Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas segala rahmat dan
hidayat-nya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang konsep dan kebijakan praktik
keperawatan mandiri.
Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi
Agung Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya akhir zaman.
Alhamdulillah, kami dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan di dalam makalah ini.
Untuk itu kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun guna keberhasilan
penulis yang akan datang.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu hingga terselesainya makalah ini semoga segala upaya yang telah
dicurahkan mendapat berkah dari Allah SWT. Amin

Bandar Lampung, 27 Februari 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Praktik Keperawatan Mandiri ............................................... 3
2.2 Konsep enterpreuner dalam praktik keperawatan mandiri ..................... 4
2.3 tujuan praktik keperawatan mandiri ........................................................ 5
2.4 Fokus prektik keperawatan mandiri ........................................................ 8
2.5 unsur-unsur praktik keperawatan mandiri ................................................ 9
3.1 Landasan Hukum ................................................................................... 10

BAB III PENUTUP


Daftar Pustaka .............................................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat, baik dalam
maupun luar negeri sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
(KepMenKes RI No.1239 Tahun 2001). Sebagai suatu profesi, perawat
bertanggung jawab memberikan pelayanan perawatan sesuai dengan wewenang
yang dimiliki secara mandiri atau berkolaborasi. Hal ini tersebut dimungkinkan
karena perawat memiliki ilmu dan kiat keperawatan yang mendasari praktik
profesionalnya. Tenaga keperawatan sekarang, tidaklah beda dengan seseorang
bidan atau dokter, yang bisa membuka tempat praktik pelayan perawatan
kesehatan. Dari beberapa hasil penelitian, bahwa di Indonesia keperawatan di
rumah berkembang dengan pesat yang didukung oleh faktor ekonomi yaitu
semakin tingginya biaya pelayanan di rumah sakit. Namun, sebenarnya perawat
tidak diperbolehkan membuka praktik keperawatan mandiri karena peraturannya
masih diatur dalam surat KepMenKes 1239 dan saat ini masih berupa RUU yang
belum mendapatkan pengesahan dari DPR.
Menurut Persatuan Perawat Nasional Indonesia, praktik keperawatan adalah
tindakan pemberian asuhan perawat profesional baik secara mandiri atau
kolaborasi, yang disesuaikan dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya
berdasarkan ilmu keperawatan (Zaidin Ali : 12). Perawat sering kali melakukan
tindakan keperawatan yang seharusnya dilakukan oleh dokter. Perawat diibaratkan
pembantu dokter yang harus melakukan tindakan sesuai dengan perintah dokter.
Kebijakan pemerintah mengenai hal tersebut belum maksimal , apalagi RUU
tentang praktik keperawatan belum juga mendapat pengesahan dari DPR. Di
instansi pemerintah, gaji perawat Rp 300.000,00 – Rp 1.500.000,00/bulan, jauh di
bawah gaji dokter yang tiap bulannya dari Rp 1.500.000,00–Rp 3.000.000,00.
Padahal kebutuhan sehari–hari perawat belum cukup terpenuhi dengan gaji
tersebut. Jika praktik keperawatan mandiri tidak diperbolehkan, maka di masa

1
akan datang nasib para perawat sangat memprihatinkan dan kurang terjamin
kelayakan hidupnya.
Pada era sekarang ini, perawat kesehatan tidak identik lagi dengan pembantu
dokter masa lalu. Eksistensi dan kredibilitasnya, diakui berbagai kalangan telah
maju dan berkembang menjadi kelompok profesional sehingga bisa membuka
praktik mandiri di rumah. Beberapa alasan mengapa keperawatan kesehatan di
rumah merupakan alternatif yang banyak diminati masyarakat antara lain, lebih
hemat biaya, pemberdayaan keluarga dalam asuhan klien lebih optimal,
lingkungan memberikan efek yang teraspeutik dan memberikan kesempatan bagi
kasus tertentu yang memerlukan rawat lama misalnya penyakit kronis.
Melihat kepada kenyataan – kenyataan yang tergambar di atas maka
praktik keperawatan mandiri dapat dilakukan oleh perawat professional yang
mempunyai keterampilan intelektual, keterampilan teknikal, dan keterampilan
interpersonal yang dapat memberikan pelayanan kesehatan utamanya kepada
individu, masyarakat secara efektif dan terjangkau.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latarbelakang diatas penulis merusumuskan masalah


sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud komponen dari praktik keperawatan mandiri?


2. Apa yang dimaksud sasaran dari praktik keperawatan mandiri?
3. Bagaimana landasan hukum praktik keperawatan mandiri ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui komponen dari praktik keperawatan mandiri.
2. Untuk mengetahui sasaran dari praktik keperawatan mandiri.
3. Untuk mengetahui landasan hukum dari praktik keperawatan mandiri.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Praktik Keperawatan Mandiri


Menurut konsorsium ilmu-ilmu kesehatan, praktek mandiri perawat
adalah tindakan mandiri perawat profesional atau ners melalui kerjasama yang
bersifat kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan lain dalam
upaya memberikan asuhan keperawatan yang holistic sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan, termasuk praktik
keperawatan individu dan berkelompok.
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun
sehat. Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit.
Keperawatan dalam bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan
kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit
yang mengalamí gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai
derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhankebutuhan dasar dapat
berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah,
memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang
dipersepsikan sakit oleh individu.
Jadi dapat disimpulkan praktik mandiri keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional mandiri perawat yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial spriritual yang komprehensif, ditujukan
pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

3
2.2 Konsep enterpreuner dalam Praktik Keperawatan Mandiri
Enterpreuner merupakan seorang individu yang mengasumsikan
tanggung jawab total dan risiko menemukan atau membuat unik kesempatan
untuk menggunakan talenta pribadi, keterampilan dan energi, dan siapa
mempekerjakan perencanaan strategis proses untuk mentransfer pelayanan
berharga atau produk.Nurse enterpreuner adalah sebuah pemilik bisnis
yang menawarkan layanan keperawatan langsung perawatan, pendidikan,
penelitian, administratif atau konsultasi alam. Perawat wiraswasta
bertanggung jawab langsung kepada klien, kepada siapa, atau atas nama siapa,
pelayanan keperawatan yang provided.
Adapun Nurse intraprener adalah seorang perawat yang
berkembang, mempromosikan dan memberikan inovasi program
keperawatan kesehatan atau proyek dalam kesehatan yang diberikan
berdasarkan aturan yang ada. Dalam pengembangannya praktik mandiri
keperawatan tersebut dikembangkan dalam konteks nurse
enterpreunership sebagai berikut:
PRINSIP-PRINSIP ENTERPREUNER
PRINSIP-PRINSIP DALAM KEPERAWATAN

LEGALITAS
DAN KONTEK
EKONOMI
Permintaan pasar
Sektor publik
Kombinasi

Enterpreuner nursing

Gambar 5. Pengembangan Enterpreuner Nursing

4
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa dalam
pengembangan konsep nurse enterpreuner dikembangkan
berdasarkan du prinsip utama, yaitu prinsip-prinsip entrepreuner dan
prinsip-prinsip dalam keperawatan. Berawal dari dua prinsip di atas
kemudian dipadukan dengan aspek legalitas dan aspek ekonomi yang meliputi
permintaan pasar, kondisi sektor publik atau kombinasi keduanya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka praktik perawat dalam
perkembangannya dibedakan menjadi dua hal:
1) Entrepreunership venture, sebegai contoh praktik mandiri
keperawatan, perawat pemilik rumah perawatan dan layanan konsultasi.
2) Intrapreunership venture, sebagai contoh perawat di pusat
rehabilitasi, unig gawat darurat, klinik atau pelayanan konsultasi.

2.3 Tujuan Praktik Keperawatan Mandiri


Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) harus
diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga
dan masyarakat, perawatan diri, dan peningkatan kepercayaan diri.
Praktik keperawatan meliputi empat area yang terkait dengan kesehatan (kozier
& Erb, 1999), yaitu :
1. Peningkatan Kesehatan
Peningkatan Kesehatan adalah kerangka aktivitas keperawatan.
Kesadaran diri klien, kesadaran kesehatan, keterampilan kesehatan dan
penggunaan semua sumber yang dipertimbangkan sebagai perawatan yang
di berikan oleh perawat. Peningkatan kesehatan membantu masyarakat
dalam mengembangkan sumber untuk memelihara atau meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan mereka. Tujuan kesehatan yang ingin
diwujudkan adalah mencapai derajat kesehatan yang optimal. Fokus
peningkatan kesehatan diarahkan untuk memelihara atau meningkatkan
kesehatan umum individu keluarga dan komunitas.

