FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA 2018 Tahapan Melakukan Surveilans Epidemiologi
Surveilans epidemiologi adalah serangkaian kegiatan yang sistematis dimulai dari
pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisis data penyakit atau masalah kesehatan sehingga menghasilkan informasi yang perlu disebarkan kepada pihak lain yang membutuhkan secara terus-menerus dan tepat waktu untuk kepentingan pengambilan keputusan. Surveilens epidemiologi digunakan untuk mengetahui status kesehatan dan memantau perkembangan kesehatan pada populasi manusia, menentukan prioritas kesehatan, melakukan evaluasi program kesehatan dan mengembangkan peneltian kesehatan (Mahfudhoh, 2015). Di Indonesia sendiri terkait surveilans epidemiologi terdapat pedoman pelaksanaannya dalam Kepmenkes RI No.1116/MENKES/SK/VIII/2003 dan Permekes RI No. 45 tahun 2014. Didalamnya disebutkan bahwa Surveilens epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan (Kepmenkes RI, 20013). Tahapan dalam melakukan surveilens epidemiologi, yaitu: Identifikasi kasus dan masalah kesehatan serta informasi terkait lainnya, tahapan ini dilakukan untuk deteksi kasus yang menjadi masalah kesehatan prioritas dan perlu dilakukan surveilans epidemiologi segera. Perekaman/ pengumpulan, pelaporan dan pengolahan data, proses pengumpulan data dapat dilakukan secara pasif (data sekunder) dan aktif (data primer) yang dapat bersumber dari instansi/ fasilitas yang sesuai dan kompeten seperti puskesmas, rumah sakit, kantor kecamatan/ keluaran dan badan statistik. Data yang digunakan sebaiknya data rutin yang telah tercatat dan pelaporan yang sedang berjalan. Data dikumpulkan sesuai dengan tujuan dari sistem surveilens. Selanjutnya data diolah/ dikelompokkan sesuai dengan tujuan sistem surveilens dan karakteristik/ ciri khusus dari masalah kesehatan seperti diolah berdasarkan orang, tempat dan waktu. Analisis dan interpretasi data untuk memperoleh kesimpulan untuk pengambilan keputusan. Analisis data sebaiknya dilakukan oleh tim dan dapat dilakukan secara univariat (proporsi atau deskriptif) atau bivariat (tabel, grafik ataupun peta) yang bertujuan untuk menghasilkan informasi epidemiologi. Analisis data haruslah sesuai dan menghasilkan indikator sesuai tujuan sistem surveilens epidemiologi seperti cakupan pelayanan dan kualitas pelayanan. Analisis data dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Analisis data harus dikaitkan dengan berbagai hal lainnya yang dapat memperngaruhi munculnya masalah kesehatan tertentu seperti dikaitkan dengan kesehatan lingkungan dan perilaku masyarakat. Penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan (desiminasi) seperti berbagai pihak yang terkait untuk penyelesaian masalah baik lintas program maupun lintas sektor yang memiliki wewenang untuk membuat perencanaan dan melaksanakan/ menjalankan program dan kebijakan. Membuat rekomendasi dan alternatif tindak lanjut untuk tindakan penanggulangan penyakit atau upaya peningkatan program kesehatan, pusat penelitian dan kajian dalam jejaring surveilens epidemiologi. Keluaran (umpan balik) berupa laporan lengkap terkait penyakit atau masalah kesehatan tertentu (Rukmini, 2011, Kepmenkes RI, 20013, Permenkes RI, 2014). Dalam kegiatan surveilans epidemiologi sangat penting tahapan dilakukan secara sistematis, setiap tahapan haruslah dilakukan sesuai dengan kaidah dan indicator serta selalu berpegangan pada tujuan sesuai sistem surveilans epidemiologi sehingga informasi epidemiologi dan rekomendasi yang dihasilkan dapat menghasilkan keputusan yang tepat untuk penanggulangan penyakit atau masalah kesehatan. Daftar Pustaka Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2003). Pedoman penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan. Jakarta: Kemenkes. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Penyelenggaraan surveilans kesehatan. Jakarta: Kemenkes. Mahfudhoh, B. (2015). Komponen sistem surveilans deman berdasar dengue di dinas kesehatan Kota Kediri. Jurnal Berkala Epidemiologi, 3(1), 95-108. Rukmini, Syahrul, F. (2011). Analisis system surveilans diare puskesmas Tambakrejo Kota Surabaya. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 14(2), 136-145.