Anda di halaman 1dari 4

Nama : Lola Illona Elfani Kausar

NPM : 1806170561
Tugas : LTM 1 MK Kemitraan dalam Keperawatan Komunitas

Visi dan Misi Kemitraan

Kemitraan adalah kerjasama antara individu-individu, kelompok-kelompok atau antar


organisasi untuk mencapai suatu tujuan bersama (Notoadnodjo, 2003). Kemitraan adalah upaya
melibatkan berbagai komponen, baik sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah atau
non pemerintah untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama berdasarkan komitmen dan
kesepakatan yang telah dibangun bersama (Depkes RI, 2004). Namun, dalam pelaksanaannya,
kemitraan tidak sesederhana definisi di atas, melainkan memiliki banyak tantangan dan
hambatan. Kerangka kerja kemitraan lebih rumit dan menantang karena di dalamnya terdapat
partisipasi banyak orang/ individu dengan berbagai tujuan/ keinginan dan pilihan dibandingkan
dengan komitmen yang telah disepakati sebelumnya. Ada kemungkinan bahwa kemitraan
mungkin tidak bertahan jika kerangka kepemilikan/ visi dan misi tidak cocok/ tidak sesuai/ tidak
bertanggung jawab. Oleh karena itu, setiap kondisi/ masalah tersebut harus ditentukan dengan
visi dan misi dari dibangunnya kemitraan tersebut (Gulzar, 2012).
Visi adalah kekuatan yang memandu untuk membuat keputusan, tindakan secara
keseluruhan, dan produktivitas atau kesinambungan. Kurangnya kejelasan dalam penentuan visi
adalah salah satu alasan penting kegagalan tujuan. Visi yang jelas memberikan wawasan tentang
bagaimana orang beroperasi menuju pencapaian tujuan bersama. Penciptaan visi bersama
tergantung pada tingkat komitmen untuk memenuhi tujuan. Visi kemitraan hanya mungkin jika
individu menyelaraskan interpretasi pribadi dan nilai-nilai yang dianut dengan visi formal
kelompok/ mitra. Cara terbaik untuk mengembangkan visi kemitraan adalah dengan
mengembangkan keharmonisan di antara para mitra untuk kepentingan bersama dan arahan
terpadu untuk pencapaian tujuan. Visi kemitraan adalah bertanggung jawab untuk
mengembangkan norma-norma, nilai-nilai dan perilaku yang selanjutnya memandu dalam
pengambilan keputusan dan pencapaian tujuan bersama. Visi kemitraan memotivasi para mitra,
menetapkan arah, menetapkan standar untuk diikuti, memberikan pedoman untuk rencana aksi
dan menciptakan orientasi proaktif (Gulzar, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian Mbalinda (2017) tentang kemitraan untuk kesehatan global
menunjukkan faktor-faktor kunci yang meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam
pencapaian visi dan kesinambungan kemitraan. Strategi/ misi yang perlu dilakukan dalam
kemitraan yaitu membangun hubungan dengan memahami dan mengerti aspek sosial, budaya,
ekonomi dan politik mitra untuk membangun perencanaan bersama, harapan yang jelas,
kejujuran dan keterbukaan, rasa saling percaya, budaya rasa hormat, dan kesediaan untuk
komitmen. Kesinambungan dari kemitraan membutuhkan komunikasi yang terbuka dan 2 arah,
kepemimpinan yang baik, kemampuan negosiasi, kerja tim, keterlibatan yang kuat antar mitra,
tujuan bersama, dan pengembangan kapasitas untuk membangun kolaborasi yang efektif
(Mbalinda, 2017).
Penerapan visi dan misi kemitraan dalam praktik keperawatan dijelaskan sebagai suatu
proses kemitraan profesional. Sebagai contoh kemitraan antara perawat komunitas dengan
kelompok masyarakat dilakukan dengan fokus pada dialog yang berkembang antara perawat
komunitas dan kelompok masyarakat. Dalam kemitraan, dialognya terbuka, peduli, saling
responsif, dan terarah. Perawat komunitas memperhatikan apa yang menjadi perhatian kelompok
masyarakat sehubungan dengan masalah kesehatan dan makna/ pengalaman kesehatan. Perawat
komunitas dan kelompok masyarakat mencapai wawasan yang mewakili cara yang lebih berguna
untuk memahami dan bertindak atas permasalahan kesehatan yang dialami dan perlu untuk
dipecahkan. Kemitraan merupakan praktik yang didorong oleh teori yang mengundang perawat
komunitas untuk bertemu mitra dimana perawat memahami masalah kesehatan dari mitra dan
apa saja solusi yang bisa dilakukan (Jonsdottir, 2004).
Berdasarkan paparan diatas terkait visi dan misi kemitraan dapat disimpulkan bahwa visi
yang utama dari kemitraan berorientasi terhadap pencapaian tujuan bersama atau tujuan dari
kemitraan, misalkan perawat komunitas bermitra dengan kelompok masyarakat khususnya
agregat remaja (karang taruna) memiliki visi agar remaja di komunitas tersebut menjadi remaja
yang produktif dan terhindar dari permasalahan kesehatan remaja seperti merokok, gaya hidup
kurang gerak, HIV AIDS, nafza dan sebagainya, sehingga tujuan-tujuan inilah merupakan visi
dari kemitraan yang dibangun antara perawat komunitas dan kelompok masyarakat ini.
Sedangkan untuk perawat komunitas, visi ini juga merupakan peran yang harus dilakukan guna
meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Antara visi kemitraan dan keberhasilan kemitraan,
visi dan kepuasan bersama, serta visi dan profitabilitas bersama memiliki hubungan yang saling
mempengaruhi dan perlu dipertimbangkan dalam kemitraan, sehingga pada akhirnya tujuan
bersama yang ingin dicapai akan terwujud, dan dalam pencapaian visi ini tentunya diperlukan
misi-misi yang perlu dilakukan oleh kedua belah pihak sesuai dengan kewenangan masing-
masing yang telah dikomitmenkan dan diarahkan sejak awal dalam penetapan visi. Misi dalam
kemitraan dapat dicontohkan seperti membangun hubungan dengan memahami dan mengerti
aspek sosial, budaya, ekonomi dan politik mitra untuk membangun perencanaan bersama,
harapan yang jelas, kejujuran dan keterbukaan, rasa saling percaya, budaya rasa hormat, dan
kesediaan untuk komitmen.
Daftar Pustaka

Ditjen P2M dan PL. (2004). Pelatihan manajemen P2L dan PL terpadu berbasis wilayah
kabupaten/ kota membina kemitraan berbasis institusi. Jakarta: Depkes RI.
Gulzar, A., Saif, M.I. (2012). Shared vision and partnership success. International Journal of
Ecomonics and Management Sciences. 2(1): 7-12.
Jonsdottir, H., Litchfield, M., Pharris, M.D. (2004). The relation core of nursing practice as
partnership. Journal of Advanced Nursing. 47(3): 241-50.
Mbalinda, S.N., Nabirye, R.C., Ombeva, E.A., Brown, S.D., Leffers, J.M. (2017). Nursing
partnership activities, components, and outcomes: Health volunteers overseas in Uganda
2001-2016. Frontiers in Public Health. 5: 1-7.
Notoatmodjo, S. (2003). Pengembangan sumber daya manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai