teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja, dan/atau Pemerintah untuk program Jaminan
Kesehatan (pasal 16, Perpres No. 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan). Tarif
Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka oleh BPJS
Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan atas paket layanan yang didasarkan kepada
2. Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah, Iurannya dibayar oleh Pemberi Kerja
dan Pekerja.
3. Bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja iuran
berdasarkan persentase dari upah (untuk pekerja penerima upah) atau suatu
jumlah nominal tertentu (bukan penerima upah dan PBI). Setiap Pemberi Kerja
wajib memungut iuran dari pekerjanya, menambahkan iuran peserta yang menjadi
tanggung jawabnya, dan membayarkan iuran tersebut setiap bulan kepada BPJS
Kesehatan secara berkala (paling lambat tanggal 10 setiap bulan). Apabila tanggal
10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari kerja
sebesar 2% (dua persen) perbulan dari total iuran yang tertunggak dan dibayar
Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja wajib
membayar iuran JKN pada setiap bulan yang dibayarkan palinglambat tanggal 10
(sepuluh) setiap bulan kepada BPJS Kesehatan. Pembayaran iuran JKN dapat
dengan Gaji atau Upah Peserta. Dalam hal terjadi kelebihan atau kekurangan
Pemberi Kerja dan/atau Peserta paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak
Kesehatan pekerjainformal. Besaran iuran bagi pekerja bukan penerima upah itu
adalah Rp25.500 per bulan untuk layanan rawat inap kelas III, Rp42.500 untuk
BPJS Kesehatan membayar dengan sistem paket INA CBG’s. Mengingat kondisi
BPJS Kesehatan wajib melayani pasien dalam keadaan gawat darurat, setelah
keadaan gawat daruratnya teratasi dan pasien dapat dipindahkan, maka fasilitas
BPJS Kesehatan.
KEPESERTAAN JKN
Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran. Peserta JKN
terdiri dari Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Peserta Non Penerima
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan
1. Kriteria fakir miskin dan orang tidak mampu ditetapkan oleh Menteri Sosial
(BPS) diverifikasi dan divalidasi oleh Menteri Sosial untuk dijadikan data
terpadu.
3. Data terpadu yang ditetapkan oleh Menteri Sosial dirinci menurut provinsi dan
Jaminan Kesehatan
Yang dimaksud dengan Peserta Non PBI dalam JKN adalah setiap orang yang
tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu, yang membayar iurannya
secara sendiri ataupun kolektif ke BPJS Kesehatan. Peserta Non PBI JKN terdiri
1. Peserta penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu Setiap orang yang
bekerja pada pemberi kerja dengan menerima gaji atau upah, antara lain
Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, Pegawai
Pemerintah Non Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Swasta, dan Pekerja lain yang
2. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu setiap orang
yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri, antara lain pekerja di luar
bekerja tapi mampu membayar iuran Jaminan Kesehatan, antara lain Investor,
bahwa ‘penambahan data Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu untuk
Miskin dan Orang Tidak Mampu’. Kemudian pada ayat 2 disebutkan bahwa
‘Perubahan data PBI Jaminan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
2014 menjelaskan tentang Penjaminan terhadap bayi baru lahir dilakukan dengan
ketentuan:
1. Bayi baru lahir dari peserta PBI secara otomatis dijamin oleh BPJS Kesehatan.
Bayi tersebut dicatat dan dilaporkan kepada BPJS Kesehatan oleh fasilitas
2. Bayi anak ke-1 (satu) sampai dengan anak ke-3 (tiga) dari peserta pekerja
3) Anak ke-4 (empat) atau lebih dari peserta penerima upah, dijamin hingga
hari ke-7 (tujuh) sejak kelahirannya dan harus segera didaftarkan sebagai
peserta.
DAFTAR PUSTAKA
BPJS Kesehatan. 2013. Panduan Layanan Bagi Peserta BPJS Kesehatan. Jakarta:
Pusat Layanan Informasi BPJS Kesehatan.
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Buku Saku FAQ (Frequently Asked Questions)
BPJS Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.