Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR TUGAS MANDIRI (LTM)

TAHAPAN MELAKUKAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

MATA KULIAH PENGANTAR EPIDEMIOLOGI KEPERAWATAN


Dosen : Dr. Etty Rekawati, SKp., MKM

Disusun Oleh:
Lola Illona Elfani Kausar 1806170561

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2018
Tahapan Melakukan Surveilans Epidemiologi

Surveilans epidemiologi adalah serangkaian kegiatan yang sistematis dimulai dari


pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisis data penyakit atau masalah kesehatan sehingga
menghasilkan informasi yang perlu disebarkan kepada pihak lain yang membutuhkan secara
terus-menerus dan tepat waktu untuk kepentingan pengambilan keputusan. Surveilens
epidemiologi digunakan untuk mengetahui status kesehatan dan memantau perkembangan
kesehatan pada populasi manusia, menentukan prioritas kesehatan, melakukan evaluasi program
kesehatan dan mengembangkan peneltian kesehatan (Mahfudhoh, 2015). Di Indonesia sendiri
terkait surveilans epidemiologi terdapat pedoman pelaksanaannya dalam Kepmenkes RI
No.1116/MENKES/SK/VIII/2003 dan Permekes RI No. 45 tahun 2014. Didalamnya disebutkan
bahwa Surveilens epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat
melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan
data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program
kesehatan (Kepmenkes RI, 20013).
Tahapan dalam melakukan surveilens epidemiologi, yaitu: Identifikasi kasus dan masalah
kesehatan serta informasi terkait lainnya, tahapan ini dilakukan untuk deteksi kasus yang
menjadi masalah kesehatan prioritas dan perlu dilakukan surveilans epidemiologi segera.
Perekaman/ pengumpulan, pelaporan dan pengolahan data, proses pengumpulan data dapat
dilakukan secara pasif (data sekunder) dan aktif (data primer) yang dapat bersumber dari
instansi/ fasilitas yang sesuai dan kompeten seperti puskesmas, rumah sakit, kantor kecamatan/
keluaran dan badan statistik. Data yang digunakan sebaiknya data rutin yang telah tercatat dan
pelaporan yang sedang berjalan. Data dikumpulkan sesuai dengan tujuan dari sistem surveilens.
Selanjutnya data diolah/ dikelompokkan sesuai dengan tujuan sistem surveilens dan
karakteristik/ ciri khusus dari masalah kesehatan seperti diolah berdasarkan orang, tempat dan
waktu. Analisis dan interpretasi data untuk memperoleh kesimpulan untuk pengambilan
keputusan. Analisis data sebaiknya dilakukan oleh tim dan dapat dilakukan secara univariat
(proporsi atau deskriptif) atau bivariat (tabel, grafik ataupun peta) yang bertujuan untuk
menghasilkan informasi epidemiologi. Analisis data haruslah sesuai dan menghasilkan indikator
sesuai tujuan sistem surveilens epidemiologi seperti cakupan pelayanan dan kualitas pelayanan.
Analisis data dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Analisis data harus dikaitkan
dengan berbagai hal lainnya yang dapat memperngaruhi munculnya masalah kesehatan tertentu
seperti dikaitkan dengan kesehatan lingkungan dan perilaku masyarakat. Penyebaran informasi
kepada unit yang membutuhkan (desiminasi) seperti berbagai pihak yang terkait untuk
penyelesaian masalah baik lintas program maupun lintas sektor yang memiliki wewenang untuk
membuat perencanaan dan melaksanakan/ menjalankan program dan kebijakan. Membuat
rekomendasi dan alternatif tindak lanjut untuk tindakan penanggulangan penyakit atau upaya
peningkatan program kesehatan, pusat penelitian dan kajian dalam jejaring surveilens
epidemiologi. Keluaran (umpan balik) berupa laporan lengkap terkait penyakit atau masalah
kesehatan tertentu (Rukmini, 2011, Kepmenkes RI, 20013, Permenkes RI, 2014). Dalam
kegiatan surveilans epidemiologi sangat penting tahapan dilakukan secara sistematis, setiap
tahapan haruslah dilakukan sesuai dengan kaidah dan indicator serta selalu berpegangan pada
tujuan sesuai sistem surveilans epidemiologi sehingga informasi epidemiologi dan rekomendasi
yang dihasilkan dapat menghasilkan keputusan yang tepat untuk penanggulangan penyakit atau
masalah kesehatan.
Daftar Pustaka
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2003). Pedoman penyelenggaraan surveilans
epidemiologi kesehatan. Jakarta: Kemenkes.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Penyelenggaraan surveilans kesehatan.
Jakarta: Kemenkes.
Mahfudhoh, B. (2015). Komponen sistem surveilans deman berdasar dengue di dinas kesehatan
Kota Kediri. Jurnal Berkala Epidemiologi, 3(1), 95-108.
Rukmini, Syahrul, F. (2011). Analisis system surveilans diare puskesmas Tambakrejo Kota
Surabaya. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 14(2), 136-145.

Anda mungkin juga menyukai