Anda di halaman 1dari 5

Resilience Architecture

Great Jepang Muiru

Disusun Oleh :

Bimantara Asnur (1507117749)

M Zikri Shodiqin (1307113069)

Yuda Dodianju Munthe (1507117687)

Jurusan Teknik Arsitektur

Fakultas Teknik

Universitas Unri

Tahun ajaran 2018/2019


Great Jepang Muiru

Location : - Iwaki Port ibaraki prefecture


- Otsucho fishing por ibaraki prefecture

Video menunjukkan pembangunan bagian paling sulit dari "Great Jepang Muiru" (ang.
The Great Wall of Japan GWJ singkatnya) pemecah gelombang fragmen ini adalah sekitar
22 meter tinggi untuk melindungi port ditempatkan pada prefabrikasi diperkuat kotak beton
dengan ketinggian 14,5 meter.

Kotak-kotak ini dibuat didermaga kering dan diderek dan tenggelam di situs
ditampilkan dua jenis gerbang menutup perairan pelabuhan dalam hal alarm tentang tsunami
yang pertama adalah pintu geser dengan ketinggian 36,5 telah geser pintu kedua -..
mengangkat Bagian dari pintu gerbang telah meningkatkan ketinggian 15 m dan lifting Film
ini juga menampilkan simulasi dinding yang dilanda kapal yang hanyut tsunami, menimpa
tangga eksternal yang terbuat dari baja yang menghancurkan lantai dengan udara. tetapi
mereka menyerap energi benturan, sehingga struktur beton bertulang dasar tetap ada di
dinding Keramba dapat dengan mudah dibangun kembali dan memungkinkan penggunaan
pantai tanpa perlu menembus dinding (komunikasi terjadi di dinding). Adegan terakhir dari
film ini menunjukkan biaya membangun tembok.

Hari ini, setelah empat puluh tahun, ia kembali ke subjek di bawah pengaruh efek
mengerikan dari tsunami tahun 2011, yang mengakibatkan kematian 21 ribu. orang dan
kehilangan material raksasa. Lebih dari 300.000 orang meninggal sebagai akibat tsunami di
cekungan Samudra Hindia pada tahun 2004.

Kerugian dalam infrastruktur Jepang dari dua tahun lalu diperkirakan mencapai lebih
dari 300 miliar dolar - kata Dr. Niewitecki. - Sementara itu, biaya pembangunan tembok akan
ditutup dalam jumlah 140 miliar dolar, dan kemungkinan tsunami berikutnya dalam 30 tahun
ke depan seismolog memperkirakan lebih dari 90 persen.

Dr Niewitecki pada tahun 1972, sebagai mahasiswa tahun ketiga Jurusan Teknik Sipil,
PG dikirim ke Jepang untuk proyek "Misawa Homes Architects" proyek persaingan
internasional dari serangan tsunami, yang ia sebut "Tembok Besar Jepang".

Dr Niewitecki mengembangkan lima varian dinding tergantung pada jenis garis pantai
dan tingkat urbanisasi daerah yang akan dilindungi. Menariknya, itu memprediksi bahwa
salah satu elemen dinding bisa menjadi bangunan perumahan. Kurator pameran adalah dr
inż. lengkung, Rafał Janowicz.

Salah satu elemen dinding bisa menjadi bangunan perumahan


Salah satu elemen dinding bisa menjadi jalan

Anda mungkin juga menyukai