Anda di halaman 1dari 60

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK

KELOMPOK 4 :

ADHE ZULAILA SYAFITRI


ASEP MULYANA
DAHLIA EKASARI
EKA ICHBAL NURIZA
EVA KURNIA AYU LESTARI
REDA SISKA NOVA JAYA
TRI UTARI
TRI RAHMA YANTI
Tinjauan Konsep Penyakit
Definisi PPOK Etiologi Gejala Klinis
• Penyakit paru obstruktif • Beberapa faktor paparan • Batuk kronis
kronik merupakan lingkungan antara lain : • Sputum , biasanya banyak dan
lengket (mucoid)
sejumlah gangguan yang • a. Merokok • Dispnea
mempengaruhi udara dari • Pekerjaan • “Smoker’s cough”
dan keluar paru. • Polusi udara • Peningkatan volume sputum
Gangguan yang penting • Perburukan pernapasan secara
adalah bronkhitis • Infeksi akut
obtruktif, emfisema, dan • Sedangkan faktor yang • Dada terasa berat (chest tightness)
asma berasal dari host/ • Peningkatan kebutuhan
pasiennya: bronkodilator
bronkhial.(Mutaqqin, • Peningkatan purulensi sputum
2012). • Usia • Lelah lesu
• Jenis Kelamin • Penurunan toleransi terhadap
• Adanya gangguan fungsi gerakan fisik (cepat lelah,
terengah-engah)
paru yang sudah terjadi • Cyanosis,
• Predisposisi genetik
(Ikawati, 2016) (Ikawati, 2016)
 Patofisiologi PATHWAY

 Bronkhitis obstruksi
kronis merupakan akibat
dari inflamasi bronkhus,
yang merangsang
peningkatan produksi
mukus, batuk kronis, dan
kemungkinan terjadi luka
pada lapisan bronkhus.
Manifestasi klinis
bronkhitis kronis
berlangsung minimal 3
bulan selama satu tahun
dalam 2 tahun berturut-
turut
Pemeriksaan Penunjang Tindakan “
Pengobatan
Rehabilitasi” :
Farmakologi
Pengukuran Fungsi
Paru Fisioterapi,

Analisa Gas
Darah
Latihan
pernafasan Anti inflamasi
Pemeriksaan
Laboratorium
non steroid
Vocationalsuid Bronkodilator
ance
Pemeriksaan Sputum Antibiotik
Pemeriksaan
Pengelolaan
Ekspektoran
Radiologi Thoraks
foto (AP dan psikososial
lateral)

Pemeriksaan
Bronkhogram

( Mutaqqin, 2012)
Konsep Asuhan Keperawatan

 1. Pengkajian keperawatan
◦ a. Anamnesis
 1.Identitas
 2. Keluhan utama
 3. Riwayat penyakit sekarang
 4. Riwayat kesehatan masa lalu
 5. Riwayat penyakit dahul
 6. Riwayat kesehatan keluarga
 7. Riwayat pekerjaan dan gaya hidup
 8. Pengkajian pola sistem
 b. Pemeriksaan fisik
◦ Keadaan umum
◦ Pemeriksaan fisik fokus terdiri dari inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi
 1. Inspeksi
 Pada klien dengan PPOK, terlihat adanya peningkatan usaha dan frekuensi
pernapasan, serta penggunaan otot bantu napas
 2)Palpasi
 ekspansi meningkat dan taktil fremitus biasanya menurun untuk mengkaji
temperatur kulit, pengembangan dada, adanya nyeri tekan, abnormalitas massa dan
kelenjar, denyut nadi, sirkulasi perifer, dll
 3).Perkusi
 Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor. Normalnya, dada
menghasilkan bunyi resonan.
 4) Auskultasi :
 Sering didapatkan adanya bunyi napas ronkhi dan whezzing sesuai tingkat
keparahan obtruktif pada bronkhiolus
Pemeriksaan Diagnostik

Diagnosis keperawatan
Pemeriksaan gas darah
(AGD) Diagnosa keperawatan pada masalah kebutuhan
respiratory, Standar Diagnosis Keperawatan
Pemeriksaan
Indonesia (2017) yaitu :
Laboratorium
1. Bersihan jalan napas tidak efektif yang
berhubungan dengan sekresi yang tertahan

Pemeriksaan Sputum 2. Gangguan penyapihan ventilator berhubungan


dengan hipersekresi jalan napas

Pemeriksaan radiologi 3. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan


thoraks foto (AP dan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi
lateral)
4. Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan
kelelahan otot pernapasan
Pemeriksaan
Bronkogram 5. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
hambatan upaya napas, penurunan energy

EKG
•Rencana keperawatan
Intervensi pada pasien PPOK
•Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
Definisi :Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi jalan napas
untuk memertahankan jalan napas tetap paten
Lanjutan............
Lanjutan......
 Implementasi
 Implementasi merupakan tindakan yang sudah
direncanakan dalam merencanakan
keperawatan.Tindakan keperawatan mencakup tindakan
mandiri dan tindakan kolaborasi (Tarwoto, 2011).

 Evaluasi
 Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat
dari hasilnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh
mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan
umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan :
B. Hasil Asuhan

KASUS
Pada tgl 08 april 2018 terdapat pasien dengan keluhan sesak
napas dan batuk berdahak berwarna putih sudah 1 tahun.
Sesak yang dialami klien diraskan sangat mengganggu saat
beraktivitas, nafsu makan menurun . saat ini klien dating
kerumah sakit untuk memeriksakan keadaanya yang
semakinbertambah buruk.klien di duga mengalami gangguan
pada paru-parunya. Dengan data yang di dapat saat ini napas
dengan cuping hidung, ekspirasi lebih panjang daripada
inspirasi, RR 28x/menit, pola napas takipnea cepat dan dangkal,
pasien lebih nyaman dengan posisi duduk, tidak ada sianosis
maupun clubbing fingers pada klien, tampak batuk berdahak
secara terus menerus namun sulit untuk mengeluarkan dahak,
dahak hanya keluar sedikit berwarna putih kental sebanyak
5cc
Data
Masalah Etiologi
Tn. S
Data Subjektif : Bersihan jalan napas Sekresi yang
- Klien mengatakan batuk berdahak sudah 1 tahun dan dahak sulit keluar tidak efektif tertahan
- Klien mengatakan tenggorokannya terasa gatal
- Klien mengatakan dahak keluar berwarna putih kental
Data Objektif :
- Klien tampak batuk secara terus menerus
- Sputum yang keluar berwarna putih kental sebanyak 5cc
- Terdengar suara napas tambahan wheezing dan ronkhi basah diseluruh
lapang paru
Data Subjektif : Pola napas tidak Penurunan energy
- Klien mengeluh sesak napas efektif
- Klien mengatakan lemas dan tidak mampu pergi kekamar mandi secara
mandiri
- Klien mengatakan sesak yang dirasakan membatasi klien untuk beraktivitas
Data Objektif :
- Klien tampak sesak
- Adanya penggunaan otot bantu pernapasan
- Napas menggunakan cuping hidung
- Fase ekspirasi lebih panjang daripada inspirasi
- Pola napas takipnea
- RR : 28x/menit
- Nadi 102x/menit
Lanjutan..............

Data Subjektif : Gangguan pertukaran gas Ketidakseimbangan perfusi


- Klien mengeluh sesak napas ventilasi
- Klien mengatakan sakit kepala
ketika bangun tidur
- Klien mengatakan penglihatannya
sedikit kabur
Data Objektif :
- Napas dengan menggunakan cuping
hidung
- Terdengar bunyi wheezing dan
ronkhi basah diseluruh lapang paru
- PO2 : 75mmHg
- PCO2 : 50 mmHg
i.Masalah Keperawatan
Tn. S

Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan


Definisi :
Ketidakmampuan membersihkan secret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan
jalan napas tetappaten
Penyebab :
Fisiologis
Situasional
Merokok aktif Gejala dan Tanda
1. Spasme jalan napas
Merokok pasif Minor
2. Hipersekresi jalan napas Terpajan polutan Sebjektif :
3. Disfungsi neuromuscular Dyspnea
Gejala dan tanda Tanda Mayor
Subjektif : Sulit bicara
4. Benda asing dalam jalan napas
(tidak tersedia) Ortopnea
5.Adanya jalan napas buatan Objektif : Objektif :
Batuk tidak efektif
6. Sekresi yang tertahan Tidak mampu batuk Gelisah
Sputum berlebih Sianosis
7. Hyperplasia dinding jalan napas
Mengi, wheezing dan ronkhi Bunyi napas menurun
8. Proses infeksi kering
Frekuensi napas
Meconium di jalan napas
9. Respon alergi (pada neonatus) berubah
Pola napas berubah
10. Efek agen farmakologis
Pola napas tidak efektif b.d penurunan energy Gejala dan Tanda Mayor
Definisi : Subjektif :
Inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberikan Dyspnea
ventilasi adekuat Objektif :
Penyebab : Penggunaan otot bantu pernapasan
Depresi pusat pernapasan Fase ekspirasi memanjang
Hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat Pola napas abnormal (mis.Takipnea, bradipnea,
bernapas, kelemahan otot pernapasan) hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes)
Deformitas dinding dada
Deformitas tulang dada Gejala dan Tanda Minor
Gangguan neuromuscular Subjektif :
Gangguan neurologis (mis. Ortopnea
Elektroensefalogram{EEG} positif, cedera Objektif :
kepala, gangguan kejang) Pernapasan pursed-lip
Imaturitas neurologis Pernapasan cuping hidung
Penurunan energy Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
Obesitas Ventilasi semenit menurun
Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru Kapasitas vital menurun
Sindrom hipoventilasi Tekanan ekspirasi menurun
Kerusakan inervasi diafragma (kerusakan saraf Tekanan inspirasi menurun
C5 ke atas) Ekskursi dada berubah
Cedera pada medulla spinalis
Efek agen farmakologis
Kecemasan
Gangguan pertukaran gas b.d Gejala dan Tanda Minor
ketidakseimbangan perfusi ventilasi Subjektif :
Definisi : Pusing
Kelebihan atau kekurangan oksigenasi Penglihatan kabur
atau eliminasi karbondioksida pada Objektif :
membrane alveolus-kapiler Sianosis
Penyebab : Diaphoresis
Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi Gelisah
Perubahan membran alveolus-kapiler Napas cuping hidung
Gejala dan Tanda Mayor Pola napas abnormal (cepat/lambat,
Subjektif : regular/ireguler, dalam/dangkal)
Dyspnea Warna kulit abnormal (mis. Pucat,
Objektif : kebiruan)
PCO2 meningkat/menurun Kesadaran menurun
PO2 menurun
Takikardi
pH arteri meningkat/menurun
Bunyi napas tambahan
ANALISIS JURNAL
 Judul
Pengaruh Pemberian Deep Breathing Exercise Terhadap Saturasi Oksigen Pada Pasien PPOK

 Kata Kunci
PPOK,saturasi oksigen, deep breathing exercise

 Penulis
IMadeMertha, PutuJanaYanti Putri, IKetutSuardana

 Hasil Analisis
 Dari penelitian diatas dapat ditarik simpulan bahwa nilai pre test saturasi oksigen
pada pasien PPOK kelompok perlakuan memiliki rata-rata sebesar 89,80% dan
nilai post test rata-rata sebesar 94,90% dengan selisih rata-rata sebesar 5,1%. Nilai
pre test saturasi oksigen pada pasien PPOK kelompok kontrol memiliki rata-rata sebesar
91,70% dan nilai post test rata-rata sebesar 92,20% dengan selisish rata-rata sebesar
0,5%. Uji statistik didapatkan p value sebesar 0,001 (p value <0,05). Hasil tersebut
menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian
deep breathing exercise pada kelompok perlakuan. Uji statistik didapatkan p value
sebesar 0,052 (p value >0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada
kelompok kontrol yang tidak diberikan deep breathing exercise mengalami peningkatan
saturasi oksigen namun tidak signifikan

Anda mungkin juga menyukai