Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENYULUHAN

LATIHAN PEMULIHAN PASIEN STROKE

DISUSUN OLEH :
1. ADHE ZULAILA SYAFITRI (142012018097P)
2. AGUNG RIANSYAH (142012018099P)
3. AGUS TRIYANTO (142012018107P)
4. AULIA ULFA (142012018105P)
5. DAHLIA EKA SARI (142012018107P)
6. FEBRI RAMDAN (142012018110P)
7. FENI APRILIA (142012018111P)
8. JAMI’ATUSOLIHKHAH (142012018120P)
9. HERFIRA YULISNUR (142012018117P)
10. LENI PRESMAWATI (142012018251P)
11. REZKY GOZALI (142012018131P)
KELOMPOK 4

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Latihan Pemulihan Pasien Stroke

Waktu : 60 menit

Tempat : Aula Kantor Kelurahan

Sasaran : Keluarga Dan Pasien Yang Menderita Stroke

I. Latar Belakang

Stroke merupakan penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh


darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Sehingga akibat penyumbatan
maupun pecahnya pembuluh darah tersebut, bagian otak tertentu berkurang
bahkan terhenti suplai oksigennya sehingga menjadi rusak bahkan mati.
Akibatnya timbullah berbagai macam gejala sesuai dengan daerah otak yang
terlibat, seperti wajah lumpuh sebelah, bicara pelo (cadell), lumpuh anggota gerak,
bahkan sampai koma dan dapat mengancam jiwa (Mediskus, 2013).

Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun.
Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian ketiga
setelah penyakit jantung koroner dan kanker. Depkes RI (2007) melaporkan
bahwa stroke merupakan penyebab kematian yang utama di rumah sakit
disamping itu stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan nomor satu
didunia (Pinzon & Asanti, 2010).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi terjadinya


serangan berulang atau kekambuhan pada penderita stroke adalah dengan
menjalankan perilaku hidup sehat sejak dini. Pengendalian faktor-faktorresiko
secara optimal harus dijalankan, melakukan kontrol secara rutin, mengkonsumsi
makanan yang sehat serta konsumsi obat, tidak merokok, dan harus
mengenali tanda-tanda dini stroke ( Wardhana, 2011).
Untuk mengurangi dan mencegah terjadinya stroke maka pengetahuan
keluarga dan pasien perlu ditingkatkan, agar berbagai faktor resiko yang dapat
menimbulkan kejadian stroke dapat dicegah atau dihindari, salah satunya melalui
penyuluhan kesehatan. Sekitar 90% pasien stroke mengalami kelemahan pada
anggota gerak. Pemulihan pasien stroke dapat dilakukan dengan mobilisasi sedini
mungkin dalam rangka mencegah kekakuan sendi dan mengembalikan
kemampuan klien secara fisik. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan
melalui wawancara pada keluarga pasien stroke di ruangan angsana dari 10 yang
di wawancarai, 6 diantaranya karena adanya faktor resiko hipertensi, 1
diantaranya dipicu oleh penyakit diabetes militus, 3 diantaranya karena kebiasaan
gaya hidup seperti merokok. Selain dari hasil wawancara studi pendahuluan
dilakukan dengan melihat diagnose pada 01 Januari 2015 sampai 27 Januari 2015
di ruang angsana, dari 70 pasien 40 diantaranya didiagnosa stroke. Dari hasil
pengkajian tanggal 26 – 27 Januari 2015 didapatkan data 8 besar penyakit dari 25
pasien yang ada yakni Stroke 6 orang (24%), Meningitis 5 orang (20%), SOL 4
orang (16%), Myelopathi 3 orang (12%), Tetanus 2 orang (8%), SAB 2 orang
(8%), Epilepsi 1 orang (4%), Encephalitis 1 orang (4%), dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa penyakit yang paling banyak terjadi di Ruang Angsana yaitu
penyakit stroke. Penyakit stroke ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu stroke
dengan kelemahan alat gerak sebanyak 4 orang dan stroke tanpa kelemahan alat
gerak sebanyak 2 orang. Berdasarkan fenomena diatas maka kelompok kami
mengambil topik penyuluhan mengenai stroke dan pencegahannya.

II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pencegahan stroke
diharapkan keluarga pasien dapat memahami konsep tentang stroke
dan pencegahannya.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang stroke diharapkan keluarga
pasien dapat mengerti tentang:
a. Menyebutkan pengertian stroke
b. Menyebutkan penyebab penyakit stroke
c. Menjelaskan mobilisasi pada pasien stroke
d. Menyebutkan cara pencegahan stroke berulang

III. Materi
1. Pengertian Stroke
2. Faktor Penyebab Stroke
3. Mobilisasi Pada Pasien Stroke
4. Diit yang Benar pada Penderita Stroke dengan Hipertensi
5. Beberapa Tips Makan Makanan Rendah Garam:
6. Syarat-Syarat Diet
7. Pencegahan Stroke Berulang

IV. Strategi Pelaksanaan


1. Persiapan :
a. Survey karakter dan lokasi sasaran
b. Koordinasi dengan pihak sasaran
c. Menyiapkan alat dan bahan

2. Pelaksanaan
Kegiatan
No Kegiatan
Waktu Penyuluh Audiens
1 Pembukaan 7 menit Moderator membuka Menjawab salam dan
acara dan member salam mendengarkan

Perkenalan Mendengarkan dan


memperhatikan

Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan


penyuluhan memperhatikan

Sampaikan tata tertib dan Mendengarkan dan


waktu memperhatikan

2 Tahap 3 menit Menanyakan pengetahuan Memperhatikan dan


appersepsi audiens tentang metode menjawab pertanyaan
pemulihan pasien stroke
Memberikan Mendengar dan
reinforcement positif menerima

3 Tahap 40 menit Menjelaskan tentang: Mendengar,


informasi 8. Pengertian Stroke memperhatikan, dan
(kegiatan inti) 9. Faktor Penyebab memperagakan
Stroke
10. Mobilisasi Pada
Pasien Stroke

Memberikan kesempatan Mengajukan


bertanya pertanyaan

Menjawab pertanyaan Mendengar dan


memperhatikan
1. Diit yang Benar Mendengar dan
pada Penderita memperhatikan
Stroke dengan
Hipertensi
2. Beberapa Tips
Makan Makanan
Rendah Garam:
3. Syarat-Syarat Diet
4. Pencegahan
Stroke Berulang
1.
Memberikan kesempatan Mengajukan
bertanya pertanyaan

Menjawab pertanyaan Mendengar dan


memperhatikan

Memberikan Mendengar dan


reinforcement positif memperhatikan

3 Penutup 10 menit Penyaji mengajukan Menjawab pertanyaan


beberapa pertanyaan
secara tertulis untuk
mengevaluasi tingkat
pemahaman keluarga
serta pasien

Penyaji menyimpulkan Mendengar,


materi tentang pemulihan menyimak
pasien stroke
Penyaji mengarahkan Mendengar,
tindak lanjut menyimak, menerima

Moderator menutup acara Membalas dengan


dan mengucapkan salam salam

V. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah:
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VI. Media
Alat dan bahan peraga
1. Laporan pendahuluan.
2. Satuan acara penyuluhan.
3. Leaflet.
4. Slide
5. Lembar evaluasi/kuesioner.
VII. Evaluasi
1. Struktur
a. Ruanga kondusif untuk kegiatan.
b. Peralatan memadai dan berfungsi.
c. Media dan materi tersedia dan memadai.
d. SDM memadai
2. Proses
a. Ketepatan Waktu pelaksanaan.
b. Peran serta aktif audiens.
c. Kesesuaian peran dan fungsi dari penyuluhan.
d. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan.
3. Hasil terkait dengan tujuan yang ingin dicapai :
a. Tes lisan
1) Penyaji mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung
kepada audiens tentang materi penyuluhan yang akan
dijelaskan.
2) Bila audiens dapat menjawab 60% dari pertanyaan yang
diajukan, maka dikategorikan pengetahuan baik.
b. Tes tertulis
Penyuluh menyebarkan questioner sebanyak 7 pertanyaan,
jawaban benar > 4 atau dengan nilai/score 57% penyuluh
dikatakan berhasil.

VIII. Sumber Pustaka


1. http://mediskus.com/penyakit/stroke-pengertian-jenis-gejala-
stroke.diakses tanggal 26 Januari 2015
2. Purwanti dan Arina. 2008. Rehabilitasi Klien Pasca Stroke.
Kartasura:FIK UMS
3. Smeltzer, Suzanne.(2001). Keperawatan Medikal Bedah.. Jakarta :
EGC STIKES Hang Tuah Surabaya. ROM (Range Of Motion). Diakses
dari www.http://stikes-hang-tuah-ROM-range-of-motion tanggal 26
Januari 2015
4. Potter, Patricia A dan Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses Dan Praktek. Jakarta:
EGC
LAMPIRAN : LATIHAN PEMULIHAN PASIEN STROKE DI RUMAH

1. Pengertian Stroke
Menurut kriteria WHO stroke secara klinis didefinisikan sebagai gangguan
fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik
fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan
kematian yang disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah otak. Stroke
adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah dan
oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini dikarenakan adanya
sumbatan, penyempitan, atau pecahnya pembuluh darah di otak (Smeltzer, 2001).

2. Faktor Penyebab Stroke


a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol
 Usia
Setiap manusia akan bertambah umurnya, dengan demikian kemungkinan
terjadinya stroke lebih besar. Pada umumnya resiko terjadinya stroke
mulai usia 35 tahun dan meningkat setiap tahunnya.
 Jenis kelamin
Pria memiliki kecenderungan lebih besar terkena serangan stroke
dibanding perempuan.
 Ras/suku bangsa
 Genetik/keturunan
Seseorang yang mempunyai riwayat stroke dalam keluarganya, menjadi
seseorang yang beresiko tinggi terkena serangan stroke.
b. Faktor resiko yang dapat dikontrol atau dikendalikan diantaranya :
 Hipertensi
 Diabetes mellitus
 Penyakit jantung
 Riwayat stroke sebelumnya
 Merokok
 Kolesterol tinggi
 Obesitas
 Minuman Alkohol

3. Mobilisasi Pada Pasien Stroke


Mobilisasi adalah jalan untuk melatih hampir semua otot tubuh untuk
meningkatkan fleksibilitas sendi atau mencegah terjadinya kekakuan pada sendi.
A. Penatalaksanaan mobilisasi dini posisi tidur
Berbaring Terlentang
 Posisi kepala, leher, dan punggung harus lurus.
 Letakkan bantal dibawah lengan yang lemah/lumpuh secara berhati- hati,
sehingga bahu terangkat keatas dengan lengan agak ditinggikan dan
memutar kearah luar, siku dan pergelangan tangan agak ditinggikan.
 Letakkan pula bantal di bawah paha yang lemah/lumpuh, dengan posisi
agak memutar ke arah dalam, dan lutut agak ditekuk.
Miring kesisi yang sehat
 Bahu yang lumpuh harus menghadap kedepan
 Lengan yang lumpuh memeluk bantal dengan siku diluruskan
 Kaki yang lumpuh diletakkan didepan
 Dibawah paha dan tungkai diganjal bantal
 Lutut ditekuk

Miring kesisi yang lumpuh/lemah


 Lengan yang lumpuh menghadap kedepan, pastikan bahu pasien tidak
memutar secara berlebihan
 Tungkai agak ditekuk, tungkai yang sehat menyilang di atas tungkai yang
lumpuh/lemah dengan diganjal bantal.

B. Latihan gerak sendi (Range Of Motion)


Latihan gerak sendi ini bertujuan untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan
kelemahan pada otot yang dapat dilakukan aktif maupun pasif tergantung
dengan keadaan pasien.
Gerakan-Gerakan dalam latihan gerak sendi ini adalah sebagai berikut:
1) Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan
Cara :
 Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku
menekuk dengan lengan.
 Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain
memegang pergelangan tangan pasien.
 Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin.

Gambar 1. Latihan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan


a. Fleksi dan ekstensi siku
Cara :
 Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak
mengarah ke tubuhnya.
 Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya mendekat
bahu.
 Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya.

Gambar 2. Latihan fleksi dan ekstensi siku


b. Pronasi dan supinasi lengan bawah
Cara :
 Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku
menekuk.
 Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang
tangan pasien dengan tangan lainnya.
 Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauhinya.
 Kembalikan ke posisi semula.
 Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap ke
arahnya.
 Kembalikan ke posisi semula.
Gambar 3. Latihan pronasi dan supinasi lengan bawah

c. Pronasi fleksi bahu


Cara :
 Atur posisi tangan pasien disisi tubuhnya.
 Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan
pasien dengan tangan lainnya.
 Angkat lengan pasien pada posisi semula.

Gambar 4. Latihan pronasi fleksi bahu


d. Abduksi dan adduksi bahu
Cara :
 Atur posisi lengan pasien di samping badannya.
 Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan
pasien dengan tangan lainnya.
 Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya kearah perawat
(Abduksi).
 Kembalikan ke posisi semula.
Gambar 5. Latihan abduksi dan adduksi bahu

e. Rotasi bahu
Cara :
 Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan siku menekuk.
 Letakkan satu tangan perawat di lengan atas pasien dekat siku dan
pegang tangan pasien dengan tangan yang lain.
 Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur,
telapak tangan menghadap ke bawah.
 Kembalikan posisi lengan ke posisi semula.
 Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat tidur,
telapak tangan menghadap ke atas.
 Kembalikan lengan ke posisi semula.

Gambar 6. Latihan rotasi bahu


f. Fleksi dan ekstensi jari-jari
Cara :
 Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan, sementara tang lain
memegang kaki.
 Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah
 Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang.
 Kembalikan ke posisi semula.

Gambar 7. Latihan fleksi ekstensi jari

g. Infersi dan efersi kaki


Cara :
 Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang
pergelangan kaki dengan tangan satunya.
 Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya.
 Kembalikan ke posisi semula
 Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang
lain.
 Kembalikan ke posisi semula.
Gambar 8. Latihan infers dan efersi kaki

h. Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki


Cara :
 Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu
tangan yang lain di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rilek.
 Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien.
 Kembalikan ke posisi semula.
 Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien.
Gambar 9. Latihan fleksi dan ekstensi kaki

i. Fleksi dan ekstensi lutut


Cara :
 Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien
dengan tangan yang lain.
 Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.
 Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin.
 Kebawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas.
 Kembali ke posisi semula.

Gambar 10. Latihan fleksi ekstensi lutut

j. Rotasi pangkal paha


Cara :
 -Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan
yang lain di atas lutut.
 -Putar kaki menjauhi perawat.
 -Putar kaki ke arah perawat.
 -Kembalikan ke posisi semula.
Gambar 11. Latihan potasi pangkal paha

k. Abduksi dan adduksi pangkal paha


Cara :
 -Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan
pada tumit.
 -Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari
tempat tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien.
 -Gerakkan kaki mendekati badan pasien.
 -Kembalikan ke posisi semula.
Gambar 12. Abduksi adduksi pangkal paha

4. Cara Pencegahan Stroke


Stroke merupakan penyakit pemicu kematian yang serius, namun sebenarnya
dapat dicegah. Perubahan gaya hidup perlu ditingkatkan guna mengurangi risiko
stroke. Berikut beberapa perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan :
a. Konsumsi makanan sehat
Konsumsi makanan dengan tinggi serat. Makanan tinggi serat akan membantu
dalam pencegahan penyakit stroke ini dan juga turut andil mengendalikan
lemak dalam darah. Kurangi kolesterol "jahat" sehingga dapat meningkatkan
kesehatan jantung dan mengurangi risiko stroke.
b. Kurangi konsumsi garam
Mengurangi konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah sehingga
mengurangi risiko stroke.
c. Hindari kebiasaan seperti merokok dan alcohol
Perokok memiliki risiko stroke dua kali lipat. Merokok dapat merusak
pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah, serta mempercepat
penyumbatan di pembuluh darah. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan
atherosclerosis (pengerasan dinding pembuluh darah) dan membuat darah
menjadi mudah untuk menggumpal dan darah menggumpal akan
meningkatkan resiko penyakit stroke ini.
d. Hidup aktif dan olahraga teratur
Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko yang lebih
besar memiliki kadar kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes, dan stroke.
Olahraga dapat mengurangi berat badan sehingga mengurangi risikopenyakit-
penyakit tersebut. Melakukan aktivitas fisik secara teratur dengan berolahraga
termasuk dalam salah satu tips dan cara dalam membantu menurunkan tensi
darah dan menciptakan keseimbangan lemak yang sehat dalam darah
e. Perbanyak konsumsi serat dan banyak minum air putih
Para peneliti menemukan risiko stroke bisa berkurang sampai 7 persen untuk
setiap 7 gram penambahan serat yang dikonsumsi setiap hari. Dengan kata
lain mereka yang paling rajin mengonsumsi serat risikonya paling rendah
terkena stroke.

5. Diit yang Benar pada Penderita Stroke dengan Hipertensi


Premiery prevention of stroke AHA/ASA guideline stroke, (2006, dalam
Bethesda stroke center literature, 2008), menyatakan bahwa asupan makanan
yang mengandung banyak sayur dan buah dapat mengurangi terjadinya stroke.
Pemakaian sodium yang berlebihan juga dapat meningkatkan tekanan darah
(Black & Hawks, 2009). Disini garam yang harus dibatasi bukanlah semua jenis
garam namun pembatasan jumlah garam NaCl dalam makanan. Sumber
natrium/sodium yang utama adalah natrium klorida (garam dapur), penyedap
masakan (monosodium glutamat = MSG), dan sodium karbonat. Konsumsi garam
dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari atau
setara dengan satu sendok teh.
Menurut Martuti (2009), dalam penelitiannya menunjukan bahwa pasien
stroke perlu membatasi asupan garam karena kandungan mineral natrium
(sodium) didalamnya memegang peranan penting terhadap timbulnya hipertensi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa angka kejadian stroke meningkat pada pasien
dengan kadar kolesterol diatas 240 mg%. Setiap kenaikan kolesterol 38,7 mg%
menaikan angka stroke 25 % sedangkan kenaikan HDL (high density lipoprotein)
1 mmol (38,7 mg%) menurunkan terjadinya stroke setinggi 47% (premiery
prevention of stroke, 2006 dalam Bethesda stroke center literature, 2008).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Giantani (2003), menunjukkan bahwa
kenaikan kadar kolesterol berpengaruh terhadap resiko stroke iskemik sebanyak
3.09 kali.
Serat makanan juga dibutuhkan untuk proses metabolisme dalam tubuh.
Diet tinggi serat bermanfaat untuk menghindari kelebihan lemak, lemak jenuh dan
kolesterol. Setiap gram konsumsi serat juga menghindari kelebihan gula dan
natrium serta dapat menurunkan berat badan dan mencegah kegemukan. Dietary
guedelines for American menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung serat 20-35 gr perhari (Martuti, 2009).

6. Beberapa Tips Makan Makanan Rendah Garam:


 Hindari Memasak Dengan Garam Atau Menambahkan Garam Pada Makanan.
 Hindari Makanan Yang Tersedia Dalam Bentuk Kalengan Serta Makanan-
Makanan Kudapan (Snack), Mie Rebus.
 Roti Yang Dimakan Sebaiknya Berupa Roti Gandum, Bukan Roti Putih.
Dalam Makan Roti Hindari Penggunaan Margarin Dan Keju. Sereal Pun
Sebaiknya Dihindari.
 Jika Memang Mau Makan Makanan Sediaan Kaleng, Bilas Dulu Makanan
Tersebut Untuk Mengurangi Kadar Sodiumnya.
 Perbanyak Makan Buah-Buahan Dan Sayuran. Minum Jus Buah Setiap Hari.
Penelitian Menunjukkan Bahwa Konsumsi Buah-Buahan Mengurangi Risiko
Terjadinya Stroke.
 Memilih Makanan Yang Tinggi Karbohidrat Atau Banyak Tepung Dan Serat
Seperti Gandum.
 Minum Susu Yang Rendah Lemak.
 Gunakan Minyak Yang Mengandung Lemak Tak Jenuh
 Konsumsi Ayam Tanpa Kulit, Ikan, Putih Telur Sebagai Pengganti Daging,
Jerohan (Otak, Babat) Dan Kuning Telur. (Daging Maksimal 3x/Minggu,
Telur Maksimal 3 Butir/Minggu)
 Kurangi Makanan Yang Banyak Mengandung Gula Seperti Es Krim, Cokelat,
Soft Drink, Gula-Gula
 Kurangi Memasak Dengan Cara Menggoreng. Perbanyak Makanan Rebus,
Kukus, Memanggang, Menumis Dengan Minyak Lemak Tak Jenuh, Dan
Membaka

7. Syarat-Syarat Diet Adalah:


 Rendah kolesterol, jangan terlalu banyak makan telur dalam seminggu.
 Rendah kalori
 Hindari konsumsi lemak jenuh: lemak hewani: daging sapi, kambing, babi,
susu full cream atau susu murni, jerohan, mentega, keju. Lemak nabati:
minyak kacang, minyak kelapa sawit, minyak cokelat
 Makan dalam porsi sedikit namun sering
 Hindarilah konsumsi makanan yang merangsang, menghasilkan gas,
merusak mukosa lambung dan lambat dicerna

8. Pencegahan Stroke Berulang


 Olahraga Teratur
 Perbanyak minum air putih
 Mempertahankan berat badan normal untuk dewasa dengan perhitungan
indeks masa tubuh 20-25kg/m2.
 Mengurangi asupan garam, kurang dari 6 gram dapur atau kurang dari 2,4 gr
Na+/hari.
 Makan buah dan sayur.
 Mengurangi konsumsi lemak baik yang jenuh maupun tidak jenuh.
 Rutin memeriksa tekanan darah : Makin tinggi tekanan darah makin besar
risiko terkena stroke.
 Waspadai gangguan irama jantung (attrial fibrillation)
 Berhenti merokok dan anti alcohol
 Periksa kadar kolesterol dalam tubuh
 Kontrol kadar gula darah
 Periksa rutin ke pelayanan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai