Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

(Kerusakan suatu bangunan akibat gempa dan cara


penanganannya)

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas


Mata kuliah: Rekayasa Gempa
Dosen Pengampu : M. Afif Salim, ST,MT

Disusun Oleh :
Nama : YULIA RAHMA
NPM : 16.4110.5216
Kelas :C

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
TAHUN 2018

Rekayasa Gempa UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG i


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., karena berkat Rahmat
dan Karunia – Nya penulis dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah
Rekayas Gempa. Dan tidak lupa penulis panjatkan doa serta salam kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW.
Dengan selesainya makalah ini, tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan – masukan kepada penulis. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak M. Afif Salim,ST,MT sebagai
dosen pada mata kuliah Rekayasa Gempa, dan semua pihak yang terkait dan tidak
bisa disebutkan satu persatu. Penyusun berharap bahwa makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi Mahasiswa program studi Teknik Sipil
Universitas 17 Agustus 1945 Semarang.
Penyusun menyadari bahwa makalah yang dibuat tidak sempurna dan
masih banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu penyusun mengharapkan
masukan/saran dan kritik yang membangun agar dapat diperbaiki kedepannya.

Penyusun,

Semarang, Mei 2018

Rekayasa Gempa UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG ii


DAFTAR ISI

Cover .................................................................................................... i
Kata Pengantar ....................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................ iii
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Tujuan Masalah ..................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ................................................................. 2
BAB II Pembahasan
2.1 Kerusakan Bangunan ........................................................... 3
2.2 Solusi/Cara Penanganan ...................................................... 9
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan ......................................................................... 12
Daftar Pustaka ........................................................................................ 15

Rekayasa Gempa UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG iii


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang sering dilanda bencana gempa bumi.
Hal ini disebabkan oleh letak Indonesia yang berada di Zona Seismic Asia
Tenggara yang aktifitas seismiknya merupakan yang teraktif di dunia.
Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang pernah
mengalami gempa bumi berat yang telah menimbulkan banyak bangunan
hancur atau roboh dan rusak berat pada konstruksi bangunan, baik perumahan
rakyat, fasilitas umum, bangunan milik pemerintah maupun swasta.
Gempa yang terjadi pada tanggal 30 September 2009 itu merupakan
gempa tektonik yang bisa menumbulkan kerusakan pada bangunan. Gempa
tektonik adalah getaran akibat pergerakan pada plat bumi atau daerah patahan
(sesar)
Macam - macam kerusakan pada struktur bangunan yang diakibatkan oleh
gempa adalah:
a. Kerusakan Ringan Struktur
Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat
ringan apabila terjadi hal - hal sebagai berikut
- Retak kecil (lebar celah antara 0,075 hingga 0,6 cm) pada dinding.
- Plester berjatuhan.
- Mencakup luas yang besar.
- Kerusakan bagian - bagian nonstruktur seperti cerobong, lisplank, dsb.
- Kemampuan struktur untuk memikul beban tidak banyak berkurang.
b. Kerusakan Struktur Tingkat Sedang
Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat
sedang apabila terjadi hal - hal sebagai berikut :
- Retak besar (lebar celah lebih besar dari 0,6 cm) pada dinding.
- Retak menyebar luas di banyak tempat, seperti pada dinding pemikul
beban,kolom,cerobong miring, dan runtuh.
- Kemampuan struktur untuk memikul beban sudah berkurang sebagian.

Rekayasa Gempa UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 1


c. Kerusakan Struktur Tingkat Berat
Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat berat
apabila terjadi hal - hal sebagai berikut:
- Dinding pemikul beban terbelah dan runtuh.
- Bangunan terpisah akibat kegagalan unsur/unsur pengikat.
- Kira - kira 50% elemen utama mengalami kerusakan.
d. Kerusakan Total
Suatu bangunan dikategorikan sebagai rusak total / roboh apabila terjadi
hal - hal sebagai berikut :
- Bangunan roboh seluruhnya (>65%).
- Sebagian besar komponen utama struktur rusak

1.2 Tujuan Masalah


1. Untuk Mengetahui Kerusakan suatu bangunan yang di sebabkan oleh
gempa
2. Untuk Mengetahui Solusi/ Cara Penanganan dari Kerusakan suatu
bangunan yang disebabkan oleh gempa

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa saja kerusakan suatu bangunan yang di sebabkan oleh gempa ?
2. Bagaimana solusi/ cara penanganan dari kerusakan suatu bangunan yang
disebabkan oleh gempa ?

Rekayasa Gempa UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kerusakan Bangunan


Gempa yang terjadi di padang, Sumatra Barat pada 20 September
2009 lalu, menyebabkan banyak bangunan hancur atau roboh dan rusak berat
pada konstruksi bangunan, baik perumahan rakyat, fasilitas umum, bangunan
milik pemerintah maupun swasta. Beberapa bangunan yang rusak akibat
gempa bumi ini adalah :
1. Kantor Gubernur Sumatera Barat
Kantor gubernur Sumatera Barat ini terdiri dari 7 lantai. Bangunan
ini terdiri dari 3 blok bangunan memanjang yang saling bersambungan
yang dipisahkan oleh diletasi 2 - 3 cm dengan menggunakan seismic joint
Dilatasi merupakan pemisah gedung tanpa satu dinding pemisah. Hal ini
bertujuan untuk menghindari kerusakan yang lebih besar akibat bencana
alam.
Pada saat terjadi gempa, masing - masing blok mengalami benturan
pada sisi - sisi pertemuan blok yang terpisah. Adapun peraturan SNI 02-
1726-2002, yaitu dalam segala hal jarak pemisah tidak boleh kurang dari
0,025 kali ketinggian taraf yang diukur dari taraf penjepitan lateral. Ini
menunjukkan jarak pemisah gedung yang diperlukan yaitu 2,5 % x
(4x4m) = 0,4 cm dari sisi kolom pertemuan masing / masing blok. Ini
membuktikan bahwa jarak dilatasi 2 - 3 cm yang ada tidak sesuai dengan
syarat yang seharusnya sebesar 40 cm, sehingga ter"adi benturan antar
blok ketika terjadi gempa.
Bukti adanya benturan (pounding)antar bangunan terlihat pada
gambar 1. Akibat benturan ini, sisi - sisi pertemuan blok mengalami
kerusakan yang ditandai dengan lepasnya plester selimut beton plat lantai
dan lantai keramik pecah yang ditunjukkan pada gambar 2.

Rekayasa Gempa UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 3


Gambar 2.1
Sisi - sisi dilatasi blok kantor gubernur

Gambar 2.2
Benturan (Pounding)pada sisi – sisi blok dilatasi

2. Hotel Ambacang Padang


Hotel Ambacang ini terjadi kerusakan di bagian joint ('sambungan)
Kurangnya sengkang di daerah joint bisa menyebabkan keruntuhan,
tulangan utama sudah tidak terkekang dan terlempar keluar, seperti yang
terlihat pada gambar 2.3 dibawah ini.

Rekayasa Gempa UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 4


Gambar 2.3
Salah satu sisi Hotel Ambacang

Kesalahan lain yang terjadi adalah menggunakan tulangan polos


pada elemen penahan gempa, padahal dalam SNI sudah tertulis bahwa
menggunakan tulangan ulir untuk semua penulangan (kecuali sengkang).
Tulangan polos tidak dibernarkan karena mekanisme lekatannya hanya
mengandalkan adhesi dan friksi, yang kuat lekatnya hanya 10% dari
lekatan tulangan ulir dengan diameter yang sama. Pada saat terjadi
gempa, dimana gaya gempa bekerja bolak - balik, gaya lekatan tulangan
polos akan menurun drastis, bahkan bisa hilang kontak dengan beton.

Gambar 2.4
Keruntuhan pada kolom akibat sengkang kecil dan kurang dan tulangan polos

Rekayasa Gempa UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 5


3. SMA Negeri 10 Padang
Struktur utama gedung Sekolah Menengah Atas Negeri 10 (SMAN
10) Padang yang terletak di Padang, terdiri atas (tiga) lantai
menggunakan tipe struktur rangka yang terdiri atas elemen kolom, balok
dan pelat lantai.
Geometrik bangunan gedung ini berbentuk persegi panjang dengan
dimensi gedung 31 m x 8.55 m, dan pada bagian depan bangunan
dilengkapi balok kantilever. Bangunan ini mempunyai 33 kolom per
lantainya dengan 22 buah kolom dimensi 30 cm x 50 cm, 10 buah kolom
20 cm x 50 cm dan 2 buah kolom tambahan berukuran 20 cm x 20 cm
pada bagian tangga. Pada setiap kolom dihubungkan oleh balok induk
dengan dimensi 30 cm x 55 cm, baik dalam arah x ataupun dalam arah y,
terdiri dari 3 lantai dimana tinggi masing - masing lantai 3 m. Dengan
tinggi total adalah 12 meter termasuk atap.
Pada saat terjadinya gempa, banyak terjadi kerusakan struktural pada
gedung tersebut. untuk pondasi bangunan, menunjukkan adanya
penurunan yang terjadi, hal ini terlihat pada penurunan lantai di bagian
sekitar kolom. penurunan yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 2.5..
Namun penurunan yang terjadi adalah penurunan seragam, sehingga
penurunan yang terjadi tidak membahayakan struktur bangunan.

Gambar 2.5
Penurunan Pondasi

Rekayasa Gempa UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 6


Kerusakan yang terjadi pada balok merupakan kerusakan sedang,
yaitu hancurnya beton balok serta lepasnya ikatan kolom dan balok yang
menunjukkan buruknya pengerjaan pemasangan tulangan. kerusakan
tersebut dapat dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6
Kerusakan pada Balok

4. Gedung BPKP Sumatera Barat


Gedung Kantor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) Provinsi Sumatera Barat ini merupakan bangunan gedung
berlantai 5 (lima) dengan luas total bangunan 4000 𝑚2 . Kerusakan
gedung ini terlihat seperti lepasnya sambungan balok dan kolom retak
pada dinding bahkan ada beberapa bagian dinding yang terlepas. Hal ini
sangat membahayakan dari kegiatan karyawan BPKP.
Dari pengamatan visual di lapangan, secara umum kerusakan yang
terjadi dapat dikelompokkan dalam 2 kategori, yaitu
1.) Kerusakan elemen struktural terjadi pada kolom lantai 1 s/d lantai 5
yang mengalami pecah pada ujung - ujung kolom serta terlepasnya
selimut beton.

Rekayasa Gempa UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 7


2.) Kerusakan elemen non struktural seperti dinding, partisi, plafond dan
elemen non struktural penunjang fungsi gedung lainnya.
Dari hasil pengamatan lapangan, diperoleh :
1.) Kerusakan struktur pada lantai 2 :
Adanya kerusakan pada kaki kolom berupa selimut beton kolom
terlepas dan beton struktur kaki kolom pecah. Pada balok dijoint yang
sama juga terjadi rusak ringan dengan lepasnya selimut beton balok.
2.) Kerusakan struktur pada lantai 3 dan lantai 4 :
 Kerusakan struktur gedung BPKP lebih terkonsentrasi pada
kerusakan kolom berupa kegagalan struktur pada ujung bagian
kolom berupa terlepasnya selimut beton dan ikatan sengkang.
 Lepasnya sambungan balok ke kolom yang terjadi di lantai

Salah satu yang menjadi penyebab runtuhnya bangunan ini adalah


ketebalan selimut beton lebih kecil dari ketebalan minimum yang
disyaratkan pada Peraturan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002.
Kerusakan non struktural pada gedung BPKP secara substansial
lebih diakibatkan karena tidak adanya ikatan yang terjadi pada dinding
bata. Dinding ini tidak terkait dengan struktur bangunan sehingga banyak
yang jatuh keluar.

Gambar 2.7
Kerusakan pada Gedung BPKP Sumatera Barat

Rekayasa Gempa UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 8


2.2 Solusi / Cara Penanganan
Gempa Pariaman 30 September 2009 lalu. Gempa terakhir yang
berkekuatan 7.9 skala Richter telah menewaskan lebih dari 1.000 jiwa dan
merusak 279.432 bangunan, dengan 50 persen di antaranya rusak berat.
Sebagian besar dari bangunan tersebut mengalami kerusakan berat, namun
tidak roboh. Untuk menangani bangunan yang rusak berat tersebut,
perobohan bangunan merupakan alternatif yang paling sering diambil. Hal ini
keliru. Tidak semua bangunan yang rusak akibat gempa harus dirobohkan.
Perlu dilakukan analisis struktur terlebih dahulu sebelum bangunan
diputuskan untuk dirobohkan. Bahkan sebenarnya banyak dari bangunan
tersebut yang hanya perlu diperbaiki dan diperkuat saja pada bagian-
bagiannya yang rusak, tanpa harus dirobohkan.
Alternatif lain yang lebih baik dibandingkan dengan melakukan
penghancuran adalah melakukan retrofit. Secara umum, retrofit bisa
dijelaskan sebagai penambahan teknologi baru atau penggabungan antara
teknologi baru pada sistem yang lama (yang sudah ada). Dengan kata lain,
retrofit merupakan proses perkuatan bangunan lama dengan tujuan
menjadikan bangunan tersebut tahan terhadap gempa. Penggunaan ilmu ini
akan menghemat biaya dan lebih efisien dalam penggunaan tenaga kerja.
Secara umum, kerusakan pada bangunan bertingkat terdiri dari dua jenis.
Apabila dibangun dengan pelaksanaan yang cukup baik, namun kurang kuat,
maka biasanya kerusakan terjadi pada lantai dasar bangunan. Sedangkan
apabila pelaksanaannya yang kurang baik, maka kerusakan biasanya terjadi
pada lantai atas bangunan. Namun selain itu, terdapat beberapa tipikal
kerusakan lain yang biasa terjadi, seperti genteng yang melorot, dinding
berpisah pada pertemuan dua dinding, kehancuran pada pojok-pojok dinding,
dinding retak di sudut-sudut bukaan, dinding retak diagonal, dinding roboh,
kegagalan sambungan antara balok dengan kolom, serta robohnya bangunan
itu sendiri.

Rekayasa Gempa UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 9


Di antara kerusakan tipihal yang dijelaskan di atas, beberapa di antaranya
dapat diperbaiki dan diperkuat. Untuk perbaikan dinding yang retak kecil
(dengan lebar celah kurang dari 5 mm), bisa ditempuh dengan cara mengupas
plesteran lama sekitar 50 cm di sekitar dinding yang rusak, lalu mengisinya
dengan air semen atau bahan kimia (epoxy). Setelah celah rapat, dinding
diplester kembali dengan campuran 1 semen : 3 pasir.
Sedangkan untuk retak yang besar (retak yang mempunyai lebar celah
lebih besar dari 5 mm), plesteran lama di sekitar retak dikupas (minimum 50
cm), lalu retak diisi dengan adukan 1 semen : 3 pasir atau bahan kimia.
Setelah retak tertutup, buat kepalaan pleseran setebal 1 cm, lebar + 2 cm yang
berfungsi sebagai tempat dudukan kawat anyam. Kemudian, dipasang kawat
anyam di kedua sisi dinding dengan cara diikat satu dengan yang lainnya.
Berikutnya, dinding diplester kembali dengan campura spesi 1 semen : 3
pasir.
Untuk perbaikan kolom dan balok beton yang rusak juga diklasifikasikan
sesuai dengan jenis kerusakannya. Ada beberapa jenis kerusakan pada kolom
dan balok beton. Untuk retak pada beton yang kurang dari 0.2 mm atau retak
tidak terlihat mengindikasikan kerusakan yang tidak berarti. Umumnya retak
pada komponen beton yang lebar sampai dengan 2 mm tidak dianggap
sebagai sesuai yang berbahaya dan mengindikasikan kerusakan ringan. Retak
apda komponen beton dengan lebar sampai dengan 5 mm mengindikasikan
kerusakan yang sedang. Retak dalam komponen beton dengan lebar lebih
besar dari 5 mm mengndikasikan kerusakan yang berat (dengan pengurangan
kekuatan yang berarti). Tertekuknya tulangan pada komponen beton
mengindikasikan terjadinya kerusakan yang berat, dengan tidak
memperhatikan lebar retak beton. Namun kerusakan parah yang biasa terjadi
adalah rusaknya kolom dan balok di bagian sambungan antara kolom dengan
balok itu.
Umumnya, teknik untuk memperkuat kolom/balok benton adalah 1)
Menambah jumlah tulangan dan sengkang di luar kolom/balok beton,
kemudian ditutup kembali dengan campuran beton baru. 2) Menyelimuti

Rekayasa Gempa UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 10


kolom/balok beton dengan tulangan yang sudah difabrikasi (welded wire
fabric) dan kemudian ditutup dengan mortar. 3) Menyelubungi kolom beton
dengan profil baja persegi atau pipa, dan kemudian grouting celah-celah
antara beton dan baja. 4) Memasang bandage dari pelat baja yang dilas ke
profil baja siku yang dipasang di setiap sudut kolom, dan kemudian grouting
celah yang ada.
Hal yang dijelaskan di atas hanya sebagian kecil dari cara-cara
perbaikan/retrofit yang dapat diimplementasikan ke bangunan bertingkat yang
rusak. Informasi yang lebih lanjut, bisa didapatkan di kantor Klinik
Konstruksi Pusat Studi Bencana Universitas Andalas, Jalan Ahmad Yani No.
12 Padang.
Penanganan pasca gempa di Sumbar memang mendapat perhatian luas,
termasuk dari pemerintah Australia. Malah negara ini berkomitmen
memberikan lebih dari A$ 15 juta untuk membantu masyarakat Sumatera
Barat pasca gempa September 2009 lalu

Rekayasa Gempa UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 11


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan tentang kegagalan konstruksi akibat gempa bumi yang
terjadi di Padang pada 20 September 2009 tersebut, dapat diambil beberapa
kesimpulan :
1. Gempa tersebut menyebabkan banyak bangunan hancur atau roboh dan
rusak berat pada konstruksi bangunan, baik perumahan rakyat, fasilitas
umum, bangunan milik pemerintah maupun swasta.
2. Sebagian besar penyebab keruntuhan bangunan ini adalah kurangnya
perhitungan dan detailing yang tepat.
3. Pada gedung kantor gubernur Sumatera Barat, penyebab runtuhnya
bangunan ini adalah kesalahan dalam perhitungan jarak dilatasi yang
merupakan pemisah gedung.
4. Pada gedung hotel Ambacang Padang, penyebab utama runtuhnya
bangunan tersebut adalah kurangnya sengkang pada daerah joint dan
menggunakan tulangan polos pada elemen penahan gempa.
5. Pada gedung SMAN 10 Padang penyebab runtuhnya bangunan tersebut
adalah karena salahnya perhitungan struktur dan kurangnya mutu pada
proses pengerjaan bangunan tersebut.
6. Pada gedung BPKP Provinsi Sumatera Barat, penyebab runtuhnya
bangunan tersebut adalah karena ketebalan selimut beton lebih kecil dari
ketebalan minimum yang disyaratkan.

Solusi / Cara Penanganan yang dapat digunakan adalah :


1. Perbaikan Arsitektur (Repair)
Tujuannya adalah mengembalikan bentuk arsitektur bangunan agar
semua perlengkapan/peralatan dapat berfungsi kembali.
Tindakan-tindakan yang termasuk jenis ini. :

Rekayasa Gempa UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 12


- Menambal retak-retak pada tembok, plesteran, dan lain-lain.
- Memperbaiki pintu-pintu, jendela-jendela, mengganti kaca, dan lain-
lain.
- Memperbaiki kabel-kabel listrik.
- Memperbaiki pipa-pipa air, pipa gas, saluran pembuangan.
- Membangun kembali dinding pemisah, cerobong, pagar, dan lain-lain.
- Memplester kembali dinding
- Mengatur kembali genteng-genteng.
- Mengecat ulang
2. Restorasi (Restoration)
Tujuannya adalah melakukan perbaikan pada struktur penahan beban.
Tindakan-tindakan yang termasuk jenis ini :
- Menginjeksi air semen atau bahan-bahan epoxy (bila ada) ke dalam
retak-retak kecil terjadi pada dinding pemikul beban, balok, maupun
kolom. Retak kecil adalah retak yang mempunyai lebar celah antara
0,075 cm dan 0,6 cm.
- Penambahan jaringan tulangan pada dinding pemikul balok, maupun
kolom yang mengalami retak besar kemudian diplester kembali. Retak
besar adalah retak yang mempunyai lebar celah lebih besar dari 0,6
cm.
- Membongkar bagian-bagian dinding yang terbelah dan
menggantikannya dengan dinding baru dengan spesi yang lebih kuat
dan dijangkar pada portal.
Teknik Restorasi :
- Pengisian bagian yang retak (tidak dalam) dengan adukan semen.
- Jaringan kawat ayam pada bagian yang retak (dalam)
Teknik Restorasi pada kolom
- Untuk kolom yang mengalami retak sedang, bagian yang rusak
dibobok dan dibersihkan, setelah itu dicor kembali.
- Untuk kolom yang rusak berat, yaitu kolom yang berkurang
kekuatannya berdasarkan pengamatan dan perhitungan, bagian yang

Rekayasa Gempa UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 13


rusak dibobok dan setelah itu (kalau perlu) kolom dibungkus dengan
tambahan tulangan baru dan sengkang, kemudian dicor kembali.
3. Perkuatan (Strengthening)
Tujuannya adalah peningkatan dari kekutan semula. Tindakan-tindakan
yang termasuk jenis ini :
- Menambah daya tahan terhadap beban lateral . Dengan jalan
menambah dinding, menambah kolom, dan lain-lain.
- Menjadikan bangunan sebagai satu kesatuan dengan jalan mengikat
semua unsur-unsur penahan beban satu dengan yang lainnya.
- Menghilangkan sumber-sumber kelemahan atau yang bisa
menyebabkan terjadinya konsentrasi tegangan di bagian-bagian
tertentu . Di antaranya : Penyebaran letak kolom yang tidak simetris,
Penyebaran letak dinding yang tidak simetris, Bukaan-bukaan yang
berlebihan.
- Menghindarkan terjadinya kehancuran getas dengan cara memasang
tulangan sesuai dengan detail-detail untuk mencapai daktilitas yang
cukup.

Rekayasa Gempa UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 14


DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/253147245/Kegagalan-Konstruksi-Akibat-Gempa
blog.beswandjarum.com
http://www.rumahamangempa.net

Rekayasa Gempa UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 15

Anda mungkin juga menyukai