Kolaborasi adalah bekerja bersama khususnya dalam usaha penggabungan
pikiran (Heritage, 2002). Kolaborasi adalah suatu proses berfikir dimna piha terlibat memandang aspek perbedaan suatu masalah serta menemukan solusi dari perbedaan dan keterbatasan pandangan terhadap apa yang dapat dilakukan (Gray, 1989). Komunikasi kesehatan adalah aktivitas yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antar profesi yang terdiri dari dokter, perawat, psikiater, ahli gizi, farmasi, pekerja sosisal, dll. Tujuan kolaborasi adalah memaksimalkan produktivitas dan efektifitas efisiensi sumber daya kerja, meningkatkan profesioalistas, loyalisme, dan kepuasan kerja, serta akses layanan kesehatan, memberikan kejelasan peran dan berinteraksi antar tenaga kesehatan professional sehingga saling menghormati dan bekerja sama. Tujuan kolaborasi tim kesehatan adalah memberikan pelayanan yang tepat, oleh tim yang tepat, diwaktu dan tempat yang tepat. Konsep tersebut merupakan konsep hubunga kerjasama yang kompleks dan membutuhkan pertukaran oengetahuan yang berorientasi pada pelayanan kesehatan untuk pasien. Dalam berkolaborasi diperlukan elemen komunikasi efektif, saling menghargai, rasa percaya dan proses pengambilan keputusan. Kolaborasi terjadi dengan beberapa proses antara lain :perencanaan, pengambilan keputusan, memecahkan masalah, menetapkan tujuan, asumsi tanggung jawab, bekerjasama secara kooperatif, berkomunikasi, dan berkoordinasi secara terbuka. Kolaborasi efektif dapat terjadi dengan mengenali diri sendiri, memahami nilai dan mengelola keragaman, mengembangkan keterampilan resolusi konflik yang konstruktif, ciptakan situasi win win, keterampilan interpersonal, pahami kolaborasi sebagai perjalanan waktu untuk mengidentifikasi keberhaasilan dan peluang kerja sama, memanfaatkan forum multi disiplin, meyakinkan kolaborasi terjadi secara spontan, mencari umpan balik dan mengakui kesalahan. Kolaborasi dapat terwujud jika adanya rasa saling oercaya dan menghormati, memahami, menerima keilmuan masing-masing pihak, memiliki citra diri posotif, memiliki kematangan professional yang setara, mengikuti sebagai mitra kerja, dan berkeinginan untuk bernegoisasi. Hal yang perlu diperhatikan adalah setiao anggota dapat bertemu untuk melakukan diskusi agenda kegiatan, dan pastikan semua anggota terlibat dalam rencana, saling mengenal, dan berkomunikasi, saling percaya, mendukung, dan menghormati, mengevaluasi kegiata secara berkala, dan menghargai setiap pendapat dan kontribusi anggota tim.
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik