Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurul Shivani Dosen Pengampu : Firman Saputra, S.Si, M.

Sc
NIM : H1041181030 Mata Kuliah : Klimatologi

A. Fungsi Matahari Sebagai Pengendali Iklim


Matahari adalah sumber energi utama bagi bumi sejak lama dianggap sangat mempengaruhi
variabilitas iklim. Pemanasan matahari pada siang hari dan pendinginan pada malam hari
dalam skala harian, atau musim panas dan musim dingin dalam skala tahunan, berperan besar
pada gerakan massa udara dalam bentuk angin, baik dalam skala lokal maupun global.
Demikian juga penguapan air di permukaan bumi oleh matahari sehingga menjadi awan dan
dari awan itu turun hujan kemudian airnya mengalir ke tempat yang rendah, tampak jelas
peranan matahari dalam siklus hidrologi yang merupakan gerakan massa air.
-Dalam penerimaan cahaya matahari di permukaan bumi tidak sama sehingga
menyebabkan cuaca yang beragam. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya:
- Bentuk bumi yang bulat
- Rotasi bumi
- Revolusi bumi
-Perpindahan posisi matahari dari utara ke selatan mengakibatkan terjadi perubahan
musim.
Iklim sebagai suatu keadaan cuaca rata-rata jangka panjang ternyata bervariasi atau
bahkan berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan itu bisa berasal dari
aktivitas manusia (antropogenik) atau dari antariksa (kosmogenik). Dimana diantara dari
faktor kosmogenik yaitu pancaran radiasi surya.
Perubahan iklim global yang terjadi dalam beberapa dasawarsa terakhir ini tidak
hanya ditentukan dari aktivitas manusia. Aktivitas siklus matahari juga diyakini turut
memiliki andil terhadap terciptanya pemanasan global.
"Secara jangka panjang, faktor kosmogenik (aktivitas matahari) memiliki andil
dalam perubahan iklim yang terjadi di bumi, meskipun itu tidak sebesar pengaruh yang
dipicu faktor antropogenik atau aktivitas manusia," ucap peneliti utama bidang astronomi-
astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin, di
Bandung. Menurutnya, beberapa peneliti di dunia bahkan menuding bahwa aktivitas
matahari dalam memicu perubahan iklim lebih dominan ketimbang faktor manusia. Hal ini
ditandai sejumlah parameter, di antaranya memanasnya planet-planet lain di sistem tata
surya, khususnya Planet Mars.
B. Insolasi
Radiasi matahari yang tiba di permukaan bumi per satuan luas dan waktu dikenal sebagai
insolasi (berasal dari insolation = incoming solar radiation), atau kadang-kadang disebut
sebagai radiasi global, yaitu radiasi langsung dari matahari dan radiasi yang tidak
langsung (dari langit) yang disebabkan oleh hamburan dari partikel atmosfer
Insolasi adalah bagian dari radiasi matahari yang sampai pada permukaan bumi.
Intensitas pancaran surya pada suatu saat dan tempat tertentu sebelum mengalami
pemantulan di permukaan bumi (albedo) disebut radiasi global (global radiation) yang
terdiri dari radiasi langsung (direct radiation) dan radiasi tidak langsung (indirect
radiation). Kedua macam pancaran radiasi tersebut berkorelasi negative.
Hukum Stefan-Boltzmann mengasumsikan bahwa jika surya dengan suhu permukaan
6000 °K memancarkan energi radiasi sebanyak 73,5 juta Watt.m^-2. Tetapi jumlah ini akan
berkurang setelah tiba di puncak atmosfer dan akan berkurang lagi setelah tiba di
permukaan bumi. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yakni intensitas pancaran surya di
permukaannya, faktor astronomis dan transparansi atmosfer.

-Faktor-faktor yang mempengaruhi insolasi


1) Pengaruh konstanta matahari
Besarnya rata-rata 1,94 cal/cm2/menit yang sebenarnya berubah-ubah, terutama
disebabkan :
a) Berubahnya intensitas radiasi matahari yang disebabkan oleh perubahan banyaknya
noda-noda matahari, yang berkisar antara 1%-2%.
b) Perubahan jarak bumi-matahari. Ini disebabkan karena orbit bumi berbentuk elips dan
matahari berada pada titik apinya. Jarak terjauh terjadi pada 4 juli (aphelium)151.900.000
km dan jarak terdekat pada 3 januari (perihelium) 149.500.000 km. jumlah energi
matahari yang diterima berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.
2) Pengaruh sudut datang sinar matahari
Perbedaan sudut sinar matahari menyebabkan :
a) Perbedaan luas permukaan horisontal yang mendapat sinar. Sinar yang membentang
pada permukaan horisontal yang sempit akan menerima energi matahari lebih besar.
b) Perbedaan panjang atmosfir yang dilalui sinar matahari. Makin besar sudut datang
sinar, makin pendek atmosfir yang dilalui sinar. Sehingga mengurangi intensitas energi
matahari.
c) Jadi makin besar sudut datang sinar matahari makin besar pula insolasi yang diterima.
3) Pengaruh panjang siang hari
Pada tiap-tiap tempat panjang siang hari tidak sama, kecuali pada daerah katulistiwa.
Siang terpanjang waktu soltisium musim panas dan terpendek waktu soltisium musim
dingin. Besarnya energi matahari berbanding dengan lamanya waktu penerimaan.
Sehingga makin panjang siang hari makin besar insolasinya.
4) Pengaruh atmosfir
Pada saat melewati atmosfir radiasi mengalami pengurangan karena proses absorsi,
refleksi dan scattering. Proses ini tergantung pada :
a) Panjang atmosfir yang dilalui sinar, yang ditentukan oleh besar kecilnya sudut datang
sinar.
b) Transparasi atmosfir, ditentukan oleh kadar uap air dan awan.
5) Penyebaran insolasi waktu soltisium (21 juni & 22 des)
Baik tanggal 21 juni maupun 22 des, insolasi tidak sama antara belahan bumi utara dan
selatan. Jika pada 21 juni efek atmosfir diabaikan maka insolasi kutub selatan 0, dan
makin ke utara 40oLS makin besar. Dan sebelah utara menurun sampai 62oLU,
selanjutnya sebelah utara naik dan max di kutub.

C. Alat Pengukur Radiasi Surya

1. Aktinograf, Berperekam atau otomatis mengukur setiap saat pada siang hari radiasi
surya jatuh ke alat. Sensor atau peka bila kena sinar matahari terdiri atas bimetal
(dwilogam) berwarna hitam mudah menyerap radiasi surya. Panas karena radiasi yang
diserap ini membuat bimetal melengkung. Besarnya radiasi yang diterima sensor yang
diterima. Lengkungan ini disampaikan secara mekanis ke jarum penulis di atas pias yang
diputar menurut waktu. Hasil rekaman setiap hari ini. Luas grafik / integral dari grafik
sebanding dengan jumlah radiasi matahari yang ditangkap oleh sensor selama sehari-hari.

2. Gun Bellani, Sensor pada benda berbentuk bola sensor. Panas yang timbul akan
menguapkan zat cair dalam bola hitam. Ruang uap zat cair berhubungan dengan tabung
kondensasi. Uap zat cair yang timbul akan dikondensasi dalam bentuk tabung buret yang
berskala. Banyaknya kondensasi yang sebanding dengan radiasi surya yang diterima oleh
sensor dalam sehari. Pengukuran dilakukan sekali dalam 24 jam, yaitu pada pagi hari
dibandingkan dengan alat yang lebih dulu kasar.

3. Campbell Stokes, Prinsip alat Campbell Stokes adalah pembakaran pias. Sinar
matahari yang berasal dari permukaan bumi, khusus yang jatuh pada permukaan, kaca pejal
akandipetakan keatas pada permukaan kertas pias yang telah dilengkapi dengan lapisan lalu
lintas danpilih jejak sesuai dengan matahari saat itu.Jumlah kumulatif dari jejak titik bakarinilah
yang disebut sebagai lamanya matahari disetujui dalam satu hari (satuan jam / menit)
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/37815971/Alat_ukur_radiasi_matahari
https://amrullha.wordpress.com/klimatologi-alat-pengukur-radiasi-surya/
http://samudraituluas.blogspot.com/2017/01/faktor-pengendali-iklim-beserta.html
http://dedikekoprasetyo.blogspot.com/2010/11/insolasi-udara.html
Tim penyusun, 2009, Klimatologi (suatu pengantar), Makassar : UNHAS
Tjasyono, B., 2004. Klimatologi, Bandung : ITB

Anda mungkin juga menyukai