat dibeli oleh orang tersebut pada berbagai tingkat harga selama periode
waktu tertentu. Harga dan kuantitas yang diminta berhubungan terbalik pada
harga yang lebih rendah, akan lebih banyak unit yang dibeli sebagai akibat dari
efek substitusi dan efek pendapatan. Ketika harga sebuah komoditas turun,
normalnya seseorang akan membeli barang ini lebih banyak karena dia akan
pula halnya, jika harga komoditas turun, daya beli seseorang akan naik, sehingga
ia dapat membeli barang tersebut lebih banyak. Ketika digambarkan dalam grafik,
hubungan terbalik antara harga dan kuantitas yang diminta tampak sebagi kurva
8
permintaan pasar menyatakan unit barang atau jasa yang ingin dan dapat dibeli
semua orang di dalam pasar pada berbagai tingkat harga, yang dinyatakan dalam
Px
O Qx
Gambar 1. Kurva Permintaan
terhadap permintaan ke atas suatu barang antara lain, harga barang lain yang
tarik suatu barang, jumlah penduduk, dan perkiraan harga di masa yang akan
datang.
yaitu apabila harga naik mereka akan menurunkan konsumsinya, begitu pula
sebaliknya bila harga turun mereka akan menaikkan konsumsinya. Di mana satu-
satunya faktor yang menyebabkan perubahan tingkat kuantitas atas suatu produk
hanya dipengaruhi oleh perubahan tingkat harga. Dalam ilmu ekonomi yang
dikenall sebagai pergerakan sepanjang kurva (moving along the curve), di mana
9
perubahan konsumsi hanya terjadi di sepanjang kurva permintaan tersebut dan
tidak terjadi pergeseran dalam kurva permintaan (Nur Rianto dan Euis, 2010).
B. Butsudan
yang menyertakan dan melindungi ikon religius, biasanya sebuah patung. Pintu-
biasanya ditemukan di kuil-kuil dan rumah. “Butsudan” adalah kata dalam bahasa
dan berkomunikasi dengan para leluhur yang telah wafat. Terdapat berbagai
macam jenis dan tipe Butsudan, namun umumnya berbentuk lemari. Butsudan
Komposisi penggunaan material kayu adalah 40% kayu lokal dan 60% kayu
import. Negara asal kayu import, yakni Afrika (Gabon), Asia (Thailand, Laos),
2011).
100-500 juta per Unit. Tiap 5 tahun biasanya orang Jepang membeli 2-3 butsudan
10
untuk merayakan kenaikan pangkat, kelahiran anak atau keberhasilan lainnya
(Erik, 2009).
C. Bahan Baku
penggergajian dan industri kayu lapis yang berkembang pesat ini memberikan
dampak yang cukup besar yaitu berupa tekanan terhadap sumber bahan baku
yang harus tersedia secara terus-menerus agar proses produksi berjalan lancar. Hal
ini berkaitan erat dengan potensi hutan sebagai sumber bahan baku (Padlinuriaji
produksi) akan memerlukan persediaan bahan baku ini. Baik disengaja maupun
D. Peramalan Kebutuhan
yang akan dihadapi pada masa yang akan datang. Peramalan (forecast) dapat juga
pada masa depan, dalam bentuk perhitungan atau perkiraan dari data yang lalu
dan informasi yang lainnya. Sedangkan Prediksi lebih bersifat subyektif dalam
11
mengestimasikan apa yang dihadapi pada masa depan, juga menggunakan data
atau informasi pada masa lalu secara pertimbangan subyektif. Walaupun istilah-
istilah tersebut di atas dapat dibedakan , tetapi pada umumnya dunia usaha dan
peramalan dan prediksi. Sehingga hal ini juga berlaku untuk penggunaan istilah
dapat menggunakan metode kualitatif yang sama tetapi hasil peramalannya dapat
matematis yang menggunakan data histori dan atau variable-variabel kausal untuk
peramalan deret waktu (time series) dan peramalan sebab akibat. Kedua metode
ini mendasarkan peramalannya pada data yang lalu dengan menggunakan prediksi
12
Korelasi pada dasarnya adalah hubungan. Dua kejadian yang
kejadian tersebut harus dinyatakan dalam nilai variabel. Variabel harga, biaya,
produksi dan hasil penjualan untuk melihat atau mengetahui perubahan harga,
biaya, produksi dan hasil penjualan. Apabila dua kejadian berkorelasi maka
kejadian yang satu mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung terhadap
kejadian lainnya. Maka dari itu kalau variabel X berkorelasi dengan variabel Y,
waktu (time series) mendasarkan data yang lalu dari suatu produk. Yang dianalisis
pola data tersebut apakah berpola trend, musiman atau bersiklus. Dalam
terkecil merupakan suatu prakiraan atau taksiran mengenai nilai a dan b dari
mempunyai anggapan dasar bahwa pemakaian bahan baku untuk keperluan proses
13
produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan dari waktu ke waktu akan
mempunyai tingkat perubahan yang tetap. Bentuk umum dari metode kuadrat
Ŷ = a + bx
antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat.
Rumus:
Y = a + b1X1+b2X2+…+bnXn
Y = variabel terikat
a = konstanta
harus dikaitkan dengan suatu tempat yang dinamakan pasar dalam pengertian
sehari-hari. Suatu pasar dalam ilmu ekonomi adalah di mana saja terjadi transaksi
antara penjual dan pembeli. Barang yang ditransaksikan bisa berupa barang
apapun, mulai dari beras dan sayur-mayur, sampai ke jasa angkutan, uang dan
14
beras, pasar sayur, pasar sepatu, pasar jasa angkutan termasuk kategori pasar
output, sedang pasar modal, pasar tenaga kerja, pasar “tanah” termasuk pasar
bersangkutan. Dan apabila terjadi suatu transaksi, maka ini berarti telah terjadi
suatu persetujuan (antara pembeli dan penjual) mengenai harga transaksi dan
volume transaksi bagi barang tersebut. Dua aspek transaksi inilah (yaitu, harga
dan volume) yang menjadi pusat perhatian ahli ekonomi apabila ia menganalisa
suatu pasar.
akan output hasil proses produksi tersebut. Permintaan akan output timbul karena
hidupnya .
b. Memiliki daya beli (uang) yang berasal dari “penjualan” jasa input-input yang
Dalam bahasa Inggris, faktor produksi ini disebut dengan “input”. Untuk
produksi (input) dan produk (output). Hubungan antara input dan output ini
disebut dengan “faktor relationship’ (FR). Dalam rumus matematis, FR ini dapat
dituliskan dengan:
15
Y = f (X1, X2, . . ., Xi, . . . Xn)
Dimana :
2003).
yang pokok, yaitu perusahaan perseorangan, firma dan perseroan terbatas. Dari
modal sebesar yang dingini. Pemegang saham bebas untuk menentukan besarnya
saham yang dimilikinya. Kalau uangnya sedikit, sedikitlah saham yang dibelinya
16
dan kalau uangnya banyak, ia dapat membeli saham lebih banyak. Kalau ia tidak
mau lagi menjadi pemilik perusahaan itu orang tersebut dapat dengan mudah
ekonomi disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau
persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dan tingkat (dan
Dari segi suatu perusahaan, kita bisa membedakan dua macam input, yaitu
Input antara adalah input yang digunakan oleh suatu perusahaan, yang
merupakan output dari perusahaan lain (misalnya : kapas untuk pabrik tekstil,
pupuk bagi petani dan sebagainya). Input primer adalah input yang bukan
golongan ini termasuk tenaga kerja, tanah, kapital dan kepengusahaan (Boediono,
2012).
17
III. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan, yang dimulai
pada bulan September dan berakhir pada bulan Oktober 2014. Lokasi penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari PT. Maruki Internasional
1. Observasi
2. Wawancara/Interview
umum perusahaan dan yang utama mengenai keadaan permintaan bahan baku
18
3. Pengumpulan Data Sekunder
D. Analisis Data
Y = a + bt + ct2
åY b å t c å t 2
a= - -
n n n
19
g .J - q .a
b=
g .b - a .a
q - b .a
c=
g
dimana :
a = å t.å t 2 - nå t 3
b = å t.å t - nå t 2
g = å t 2 .å t 2 - nå t 4
s = å t.å Y (t ) - nå tY (t )
q = å t 2 .å Y (t ) - nå t 2Y (t )
Keterangan :
Y = Besarnya permintaan
t = Periode peramalan
Permintaan
Periode
Tahun t2 t3 t4 Y(t) tY(t) t2Y(t)
(t)
(m3)
2005 1 1 1 1
2006 2 4 8 16
2007 3 9 27 81
… … … … …
2013 9 81 729 6561
Total 45 285 2025 15333
20
3. Analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan bahan baku pada industri adalah analisis regresi linear berganda
Ý = a + b1 X1 + b2 X2
Keterangan :
a = konstanta
dengan persamaan :
Keterangan :
a = konstanta
dengan persamaan :
21
Ý = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Keterangan :
a = konstanta
dengan persamaan :
a = konstanta
X4 = Kurs (Rp)
22
>0,75 – 0,99 : Korelasi sangat kuat
1 : Korelasi sempurna
E. Konsep Operasional
berikut :
1. Butsudan adalah produk dalam bentuk lemari yang diproduksi oleh PT.
2. Permintaan bahan baku adalah jumlah bahan baku yang dibeli oleh PT.
konsumen (Jepang)
4. Harga Permintaan Bahan Baku adalah besarnya nilai bahan baku yang
datang.
8. Stok bahan baku adalah persediaan bahan baku yang digunakan untuk
produksi
23
IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
perubahan kepemilikan saham. Maka sejak tanggal 14 Februari 2003 PT. Tokai
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 3 Juli 1997 dan sebagai pemimpin
perusahaan ditunjuk Mr. Hidehiro Asano bersama Dr. Ir. Nurdin Abdullah.
menguntungkan, akses pelabuhan laut dan bandar udara yang dekat memberi
kemudahan dan kelancaran baik untuk distribusi ekspor, pengadaan bahan baku
24
Setelah diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Selatan, PT Maruki
pelaksanaan Grand Opening tanggal 23 April 1998 kemudian pada tahun 1999
Produk utama yang dihasilkan adalah Butsudan yaitu jenis furniture yang
dalam tradisi agama Budha di Jepang, sudah digunakan sebagai media untuk
berkomunikasi dengan leluhur, dimana tipe atau jenis butsudan berbeda untuk
Sulawesi Selatan.
kerja keras. Sedangkan misi dari perusahaan adalah “melibatkan segenap unsur
berkesinambungan”.
dan fungsi dari masing-masing bagian atau komponen yang harus dilaksanakan
25
kerja dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai sasaran yang telah
perusahaan harus mempunyai pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas.
Hal ini dimaksudkan agar setiap kegiatan yang ada dalam perusahaan dapat
Pada perusahaan ini menganut sistem garis dan staf (line and staff
26
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Maruki Internasional Indonesia
Komisaris Presiden
Direktur
Interpreter/
Sek Presdir
Direktur
GM GM
Umum Produksi
27
1. Purchasing
atas dua unit, yaitu unit pembelian raw bahan baku dan unit pembelian bahan
baku (kayu).
Services.
3. Finance Department
perusahaan, misalnya : mencatat kuitansi yang masuk dan membuat buku besar
perusahaan.
4. Export-Import Department
28
berhubungan dengan kawasan berikat. Eksport-Import Department terbagi ke
dalam beberapa unit yaitu unit service, unit administrasi dan unit store Butsudan.
kendaraan, rumah tangga, kebersihan dan keindahan serta security yang memiliki
tugas masing-masing.
manusia dan mesin yang terpadu, untuk menyajikan informasi guna mendukung
organisasi. MIS terbagi dalam beberapa unit yaitu System Development serta
Information Technology yang juga terbagi dalam dua unit yaitu Administrasi dan
7. Maintenance Department
merawat seluruh peralatan produksi dan non produksi baik yang ada di
lingkungan pabrik dan non pabrik agar tetap dalam kondisi yang siap pakai.
Department ini terbagi ke dalam beberapa unit yaitu produksi, non produksi dan
building.
29
8. Planning and Design Department
sehingga komponen/bahan baku selalu tersedia pada saat dibutuhkan untuk proses
produksi dalam hal jumlah, kualita yang terkontrol, serta pengontrolan proses
produksi dalam hal kaitannya dengan realitas schedule produksi dan erat
Departemen Perencanaan dan Desain terbagi ke dalam dua unit, yaitu Unit
dan Unit Design. Unit Planning sendiri terbagi atas beberapa bagian yaitu bagian
schedule, Hory, Tata Usaha Kayu, Admiinistrasi Bahan Baku, Kiln Dry Boiler,
Store Bahan Baku, Raw bahan baku serta Control Raw Bahan Baku. Sedangkan
unit Desain terbagi atas tiga bagian yaitu : Produksi, Cad dan Cam serta Desain.
9. Production Department
dimana sumber-sumber daya yang berlaku sebagai input diubah menjadi produk
terdiri atas 369 karyawan laki-laki dan 118 karyawan perempuan dengan
30
Jumlah karyawan pada devisi produksi 483 orang yang bekerja di 1
Rekrutment tenaga kerja PT. Maruki Internasional Indonesia adalah tenaga kerja
yang diambil dari lulusan balai latihan tenaga kerja Makassar dan masyarakat
Jepang sekitar satu tahun atau lebih, untuk ahli teknologi dalam pembuatan
Fasilitas perusahaan :
b. Bus Karyawan
d. Jamsostek
e. Perpustakaan
f. Sarana ibadah
proses yang tergolong dalam sistem produksi pesanan, hal ini didasarkan atas sifat
31
1. Bahan Baku
paorose, wenge, rosewood, dan lain-lain. Jenis kayu eboni dan nyato diperoleh
dari Sulawesi, untuk jenis wenge, paorose dan rosewood diimpor dari negara
afrika, dan amerika. Selain itu bahan baku lain yang digunakan adalah lem, cat,
2. Fasilitas Produksi
Fasilitas produksi berupa mesin dan peralatan produksi lainnya terdiri dari
berbagai jenis dan kegunaan misalnya: hot press machine, wide belt sander, mesin
printing, circular saw dan lainnya disusun berdasarkan urutan proses yang akan
dilalui oleh bahan, dimana susunan dari mesin dan peralatan produksi diusahakan
3. Energi
dengan kapasitas 240 kVA di samping oleh beberapa Genzet sebagai cadangan.
D. Sarana Penunjang
1. Boiler
ketersediaan panas untuk mengeringkan kayu dalam kiln dry. Boiler yang
digunakan di PT. Maruki Internasional Indonesia adalah boiler hot water dengan
tipe BVW 600 WW yang memiliki temperatur kerja 900 C dengan luas permukaan
32
33,46 m2. Bahan bakar boiler berasal dari limbah pengolahan kayu gergajian baik
serbuk gergajian yang dapat mengganggu proses produksi. Dust collector yang
digunakan dua jenis berdasarkan kecepatan (speed) yaitu kecepatan 1.159 rpm
dengan kapasitas daya 55 KW dan kecepatan rpm 1.850 dengan kapasitas daya 37
3. Kiln Dry
Kiln dry merupakan alat yang digunakan untuk menurunkan kadar air kayu
sesuai dengan kadar air kayu yang diinginkan. Kiln dry yang ada di PT. Maruki
dibutuhkan untuk pengeringan kayu dalam kiln dry tergantung pada jenis kayu
yang dikeringkan, ukuran kayu (tebal, panjang) dan kadar air yang dikehendaki.
4. Store Room
alat-alat yang digunakan baik itu untuk spare part mesin, maupun untuk
5. Generator
digunakan pada proses produksi (pada proses kiln dry). Genset ini digunakan oleh
33
bersumber dari PLN, selain itu genset juga digunakan sebagai cadangan untuk
mencegah agar proses produksi tidak berhenti meskipun dari aliran PLN padam.
a. Persiapan bahan baku, bahan baku yang berupa papan ditempatkan pada
tempat yang terbuka sehingga bahan baku tersebut dapat mengering sampai
pada kisaran kadar air 20%. Setelah itu bahan baku dimasukkan dalam kiln
dry yang terdiri dari 3 chamber (kamar) dimana berisi kayu yang berbeda dan
hingga mendapat kadar air 6-8%, selanjutnya bahan baku siap diproses di
factory 1.
b. Factory 0 merupakan tempat pembuatan Tsukita yaitu irisan tipis dari kayu
untuk melapisi hardboard maupun kayu sehingga diperoleh motif kayu yang
seosoning).
bahan baku dan tempat pemotongan (cutting) material dan laminating sesuai
34
diinginkan sesuai dengan cutting sheet dan gambar kerja yang ada. Setelah itu
papan dipotong di mesin cross cut, lalu dibelah di mesin ripe saw kemudian
Selain proses pengerjaan bahan baku kayu, pada factory ini juga dilakukan
terdiri dari ukiran dan anyaman yang bahannya merupakan hasil factory 1.
h. Factory 6, yaitu departemen akhir dalam proses produksi yang bertugas untuk
Jepang.
35
Berikut adalah bagan proses produksi yang menunjukkan aliran
pembuatan Butsudan.
Persiapan
Factory 1
Factory 2
Factory 3
Factory 4 Factory 5
Factory 6
36
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Indonesia terdiri dari kayu lokal dan kayu impor. Kayu lokal yang digunakan
celebica (amara). Dari ketujuh jenis kayu tersebut, kayu yang paling banyak
digunakan yaitu nyatoh. Adapun kayu impor yang digunakan yaitu Dalbergia
(bocote), Millettia laurentii (wenge), Fraxinus americana (white ash), enju, kuwa,
honduras rosewood, granadillo, yaku suki, Juglans nigra (black walnut), dan
kanaha.
Sumber bahan baku kayu lokal yang digunakan berasal dari bermacam-
macam daerah, seperti Sulawesi Tengah (Palu, Donggala, dan Poso), Sulawesi
kayu impor berasal dari berbagai negara, seperti Thailand, Vietnam, Afrika,
bahan baku juga dilakukan dengan cara pembelian secara bebas untuk
37
mengantisipasi permintaan yang terjadi di luar perencanaan perusahaan, sehingga
butsudan semakin meningkat maka bahan baku yang digunakan untuk produksi
berasal dari persediaan bahan baku yang ada. PT. Maruki Internasional Indonesia
meningkat sebesar 321,64 m3. Selanjutnya, permintaan bahan baku menurun dari
tahun 2007-2008 sebesar 105.63 m3 dan 952,85 m3. Hal tersebut terjadi karena
permintaan butsudan pada tahun 2008 juga menurun, sehingga persediaan bahan
baku masih cukup untuk produksi dan menyebabkan permintaan bahan baku
tahun 2008-2009 disebabkan karena pada saat itu terjadi krisis ekonomi global
termasuk negara tujuan ekspor butsudan yaitu Jepang. Salah satu dampak krisis
butsudan dan bahan baku butsudan dapat dilihat pada gambar berikut:
38
8000
7174
6467 6508 6511 6619
7000 6316 6224
6000 5570
4760
5000
Permintaan
4000
Bahan Baku
(m3)
3000
1999.11893.47 1840.681898.29
1677.46 1728.65 Permintaan
2000 1448.72 1444.2
940.62 Butsudan (m3)
1000
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
karena pada saat itu negara tujuan ekpor produk butsudan yaitu Jepang,
produk butsudan oleh masyarakat Jepang. Tahun 2012 permintaan bahan baku
kembali naik sebesar 396,47 m3 dan terus meningkat pada tahun 2013 sebesar
57,61 m3. Demikian halnya dengan permintaan butsudan, dari tahun 2012 terus
39
series sistem regresi kuadratik. Hasil analisis time series (Lampiran 1) diperoleh
Y = 2142,36-275,84t+28,08t2
bahan baku butsudan di masa yang akan datang. Permintaan bahan baku butsudan
selama tahun 2009-2013 dan prediksi untuk tahun 2014-2020 dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 1. Permintaan Bahan Baku Butsudan dan Prediksi Permintaan Bahan Baku
Butsudan
Tahun Permintaan Bahan Tahun Permintaan Bahan
3
analisis Baku Butsudan (m ) Prediksi Baku Butsudan (m3)
2005 1.677,46 2014 2.191,96
2006 1.999,1 2015 2.505,8
2007 1.893,47 2016 2.875,8
2008 940,62 2017 3.301,96
2009 1.448,72 2018 3.784,28
2010 1.728,65 2019 4.322,76
2011 1.444,2 2020 4.917,4
2012 1.840,68 2021 5.568,2
2013 1.898,29 2022 6.275,16
Total 14.871,20 Total 35.743,32
Rata-rata 1.652,36 Rata-rata 3.971,48
Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder, 2014
permintaan bahan baku butsudan dari tahun 2005-2013 rata-rata 1.652,36 m3 dan
prediksi untuk tahun mendatang (2014-2020) rata-rata 3.971,48 m3. Hal tersebut
40
menunjukkan adanya peningkatan terhadap permintaan bahan baku butsudan yaitu
kecenderungan yang terjadi selama lima tahun terakhir juga terjadi pada tujuh
tahun yang akan datang, dalam hal ini semua faktor yang mempengaruhi
41
diperoleh kecenderungan permintaan butsudan pada PT. Maruki Internasional
Y(t) = 7443,04-752,84t+80,84t2
2013), maka dapat diprediksi untuk tahun 2014-2022. Keadaan permintaan dan
global yang terjadi pada saat itu. Jumlah permintaan butsudan pada tahun 2010
2011 menurun sebesar 92 unit, diakibatkan pada tahun tersebut Jepang dilanda
42
bencana tsunami sehingga mempengaruhi perekonomian rakyat Jepang. Pada
tahun 2012 permintaan butsudan kembali naik sebesar 395 unit dan terus
dari tahun 2005-2013 rata-rata 6.238,78 unit≈6.239 unit dan prediksi untuk tahun
25000
20000
15000
Unit
10000
Permintaan
Butsudan
5000
Tahun
Gambar 5. Kecenderungan Permintaan Butsudan di PT. Maruki Internasional
. Indonesia
Gambar 5 menunjukkan kecenderungan permintaan butsudan mengalami
peningkatan setiap tahun. Kondisi ini terjadi apabila semua faktor yang
permintaan butsudan di masa yang akan datang akan melebihi kapasitas produksi
43
yang ada di PT. Maruki Internasional Indonesia yaitu sebesar 8.600 unit/tahun
kayu untuk produksi butsudan semakin meningkat setiap tahunnya. Tahun 2015
prediksi permintaan butsudan telah melewati kapasitas produksi yaitu 8.943 unit,
berarti kebutuhan bahan baku sekitar 4.300 m3. Kendala yang akan dihadapi
perusahaan ke depannya adalah apakah industri kayu yang menyuplai bahan baku
butsudan akan selalu memenuhi kebutuhan bahan baku kayu di masa yang akan
datang karena dari prediksi data permintaan bahan baku dan permintaan butsudan
(X1), maka volume permintaan bahan baku (Y) juga akan meningkat. Demikian
juga dengan penggunaan bahan baku butsudan (X2), semakin meningkat volume
penggunaan bahan baku, maka permintaan bahan baku juga akan bertambah.
berikut:
diketahui nilai konstanta sebesar -382,112, artinya jika permintaan butsudan (X1)
dan penggunaan bahan baku untuk produksi butsudan (X2) nilainya adalah 0,
44
maka permintaan bahan baku menurun 382,112 m3. Hal ini berarti permintaan
baku karena permintaan bahan baku bernilai minus ketika permintaan butsudan
1. Hubungan antara permintaan bahan baku (Y) dengan permintaan butsudan (X1)
2. Hubungan antara permintaan bahan baku (Y) dengan penggunaan bahan baku
untuk produksi butsudan (X2) memiliki hubungan negatif, dalam hal ini setiap
permintaan bahan baku sebesar 0,036 %. Hal ini terjadi karena persediaan
bahan baku (stok bahan baku) masih tersedia dalam jumlah yang cukup
baku akan menyesuaikan dengan stok bahan baku yang ada. Koefisien korelasi
antara Y dan X2 juga menunjukkan hubungan yang sedang yaitu dengan nilai
0,436.
45
variabel bebas dapat menjelaskan 46,8% variabel jumlah bahan baku yang
diminta, sedangkan sisanya variasi tersebut dijelaskan oleh variabel lain yang
yang berpengaruh nyata terhadap permintaan bahan baku butsudan karena nilai
signifikansi yang diperoleh dari hasil analisis regresi lebih dari 0,05.
bahan baku juga mempengaruhi permintaan bahan baku. Lebih jelasnya untuk
dapat melihat pengaruh permintaan butsudan, penggunaan bahan baku, dan harga
terhadap volume permintaan bahan baku akan dibahas lebih lanjut dengan
menspesikkan jenis bahan baku. Jenis bahan baku yang dimaksud yaitu kayu
Kayu nyatoh merupakan salah satu jenis bahan baku kayu yang paling
oleh permintaan butsudan, penggunaan kayu nyatoh untuk produksi butsudan dan
harga kayu nyatoh. Hubungan antara Permintaan bahan baku kayu nyatoh (Y)
maka permintaan terhadap kayu nyatoh juga akan meningkat. Demikian halnya
dengan penggunaan bahan baku kayu nyatoh (X2), semakin meningkat volume
penggunaan bahan baku kayu nyatoh, maka permintaan kayu nyatoh akan
46
nyatoh yaitu semakin tinggi harga, maka permintaan kayu nyatoh akan berkurang.
diketahui konstanta sebesar -186,321, artinya jika permintaan butsudan (X1) dan
penggunaan kayu nyatoh untuk produksi butsudan (X2) nilainya adalah 0, maka
permintaan nyatoh sebesar -186,321 m3. Hal ini berarti kedua variabel bebas
tersebut (X1 dan X2) menentukan volume permintaan bahan baku karena
2. Hubungan antara permintaan kayu nyatoh (Y) dengan penggunaan kayu nyatoh
untuk produksi butsudan (X2) memiliki hubungan negatif, dalam hal ini setiap
kayu nyatoh sebesar 0.122 %. Hal ini terjadi karena masih tersedianya stok
kayu nyatoh, sehingga jumlah permintaan kayu nyatoh biasanya kurang dari
47
penggunaan kayu nyatoh untuk produksi. Koefisien korelasi antara Y dan X2
3. Harga kayu (X3) tidak memiliki pengaruh terhadap permintaan nyatoh. Hal ini
terjadi karena PT. Maruki Internasional Indonesia akan selalu memesan kayu
nyatoh berdasarkan stok yang ada untuk persediaan bahan baku meskipun
harga pada saat itu tinggi, mengingat kayu ini paling banyak digunakan pada
Koefisien regresi (R2) yang didapat yaitu 0,553. Hal ini berarti variabel
bebas (X1, X2, X3) dapat menjelaskan 55,3 %, variabel jumlah bahan baku (kayu
nyatoh) yang diminta, sedangkan sisanya variasi tersebut dijelaskan oleh variabel
Kayu eboni merupakan salah satu jenis bahan baku kayu yang banyak
digunakan untuk produksi butsudan setelah kayu nyatoh. Permintaan kayu eboni
butusdan dan harga kayu eboni. Hubungan antara Permintaan bahan baku kayu
permintaan butsudan, maka permintaan terhadap kayu eboni juga akan meningkat.
48
Demikian halnya dengan penggunaan bahan baku kayu eboni (X2), semakin
meningkat volume penggunaan bahan baku kayu eboni, maka permintaan kayu
permintaan kayu eboni yaitu semakin tinggi harga kayu eboni, maka permintaan
kayu eboni akan berkurang. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda
diperoleh persamaan:
penggunaan kayu eboni untuk produksi butsudan (X2) dan harga kayu eboni (X3)
nilainya adalah 0, maka permintaan eboni 495,101 m3. Hal ini terjadi karena kayu
permintaan kayu eboni yang ada di PT. Maruki Internasional Indonesia akan tetap
ada tanpa melihat dari jumlah permintaan butsudan dan volume penggunaan kayu
1. Hubungan antara permintaan eboni (Y) dengan permintaan butsudan (X1) yaitu
Y dan X1 yaitu dengan nilai 0,241. Hal ini menunjukkan permintaan butsudan
49
2. Hubungan antara permintaan kayu eboni (Y) dengan penggunaan kayu eboni
untuk produksi butsudan (X2) memiliki hubungan negatif, dalam hal ini setiap
eboni sebesar 0,401 %. Hal ini terjadi karena masih tersedianya stok kayu
dari jumlah permintaan kayu eboni. Selain itu, kayu eboni tidak selalu tersedia
di jual karena kayu eboni merupakan kayu yang langka di pasaran. Koefisien
korelasi antara Y dan X1 yaitu dengan nilai 0,221. Hal ini menunjukkan
3. Harga kayu eboni (X3) berpengaruh negatif terhadap permintaan kayu eboni.
korelasi antara Y dan X1 yaitu 0,183. Ini bearti bahwa harga tidak memiliki
hubungan yang kuat terhadap permintaan kayu eboni. Hal ini terjadi karena
perusahaan akan selalu membeli kayu eboni meskipun harganya mahal karena
Nilai R2 yang didapat yaitu 0.105, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh
variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y) sebesar 10,5 % (sangat
rendah), sehingga ada 89,5 % faktor lain yang mempengaruhi dimana faktor lain
50
yang berpengaruh nyata terhadap permintaan kayu eboni karena nilai signifikansi
yang diperoleh dari hasil analisis regresi lebih besar dari 0,05.
Kayu Ciricote merupakan jenis bahan baku kayu impor. Permintaan kayu
untuk produksi butusdan, harga kayu ciricote, dan nilai tukar rupiah terhadap
dollar. Hubungan antara Permintaan bahan baku kayu ciricote (Y) dengan
maka permintaan terhadap kayu ciricote juga akan meningkat. Demikian halnya
dengan penggunaan bahan baku kayu ciricote (X2), semakin meningkat volume
penggunaan bahan baku kayu ciricote, maka permintaan kayu ciricote akan
bertambah. Sedangkan pengaruh harga (X3) dan Kurs (X4) terhadap volume
permintaan kayu ciricote yaitu semakin tinggi harga kayu ciricote dan Kurs, maka
permintaan kayu ciricote akan berkurang. Berdasarkan hasil analisis regresi linear
produksi butsudan (X2), dan harga kayu Ciricote (X3) nilainya adalah 0, maka
51
positif antara permintaan butsudan dengan permintaan kayu ciricote, semakin
ciricote untuk produksi butsudan (X2) memiliki hubungan positif, dalam hal ini
kayu ciricote juga akan meningkat sebesar 2,616 %. Kayu ciricote merupakan
kayu impor sehingga perusahaan akan selalu memesan kayu tersebut melebihi
juga akan meningkat. Koefisien korelasi antara Y dan X3 yaitu 0,402. Ini bearti
bahwa harga tidak memiliki hubungan yang kuat terhadap volume permintaan
ciricote. Hal ini terjadi karena perusahaan akan selalu membeli kayu ciricote
4. Koefisien regresi Kurs (X4) adalah 0, yang berarti kurs tidak memiliki pengaruh
terhadap permintaan kayu ciricote. Hal ini terjadi karena perusahaan akan
selalu membeli kayu ciricote meskipun nilai kurs pada saat itu tinggi/rendah
dan X4 menunjukkan hubungan yang sangat lemah yaitu dengan nilai 0,237.
52
Koefisien regresi (R2) yang didapat yaitu 0,914. Hal ini berarti variabel
bebas (X1, X2, X3, X4) dapat menjelaskan 91,4%, variabel jumlah bahan baku
yang diminta, sedangkan sisanya variasi tersebut dijelaskan oleh variabel lain
butsudan, harga kayu Ciricote, dan nilai tukar Rupiah terhadap Kurs Dollar, yang
53
VI. PENUTUP
A. Kesimpulan
unit dengan total permintaan 56.149 unit dan prediksi untuk tahun mendatang
B. Saran
dilakukan adalah pembelian bahan baku perlu direncakan dengan baik demi
berlangsungnya proses produksi di masa yang akan datang serta perusahaan dapat
54
DAFTAR PUSTAKA
Erik. 2009. Ternyata Alat Sembahyang Jepang Impor dari Indonesia dalam
http://erikekaputra.blogspot.com/2009/10/ternyata-alat-sembahyang-
jepang-impor.html. [Diakses tanggal 16 Mei 2014].
Joesron, Tati Suhartati dan Fathorrozi. 2007. Teori Ekonomi Mikro Dilengkapi
Beberapa Bentuk Fungsi Produksi. Jakarta : Salemba Empat.
Pracoyo, Tri Kunawangsih dan Antyo Pracoyo. 2006. Jakarta : PT. Grasindo.
Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
55
Sugiarto dkk. 2005. Ekonomi Mikro. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Supranto. 2000. Statistik : Teori dan Aplikasi. Edisi keenam. Erlangga: Jakarta.
56
Lampiran 1. Analisis Kecenderungan Permintaan Bahan Baku Butsudan
Permintaan
Periode 2 3 4
Tahun t t t Y(t) tY(t) t2Y(t)
(t)
(m3)
2005 1 1 1 1 1677.4568 1677.457 1677.457
2006 2 4 8 16 1999.0992 3998.198 7996.397
2007 3 9 27 81 1893.4727 5680.418 17041.25
2008 4 16 64 256 940.6207 3762.483 15049.93
2009 5 25 125 625 1448.7220 7243.61 36218.05
2010 6 36 216 1296 1728.6510 10371.91 62231.44
2011 7 49 343 2401 1444.2050 10109.44 70766.05
2012 8 64 512 4096 1840.6830 14725.46 117803.7
2013 9 81 729 6561 1898.2950 17084.66 153761.9
Jumlah 45 285 2025 15333 14871.20 74653.63 482546.17
57
Dengan demikian, hasil peramalan untuk tahun 2014 – 2020 adalah sebagai
berikut :
2
Y2014 atau Y10 = 2142,36 - (275,84) (10) + (28,08) (10) = 2191.96
2
Y2015 atau Y11 = 2142,36 - (275,84) (11) + (28,08) (11) = 2505.8
2
Y2016 atau Y12 = 2142,36 - (275,84) (12) + (28,08) (12) = 2875.8
2
Y2017 atau Y13 = 2142,36 - (275,84) (13) + (28,08) (13) = 3301.96
2
Y2018 atau Y14= 2142,36 – (275,84) (14) + (28,08) (14) = 3784.28
2
Y2019 atau Y15 = 2142,36 - (275,84) (15) + (28,08) (15) = 4322.76
58
Lampiran 2. Analisis Kecenderungan Permintaan Butsudan
Permintaan
Periode 2 3 4
Tahun t t t Y(t) tY(t) t2Y(t)
(t)
(m3)
2005 1 1 1 1 6467 6467 6467
2006 2 4 8 16 6508 13016 26032
2007 3 9 27 81 6511 19533 58599
2008 4 16 64 256 5570 22280 89120
2009 5 25 125 625 4760 23800 119000
2010 6 36 216 1296 6316 37896 227376
2011 7 49 343 2401 6224 43568 304976
2012 8 64 512 4096 6619 52952 423616
2013 9 81 729 6561 7174 64566 581094
Jumlah 45 285 2025 15333 56149 284078 1836280
59
Dengan demikian, hasil peramalan untuk tahun 2014 – 2020 adalah sebagai
berikut :
60
Lampiran 3. Tabel Analisis Regresi Permintaan Bahan Baku
61
Lampiran 4. Tabel Analisis Regresi Kayu Nyatoh
62
Lampiran 5. Tabel Analisis Regresi Kayu Eboni
63
Lampiran 6. Tabel Analisis Regresi Kayu Ciricote
64
Lampiran 7. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Permintaan Bahan Baku
Regression
Descriptive Statistics
Correlations
N Prm_BhnBaku 9 9 9
Prm_Butsudan 9 9 9
Pgg_BhnBaku 9 9 9
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Pgg_BhnBaku, . Enter
a
Prm_Butsudan
Model Summary
65
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
b
ANOVA
Total 872132.920 8
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
66
Lampiran 8. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Permintaan Nyatoh
Regression
Descriptive Statistics
Correlations
N Prm_Nyatoh 9 9 9 9
Prm_Butsudan 9 9 9 9
Pgg_Nyatoh 9 9 9 9
Harga 9 9 9 9
Variables Entered/Removed
67
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Harga, . Enter
Prm_Butsudan,
a
Pgg_Nyatoh
Model Summary
ANOVAb
Total 545388.259 8
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
68
Lampiran 9. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Permintaan Eboni
Regression
Descriptive Statistics
Correlations
N Prm_Eboni 9 9 9 9
Prm_Butsudan 9 9 9 9
Pgg_Eboni 9 9 9 9
Harga Eboni 9 9 9 9
Variables Entered/Removed
69
Variables Variables
Model Entered Removed Method
Model Summary
ANOVAb
Total 86999.566 8
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
70
Lampiran 10. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Permintaan Ciricote
Regression
Descriptive Statistics
Correlations
N Prm_Ciricote 9 9 9 9 9
Prm_Butsudan 9 9 9 9 9
Pg_Ciricote 9 9 9 9 9
Harga 9 9 9 9 9
Kurs 9 9 9 9 9
71
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
Model Summary
ANOVAb
Total 5356.706 8
72
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
73
Lampiran 11. Foto Proses Produksi Butsudan Pada PT. Maruki Internasional
Indonesia
74
… Lanjutan Lampiran 10.
75
… Lanjutan Lampiran 10.
76
Lanjutan Lampiran 10.
77
Lanjutan Lampiran 10.
78
… Lanjutan lampiran 10.
79
… Lanjutan Lampiran 10.
80
… Lanjutan Lampiran 10.
81
… Lanjutan Lampiran 10.
82
Lampiran 11. Foto Hasil Produksi Butsudan
83
… Lanjutan Lampiran 11.
84