5
Kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kesehatan memerlukan :
a. Pendidikan untuk publik atau masyarakat dan individu
b. Perundang-undangan atau kebijakan yang mendukung
c. Hubungan interpersonal dengan klien secara langsung
Area keperawatan yang melibatkan perawat meliputi :
a. Mendorong dan mengadakan suatu latihan fisik secara periodik dan
pemantauan terhadap proses penyakit (mis.hipertensi, diabetes militus
dan kanker).
b. Memimpin pelaksanaan pendidikan kesehatan masyarakat melalui
pameran kesehatan dan program kesehatan mental.
c. Mendukung undang-undang yang ditujukan untuk pemeliharaan
kesehatan dan program perlindungan anak dan.
d. Peningkatan kondisi kesehatan dan keselamatan kerja, dll.
2. Pencegahan Penyakit
Aktivitas pencegahan penyakit secara objektif untuk mengurangi risiko
penyakit, untuk meningkatkan kebiasaan kesehatan yang baik dan untuk
mempertahankan fungsi individu secara optimal.
Aktivitas atau kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain sebagai
berikut:
a. Melakukan program pendidikan di rumah sakit, misalnya perawat ibu
hamil, program melarang atau menghindari rokok, seminar
”mengurangi atau mencegah stres” dll.
b. Program umum dan dasar yang dapat meningkatkan gaya hidup sehat,
misalnya melakukan senam aerobik, berenang atau program kebugaran.
c. Memberikan informasi tentang kesehatan, makanan yang sehat, olah
raga dan lingkungan yang sehat melalui liflet, media massa atau media
elektronik.
d. Menyediakan pelayanan keperawatan yang dapat menjamin kesehatan
ibu hamil dan kelahiran bayinya dengan sehat.
e. Memantau tumbuh kembang bayi dan balita.

6
f. Memberikan imunisasi.
g. Melakukan pemeriksaan untuk medeteksi tekanan darah tinggi, kadar
kolesterol, dan kanker.
h. Melakukan konseling mengenai pencegahan akibat kekurangan nutrisi
dan penghentian rokok.
Peran perawat dalam upaya peningkatan kesehatan meliputi hal-hal berikut:
a. Bertindak sebagai model peran dalam berperilaku serta bergaya hidup
sehat
b. Mengajarkan klien tentang strategi keperawatan dan usaha
meningkatkan kesehatan, misalnya dengan cara perbaikann gizi,
pengendalian stres, usaha untuk membina hubungan yang baik dengan
sesama.
c. Memengaruhi klien untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
d. Menunjukkan klien cara pemecahan masalah yang tepat dan
mengambil keputusan yang efektif.
e. Menguatkan perilaku peningkatan kesehatan pribadi dan keluarga.
3. Pemeliharaan Kesehatan (Health maintenance)
Kegiatan keperawatan dalam pemeliharaan kesehatan adalah kegiatan
yang membantu klien memelihara status kesehatan mereka. Perawat
melakukan aktivitas untuk membantu masyarakat mempertahankan status
kesehatannya.
Tiga perkembangan pemeliharaan kesehatan :
a. Mencoba mengidentifikasi gejala penyakit kronis sebelum penderita
mengidapnya, misalnya melakukan pemeriksaan fisik secara teratur,
untuk usia di atas 35 tahun.
b. Meningkatkan ketertarikan terhadap masalah kesehatan sehubungan
dengan perubahan struktur sosial masyarakat.
c. Ketertarikan pada faktor lingkungan sehubungan dengan penyebab
penyakit karena stres.

7
4. Pemulihan kesehatan (Health Restoration)
Pemulihan kesehatan berarti perawat membantu pasien meningkatkan
kesehatan setelah pasien memiliki masalah kesehatan atau penyakit.
Kegiatan yang dilakukan dalam perbaikan kesehatan meliputi hal-hal
berikut :
a. Memberikan perawatan secara langsung pada individu yang sedang
sakit, misalnya dengan memberikan perawatan fisik.
b. Memberikan perawatan pada pasien yang mengalami gangguan
kesehatan mental.
c. Melakukan diagnostik dan pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit.
d. Merencanakan pengajaran dan rehabilitasi pada pasien-pasien tertentu,
misalnya pda pasien stroke, serangan jantung,artritis.
5. Perawatan Pasien Menjelang Ajal
Area praktik keperawatan ini mencakup perawat memberikan rasa
nyaman dan merawat orang dalam keadaan menjelang ajal. Kegiatan dapat
dilakukan di rumah sakit, rumah, dan fasilitas kesehatan lainnya.
Lingkup praktik keperawatan pada dasarnya sangat berkaitan
dengan kompetensi lulusan. Pendidikan profesional keperwatan yang
diharapkan mampu berperan atau mengembangkan fungsi perawat
profesional baik sebagai pemberi asuhan keperawatan, pendidik, pengelola,
maupun peneliti.

2.4 Fokus Praktik Keperawatan Mandiri


Praktik keperawatan tidak boleh terlepas dari upaya kesehatan masyarakan
dunia dan sistem kesehatan nasional. fokus utama keperawatan saat ini adalah
kesehatan masyarakat dengan target populasi total. manusia tidak dipandang
hanya dari aspek fisik tetapi dipandang sebagai makhluk yang holistic yang
terdiri atas bio-psiko-sosio-cultural dan spiritual.

8
2.5 Unsur-unsur Praktik Keperawatan Mandiri
Walaupun praktik keperawatan itu kompleks, ia juga dinamis, selalu
merespon terhadap perubahan kebutuhan kesehatan, dan terhadap kebutuhan-
kebutuhan perubahan sistem pelayanan kesehatan. Menurut WHO (1996),
unsur-unsur inti keperawatan tergambarkan dalam kegiatan-kegiatan berikut :
a. Mengelola kesehatan fisik dan mental serta kesakitan, kegiatannya
meliputi pengkajian, monitoring, koordinasi dan mengelola status
kesehatan setiap saat bekerjasama dengan individu, keluarga maupun
masyarakat. Perawatan mengkaji kesehatan klien, mendeteksi penyakit
yang akut atau kronis, melakukan penelitian dan menginterpretasikannya,
memilih dan memonitor interprensi tarapeutik yang cocok, dan melakukan
semua ini dalam hubungan yang suportif dan carring. Perawat harus bisa
memutuskan kapan klien dikelola sendiri dan kapan harus dirujuk ke
profesi lain.
b. Memonitor dan menjamin kualitas praktik pelayanan kesehatan. Tanggung
jawab terhadap kegiatan-kegiatan praktik professional, seperti memonitor
kemampuan sendiri, memonitor efek-efek intervensi medis, mensupervisi
pekerjaan-pekerjaan personil yang kurang terampil dan berkonsultasi
dengan orang yang tepat. Karena ruang lingkup dan kompleksitas praktik
keperawatan maka diperlukan keterampilan-keterampilan dan pemecahan
masalah, berfikir kritis serta bertinfak etis dan legal terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan dan tidak diskriminatif.
c. Memberikan bantuan dan caring. Caring adalah bagian yang terpenting
dalam praktik keperawatan. Bantuan termasuk menciptakan suasana
penyembuhan, memberikan kenyamanan membangun hubungan dengan
klien melalui asuhan keperawatan. Peran membantu seharusnya menjamin
partisipasi penuh dari klien dalam perencanaan asuhan, pencegahan, dan
treatmen dan asuhan yang diberikan. Perawat memberikan informasi
penting mengenai proses penyakit, gejala-gejalanya, dan efek samping
pengobatan.

9
d. Penyuluhan-penyuluhan kepada individu, keluarga maupun masyarakat
mengenai masalah-masalah kesehatan adalah fungsi penting dalam
keperawatan.
e. Mengorganisir dan mengola sistem pelayanan kesehatan. Perawat
berpartisipasi dalam membentuk dan mengola sistem pelayanan kesehatan,
ini termasuk menjamin kebutuhan klien terpenuhi, mengatasi kekurangan
staf, menghadapi birokrasi, membangun dan memelihara tim terapeutik,
dan mendapatkan asuhan spesialis untuk pasien. Perawat bekerja
intersektoral dengan rumah sakit, puskesmas, institusi pelayanan kesehatan
lain, dan sekolah. Profesi keperawatan harus mempengaruhi strategi
kebijaksanaan kesehatan, baik tingkat local, regional maupun
internasional, aktif terlibat dalam program perencanaan, pengalokasian
dana, mengumpulkan, menganalisis dan memberikan informasi kepada
semua level.

3.1 Landasan hukum


Landasan hukum praktik keperawatan mandiri bagi perawat meliputi :
1) Undang-undang RI No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional;
2) Undang-undang RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan;
3) Undang-undang RI No. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Kesehatan;
4) Undang-undang RI No. 23 tahun 2014 Tentang pemerintah Daerah;
5) Undang-undang RI No. 38 tahun 2014 tentang keperawatan;
6) Peraturan Menterti Kesehatan RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
7) Peraturan Menteri Kesehatan RI No. HK. 02.02/Menkes/148/I/2010
tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat beserta perubahannya
dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 17 tahun 2013;

10
8) Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1 tahun 2012 tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan;
9) Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 46 Tahun 2013 Tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan;
10) Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 908/Menkes/SK/VII/2010 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan Keluarga;
11) Undang-undang No. 25 Tahun 1999 tentang Pertimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
12) Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2000 tentang Perlimpahan
Kewenangan Pusat ke Daerah.

11
DAFTAR PUSTAKA
Sumber: A. Aziz Alimul Hidayat (2007), Pengantar Konsep Keperawatan, salemba
Medika, Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai