Assalaamu’alaikum Warahmatullah wabarakatuh
kehidupan kita.
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua
Yang saya hormati, ibu Dini Hajjafiani, M.Pd sebagai dosen
pembimbing mata kuliah bahasa Indonesia
Serta teman – teman semua yang saya cintai dan banggakan
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa
karena sampai pada detik ini kita masih diberi nikmat yang tiada tara.
Salah satu nikmat itu adalah nikmat sehat dan nikmat sempat sehingga
kita semua dapat berkumpul di ruangan ini dalam keadaan sehat wal
afiat tidak kurang suatu apapun.
Perkenankan pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan
menyampaikan sebuah pidato yang berjudul “Perlunya Pendidikan
Karakter dalam Menghadapi Kuatnya Arus Globalisasi.
Hadirin yang berbahagia,
Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, kita tentunya mengenal
globalisasi. Apa itu globalisasi?
Globalisasi berasal dari kata global yang berarti menyeluruh, globalisasi
adalah proses integrasi yang mencakup banyak bidang secara mendunia.
Kita berbicara mengenai globalisasi, dan hal ini tentu mempunyai
pengaruh pada hampir semua aspek dari lini kehidupan. Baik dalam
bidang transportasi, komunikasi, pendidikan, olah raga, kuliner dan
masih banyak lagi.
Setiap suatu apapun itu, pastinya memiliki dampak positif dan dampak
negatif. Kita semua dapat merasakan, bahwa dengan adanya globalisasi
hidup menjadi lebih mudah.
Pertama, kita akan melihat dampak positif dengan adanya globalisasi di
Kita tinjau dari bidang transportasi, jika dahulunya orang memerlukan
waktu berbulan-bulan untuk pergi ke belahan dunia lainnya, sekarang
kita dapat mengefisiensikan waktu tersebut hanya dengan beberapa hari
bahkan beberapa jam saja.
Kemudian, pada bidang teknologi dan pendidikan, pada zaman dahulu
orang bersusah payah untuk mencari ilmu pengetahuan dengan
membaca bertumpuk-tumpuk buku dan dengan memakan waktu dan
energi yang banyak. Namun sekarang, karena adanya kemajuan
teknologi, kita dapat lebih mudah untuk mengakses situs-situs yang
berisi wawasan dan ilmu pengetahuan, kapanpun dan di manapun kita
berada.
Lalu pada bidang komunikasi, untuk menghubungkan antar kota, antar
negara bahkan antar benua bukanlah suatu hal yang sulit. Kita dapat
lebih mudah untuk saling bertukar pandangan dan informasi dengan
siapa saja.
Namun, dibalik banyaknya kemudahan yang kita rasakan. Sadarkah
kita? Lebih banyak aspek negatif yang masuk dalam kehidupan kita
yang tidak semuanya dapat kita hindari serta atasi.
Banyak sekali berbagai dampak negatif yang dapat kita lihat dan
rasakan, salah satunya adalah, masuknya pola hidup budaya barat.
Dampak Negatifnya yaitu masuknya budaya barat yang bertolak
belakang dengan budaya timur yang sederhana, sopan, dan santun.
Fenomena anak melawan kepada orang tua, murid yang mengancam
guru, perkelahian antara pelajar, model pakaian yang tidak sesuai, dan
pemakaian perhiasan wanita oleh laki-laki. Dan yang lebih parahnya
lagi, tidak sedikit dari masyarakat Indonesia yang lebih menyukai dance
modern, ketimbang melestarikan tarian daerah yang telah diwariskan
oleh para pendahulunya. Hal ini tentu saja merupakan perilaku
menyimpang sebagai dampak negatif dari era globalisasi dan arus
informasi yang tidak terbendung.
Hal lain yang dapat kita lihat adalah perubahan dari kehidupan yang
berasaskan kebersamaan menjadi kehidupan individualis. Hal ini terjadi
karena kesibukan masyarakat yang sudah bersifat materialistis dan
melupakan kehidupan sosialnya. Misalnya, saat ada beberapa orang
yang sedang berkumpul. Tak jarang kita temui, sebagian kecil dari
mereka menikmati perbincangan, sementara sebagian besar lainnya
menunduk karena tidak bisa lepas dengan gadgetnya. Bukan hanya
mereka saja, namun kita semua yang ada di sini. Tentunya pernah
merasakan hal demikian bukan?.
Mengapa hal demikian dapat terjadi? Sebenarnya hal tersebut dampak
dari kelalaian lingkungan. Mengapa disebut kelalaian lingkungan?
Karena lingkunganlah yang membentuk dasar karakter seseorang.
Lingkungan yang dimaksud ialah lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat. Di sini artinya, saya menekankan pentingnya pendidikan
karakter bagi generasi penerus bangsa .
Saya akan memberikan contoh. Dalam lingkungan beberapa keluarga
yang modern, seorang anak cenderung dibesarkan dengan materi. Sedari
kecil orangtuanya sudah jarang mengajarkan pentingnya berinteraksi
dengan teman-teman di lingkungan sekitarnya. Dengan alasan, anak
tersebut disuruh belajar dan lebih baik berdiam diri di rumah saja karena
lingkungan di luar yang nakal. Hal mendukung lainnya, orang tua
modern kerap memfasilitasi anaknya dengan alat dan mainan yang
canggih. Seperti playstation, handphone, tablet dan lain – lain agar
anaknya betah di rumah. Ternyata, hal inilah yang menjadikan anak
tersebut anti sosial, karena jarang berinteraksi dengan lingkungan
tempat tinggalnya.
Hal buruk lainnya yang tidak kita sadari adalah, dewasa ini, generasi
milenial cenderung mudah sekali memviralkan sesuatu bahkan orang-
orang yang tidak ada manfaatnya, ketimbang memviralkan sesuatu yang
kedepannya berguna bagi bangsa ini. Dan dari segelintir orang-orang
yang senang menghebohkan sesuatu itu, tidak sedikit dari mereka yang
statusnya hanya ikut-ikutan saja, dalam artian tidak mengetahui lebih
tentang apa yang mereka hadapi dan mereka kicaukan. Dan yang lebih
parahnya lagi, banyak ditemukan orang-orang yang kerap memvideokan
suatu kejadian malang, ketimbang membantu orang malang yang
divideokannya tersebut. Hal ini dikarenakan, separuh moral dari
generasi penerus bangsa ini lebih menyukai perhatian yang lebih.
Mereka berlomba-lomba ingin menjadi orang terkenal dan senang dipuji
oleh orang banyak.
Lantas, tidakkah kita prihatin dengan bangsa ini? Lalu apa yang bisa
kita lakukan? Apakah kita lebih memilih tetap pada kondisi ini, ataukah
kita melakukan gerakan perubahan?. Dari beberapa aspek yang telah
saya sebutkan, tentunya masih banyak aspek lainnya yang perlu kita
telaah dan renungi.
Hadirin yang berbahagia, di sini saya bukannya tidak menyukai adanya
globalisasi. Namun saya ingin menyadarkan dan membuka pandangan
anda semua tentang apa yang sekarang ini terjadi di sekitar anda.
Tidakkah kita ingin Indonesia menjadi sebuah bangsa yang lebih dari
sekedar negara berkembang? Kita tentunya akan bangga, bila bangsa ini
kedepannya dapat lebih berkualitas daripada yang sekarang ini. Tidak
salah kita menyambut baik dan menerima masuknya globalisasi. Karena
seiring berjalannya waktu, siapapun kita, bagaimanapun kita,
perkembangan baru akan selalu lahir dan kita harus menyiapkan fisik
dan mental yang mumpuni. Karena sejatinya, mencegah itu lebih baik
daripada mengobati. Kita perlu pendidikan karakter yang kuat, karena
pendidikan formal yang sekarang ini masih belum dapat mengatasi
kemerosotan moral yang terjadi di kalangan kita. Maka dari itu, sebagai
bangsa yang berkualitas, kita perlu memantapkan diri dan meningkatkan
moral melalui pendidikan karakter yang sesuai dengan ajaran pancasila.
Sehingga, kedepannya kita akan lebih dapat menyeleksi sesuatu yang
masuk ke dalam kehidupan kita dan tidak serta merta hanya menjadi
bangsa yang ikut-ikutan saja.
Sebuah awal Pasti ada akhirnya, itu lah kenyataan dari dunia yang fana
ini, begitu juga dalam pidato yang saya sampaikan. Semoga bermanfaat
dan dapat memberikan pencerahan yang dimengerti bagi kalian semua.
Sesungguhnya kekurangan datangnya dari saya, dan kesempurnaan
hanya milik Allah SWT. Terima kasih atas perhatiannya, lebih dan
kurang mohon dimaafkan.
Sekian dari saya, wassalaamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh