Anda di halaman 1dari 160

PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN GENERAL SISWA PADA PELAJARAN IPS


KELAS VIII MTS SAINS AL-HADID KOTA CIREBON
(Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
pada Jurusan Tadris Ilmu Pendidikan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon

Oleh:

Oleh:
MUHAMAD DWI CAHYONO
NIM: 14111420093

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2016 M / 1437 H
PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN GENERAL SISWA PADA PELAJARAN IPS
KELAS VIII MTS SAINS AL-HADID KOTA CIREBON
(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh:
MUHAMAD DWI CAHYONO
NIM: 14111420093

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2016 M / 1437 H
ABSTRAK

Muhamad Dwi Cahyono (14111420093): “Pengunaan Media Grafis Untuk


Meningkatkan Pemahaman General Siswa Pada Pelajaran IPS di Kelas VIII MTs
Sains Al Hadid Kota Cirebon”. Program Studi Tadris IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2015.
Seorang guru idealnya harus mampu berperan sebagai fisilitator yang
mendukung aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Artinya, dengan
pendekatan student center proses pembelajaran menuntut partisipasi siswa secara
aktif. Siswa aktif adalah siswa yang mampu menampilkan berbagai keaktifan
dalam belajar sampai mencapai keberhasilannya. Kondisi yang terjadi di kelas
VIII MTs Sains Al Hadid Kota Cirebon siswa cenderung pasif dalam proses
pembelajaran IPS.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses
pembelajaran, sejauh mana pemahaman general siswa dan respon siswa setelah
terjadinya pembelajaran menggunakan media grafis ini.
Berdasarkan kerangka berpikir peneliti bahwa penerapan media dalam
pembelajaran mempunyai peranan yang cukup besar dalam kegiatan belajar
mengajar. Penerapan media grafis dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dapat
membantu guru dalam menghidupkan suasana kelas. Dengan demikian keaktifan
siswa diharapkan akan membawa dampak positif terhadap pemahaman dan hasil
belajar siswa.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan
kelas (PTK). Pada pelaksanaan PTK dilakukan secara kolaboratif sebagai
alternatif pembelajaran IPS di kelas VIII-B yang terdiri dari 12 siswa.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi, tes formatif,
angket dan dokumentasi.
Adapun hasil dari penelitian tindakan kelas adalah meningkatnya
pemahaman dan keaktifan belajar siswa kelas VIII-B melalui penggunaan media
grafis dalam pembelajaran IPS. Hal ini dapat dilihat dari persentase hasil lembar
observasi aktivitas belajar siswa, nilai rata-rata hasil belajar seswa dan persetase
ketuntasan siswa. Pada pra siklus persentase hasil observasi aktivitas siswa
sebesar 44,44%, siklus I 53,33%, siklus II 66,67% dan siklus III 84,44%. Nilai
rata-rata hasil belajar pra siklus sebesar 62,75 (2 orang siswa tuntas) persentase
ketuntasan 16,67%, siklus I 73,85 (6 orang siswa tuntas) persentase ketuntasan
50%, siklus II 76,65 (8 orang siswa tuntas) persentase ketuntasan 66,67% dan
siklus III 81,08 (10 orang siswa tuntas) persentase ketuntasan 83,33%. Kemudian
hasil rekapitulasi angket rata-rata yang dihasilkan pada pernyataan positif
menunjukkan persentase 61,68% sangat setuju, 31,66% setuju, 6,66% tidak setuju
dan 0% sangat tidak setuju. Sedangkan pada pernyataan negatif rata-rata
persentasenya 61,66% sangat tidak setuju, 26,66% tidak setuju, 6,66% setuju dan
5% sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sangat senang
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media grafis.
Kata kunci : Media Grafis, Pemahaman General Siswa, IPS, PTK.
PERSETUJUAN

Sk五 psi yang bettudul “PENGGUNAAN ⅣIEDIA


GRAFIS UNTUK
ⅣIENINGKATKAN PEⅣ IAⅡ AR/1AN GENERAL SISWA PADA
PELAJARAN IPS KELAS VⅡ I PITs SAINS AL ⅡADID KOTA
CIREBON''.Ini telah disetttui 01ell pembimbingullltuk dittikan。

Oleh:

PIUHAⅣ IAD DWI CAHYON0


NIⅣ I:14111420093

Menyetujui

embimbing I Pcmbilnbing II

Ytturizzati、 MoSi
NIP. NIP. 197803152009122002
PENGESAHAN

Skripsi berjudul Penggunaan Media Grafis Untuk Meningkatkan


Pemahamair General Siswa Pada Pelajaran IPS Kelas VIII MTs Sains Al
Hadid Kota Cirebon oleh Muhamad Dwi Cahyono Nornor Induk Mahasiswa
L41LI4ZAA93, telah dimunaqasahkan pada Selasa, 16 Februai 2016 dihadapan
Dewan Penguji dan dinyatakan Lulus.

Skripsi ini telah memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S.Pd.l) pada Jurusan Tardis Ilmu Pengetahuan Sosial (lPS)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh
Nudati Cirebon.

Tanggal Tanda Tangan


Ketua Jllmsan
Dr.Ratna Puspitasari,M.Pd
NIP.197212152005012004 21- 2- tb

Sekretaris Jurusan
Euis Puspitasar19 SE.,PI.Pd
Nコ P.198103132011012008 ′3‐ 2-16

PenguJl I
Dr.Aris Suherman,M.Pd T。

NIP。 19601019198511 1001

Pentti II
Drao Mumun Munawaroh,M.Si
NIP。 197012221996032001 2`‐ 2- 16

Pembiinbing I
Dro Nuryana,M.Pd
NIP.19710611 1999031005 %- 2- 16

Pembilnbing II
Yeti Nurizzati,MoSi
NIP。 197803152009122002 L3- t- t[

Mengetahui,
Tarbiyah dan Keguruan

Nafi'a, M.Ag
12201998031004
NOTA DINAS

Kepada Yang Terhormat:

Dekan Fakultas Ihnu Tarbiyah dan Keguruan


IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Di
Cirebon

Assalamu' alaikum Wr. Wb

Setelah melakukan bimbingan, tela'ah, arahan dan koreksi terhadap penulisan


skripsi dari NIUHAMAD DWI CAHYONO, NIM: L4111420093 yangberjudul:
*PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN GENERAL SISWA PADA PELAJARAN IPS KELAS VIII
MTs SAINS AL HADID KOTA CIREBON". I(ami sepakat bahwa skripsi

tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN
Syekh Nurjati Cirebon untuk dimunaqosahkan.

Wassalamu' alaikum Wr.Wb

Cirebon, lar:ruari2016
.Pembimbing II

YetlNurizzati. M.Si
NIP. 19710611 NiP. 197803152009122002
PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI

Bismillahirrahmanirrahim. ..

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul,


"PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN GENERAL SISWA PADA PELAJARAN IPS KELAS VIII
MTs SAINS AL HADID KOTA CIREBON" ini beserta isinya adalah benar-
benar karya sendiri, dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara.yang tidak sesuai dan tidak berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi apapun yang
dijatuhkan kepada saya sesuai dengan peraturan yang berlaku, apabila kemudian
hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan, atau ada klain
terhadap keaslian karya saya ini.

Cirebon, Jarutai2016
Yang membuat pemyataan

ⅣIUⅡ AⅣ IAD DV/1CAHYON0


NIPI。 14111420093
RIWAYAT HIDUP

Nama : MUHAMAD DWI CAHYONO


Tempat/tgl Lahir : Cirebon, 01 November 1993
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Nama Ayah : Sudirman
Nama Ibu : Rodiyah
Alamat : Blok Kapling No.77 RT. 01 RW 02
Desa Gesik
Kecamatan Tengahtani
Kabupaten Cirebon

Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1999 – 2005 : SD Negeri 1 Dawuan
2. Tahun 2005 – 2008 : SMP Negeri 1 Weru
3. Tahun 2008 – 2011 : MA Negeri 1 Cirebon
4. Tahun 2011 – 2016 : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati
Cirebon pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial.
MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila

kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah sungguh-sungguh

urusan yang lain, dan kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap”.

(Q.S. Al Insyiroh: 6-8)

“Tetap Berusaha, Disiplin, Tanggung Jawab

dan Berpikir Positif”


UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas
rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
ini. Berkat do’a, dukungan dan motivasi dari banyak pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Dr. H. Sumanta, MA, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba dan menuntut
ilmu di institut ini.
2. Dr. Ilman Nafi’a, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang telah memimpin FITK ini
dan menjadikannya sebagai fakultas yang berkualitas.
3. Dr. Ratna Puspitasari M.Pd, Ketua Jurusan Tadris IPS IAIN Syekh
Nurjati Cirebon, yang tidak henti-hentinya memotivasi dan
mengingatkan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Dr. Nuryana, M.Pd, dosen pembimbing I yang telah banyak
memberikan gagasan dan motivasi demi tersusunnya karya ilmiah yang
baik.
5. Yeti Nurizzati, M.Si, dosen pembimbing II yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing penelitian ini dengan
sebaik-baiknya.
6. Dosen Penguji I, Dr. Aris Suherman, M.Pd, yang telah menguji skripsi
ini agar dalam penyusunannya menjadi lebih baik.
7. Dosen Penguji II, Dra. Mumun Munawaroh, M.Si, yang telah menguji
skripsi ini agar dalam penyusunannya menjadi lebih baik.
8. Suharno, S.Pd.I, Kepala MTs Sains Al Hadid Kota Cirebon yang telah
memberikan izin penelitian.
9. Wanudi, S.Pdi, Wakasek Kurikulum MTs Sains Al Hadid Kota Cirebon
yang telah memberikan nasehat selama melakukan penelitian.
10. Dra. Siti Nadiroh, guru mata pelajaran IPS yang telah banyak
membantu penulis dan memberi dorongan dalam pelaksanaan
penelitian.
11. Siswa-siswi kelas VIII-B MTs Sains Al Hadid Kota Cirebon yang telah
bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.
12. Bapak Sudirman dan Ibu Rodiyah yang melahirkan, merawat, menjaga
dan mendidik saya dengan penuh rasa kasih sayang, serta yang tidak
henti-hentinya mendo’akan agar saya menjadi orang yang berguna di
dunia dan akhirat.
13. Kakak dan Adikku yang telah memberikan dukungan, doa dan motivasi
untuk saya.
14. Teman-teman PEGASOS (penghuni tiga sosial) yang telah mendukung,
membantu dan memotivasi saya serta atas persaudaraan yang sudah
terjalin selama ini.
15. Semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penulisan skripsi
ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini bermanfaat dalam perkembangan pendidikan dan dapat
memberikan kontribusi pemikiran bagi para pembaca dan peneliti yang
selanjutnya.

Cirebon, Februari 2016


Penulis

Muhamad Dwi Cahyono


14111420093
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Wr. Wb.


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Namun, pada faktanya guru masih
menggunakan metode konvensional yang salah satu akibatnya siswa pasif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran serta konsentrasi dan pemahaman siswa
menyerap materi masih kurang. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman general siswa setelah
kegiatan pembelajaran menggunakan media grafis, seperti yang telah diuraikan
pada bab I skripsi ini.
Untuk keperluan penelitian mengenai penggunaan media grafis untuk
meningkatkan pemahaman general siswa dibutuhkan teori-teori yang membangun
dan penelusuran terhadap hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan, yang
tersaji pada bab II.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas VIII-B, dengan
metode penelitian tindakan kelas, teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah dokumentasi, observasi, tes dan angket yang secara lengkap disajikan pada
bab III.
Data yang sudah terkumpul dari hasil observasi, tes dan angket diolah dan
dianalisis menggunakan panduan-panduan analisis yang telah ada dan secara
operasional tersaji pada bab IV.
Setelah hasil penelitian diolah dan dianalisis dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media grafis dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman
general siswa secara operasional tersaji pada bab V.
Namun penulis menyadari bahwa penyusunan masih jauh dari kata
sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran akan senantiasa diterima sebagai
perbaikan dimasa mendatang.

i
Cirebon, Februari 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah........................................................................... 4
C. Fokus Kajian ...................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah.............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI


A. Kajian Teori ....................................................................................... 7
1. Media Grafis ................................................................................. 7
a. Pengertian Media Pengajaran ................................................... 7
b. Kriteria Pemilihan Media Pengajaran ...................................... 8
c. Fungsi dan Manfaat Media Pengajaran .................................... 9
d. Jenis Media Grafis.................................................................... 10
2. Pemahaman General ..................................................................... 17
a. Pengertian Pemahaman ............................................................ 17
b. Pemahaman General dalam Pendidikan ................................... 18
c. Ciri-Ciri Khas Belajar dengan Pemahaman (Insight) General . 19
d. Kategori Pemahaman General .................................................. 20
e. Jenis Pemahaman General........................................................ 22
3. Pembelajaran IPS .......................................................................... 23
a. Pengertian Pembelajaran IPS .................................................. 23
b. Tujuan Pembelajaran IPS ......................................................... 24

iii
4. Penelitian Tindakan Kelas ............................................................ 25
a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ..................................... 25
b. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ..................... 26
c. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas ................................. 27
d. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas .................... 27
e. Model-Model PTK ................................................................... 28
B. Kajian Penelitian Yang Relevan ........................................................ 29
C. Kerangka Pikir ................................................................................... 34
D. Hipotesis Tindakan ............................................................................ 36

BAB III METODE PENELITIAN


A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................................ 37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 37
1. Kondisi Umum MTs Sains Al Hadid ............................................ 38
a. Profil Madrasah ........................................................................ 38
b. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah .............................................. 38
c. Keadaan Tenaga Pendidik ........................................................ 40
d. Keadaan Siswa ......................................................................... 41
2. Waktu Penelitian ........................................................................... 42
C. Subjek Penelitian .............................................................................. 42
D. Jenis Tindakan .................................................................................. 42
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ........................................ 45
1. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 45
2. Instrumen Penelitian ..................................................................... 45
F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Prosedur dan Hasil Penelitian ........................................................... 49
1. Proses Penggunaan Media Grafis dalam Pembelajaran ................ 49
2. Peningkatan Pemahaman General Siswa dengan Menggunakan
Media Grafis.................................................................................. 68

iv
3. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Menggunakan Media
Grafis............................................................................................. 73
B. Pembahasan ....................................................................................... 77
1. Proses Penggunaan Media Grafis dalam Pembelajaran ................ 77
2. Peningkatan Pemahaman General Siswa dengan Menggunakan
Media Grafis.................................................................................. 79
3. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Menggunakan Media
Grafis............................................................................................. 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ....................................................................................... 83
B. Saran ................................................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 86


LAMPIRAN ................................................................................................... 89

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Pemahaman ................................................................... 23


Tabel 3.1 Data Pendidik dan Kependidikan.................................................. 40
Tabel 3.2 Jumlah Siswa ................................................................................ 41
Tabel 3.3 Klasifikasi Hasil Observasi ........................................................... 46
Tabel 4.1 Hasil Tes Pra Siklus ..................................................................... 49
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pra Siklus.................................. 50
Tabel 4.3 Hasil Tes Siklus I .......................................................................... 53
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ....................................... 55
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I...................................... 55
Tabel 4.6 Hasil Tes Siklus II ......................................................................... 60
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II...................................... 61
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II .................................... 61
Tabel 4.9 Hasil Tes Siklus III........................................................................ 65
Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III..................................... 66
Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ................................... 67
Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa .............................. 68
Tabel 4.13 Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa ......................................... 70
Tabel 4.14 Hasil Angket Respon Siswa .......................................................... 73

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Gambar/Foto ................................................................ 11


Gambar 2.2 Contoh Sketsa........................................................................... 11
Gambar 2.3 Contoh Diagram ....................................................................... 12
Gambar 2.4 Contoh Bagan Organisasi ......................................................... 13
Gambar 2.5 Contoh Bagan Alir.................................................................... 13
Gambar 2.6 Contoh Tabel ............................................................................ 14
Gambar 2.7 Contoh Grafik Garis ................................................................. 15
Gambar 2.8 Contoh Grafik Batang............................................................... 15
Gambar 2.9 Contoh Grafik Lingkaran/Piring............................................... 16
Gambar 2.10 Contoh Kartun .......................................................................... 17
Gambar 2.11 Kerangka Pemikiran ................................................................. 35
Gambar 3.1 Siklus PTK Model Kemmis...................................................... 43
Gambar 4.1 Grafik Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus –
Siklus III ................................................................................... 70
Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siswa Pra Siklus – Siklus III .................. 71
Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus – Siklus III ........ 72

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus MTs Daru’l Hikam Kota Cirebon................................ 89


Lampiran 2 Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .............. 94
Lampiran 3 Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ............ 101
Lampiran 4 Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ........... 109
Lampiran 5 Soal Pra Siklus ......................................................................... 117
Lampiran 6 Kunci Jawaban Pra Siklus ....................................................... 119
Lampiran 7 Kisi-Kisi Soal Siklus I .............................................................. 120
Lampiran 8 Soal Siklus I ............................................................................. 121
Lampiran 9 Kunci Jawaban Siklus I ........................................................... 123
Lampiran 10 Kisi-Kisi Soal Siklus II............................................................. 124
Lampiran 11 Soal Siklus II ........................................................................... 125
Lampiran 12 Kunci Jawaban Siklus II .......................................................... 127
Lampiran 13 Kisi-Kisi Soal Siklus III ........................................................... 128
Lampiran 14 Soal Siklus III .......................................................................... 129
Lampiran 15 Kunci Jawaban Siklus III ......................................................... 131
Lampiran 16 Lembar Observasi Siswa ......................................................... 132
Lampiran 17 Lembar Observasi Guru .......................................................... 133
Lampiran 18 Kisi-Kisi Angket ...................................................................... 134
Lampiran 19 Angket Respon Siswa .............................................................. 135
Lampiran 20 Foto-Foto Saat Pembelajaran Berlangsung ............................. 136

viii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara.”

Masalah yang masih terjadi dalam proses pembelajaran salah satunya


adalah guru masih cenderung verbalisme dalam menyampaikan materi
pelajaran terhadap siswa.
Kebanyakan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran seperti ini tak
ubahnya penonton, mereka hanya mendengarkan ceramah guru, lalu
mencatat materi yang ada di papan tulis meskipun tidak dimengerti, bahkan
ada siswa yang bermimpi di siang bolong “tidur di kelas”.
Dari situasi pembelajaran semacam ini, siswa hanya pasif, tidak ada
kesempatan untuk memakai semua inderanya yang mereka miliki dan
menuangkan kreativitasnya guna mengaktualisasikan potensi dirinya untuk
berinovasi, ataupun berbagi diri (sharing) untuk mengoptimalkan
kemampuan mengindentifikasikan, dan bertanya untuk memahami materi
pelajaran.
Demikian dengan guru yang kurang dibekali dengan kemampuan teknis
keguruan untuk membelajarkan materi pelajaran secara aktif, mereka kurang
memperhatikan keadaan siswa, yang mereka pikirkan hanya apa yang akan
dipelajari siswa dan mengejar target mata pelajaran yang telah dirumuskan
dalam kurikulum. Mereka hampir tidak berpikir bahwa pembelajaran sangat
menaruh perhatian pada bagaimana membelajarkan siswa di kelas maupun di
luar kelas yang memiliki relevansi dengan kondisi perubahan ekonomi
masyarakat yang ada di sekitar kehidupannya, suatu kondisi nyata yang akan

1
2

segera mereka temui setelah menyelesaikan studinya. Semestinya guru dalam


proses belajar mengajar harus dibiasakan membimbing pelajaran yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) (Kusrini, 2006:16).
Menurut Hamalik (2008: 48) model pengajaran yang aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan tampaknya merupakan jawaban atas permasalahan
tentang rendahnya keterampilan teknis mengajar, dimana guru masih
cenderung verbalisme; dengan model pembelajaran ini diharapkan guru
mampu melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Dengan pelibatan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran, maka diharapkan menghasilkan perubahan siswa yang
berwujud perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan
keterampilan berpikir, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan
apresiasi.
Guna mencapai kualitas yang diharapkan, maka kompetensi teknik
mengajar (keguruan) harus ditingkatkan dalam menyelenggarakan pengajaran
sebagaimana mestinya. Kompetensi yang harus dikembangkan dalam proses
pembelajaran antara lain, yaitu : (1). menyusun landasan pendidikan, (2).
menguasai bahan pelajaran, (3). kemampuan mengelola program belajar
mengajar, (4). kemampuan mengelola kelas, (5). kemampuan mengelola
interaksi belajar mengajar, (6). kemampuan menggunakan media/sumber, (7).
menilai hasil belajar siswa, (8). mengenal fungsi dan program penyuluhan,
(9). memahami prinsip-prinsip dan hasil penelitian untuk keperluan
pengajaran, dan (10). mengenal dan menyelenggarakan adminstrasi
pendidikan (Arikunto, 1993: 239-240).
Terkait dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran, salah satu
tawaran yang harus dikembangkan oleh guru adalah bagaimana guru bisa
menggunakan media sebagai bahan integral dalam proses pembelajaran
dengan sebaik baiknya; yang pada intinya adalah bahwa pengggunaan media
tersebut jika dilaksanakan dengan sebaik-baiknya akan membawa dampak
tercapainya hasil belajar yang optimal.
3

Pendekatan pembelajaran yang masih berorientasi pada guru (teacher


oriented), dimana guru dalam melakukan pengajaran yang masih cenderung
verbalisme harus diubah menjadi pendekatan pembelajaran yang berorientasi
pada siswa (student oriented). Pentingnya perubahan sistem pengajaran ini
dapat dikaitkan dengan pendapat Tyson dan Caroll (1970) yakni "mengajar
adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan
guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan", dan pendapat Nasution
dalam Syah (2000: 182) yakni "mengajar adalah suatu aktivitas
mengorganisasi atau mengatur lingkungannya sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar".
Lingkungan dalam pengertian ini salah satunya adalah media pembelajaran.
Tugas guru dalam hal ini ialah harus mampu menggunakan pendekatan
mengajar yang memungkinkan para siswa menggunakan strategi belajar yang
berorientasi pada pemahaman yang mendalam terhadap isi materi pelajaran.
Guru seyogyanya memberikan contoh-contoh dan media sepanjang
memungkinkan agar mereka memahami signifikansi materi dan hubungannya
dengan sumber-sumber lain sehingga siswa lebih memusatkan perhatiannya
untuk benar-benar memahami dan juga memikirkan cara menerapkannya. Hal
ini ada kaitannya dengan pendapat Levie dan Lentz dalam Arsyad (1997: 16-
17) fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan
dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran,
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi
atau pesan, untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
kembali.
Hamalik dalam Arsyad (1997: 15) menyebut bahwa pemakaian media
pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
dan dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data
4

dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan


memadatkan informasi.
Berangkat dari pentingnya perubahan pendekatan pembelajaran, maka
penelitian tentang pembelajaran menggunakan media grafis dalam
meningkatkan pemahaman tentang penggeneralisasian terhadap mata
pelajaran IPS (kompetensi dasar: menggeneralisasi pelaku ekonomi dan
interaksinya) siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Sains Al-Hadid Kota
Cirebon untuk segera dilaksanakan. Sebab berdasarkan survey dengan guru
mata pelajaran IPS di lapangan pada umumnya respon dan hasil tes siswa
kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Sains Al-Hadid Kota Cirebon terhadap mata
pelajaran IPS (kompetensi dasar: Mendeskripsikan pelaku-pelaku ekonomi
dalam sistem perekonomian Indonesia) ini mayoritas masih rendah. Selain
dengan guru, peneliti juga melakukan survey dengan siswa, bahwa penyebab
rendahnya nilai yang diperoleh karena guru yang mengajar mata pelajaran
IPS khususnya ekonomi masih cenderung memakai sistem pengajaran yang
bersifat verbalisme dan materinya sangat sulit dipahami.
Dengan menerapkan pembelajaran penggunaan media grafis,
diharapkan siswa benar-benar termotivasi dan antusias untuk memahami
materi pelajaran IPS, yakni memahami pelajaran di dalam kelas, memahami
kaitan dan perbedaan dengan dunia luar dan menyampaikan gagasan atau
informasi dalam menemukan pengetahuannya.

B. Identifikasi Masalah
Masalah-masalah pembelajaran yang dapat diidentifikasikan di MTs
Sains Al Hadid Kota Cirebon, ialah:
1. Guru masih menggunakan metode ceramah dan belum
menggunakan berbagai media dan metode dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Kemampuan guru dalam mengelola kelas masih kurang.
3. Siswa pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
5

4. Konsentrasi dan pemahaman siswa menyerap materi dalam kegiatan


pembelajaran masih kurang.

C. Fokus Kajian
Penulis membatasi pokok kajian pada:
1. Penggunaan media grafis dalam mata pelajaran IPS kelas VIII di MTs
Sains Al Hadid Kota Cirebon pada kompetensi dasar mendeskripsikan
pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia.
2. Media grafis yang digunakan adalah gambar/foto, diagram, bagan, tabel
dan grafik.
3. Pemahaman yang dimaksud adalah kemampuan siswa untuk menyerap,
menghubungkan, membedakan dan merangkum suatu gagasan/materi.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dan agar lebih terfokus dalam
pembahasan penelitian ini, maka peneliti memusatkan perhatian pada
pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana proses penggunaan media grafis untuk meningkatkan
pemahaman general pada pokok bahasan pelaku ekonomi dan interaksinya
pada siswa kelas VIII MTs Sains Al-Hadid Kota Cirebon?
2. Sejauh mana peningkatan pemahaman general siswa dengan penggunaan
media grafis di kelas VIII MTs Sains Al-Hadid Kota Cirebon?
3. Bagaimana respon siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan
menggunakan media grafis?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Untuk mengetahui bagaimana proses penggunaan media grafis untuk
meningkatkan pemahaman general pada pokok bahasan pelaku ekonomi
dan interaksinya pada siswa kelas VII MTs Sains Al-Hadid Kota Cirebon.
6

2. Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman general siswa


dengan penggunaan media grafis di kelas VII MTs Sains Al-Hadid Kota
Cirebon.
3. Untuk mengetahui respon siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan
menggunakan media grafis.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Bagi Lembaga (Sekolah)
Sebagai pemberi informasi tentang hasil dari penggunaan media
grafis dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Ekonomi, serta
sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga untuk memberikan kebijakan
kepada para guru dalam proses penyampaian materi Ekonomi.
2. Bagi Guru
Agar guru lebih mudah dalam menyampaikan materi yaitu secara
logis, praktis dan sistematis serta efektif dan efesien dalam mencapai hasil
pembelajaran yang maksimal.
3. Bagi Siswa
Siswa agar lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan
guru serta lebih mudah dalam memahami konsep dalam mata pelajaran
Ekonomi.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti dalam
menggunakan media grafis dalam pembelajaran IPS.
7

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Media Grafis
a. Pengertian Media Pengajaran
Sebelum membahas tentang media grafis, peneliti terlebih dahulu
memperkenalkan pengertian media pembelajaran.
Kata media merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti
perantara, sedangkan menurut istilah adalah wahana pengantar pesan.
Beberapa teknologi pengajaran, banyak memberikan batasan definisi
tentang media pengajaran.
AECT (Association of Education and Communication
Tecnonology) memberi batasan mengenai media sebagai segala
bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan
pesan atau informasi. Sedangkan Menurut NEA (National Education
Assocation) menyatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Dan
hendaknya dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca (Arsyad,
1997: 3-4).
Briggs berpendapat, media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, misalnya
buku, film bingkai, kaset dan lain-lain.
Secara garis besar dari berbagai pendapat di atas adalah, Pertama
media adalah wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya
ingin diteruskan kepada penerima pesan tersebut. Kedua bahwa materi
yang ingin disampaikan adalah pesan instruksional. Ketiga tujuan yang
ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar pada penerima pesan
(anak didik) (Soetomo, 1993: 198).
Berdasarkan beberapa batasan tentang media pengajaran, maka
dapat dikemukakan ciri-ciri umum yang terkandung dalam media

7
8

pengajaran, antara lain: Pertama media pembelajaran memiliki


pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat
keras), yaitu sesuatu yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan
panca indera. Kedua media pembelajaran memiliki pengertian non fisik
yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan
pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang
ingin disampaikan kepada siswa. Ketiga penekanan media
pembelajaran terdapat pada visual dan audio. Keempat media
pembelajaran memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik
di dalam kelas maupun di luar kelas. Kelima media pembelajaran
digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa
dalam proses belajar mengajar. Keenam media pembelajaran dapat
digunakan secara massa (misalnya: radio, televisi) kelompok besar
dan kelompok kecil (misalnya: slide, film, video, OHP) atau
perorangan (misalnya: modul, komputer, radio, tape/kaset video
recorder). Ketujuh sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan
manajemen yang berhubungan dengan suatu ilmu (Arsyad, 1997: 6-7).
Jadi dari batasan-batasan dan ciri-ciri umum di atas, media
pengajaran adalah wadah untuk menyampaikan materi baik berupa
hardware dan software bisa dilihat serta didengar dan juga bisa
membantu guru untuk memperlancar dalam proses belajar mengajar
sehingga terjadi komunikasi dan interaksi edukatif, juga membantu
mempermudah siswa dalam memahami pesan yang disampaikan oleh
guru.

b. Kriteria Pemilihan Media Pengajaran


Nana Sudjana (1989: 4) menjelaskan dalam memilih media
pembelajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai
berikut: Pertama ketepatannya dengan tujuan pembelajaran dipilih atas
dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Kedua
dukungan terhadap isi bahan pelajaran-bahan pelajaran yang sifatnya
9

fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan


media agar lebih mudah difahami. Ketiga kemudahan memperoleh
media, media yang diperlukan mudah diperoleh, setidaknya mudah
dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Keempat keterampilan guru
dalam menggunakannya, guru mampu menggunakannya, dengan
baik dalam proses belajar mengajar. Kelima tersedia waktu untuk
menggunakannya.Keenam sesuai dengan taraf berfikir siswa,
memilih media pembelajaran sesuai dengan taraf berfikir siswa
sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh
siswa.
Dengan kriteria pemilihan media di atas, guru akan lebih mudah
menggunakan media mana yang dianggap tepat untuk membantu dalam
proses belajar mengajar sehingga dengan adanya media yang tepat
dapat melaksanakan proses belajar mengajar dengan efektif dan efisien.

c. Fungsi dan Manfaat Media Pengajaran


Secara umum media pengajaran mempunyai fungsi sebagai
berikut: Pertama memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu
bersifat verbalitas, sehingga mempermudah siswa dalam memahami
pesan tersebut. Kedua mengatasi keterbatasan ruang waktu dan daya
indera. Ketiga menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar.
Keempat menimbulkan gairah belajar pada siswa.
Kelima memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih langsung antara
anak didik dengan lingkungan dan kenyataan. Keenam memungkinkan
anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
Ketujuh mempersamakan pengalaman dan persepsi antar siswa
dalam menerima pesan (Sadiman, 1986: 16-17).
10

d. Jenis Media Grafis


Menurut Webster dalam Rivai (1989: 27) mendefinisikan
Graphics sebagai seni atau ilmu menggambar, terutama penggambaran
mekanik. Dalam pengertian media visual, istilah Graphics atau
Graphics Materials mempunyai arti yang lebih luas, bukan sekadar
menggambar. Dalam bahasa Yunani, graphikos mengandung
pengertian melukiskan atau menggambarkan garis-garis. Sebagai
kata sifat, graphics diartikan sebagai penjelasan yang hidup, uraian
yang kuat, atau penyajian yang efektif. Definisi tersebut dipadukan
dengan pengertian praktis, maka grafis sebagai media, dapat
mengkomunikasikan fakta-fakta dan gagasan-gagasan secara jelas
dan kuat melaui perpaduan antara pengungkapan kata-kata dan
gambar. Dalam media ini, pesan yang akan disampaikan dapat
dituangkan dalam bentuk simbol. Oleh karena itu simbol-simbol yang
digunakan perlu dipahami benar artinya, agar dalam penyampaian
materi dalam proses belajar mengajar dapat berhasil secara efektif dan
efisien.
Media grafis berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas
sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan
cepat dilupakan apabila tidak digrafiskan, misalnya: kelemahan dan
kelebihan sistem standar moneter dan bukti nyata dari adanya inflasi
(Sadiman, 1986: 28).
Selain sederhana dan mudah pembuatannya, media grafis juga
termasuk media yang relatif murah ditinjau dari segi biayanya.
Adapun jenis-jenis media grafis, antara lain:
1. Gambar/Foto
Media gambar adalah media yang paling umum dipakai.
Gambar/foto merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti
dan dinikmati di mana- mana. Sebagaimana pepatah Cina
mengatakan “sebuah gambar berbicara lebih banyak daripada seribu
11

bahasa”. Dalam penggunaan media pembelajaran ini, gambarnya


harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai.

Gambar 2.1 Contoh Gambar/Foto


2. Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draf kasar yang
melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap
orang yang normal dapat diajar menggambar, maka setiap guru
yang baik haruslah dapat menuangkan ide- idenya dalam bentuk
sketsa.

Gambar 2.2 Contoh Sketsa


12

3. Diagram
Diagram adalah suatu gambar sederhana yang dirancang
untuk menggambarkan hubungan timbal balik, yang menggunakan
garis-garis dan simbol-simbol. Diagram biasanya menggambarkan
struktur dari obyeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan
yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada di situ.

Gambar 2.3 Contoh Diagram


4. Bagan
Bagan seperti halnya media grafis yang lain yaitu termasuk
media visual. Media bagan adalah suatu media pengajaran yang
penyajianya secara diagramatik dengan menggunakan lambang-
lambang visual, untuk mendapatkan sejumlah informasi yang
menunjukkan perkembangan ide, objek, lembaga, orang, keluarga
ditinjau dari sudut waktu dan ruang. Pesan yang disampaikan
biasanya berupa ringkasan visual suatu proses, perkembangan atau
hubungan-hubungan penting (Asnawir, 2002: 33).
Adapun macam-macam bagan (Chart) adalah sebagai berikut:
a) Bagan organisasi
Bagan organisasi adalah suatu bagan yang
menggambarkan susunan dan hirarki suatu gagasan.
13

Ketua Kelas

Raharjo

Wakil Ketua Kelas

Ade Aspandi

Sekretaris Bendahara

Rita P. Putri Indawati

Gambar 2.4 Contoh Bagan Organisasi

b) Bagan alir (Flow Chart)


Bagan alir adalah bagan proses yang menunjukkan sustu
urutan, prosedur, atau aliran proses. Bagan alir sering digambar
secara horizontal dan menampilkan bagaimana kegiatan yang
berbeda-beda, adonan, atau prosedur muncul sebagai suatu
kesatuan menyeluruh.

Gambar 2.5 Contoh Bagan Alir


14

c) Tabel
Tabel adalah berisikan informasi angka-angka atau data.
Tabel merupakan media yang sangat baik untuk menunjukkan
informasi waktu yang ditampilkan dalam bentuk kolom-kolom,
misalnya data persentase jumlah penduduk berdasarkan tingkat
pendidikan dan etnis pada suatu perusahaan atau instansi
(Arsyad, 1997: 134-136).

Gambar 2.6 Contoh Tabel


5. Grafik
Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik,
grafis atau gambar. Untuk melengkapinya seringkali simbol-simbol
verbal digunakan pula di situ. Fungsinya adalah untuk
menggambarkan data secara kuantitatif dan teliti, menerangkan
perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang
saling berhubungan secara singkat dan jelas (Asnawir, 2002: 38).
Dan grafik juga dapat menggambarkan hubungan dan perbandingan
antara unit-unit data, kecenderungan pada data itu. Selanjutnya, data
yang disajikan dalam bentuk grafik dengan cepat dapat
diinterpretasikan dan bentuk visual yang lebih menarik.
Tujuan umum membuat grafik adalah untuk memperlihatkan
perbandingan, informasi kualitatif dengan cepat serta sederhana.
Ada beberapa macam grafik, dan yang paling umum digunakan
adalah:
15

a) Grafik Garis
Grafik garis adalah yang paling tepat dari semua jenis
grafik, termasuk utama dalam melukiskan kecenderungan-
kecenderungan atau menghubungkan dua rangkaian data.

Gambar 2.7 Contoh Grafik Garis


b) Grafik Batang
Grafik batang adalah batang yang melukiskan besar
rendahnya persentase data; semua batang dengan ukuran sama
lebarnya. Grafik batang paling bermanfaat bilamana sejumlah
nilai yang akan diperbandingkan relative sedikit, umumnya tidak
lebih dari delapan atau enam jalur. Kadang-kadang sejumlah
besar batang digunakan, namun dibutuhkan bagian-bagian seperti
warna, atau penyajian gambar-gambar supaya grafik lebih mudah
dibaca serta menarik.

Gambar 2.8 Contoh Grafik Batang


16

c) Grafik Lingkaran atau Piring


Grafik lingkaran adalah lingkaran sektor-sektor yang
digunakan untuk menggambarkan bagian-bagian dari suatu
keseluruhan. Ada dua ciri umum dari grafik lingkaran; (1) grafik
itu selalu menunjukkan jumlah atau keseluruhan jumlah, dan
(2) bagian-bagiannya atau segmennya dihitung dalam
persentase atau bagian-bagian pecahan dari keseluruhan.

Gambar 2.9 Contoh Grafik Lingkaran/Piring


6. Kartun
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis, yaitu
suatu gambar interpretatif yang digunakan simbol-simbol untuk
menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu
sikap terhadap orang situasi, atau kejadian- kejadian tertentu.
Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian,
mempengaruhi sikap atau tingkah laku. Kartun biasanya hanya
menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan
menuangkannya ke dalam gambar sederhana, tanpa detail
menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan
dipahami dengan cepat (Sadiman, 1986: 46).
17

Gambar 2.10 Contoh Kartun


2. Pemahaman General
a. Pengertian Pemahaman
Secara umum, arti pemahaman sebagai istilah pengertian yang
menggambarkan pengambilan suatu kesimpulan. Nama lain untuk
pemahaman adalah generalisasi teori, pemahaman ide umum, konsep,
prinsip, aturan atau hukum. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2005: 811), definisi pemahaman adalah: Pertama menerima arti,
menyerap ide, memahami. Kedua mengetahui secara betul, memahami
karakter atau sifat dasar. Ketiga mengetahui arti kata kata seperti dalam
bahasa. Keempat menyerap dengan jelas fakta dan menyadari.
Bloom dalam Sudjana (1990: 20) mendefinisikan pemahaman
adalah kemampuan menangkap arti materi dengan cara
menerjemahkan, menginterpretasi, dan ekstrapolasi.
Sedangkan menurut Sardiman (1994: 4), pemahaman dapat
diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu maka belajar
berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofisnya, maksud
dan implikasi serta aplikasi-aplikasi, sehingga menyebabkan siswa
dapat memahami suatu situasi. Memahami maksudnya, menangkap
maknanya, adalah tujuan akhir dari setiap belajar.
18

b. Pemahaman General dalam Pendidikan


Ada beberpa ahli yang belum merasa puas terhadap penemuan-
penemuan para ahli psikologi pendidikan sebelumnya mengenai belajar
sebagai poses hubungan stimulus-response-reinforcement. Mereka
berpendapat, bahwa tingkah laku seorang tidak hanya dikontrol oleh
reward dan reinforcement. Mereka ini adalah ahli psikologi aliran
kognitif.
Menurut pendapat mereka, tingkah laku seorang senantiasa
didasarkan kepada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan
situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Dalam situasi belajar, sesorang
terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh insight untuk
pemecahan masalah. Jadi, kaum kognitis berpandangan bahwa tingkah
laku seseorang lebih bergantung kepada insight terhadap hubungan-
hubungan yang ada dalam suatu situasi. Keseluruhan adalah lebih dari
bagian bagiannya. Menurut Soemanto (1998: 127-128), para ahli
psikologi kognisi tersebut memberikan tekanan pada organisasi
pengamatan atas stimulus di dalam lingkungan serta pada faktor-faktor
yang mempengaruhi pengamatan.
Suatu konsep yang penting dalam psikologi Gestalt adalah
tentang insight, yaitu pengamatan atau pemahaman mendadak terhadap
hubungan-hubungan antara bagian-bagian di dalam suatu situasi
permasalahan. Insight itu sering dihubungkan dengan pernyataan
secara spontan seperti "A-ha", atau "Oh, I see now", atau pernyataan
yang serupa (Tadjab, 1994: 72).
Menurut Gestalt, inti dari proses belajar adalah proses insight
ini. Proses belajar terjadi jika seseorang dihadapkan pada suatu
persoalan, kemudian mengerti dan memahami permasalahannya, serta
mendapatkan pemecahannya. Dalam proses belajar, yang penting
bukan menghafal, atau mengulang-ulang apa yang dipelajari, tetapi
mengertinya, atau mendapatkan insight.
19

c. Ciri-ciri Khas Belajar dengan Pemahaman (Insight) General


Ada beberapa ciri khas belajar dengan pemahaman, yaitu:
Pertama insight itu tergantung kepada kemampuan dasar yang berbeda-
beda antara anak yang satu dengan anak yang lain. Pada umumnya anak
ayang masih sangat muda, sukar untuk belajar dengan insight. Kedua
insight itu tergantung pada pengalaman masa lalu yang relevan.
Namun memiliki masa lalu yang relevan itu, belum menjamin dapatnya
memecahkan problem. Ketiga insight tergantung pada pengaturan
secara ekspremental. Insight itu hanya mungkin terjadi apabila situasi
belajar diatur sedemikian rupa sehingga segala aspek yang perlu dapat
diamati. Keempat insight didahului oleh satu periode mencoba-coba.
Insight bukanlah hal yang dapat jatuh dari langit dengan sendirinya,
melainkan hal yang harus dicari. Sebelum dapat memperoleh insight
seseorang harus sudah dapat meninjau problemnya dari berbagai arah
dan mencoba memecahkannya. Kelima belajar dengan insight dapat
diulangi. Jika suatu problem yang telah dipecahkan dengan insight lain
kali diberikan lagi kepadanya, maka dia akan dengan langsung dapat
memecahkan problem itu. Keenam insight yang telah sekali didapatkan
dapat dipergunakan untuk menghadapi situasi-situasi baru (Tadjab,
1994: 72-73).
Pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui pengalaman.
Pengalaman berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila
selalu diuji dengan pengalaman baru. Menurut Piaget, manusia
memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti kotak-kotak,
yang masing-masing terisi oleh informasi bermakna yang berbeda-beda
atau berbentuk jringan mental dari konsep-konsep yang berkait dan
akan mempengaruhi pemahaman jika konsep baru diterima. Jaringan
tersebut disebut skemata. Penagalaman yang sama bagi beberapa orang
akan dimaknai berbeda oleh maisng-masing individu dan disimpan
dalam kotak yang berbeda, setiap pengalaman baru dihubungkan
dengan kotak-kotak dalam otak manusia tersebut. Struktur pengetahuan
20

dikembangkan dalam otak manusia melalui dua cara, yaitu asimilasi


dan akomodasi. Asimilasi bermakna pengetahuan yang dibuat atau
dibangun atas dasar pengetahuan yang sudah ada. Akomodasi bermakna
struktur pengetahuan yang sudah ada dimodifikasi untuk menampung
dan menyesuaikan hadirnya pengetahuan baru (Dahar, 1988: 193).
Menurut Bloom, tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada
pengetahuan adalah pemahaman. Bahwa kesanggupan memahami
setingkat lebih tinggi dari pengetahuan. Namun tidaklah berarti bahwa
pengetahuan tidak perlu ditanyakan, sebab untuk dapat memahami,
perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.

d. Kategori Pemahaman General


Bloom dalam Sudjana, pemahaman dapat dibedakan dalam tiga
kategori:
1) Pemahaman Penterjemahan
Pemahaman penterjemahan yaitu kemampuan memahami
secara cermat dan tepat sehingga mengemukakan kembali dari hal-
hal yang dikomunikasikan tidak mengalami perubahan arti baik
dalam mengalihbahasakan maupun dalam menyusun komunikasi
ulang (Saputro, 1993: 31). Menurut Roestiyah, penterjemahan
dinilai berdasarkan kebenaran dan ketelitian yakni mencakup materi
di dalam komunikasi yang asli walaupn bentuk komunikasi telah
berubah, diantaranya:
a) Kemampuan untuk memahami pernyataan-pernyataan non-
liberal (metafora, simbolisme, ironi, karikatur).
b) Keterampilan di dalam menterjemahkan materi verbal dari
matematika ke dalam pernyataan-pernyataan simbolis dan
sebaliknya (Roestiyah, 1989: 124).
2) Pemahaman Penafsiran
Pemahaman tingkat kedua dalah pemahaman penafsiran, yakni
menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui
21

berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan


kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok
(Sudjana, 1990: 24). Penafsiran meliputi suatu penyusunan kembali,
penataan kembali, atau suatu pandangan baru tentang materi itu. Di
antaranya adalah:
a) Kemampuan untuk menangkap pikiran dari suatu karya sebagai
suatu keseluruhan pada setiap taraf umum yang diingini.
b) Kemampuan untuk menafsirkan berbagai tipe data sosial
(Roestiyah, 1989: 124).

Sedangkan menurut Suprihadi Saputro, penafsiran adalah


kemampuan menjelaskan atau merangkum seuatu yang telah
dikomunikasikan. Apabila pemahaman penerjemahan menyangkut
bagian demi bagian yang objektif di dalam komunikasi timbal
balik, menafsirkan menyangkut pengurutan kembali (penyusunan)
dan penambahan wawasan baru atas hal-hal yang dikomunikasikan
sehingga komunikasi baru menjadi lebih jelas dalam
menyampaikan pesan. Misalnya, mampu menafsirkan suatu
pendapat yang dikemukakan secara jelas dan tepat seperti yang
dimaksudkan oleh si pengemuka pendapat.
3) Pemahaman Ekstrapolasi
Yaitu kemampuan dalam memperkirakan arah atau
kecenderungan sesuatu di luar data yang tersedia. Misalnya
kemampuan untuk menetapkan implikasi, konsekuensi, dedukasi,
dan sebab akibat dari sesuatu yang bertolak belakang dari kondisi
yang dihadapi (Saputro, 1993: 31). Pemahamana tingkat ketiga ini
diharapkan sesorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat
membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat menyimpulkan
dan memperluas persepi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun
masalahnya (Sudjana, 1990: 24).
22

e. Jenis Pemahaman General


Menurut Nana Sudjana (1989: 47-48), ada dua jenis pemahaman
yang terbentuk pada siswa sebagai hasil belajar, yaitu explanatory
understanding dan exploratory understanding. Pemahaman yang
disebut explanatory understanding terjadi jika suatu guru menjelaskan
kepada siswa suatu hukum, suatu relasi, atau suatu generalisasi. Jika
pengajaran itu berhasil, maka siswa akan mendapatkan pengetahuan
tentang sejumlah fakta beserta prinsip-prisip yang berhubungan dengan
fakta itu. Sedangkan, exploratory understanding dalam belajar
mengajar, mengajarkan tentang terbentuknya pemahaman pada siswa.
Mereka dapat memecahkan persoalan yang diberikan oleh guru setelah
guru memberikan sekumpulan data dan generalisasi. Jadi, dalam proses
memperoleh pemahaman sendiri, siswa meneliti fakta yang ada dan
prinsip atau generalisasi yang diketahuinya untuk mencarinya sesuatu
yang baru. siswa dituntut aktif dan berpartisipasi, lebih kritis, imajinatif,
dan kreatif.
Dalam belajar, unsur pemahaman tidak dapat dipisahkan dari
unsur-unsur psikologi yang lain. Dengan motivasi, konsentrasi dan
reaksi, subjek belajar dapat mengembangkan fakta-fakta, ide-ide atau
keterampilan, kemudian dengan unsur organisasi subjek belajar dapat
menata dan mematutkan hal-hal tersebut secara bertautan bersama
menjadi suatu pola yang logis. Dengan demikian pemahaman akan
bersifat kreatif. Ia akan menghasilkan imajinasi dan fikiran yang
tenang.
Apabila siswa benar-benar memahaminya, maka akan siap
memberi jawaban yang pasti atas pertanyaan-pertanyaan atau berbagai
masalah belajar. Dengan demikian jelas pemahaman merupakan unsur
psikologis yang penting dalam belajar (Sardiman, 1994: 43).
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemahaman dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan, yakni
penterjemahan, penafsiran, dan ekstrapolasi. Sebagaimana dinyatakan
23

oleh Saputro, pemahaman penterjemahan diartikan sebagai kemampuan


memahami secara cermat dan tepat sehingga mengemukakan kembali
dari hal-hal dikomunikasikan tidak mengalami perubahan arti baik
dalam mengalihbahsakan maupun dalam menyusun komunikasi
ulang. Pemahaman penafsiran, diartikan sebagai kemampuan untuk
menghubungkan, membedakan, dan menyusun kembali, sedangkan
pemahaman ekstrapolasi, sebagaimana dinyatakan Nana Sudjana,
merupakan kemampuan untuk menyatakan konsekuensi dan membuat
kesimpulan. Dengan demikian bahwa variabel pemahaman sebagai
tolak ukur peningkatan pemahaman siswa sebagaimana tabel di bawah
ini;
Tabel 2.1 Indikator Pemahaman
Variabel Sub Variabel Indikator
Kemampuan siswa untuk mencerna
Penterjemahan
secara tepat dan cermat suatu gagasan
Kemampuan siswa untuk
menghubungkan dan menyusun
Penafsiran kembali suatu gagasan
Pemahaman Kemampuan siswa untuk
membedakan suatu gagasan
Kemampuan siswa untuk menetapkan
Ekstrapolasi suatu konsekuensi atau membuat
suatu kesimpulan
Sumber: Saputro (1993)

3. Pembelajaran IPS
a. Pengertian Pembelajaran IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menurut Nursid Sumaatmadja
(1984: 10) diartikan sebagai: “ilmu yang mempelajari bidang
kehidupan manusia di masyarakat, mempelajari gejala dan masalah
sosial yang terjadi dari bagian kehidupan tersebut”. Artinya Ilmu
24

Pengatahuan Sosial diartikan sebagai kajian terpadu dari ilmu-ilmu


sosial serta untuk mengembangkan potensi kewarganegaraan. Di dalam
program sekolah Ilmu Pengetahuan Sosial dikoordinasikan sebagai
bahasan sistematis serta berasal dari beberapa disiplin ilmu antara lain:
Antropologi, Arkeologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah, Hukum, Filsafat,
Ilmu Politik, Psikologi Agama, Sosiologi, dan juga mencakup materi
yang sesuai dari Humaniora, Matematika serta Ilmu Alam.
Berdasarkan dari definisi di atas maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran IPS merupakan studi yang membahas tentang
kehidupan sosial pada kehidupan sehari-hari dalam masyarakat.
Adapun cakupan bahan kajian pembelajaran IPS di MTs atau SMP
adalah Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.
Dengan demikian IPS memiliki peranan yaitu untuk mendidik
siswa mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar
dapat mengambil bagian secara aktif untuk kehidupan masa depan
sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik yang bangga
dan cinta terhadap tanah airnya.

b. Tujuan Pembelajaran IPS


Secara umum, tujuan pembelajaran IPS diantaranya
dikemukakan oleh The Multi of Performance Based Teacher Education
di Amerika Serikat pada tahun 1973, sebagai berikut (Gunawan, 2011:
20):
1) Mengetahui dan mampu menerapkan konsep-konsep ilmu sosial
yang penting, generalisasi (konsep dasar), dan teori-teori kepada
situasi dan data baru.
2) Memahami dan mampu menggunakan beberapa struktur dari suatu
disiplin atau antar disiplin untuk digunakan sebagai bahan analisis
data baru.
3) Mengetahui teknik-teknik penyelidikan dan metode-metode
penjelasannya yang diperlukan dalam studi sosial secara bervariasi
25

serta mampu menerapkannya sebagai teknik penelitian dan


evaluasi suatu informasi.
4) Mampu mempergunakan cara berfikir yang lebih tinggi sesuai
dengan tujuan dan tugas yang didapatnya.
5) Memiliki keterampilan dalam memecahkan permasalahan
(problem solving).
6) Memiliki self concept (konsep atau prinsip sendiri) yang positif.
7) Menghargai nilai-nilai kemanusiaan.
8) Kemampuan mendukung nilai-nilai demokrasi.
9) Adanya keinginan untuk belajar dan berfikir secara rasional.
10) Kemampuan berbuat berdasarkan sistem nilai yang rasional dan
mantap.

4. Penelitian Tindakan Kelas


a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Soedarsono (2001: 2) PTK merupakan suatu bentuk
kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan kelas yang dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang
dilakukannya serta untuk memperbaiki kondisi kondisi dimana
praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.
Mc Taggart dalam Supardi (2007: 105-106), mengemukakan
ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang penelitian tindakan
kelas (PTK), diantaranya adalah sebagai berikut: Pertama PTK adalah
suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan
perubahan kearah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan
pembelajaran. Kedua PTK adalah partisipasi, melibatkan orang yang
melakukan kegiatan untuk meningkatkan praktiknya sendiri. Ketiga
PTK dikembangkan melalui suatu sel-reflective spiral, aspiral of
cycles of planning, acting, observing, reflecting, there planning.
Keempat PTK adalah kolaboratif, melibatkan partisipan bersama-
sama bergabung untuk mengkaji praktik pembelajaran dan
26

mengembangkan pemahaman tentang makna tindakan. Kelima PTK


menumbuhkan kesadaran diri mereka yang berpartisipasi dan
berkolaborasi dalam seluruh tahapan PTK. Keenam PTK adalah
proses belajar yang sistematis, dalam proses tersebut menggunakan
kecerdasan kritis membangu komitmen melakukan tindakan. Ketujuh
PTK memerlukan untuk membangun teori tentang paktik mereka
(guru). Kedelapan PTK memerlukan gagasan dan asumsi ke dalam
praktik untuk mengkaji secara sistematis bukti yang menantangnya
(memberikan hipotesis tindakan).
Dengan demikian, penelitian tindakan kelas didefinisikan
sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektive dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau
meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih
professional. Menurut Rapopurt dalam Wiraatmadja (2005: 11-12)
mengartikan penelitian tindakan kelas untuk membantu
seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi
dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial
dengan kerjasama dalam kerangka etika yang di sepakati bersama.

b. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas


Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
memperbaiki, meningkatkan, dan mengadakan perubahan ke arah yang
lebih baik sebagai upaya pemecahan masalah, serta menemukan model
dan prosedur tindakan yang memberikan jaminan terhadap pemecahan
masalah yang mirip atau sama, dengan melakukan modifikasi dan
penyesuaian seperlunya dalam kegiatan pembelajaran untuk mengatasi
kesulitan siswa dalam pembelajaran (Soedarsono, 2001: 5).
Kemanfaatan yang terbaik dengan komponen pembelajaran
antara lain, mencakup: Pertama inovasi pembelajaran, guru perlu
selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan, dan
meningkatkan gaya mengajarnya agar ia mampu melahirkan modal
27

pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Kedua


pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas.
Ketiga peningkatan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran
(Suyanto, 1996/1997: 4).

c. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas


Secara singkat karakteristik penelitian tindakan kelas adalah:
Pertama situasional, artinya berkaitan langsung dengan permasalahan
konkret yang dihadapi guru dan siswa. Kedua konstekstual, upaya
pemecahan yang berupa model dan prosedur tindakan yang tidak
terlepas dari konteksnya, mungkin konteks budaya, sosial, politik dan
ekonomi dimana proses pembelajaran berlangsung.Ketiga kolaboratif,
artinya partisipasi antara guru-siswa dan mungkin asisten atau tehnisi
yang terkait membantu proses peebalajaran. Keempat Self recletive dan
self evaluative, pelaksanaan, pelaku tindakan, serta objek yang dikenai
tindakan melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap hasil atau
kemajuan yang dicapai (Soedarsono, 2001:5).
Berdasarkan uraian di atas, penelitian tindakan kelas mempunyai
karakteristik yang khusus dan utama yakni, adanya partisipasi dan
kolaborasi antara peneliti dengan kelompok sasaran, untuk
memecahkan masalah dan untuk meningkatkan kinerja guru. Menurut
Suyanto, bahwa banyak manfaat yang dapat diraih dengan
dilakukannya PTK, diantaranya dapat dilihat dan dikaji dalam beberapa
komponen pendidikan dan atau pembelajaran di kelas.

d. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian ini mengikuti prinsip kerja penelitian tindakan kelas
(PTK) yaitu bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan
kondisi praktek pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman
mereka sendiri, mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan
28

dalam praktek pembelajaran mereka dan melihat pengaruhnyata dari


upaya itu (Wiraatmadja, 2008: 1).
Tahap-tahap penelitian ini meliputi 4 komponen, yaitu: Pertama
rencana yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan
atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. Kedua tindakan,
sebagai uapaya perbaikan, peningkatan, atau perubahan yang akan
diinginkan. Ketiga observasi yaitu mengamati proses, hasil atau
dampak dari pengembangan tindakan, baik terhadap kinerja guru dan
siswa, serta frekuensi bertanya dan mengemukakan pendapat secara
keseluruhan. Keempat refleksi, yaitu mengkaji, melihat, dan
mempertimbangkan proses, hasil, dan dampak dari tindakan dari
berbagai kretieria. Hasil refleksi ini menjadi bahan kajian bersama
peneliti dan guru dalam melakukan perbaikan terhadap rencana awal
dalam siklus berikutnya (Soedarsono, 2001: 17).

e. Model-Model PTK
Menurut Iskandar (2012: 28-29) ada beberapa model Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dapat diterapkan di dalam dunia
pendidikan, diantaranya:
1) Model Kurt Lewin
Konsep inti PTK yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin ialah bahwa
dalam suatu siklus terdiri dari empat langkah yaitu Pertama,
perencanaan (planing); Kedua, tindakan (acting); Ketiga, observasi
(observing); Keempat, refleksi (reflecting).
2) Model Kemmis dan Mc Taggart
Model PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart
adalah merupakan model pengembangan dari model Kurt Lewin.
Dikatakan demikian, karena di dalam suatu siklus terdiri atas empat
komponen, keempat komponen tersebut, meliputi: Pertama,
perencanaan; Kedua, aksi/tindakan; Ketiga, observasi; Keempat,
refleksi.
29

Sesudah suatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah


adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang
yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.
Menurut Kemmis dan Mc Taggart penelitian tindakan dapat
dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang
selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya
3) Model John Elliot
Model PTK dari John Elliot ini lebih rinci jika dibandingkan dengan
model Kurt Lewin dan model Kemmis-Mc Taggart. Dikatakan
demikian, karena di dalam setiap siklus terdiri dari beberapa aksi,
yaitu antara tiga sampai lima aksi (tindakan). Sementara itu, setiap
tindakan kemungkinan terdiri dari beberapa langkah yang terealisasi
dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar.

B. Kajian Penelitian yang Relevan


1. Peningkatan Hasil Belajar Melalui Media Gambar dalam Pembelajaran
IPS Siswa Kelas IV SDN Tirtobinangun II Kecamatan Patianrowo
Kabupaten Nganjuk oleh Rumiati.
Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran IPS pra tindakan nilai
rata-rata siswa hanya 59, nilai ini masih di bawah Kriteria ketuntasan
mengajar (KKM) pada pembelajaran IPS yaitu 65. Hal ini disebabkan
karena guru dalam menyampaikan materi hanya menggunakan metode
ceramah saja, sehingga siswa menjadi kurang tertarik dengan materi yang
disampaikan oleh guru. Dengan bantuan media pembelajaran yaitu media
gambar diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat.
Tujuan dari penelitian mendeskripsikan penggunaan media gambar
dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV
SDN Tirtobinangun II Kab. Nganjuk
Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, jenis
penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian
30

siswa kelas IV SDN Tirtobinangun II Kab. Nganjuk dengan jumlah 27


siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, dokumentasi dan
pengamatan selama pembelajaran berlangsung. Analisis data dilakukan
setelah pemberian tindakan pada masing-masing siklus yang telah
dilakukan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunan media gambar
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN. Tirtobinangun II
Kab. Nganjuk. Aktivitas siswa pada pra siklus yaitu 22% meningkat
menjadi 48% pada siklus I dan 67% pada siklus II. Rata-rata hasil belajar
siswa pada pra siklus sebesar 59, meningkat menjadi 64 pada siklus I dan
68 pada siklus II. Ketuntasan kelas pada pra siklus sebesar 22%,
meningkat menjadi 56% pada siklus I dan 78% pada siklus II.
Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPS dengan
mengunakan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan
aktivitas siswa selama pembelajaran. Hal ini tampak dari peningkatan nilai
rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal seperti yang dipaparkan di atas.
Adanya variasi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sangat
diperlukan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan
adanya media gambar siswa menjadi tertarik dengan pembelajaran dan
aktif mengikuti pembelajaran. (http://karya-
ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/6829)
Dari penelitian terdahulu di atas terlihat jelas perbedaan dengan
penelitian yang akan dilakukan, yakni dari subjek dan tempat penelitian,
namun terdapat persamaan dalam penelitiannya yaitu menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas dan media pembelajaran yang sama yaitu media
gambar.

2. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Web


Pada Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kalasan Oleh Mawar Ramadhani
31

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan


media pembelajaran E-Learning berbasis web pada pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi terhadap hasil belajar siswa Kelas X SMA
Negeri 1 Kalasan apabila dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional yang diberlakukan di sekolah tersebut.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian quasi eksperimen dengan sampel penelitiannya adalah
kelas XA dan XB SMA Negeri 1 Kalasan. Adapun desain penelitian yang
digunakan adalah pretest-posttest control group design. Uji beda
dilakukan untuk mengukur perbedaan efektivitas media pembelajaran E-
Learning berbasis web dan media pembelajaran konvensional berdasarkan
kriteria hasil belajarnya.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa
efektivitas media pembelajaran E-Learning berbasis web masuk dalam
kriteria sedang yaitu dengan indeks normalized gain sebesar 0.54,
efektivitas media pembelajaran konvensional masuk dalam kriteria sedang
yaitu dengan indeks normalized gain sebesar 0.30 dan peningkatan hasil
belajar dengan media pembelajaran ELearning lebih baik dibandingkan
dengan peningkatan hasil belajar media pembelajaran konvensional pada
materi Perangkat Lunak Pembuat Presentasi Kelas X SMA Negeri 1
Kalasan. Berdasarkan hasil uji t dari nilai rata-rata hasil belajar diperoleh
h > (2.870 > 1.672), serta nilai signifikansi (P) adalah 0.006 < ∝
(0.05), dengan demikian ditolak dan diterima. Ini membuktikan
bahwa media pembelajaran E-Learning berbasis web efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Perangkat Lunak Pembuat
Presentasi Kelas X SMA Negeri 1 Kalasan.
(http://eprints.uny.ac.id/6803/1/08520241028_Mawar%20Ramadhani_Skr
ipsi.pdf)
32

Perbedaan antara penelitian terdahulu di atas dengan penelitian yang


akan dilaksanakan, yakni terletak pada metode atau media dan hasil
penelitian. Penelitian di atas merupakan jenis penelitian kuantitatif,
sehingga hasil yang akan dicapai adalah efektifitas tentang penggunaan
media tersebut. Sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan ini jenisnya
penelitian tindakan kelas. Sehingga perbedaannya yakni dalam hal
penerapan model pembelajarannya.

3. Penggunaan Media Film dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan


Siswa di MAN Gondanglegi. Oleh Nanik Verawati
Dalam menyampaikan pesan pendidikan agama diperlukan media
pembelajaran. Media pendidikan agama adalah sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan pendidikan agama dari pengirim
pesan dalam hal ini adalah seorang guru kepada siswanya, agar dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, minat serta motivasi belajar
siswa sehingga terlaksananya proses belajar mengajar khususnya
pendidikan agama. Bertolak dari latar belakang tersebut penulis
mengadakan penelitian tentang penggunaan media film dalam
meningkatkan pemahaman keagamaan siswa di MAN Gondanglegi
Malang Berdasarkan judul diatas maka fokus kajian skripsi ini
sebagaimana rumusan masalah adalah sebagai berikut: bagaimana proses
pelaksanaan penggunaan media film dalam meningkatkan pemahaman
keagamaan siswa, Apakah media film yang digunakan dapat
meningkatkan pemahaman keagamaan siswa di MAN Gondanglegi.
Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan penggunaan media film
di MAN Gondanglegi, faktor apa saja yang menjadi pendukung dan
penghambat pelaksanaan penggunaan media film, dan untuk
mendeskripsikan apakah penggunaan media film dapat meningkatkan
pemahaman keagamaan siswa di MAN Gondanglegi Malang.
33

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan melalui


wawancara, observasi dan dokumentasi, dengan informannya adalah
kepala bagian humas, kepala bagian kurikulum, dan tiga orang guru PAI di
MAN Gondanglegi Malang. Sedangkan untuk menganalisis data
menggunakan teknik analisis kualitatif Deep Observasi, yaitu
mendeskripsikan dan menginterpretasikan data-data yang telah didapat
sehingga akan menggambarkan realitas yang sebenarnya sesuai dengan
fenomena yang ada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penggunaan media film
di MAN Gondanglegi Malang bisa dikatakan baik dilihat dari
kedisiplinannya, antusias siswa, suasana belajar mengajar yang kondusif
dan juga dari hasil wawancara, kemudian didukung oleh dokumen rencana
pembelajaran, silabus dan transkip nilai PAI siswa-siswi MAN
Gondanglegi. Faktor pendukung dari penggunaan media film yaitu
tersedianya gedung laboratorium yang memadai, layar lebar, LCD,
komputer serta tersedianya film-film penunjang materi, sedangkan faktor
penghambatnya adalah kurang koleksi film terutama film yang bernuansa
islami dan gedung laboratorium sehingga harus bergantian dengan kelas
yang lain. Adapun proses pembelajaran dengan menggunakan media film
tidak jauh beda dengan pembelajaran menggunakan media lainnya, akan
tetapi dalam penggunaan media film guru dituntut untuk kreatif dan
selektif dalam memilih film sesuai dengan materi yang diajarkan.
Pembelajaran dengan menggunakan media film ini mempermudah siswa
dalam memahami materi sehingga mempunyai persamaan persepsi antara
siswa yang satu dengan siswa lainnya.
Dengan menggunakan media film maka pemahaman keagamaan
siswa semakin meningkat, dapat dilihat dari perilaku keagamaan siswa
yang semakin baik yaitu dengan indikator ber’akhlak baik, beriman, dan
bertakwa. Selain itu juga untuk meningkatkan pemahaman keagamaan
siswa ditunjang dengan berbagai kegiatan keagamaan antara lain shalat
34

berjamaah, dibaiyah, tahlil. (http://lib.uin-


malang.ac.id/?mod=th_detail&id=04120033)
Dari penelitian terdahulu di atas terlihat jelas perbedaan dengan
penelitian yang akan dilakukan, yakni dari jenis media pembelajaran yang
dipilih penelitian terdahulu memilih media Film namun penelitian
sekarang menggunakan gambar, teknik penelitian menggunakan analisis
kualitatif Deep Observasi namun penelitian sekarang menggunakan teknik
Penelitian tindakan kelas, namun terdapat persamaan dalam penelitiannya
yaitu hasil penelitian yang sama yaitu tentang pemahaman siswa.

C. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran di kelas merupakan suatu kegiatan yang
diharapkan dapat melibatkan peran kedua belah pihak, baik guru maupun
siswa. Namun beberapa fakta yang ditemukan guru sering hanya menjadikan
siswa sebagai objek saat kegiatan pembelajaran. Dalam menyampaikan
materi guru cenderung menggunakan metode konvensional sehingga siswa
kurang dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini menjadi salah satu
sebab rendahnya pemahaman dan keaktifan belajar siswa.
Menumbuhkan pemahaman dan keaktifan siswa dalam pembelajaran
sangat penting, karena pemahaman dan keaktifan siswa menjadi salah satu
penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Siswa MTs Sains
Al Hadid Kota Cirebon memiliki pemahaman dan keaktifan belajar pada mata
pelajaran IPS yang rendah. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
pembelajaran IPS masih didominasi oleh guru sehingga siswa cenderung
pasif dan kurang ada timbal balik dari siswa. Oleh karena itu, diperlukan
usaha perbaikan yang dapat meningkatkan pemahaman dan keaktifan belajar.
Media grafis merupakan salah satu dari beberapa media dalam pembelajaran.
Alasan memilih media ini karena media ini mudah ditemukan dan diterapkan
dengan metode dan materi pembelajaran yang lainnya.
Sebelum melakukan proses pembelajaran, guru sudah merancang urutan
semua kegiatan yang akan dilakukan, strategi atau metode pembelajaran yang
35

akan digunakan, media pembelajaran apa yang akan dipakai, perlengkapan


apa yang dibutuhkan, dan bagaimana cara penilaian akan dilaksanakan.
Meskipun demikaian pelaksanaan kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan
situasi, kondisi dan lingkungan siswa. Demikian juga halnya dengan satuan
pelajaran sebagai bahan atau materi untuk siswa.
Secara grafis, pemikiran yang dilakukan oleh peneliti dapat
digambarkan dalam bentuk bagan berikut:

PEMBELAJARAN
GURU SISWA
IPS

GAMBAR/ FOTO BAGAN

SKETSA MEDIA GRAFIK


GRAFIS

DIAGRAM KARTUN
AKTIVITAS
SISWA

MENYERAP MEMBEDAKAN
GAGASAN PENINGKATAN GAGASAN
PEMAHAMAN
GENERAL
MENGHUBUNG- MERANGKUM
KAN GAGASAN GAGASAN

Gambar 2.11 Kerangka Pemikiran

Dari bagan diatas menunjukkan bahwa media grafis merupakan salah


satu upaya seorang guru untuk memudahkan penyampaian materi dalam
proses belajar mengajar, sehingga diharapkan akan tercipta suasana
pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas dan pemahaman general
siswa.
36

D. Hipotesis Tindakan
Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah "Dengan
penggunaan media grafis dalam pembelajaran, maka pemahaman general
siswa kelas VIII di MTs Sains Al Hadid Kota Cirebon pada pokok bahasan
pelaku ekonomi dan interaksinya, mengalami peningkatan.
37

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Pada bagian ini, pendekatan penelitian yang seringkali digunakan dalam
PTK adalah pendekatan kualitatif, sebab dalam melakukan tindakan kepada
subjek penelitian, yang sangat diutamakan adalah mengungkap makna; yakni
makna dan proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan motivasi,
kegairahan dan prestasi belajar melalui tindakan yang dilakukan.
Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
yaitu penelitian yang sengaja dilakukan oleh guru atau peneliti dengan
melaksanakan kegiatan proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik di
dalam kelas.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII MTs Sains Al Hadid,
yang terletak di Jl. Sekarkemuning Kelurahan Karyamulya Kecamatan
Kesambi, Kota Cirebon. MTs Sains Al Hadid memiliki lokasi yang sangat
strategis sehingga mudah dijangkau dengan kendaraan apa saja. Sekolah ini
juga merupakan sekolah swasta dan siswanya yang heterogen. Yang dimaksud
dengan siswanya heterogen adalah siswanya datang dari berbagai daerah.
Itulah alasan peneliti untuk memilih sekolah ini sebagai tempat penelitian.
Setelah melihat lokasi MTs Sains Al Hadid cukup strategis untuk
berjalanya penelitian, Maka peneliti pun melihat keadaan siswa-siswi dan
guru-guru Madrasah ini baik jumlahnya maupun kedudukannya sebagai guru.
Di bawah ini tercantumkan jumlah siswa-siswi dan guru-guru sebagai berikut:

37
38

1. Kondisi Umum MTs Sains Al Hadid


a. Profil Madrasah
1. Nama Madrasah : MTs.SAINS AL HADID

2. Alamat : Jl. Sekarkemuning Kelurahan


Karyamulya
Kecamatan Kesambi Kota Cirebon
3. NSM : 1212327400008
4. NPSN : 20265788
5. Kode Satker : KKM MTsN CIREBON 1
6. Telephone : 0231-481580
7. Faxsimili : -
8. Website : mtssainsalhadid.hidayatullahcrb.org
9. E-mail : mtssains_alhadid@yahoo.co.id
10. Tahun Berdiri : 2004
11. Tahun Penegerian : -
12. Terakreditasi : “C“

b. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah


1) Visi
Terwujudnya madrasah unggul yang dapat menghantarkan calon-
calon pemimpin ummat untuk dikader menjadi Pengawal
Peradaban Islam
Indikatornya :
a) Siswa meyakini akidah yang lurus dan siap dengan segala
konsekuensi yang melekat padanya
b) Siswa dapat terbiasa dengan kesadaran sendiri untuk
melaksanakan ibadah wajib maupun sunnah-sunnah Rasulullah
SAW dalam kehidupan sehari-hari
c) Siswa dapat memahami ilmu- ilmu Allah dan menerapkanya
dalam kehidupan sehari-hari.
39

d) Siswa dapat mengaktualisasikan ilmu-ilmu yang dimilikinya


dalam kehidupan sehari-hari.
e) Siswa memiliki dan membiasakan akhlakul karimah dalam
kehidupan bermasyarakat.
f) Siswa berpartisipasi untuk menghindari dan mengantisipasi
adanya perilaku yang tidak baik/ akhlakul madzmumah di
lingkungan masyarakat
g) Siswa punya semangat untuk terus menuntut ilmu dan
mengamalkannya

2) Misi
a) Menyelenggarakan pendidikan terpadu antara pendidikan umum
dan keagamaan
b) Menyelenggarakan program tahfidz sebagai program unggulan
c) Membekali peserta didik dengan berbagai keterampilan siap guna
( inetrpreneur )
d) Mengkoordinasikan siswa agar senantiasa berakhlaqul karimah
dan taat beribadah.
e) Membangun lingkungn yang kondusif dan asri untuk
mengembangkan IQ, EQ, SQ serta pengembangan minat dan
bakat siswa.

3) Tujuan dan Motto


a) Tujuan
Tujuan yang diharapkan dalam penyelenggaraan pendidikan di
MTs Sains Al Hadid Kota Cirebon adalah sebagai berikut :
(1) Terwujudnya lingkungan madrasah yang Islami
(2) Tercapainya lulusan peserta didik yang memiliki wawasan
keilmuan berlandaskan keimanan, berbekal tahfidz qur’an
dan keterampilan
40

(3) Terwujudnya peradaban Islam didalam keluarga peserta didik


maupun warga sekolah secara umum.

b) Motto
Motto Pendidikan MTs Sains Al Hadid Kota Cirebonadalah
sebagai berikut :
” KUAT IMAN , KAYA ILMU, BERAKHLAK MULIA,
RAHMATAN LIL ALAMIN ”

c. Keadaan Tenaga Pendidik


Tabel 3.1 Data Pendidik dan Kependidikan
Mata
No. Nama Guru Pendidikan Keterangan
Pelajaran
Kepala
1 Suharno, S.Pd.I S1 Aqidah Akhlaq
Madrasah
IPS, PKN, Waka
2 Wanudi, S.Pd.I S1
Sejarah Islam Kurikulum
3 To’idin, SE,Sy S1 Matematika Staf TU
Al-Qur’an
4 Suwarni P., S.Pd.I S1 Hadits, Guru
Bahasa Arab
5 Aruti, S.Pd.Bio S1 IPA Guru
6 Aryani, S.Pd.I S1 Bahasa Inggris Guru
Bahasa
7 Wulan L., S.Pd.I S1 Guru
Indonesia
Matematika,
8 Chusnul K., S.Pd.I S1 Guru
TIK
Tahsin Qur’an,
Terjemah
9 Fahrurozi, SE.Sy S1 Guru
Lafdiyah Al-
Qur’an
41

10 Iin Solihin, SE.Sy S1 Interpreneur Guru


11 Deni Sucipto Nahwu Shorof Guru
12 Dra. Siti Nadiroh S2 IPS Guru
Aqidah Akhlaq,
13 Nurhaemin, S.Pd.I S1 Bahasa Guru
Indonesia
14 Miftahul Arifin SMA TIK Staf TU

MTs Sains Al Hadid dipimpin oleh Bapak Suharno, S.Pd.I.,


sekaligus pengajar mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas 3. Madrasah ini
memiliki jumlah pengajar 17 orang, ada pun ke-17 pengajar ini tidak
hanya bertugas mengajar saja ada yang merangkap sebagai wakil
bidang kurikulum dan staf tata usaha.

d. Keadaan Siswa
Tabel 3.2 Jumlah Siswa
KELAS Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah
Jumlah
L P Jml L P Jml L P Jml L P Total
TH
2015
/ 25 16 41 12 12 24 13 12 25 50 40 90
2016

MTs Sains Al Hadid memiliki jumlah total siswa 90 orang, yang


antar kelasnya tidak bercampurnya laki-laki dan perempuan atau kelas
yang homogen. Madrasah ini memiliki 6 rombel terdiri ata VII A, VII
B, VIII A, VIII B, XI A, dan XI B.
42

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dari perencanaan,
pelaksanaan sampai penulisan hasil penelitian, dimana waktu pelaksanaan
penelitian di sekolah yaitu selama satu bulan dari 1 Desember s/d 26
Desember 2015 tepatnya pada semester I Tahun Pelajaran 2015 / 2016.

C. Subjek Penelitian
Metode penentuan subjek yang dimaksud adalah menentukan dan
memilih populasi subjek penelitian, kaitannya dengan data yang dibutuhkan.
Subjek penelitian adalah benda, hal atau tempat data untuk melihat variabel
penelitian dan dipermasalahkan. Dalam penyusunan ini, peneliti memilih
subjek penelitian di MTs Sains Al Hadid Kota Cirebon, yaitu guru mata
pelajaran IPS, kepala sekolah, rekan guru dan murid kelas VIII.

D. Jenis Tindakan
Menurut Kemmis (1983) menjelaskan bahwa penelitian tindakan adalah
sebuah bentuk inkuiri refleksi yang dilakukan secara kemitraan mengenai
situasi sosial tertentu. (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas
dan keadilan dari a). kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b).
pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidik ini, dan c).
situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini (Wiraatmadja,
2005:12).
Tahapan PTK terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan terhadap tindakan, dan refleksi terhadap
tindakan yang digambarkan di bawah ini :
43

Gambar 3.1 Siklus PTK Model Kemmis

Setelah melakukan identifikasi masalah dalam pembelajaran terhadap


empat tahap dalam melakukan penelitian tindakan kelas, langkah-langkah
yang dapat di tempuh yaitu:
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, penulis memulai dengan melakukan
observasi dan tes untuk melihat pemahaman yang dimiliki oleh siswa dan
menyimak permasalahan yang ada. Langkah berikutnya penulis
menyususn tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah-
masalahyang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Tindakan yang
44

telah disusun bertujuan untuk memperbaiki den meningkatkan kegiatan


belajar mengajar. Selanjutnya penulis menyiapkan instrumen penelitian
antara lain:
a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
b. Media grafis
c. Tes ulangan per siklus
d. Lembar observasi
e. Angket
f. Dokumentasi

2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini penulis melaksanakan
pembelajaran dengan mengguakan media grafis yang telah dirancang
sesuai dengan jadwal yang dibuat dari siklus I hingga selesai, sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.
3. Observasi
Observasi dilakukan selama tindakan pelaksanaan belajar mengajar
berlangsung. Kegiatan yang diobservasi oleh observer meliputi:
a. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
b. Kegiatan siswa dalam pembelajaran
c. Evaluasi pembelajaran dan hasil belajar siswa
d. Dokumentasi kegiatan pembelajaran

4. Refleksi
Refleksi merupakan langkah mengoreksi apa saja kekurangan
peneliti dari catatan kejadian yang ada dilapangan sebagai hasil
pengamatan. Hasil pengamatan yang terkumpul dikaji secara
komprehensif dengan berdiskusi dengan pengamat sehinggga kemudian
hasil refleksi dijadikan sebagai bahan untuk merevisi tindakan selanjutnya
agar kegiatan dan hasil belajar mengajar menjadi lebih baik lagi.
45

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa
teknik antara lain teknik observasi, dokumentasi, kuesioner dan tes.
2. Instrumen Penelitian
Dalam pelaksanaan pengumpulan data diperlukan instrument
pengumpulan data yang tepat. Secara terperinci instrument penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Pedoman pengamatan untuk menggali data tentang suasana kelas pada
saat pembelajaran sedang berlangsung, keceriaan dan keantusiasan
siswa dalam mengikuti program pembelajan.
b. Angket untuk menggali data tentang tanggapan seluruh siswa terhadap
penggunaan media grafis yang telah dilaksanakan.
c. Tes digunakan untuk menggali data kuantitatif berupa hasil skor tes di
setiap pertemuan dan nantinya sebagai tolak ukur persentase
peningkatan pemahaman siswa
d. Dokumentasi untuk mengetahui bagaimana kegiatan di kelas saat
pembelajaran meggunakan media grafis berlangsung

F. Teknik Analisis Data


Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengalaman yang telah
dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi,
gambar foto dan sebagainya (Moleong, 2010: 190).
Dikatakan juga oleh Huberman bahwa data dalam penelitian ini
akan dianalisis secara kualitatif, meliputi tiga unsur yaitu reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan (Huberman, 1997: 160).
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan
dan menyerdehanakan data sejak awal pengumpulan data sampai
penyusunan laporan.
46

2. Analisis Data
a. Hasil Observasi
Data hasil pengamatan (Observasi) kegiatan proses pembelajaran
dihitung dengan menjumlahkan kegiatan yang muncul dan setiap
kegiatan yang muncul tersebut dipresentasikan. Untuk menghitung
persentase tersebut digunakan ruumus sebagai berikut:

Total Nilai x 100 %


Observasi =
Nilai Aspek Tertinggi x Jumlah Aspek

Nilai aspek tertinggi adalah 5


Tabel 3.3 Klasifikasi Hasil Observasi
Persentase Kriteria
66,67% ≤ P ≤ 100% Tinggi
33,34% ≤ P ≤ 66,67% Sedang
0% ≤ P ≤ 33,34% Rendah
(Sumber: Suharsimi Arikunto & Cepi Safruddin, 2004: 18-19)

b. Hasil Tes Belajar Siswa


Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan perhitungan persentase dan mengacu pada nilai
ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh sekolah tersebut, dengan nilai
yang harus diperoleh siswa untuk tuntas dalam pembelajaran adalah
sebesar 75 dengan menggunakan rumus di bawah ini:

Persentase Ketuntasan Belajar Siswa


Jumlah Siswa Yang Memperoleh ≥ 75 x 100 %
TB =
Jumlah Siswa

Hasil Nilai Rata-Rata


Jumlah Skor Seluruh Siswa
Nilai Rata-Rata =
Jumlah Siswa
47

Rumus untuk Mengukur Persentase


Peningkatan Pemahaman dalam Setiap Tindakan
Post Rate – Base Rate x 100 %
P=
Base Rate

Keterangan:
P = Persentase Peningkatan
Post = Nilai Rata-rata Sesudah Tindakan
Base = Nilai Rata-rata Sebelum Tindakan
(Sumber: http://mahasiswakendel1990.blogspot.com/2011/10/
bab-iii.html)

c. Data dari hasil Angket


Angket atau kuesioner adalah instrumen pengumpulan data yang
digunakan dalam komunikasi tak langsung. Dalam penelitian ini angket
mempunyai tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan
pembelajaran dengan menggunakan media grafis.
Hasil angket yang disebar kemudian dilakukan analisis data
dalam bentuk skala persentase dan disajikan dalam bentuk tabel dengan
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Anas Sudjono (2004: 43).

F
P= x 100%
N
Keterangan:
P = Angka Persentase
F = Alternatif Jawaban
N = Jumlah Responden
100 = Bilangan Tetap
48

Keterangan skala penelitian:


0% - 20% = Sangat Kurang Baik
21% - 40% = Kurang Baik
41% - 60% = Cukup Baik
61% - 80% = Baik
81% - 100% = Sangat Baik

Interpretasi rata-rata:
100% = Seluruhnya
90% - 99% = Hampir Seluruhnya
60% - 89% = Sebagian Besar
51% - 59% = Lebih Dari Setengahnya
50% = Setengahnya
40% - 49% = Kurang Dari Setengahnya
10% - 39% = Sebagian Kecil
1% - 9% = Sedikit Sekali
0% = Tidak Sama Sekali
(Sumber: Sudjono, 2000:40)

3. Penarikan Kesimpulan
Menarik kesimpulan adalah kegiatan memberi kesimpulan terhadap
hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini meliputi pencarian makna data
beserta penjelasannya.

4. Indikator Pencapaian
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila lembar observasi siswa
mendapatkan hasil lebih dari 66,67% dari hasil keterlaksanaan
pembelajaran, kemudian nilai tes siswa yang dikatakan berhasil, apabila
persentase ketuntasan siswa minimal sebesar 80% dari nilai KKM
sebesar 75.
49

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Prosedur dan Hasil Penelitian


1. Proses Penggunaan Media Grafis dalam Pembelajaran
a. Data Hasil belajar Siswa Sebelum Menggunakan Media Grafis
Pada tahap pratindakan (pra siklus), peneliti melakukan observasi
awal dalam pembelajaran IPS. Hasil observasi menunjukan beberapa
masalah dalam kegiaran belajar mengajar di kelas yaitu tidak sedikit
siswa yang terlihat nampak jenuh atau mengantuk ketika guru sedang
menyampaikan materi pembelajaran dan sebagian besar siswa pasif
dalam pembelajaran sehingga KBM terkesan hanya terpusat pada guru
(teacher center).
Selain melakukan observasi peneliti juga melakukan pemberian
tes berupa soal untuk mengetahui hasil belajar siswa dari pembelajaran
yang sebelumnya telah dibahas oleh guru mata pelajaran.
Hasil belajar dari pra siklus siswa kelas VIII-B di MTs Sains Al-
Hadid Kesambi Kota Cirebon adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Tes Pra Siklus


No. Nama Nilai Ket.
1 Unieke Inez Musa 53,3 TL
2 Atikatul Fauziah 66,6 TL
3 Masturoh 53,3 TL
4 Siti Rahayu 53,3 TL
5 Sri tega Nerima 53,3 TL
6 Iqlima Khiswatul ka'bah 73,3 TL
7 Azmi Hanifah 80 L
8 Dwi Ayu Yudistira 60 TL
9 Alimatunnisa 60 TL
10 Ranisah Nurrochmah 60 TL
11 Rizma Amara Putri 60 TL
12 Lulu Agni Fikriyah 80 L
Rata-rata 62,75 -
Total Siswa Lulus - 2

49
49
50

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang


didapatkan adalah 62,75 dan siswa yang telah mencapai KKM hanya 2
orang, jadi persentase ketuntasan dari siswa yang telah mencapai KKM
hanya 16,67%.

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pra Siklus

Nilai
No. Aspek Yang Diamati
Jawaban
1 Konsentrasi siswa mengikuti KBM 2
2 Kemampuan dalam menyerap gagasan 2
3 Kemampuan dalam menghubungkan gagasan 2
4 Kemampuan dalam membedakan gagasan 2
5 Membuat suatu kesimpulan dan rangkuman 3
6 Menghargai pendapat teman 3
7 Keberanian siswa dalam bertanya 2
8 Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan 2
9 Keberanian siswa untuk maju ke depan kelas 2
Total Nilai 20
Persentase Observasi 44,44%

Berdasarkan hasil observai aktivitas siswa, keaktifan dan


pemahaman siswa pada pra siklus sebesar 44,44%, ini masih jauh dari
indikator, hal ini disebabkan oleh kosentrasi siswa dalam mengikuti
KBM dan keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan masih
kurang. Kemampuan menyerap, menghubungkan, membedakan
gagasan atau materi, membuat kesimpulan dan rangkuman,
menghargai pendapat teman, keberanian siswa dalam bertanya serta
keberanian siswa untuk maju ke depan kelas pun masih kurang.
51

b. Proses Penerapan Pembelajaran Menggunakan Media Grafis


Pada proses penerapan pembelajaran menggunakan media grafis
peneliti membagi tahap pembelajaran menjadi tiga siklus dengan
perhitungan setiap siklus dilakukan 1 kali pertemuan pembelajaran dan
dengan catatan apabila siklus I berhasil sesuai dengan kriteria yang
diinginkan maka tetap dilakukan siklus II. Apabila pada siklus II belum
terjadi peningkatan maupun telah terjadi peningkatan maka siklus III
juga harus dipersiapkan untuk perbaikan maupun peningkatan. Di
setiap siklus terdiri dari beberapa tahap yakni perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Setiap tindakan yang direncanakan
dan dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi atau tindakan sebelumnya.
Selama pelaksanaan penelitian, peneliti didampingi oleh guru mata
pelajaran IPS kelas sebagai observer.
1) Siklus I
Berikuti ini merupakan penjelasan terhadap langkah-langkah
yang dilakukan pada pelaksanaan siklus I:
a) Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti mengenalkan terlebih
dahulu model pembelajaran dengan menggunakan media grafis
kepada guru mata pelajaran IPS (Pengamat), kemudian peneliti
menyusun langkah-langkah pembelajaran dengan membuat
perencanaan sebagai berikut:
(1) Merancang skenario pembelajaran dalam bentuk rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
(2) Menentukan dan membatasi materi yang akan dipelajari
(3) Menyiapkan prasarana yang diperlukan dalam KBM.
(4) Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan aktivitas siswa
(5) Menyiapkan soal tes untuk evaluasi siklus III
52

b) Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari
Jum’at, 4 Desember 2015 dengan alokasi waktu 2 X 40 menit
pada pukul 13.10 – 14.30 dengan agenda pertemuan pertama
menyampaikan materi tentang pengertian tenaga kerja, angkatan
kerja dan kesempatan kerja, hubungan antara jumlah penduduk,
angkatan kerja, kesempatan kerja dan pengangguran serta
masalah angkatan kerja. Kegiatan pelaksanaan pembelajaran
sebagai berikut:
(1) Kegiatan awal ( 10 menit )
Pada awal kegiatan pembelajaran peneliti memulai
dengan mengucapkan salam dan memberikan senyum dan
sapa serta membaca Basmalah, kemudian mengecek
kehadiran siswa serta menanyakan kabar kepada siswa yang
hadir maupun tidak hadir. Setelah itu peneliti memberi
motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti
pembelajaran dengan menjelaskan tujuan yang harus dikuasi
siswa diselingi dengan tanya jawab untuk membuat suasana
interaktif antara peneliti dengan siswa. Kemudian peneliti
memberikan apersepsi sebagai upaya untuk memberikan
rangsangan kepada siswa agar lebih aktif dalam
pembelajaran.

(2) Kegiatan Inti ( 40 menit )


Pada kegiatan inti terbagi menjadi empat bagian yaitu
eksplorasi, elaborasi, konfirmasi dan penutup. Dalam
kegiatan eksplorasi, guru berusaha menarik perhatian dan
minat siswa, kemudian peneliti menjelaskan materi
pembelajaran dengan menggunakan media grafis dengan
sesekali peneliti mengajukan pertanyaan kepada siswa
tentang pengamatan di lingkungan sekitar.
53

Pada kegiatan elaborasi peneliti memfasilitasi peserta


didik untuk berpikir dan menganalisis dengan memberikan
tanya jawab mengenai kosep dasar ketenagakerjaan dan jenis
pengangguran.
Pada sesi tanya jawab suasana kelas menjadi ramai
karena pada saat yang bersamaan ada beberapa siswa yang
masih sulit diatur dan tidak mematuhi peraturan yang telah
disepakati. Hal ini menyebabkan suasana kelas menjadi tidak
kondusif. Kemudian guru mengkondisikan kelas agar
berjalan dengan kondusif. Selanjutnya dalam kegiatan
konfirmasi peneliti menanyakan kepada peserta didik tentang
apa yang belum diketahuinya serta meluruskan
kesalahpahaman dan pengutan materi pembelajaran.
Dalam kegiatan penutup peneliti bersama dengan siswa
membuat rangkuman dan simpulan materi pembelajaran.
Namun pada saat kegiatan penyimpulan materi ini siswa
sudah cukup antusias meskipun hanya masih terlihat malu-
malu mengemukakan pendapatnya sehingga perlu diberikan
dorongan dari peneliti agar menjadi lebih berani. Setelah itu
peneliti memberikan evaluasi kepada siswa berupa tes pilihan
ganda.

Tabel 4.3 Hasil Tes Siklus I


No. Nama Nilai Ket.
1 Unieke Inez Musa 66,6 TL
2 Atikatul Fauziah 86,6 L
3 Masturoh 80 L
4 Siti Rahayu 86,6 L
5 Sri tega Nerima 60 TL
6 Iqlima Khiswatul ka'bah 73,3 TL
7 Azmi Hanifah 80 L
8 Dwi Ayu Yudistira 66,6 TL
9 Alimatunnisa 66,6 TL
54

10 Ranisah Nurrochmah 80 L
11 Rizma Amara Putri 60 TL
12 Lulu Agni Fikriyah 80 L
Rata-rata 73,85 -
Total Siswa Lulus - 6

Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa pada


siklus I ini hasil tes mengalami peningkatan dibandingkan
dengan hasil tes pra siklus yang nilai rata-ratanya hanya
mencapai 62,75 dan peserta didik yang mencapai KKM
hanya 2 orang dengan persentase ketuntasan 16,67%. Pada
siklus I nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik mencapai
73,85 dan peserta didik yang mencapai KKM ada 6 orang
dengan persentase ketuntasan 50%. Dengan demikian
pembelajaran pada siklus I dikatakan belum berhasil karena
masih ada peserta didik yang belum mencapai KKM,
walaupun nilai rata-rata dan ketuntasan peserta didik di
siklus I ini mengalami kenaikan dari data atau siklus
sebelumnya.

c) Observasi
Observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan
pembelajaran, yang menjadi objek observasi adalah kinerja guru
(peneliti) dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran.
Adapun hasil dari observasi dalam siklus I yaitu:
55

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

No. Aspek Yang Diamati Nilai Jawaban

1 Penguasaan bahan ajar 4


2 Penyampaian materi pelajaran 3
3 Memotivasi siswa 3
4 Pemberian pertanyaan pada siswa 2
5 Penciptaan situasi kondusif 2
6 Memberikan penghargaan 3
7 Menyimpulkan materi pembelajaran 3
8 Cara mengadakan evaluasi 4
9 Menutup pembelajaran 3
Total Nilai 27
Persentase Observassi 60 %

Berdasarkan lembar observasi aktivitas kinerja guru pada


siklus I, dapat diketahui masih banyak sekali kekurangan salah
satunya dalam penyampaian materi yang kadang-kadang masih
membuat peserta didik kebingungan. Dalam pemberian
pertanyaan dan penciptaan situasi yang kondusif juga masih
adanya kekurangan. Persentase kinerja guru pada siklus I sebesar
60%.

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Nilai
No. Aspek Yang Diamati
Jawaban
1 Konsentrasi siswa mengikuti KBM 3
2 Kemampuan dalam menyerap gagasan 3
3 Kemampuan dalam menghubungkan gagasan 2
4 Kemampuan dalam membedakan gagasan 2
5 Membuat suatu kesimpulan dan rangkuman 3
56

6 Menghargai pendapat teman 3


7 Keberanian siswa dalam bertanya 3
8 Keberanian siswa dalam menjawab
2
pertanyaan
9 Keberanian siswa untuk maju ke depan kelas 3
Total Nilai 24
Persentase Observasi 53,33 %

Berdasarkan hasil observai aktivitas siswa, keaktifan dan


pemahaman siswa pada siklus I sebesar 53,33%, ini masih jauh
dari indikator, hal ini disebabkan oleh kemampuan siswa
menghubungkan serta membedakan gagasan atau materi dalam
dan keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan masih kurang.
Konsentrasi siswa, kemampuan menyerap gagasan atau materi,
membuat kesimpulan dan rangkuman, menghargai pendapat
teman, keberanian siswa dalam bertanya serta keberanian siswa
untuk maju ke depan kelas pun masih harus di tingkatkan lagi.

d) Refleksi
Berdasarkan data hasil pengamatan yang dilakukan peneliti
bersama dengan pengamat di atas dapat dijelaskan bahwa
pelaksanaan tindakan siklus I pada dasarnya sudah berjalan sesuai
dengan rencana dan tujuan, namun masih ada yang belum sesuai
harapan. Ada beberapa hal yang perlu dijadikan masukan untuk
siklus selanjutnya yaitu:
(1) Pengelolaan kelas masih kurang.
(2) Dalam penyampaian materi harus lebih baik lagi, sehingga
diharapkan tidak membuat peserta didik merasa kebingungan.
(3) Dalam pemberian pertanyaan harus lebih baik lagi
kualitasnya.
57

2) Siklus II
Meskipun pada siklus I sebagian besar indikator tercapai cukup
baik namun peneliti masih penasaran untuk melanjutkan tindakan
pada siklus II agar peneliti dapat meyakinkan bahwa penerapan
media grafis tepat digunakan dalam pembelajaran IPS dengan materi
tentang dampak pengangguran terhadap keamanan lingkungan,
peningkatan mutu tenaga kerja dan peranan pemerintah dalam
mengatasi masalah tenaga kerja di indonesia. Siklus II dilaksanakan
pada hari Jum’at 11 Desember 2015 dengan alokasi waktu 2 x 40
menit. Pembelajaran pada siklus II meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

a) Perencanaan
Sebelum proses tindakan pada siklus II dimulai peneliti
terlebih dahulu mengevaluasi kekurangan yang terdapat pada
siklus I. Pada siklus II peneliti berusaha untuk lebih menguasai
penerapan media grafis dengan harapan KBM dapat berjalan
dengan baik dan suasana kelas lebih menyenangkan sehingga
keaktifan siswa, kerjasama dalam kelompok maupun hasil belajar
dapat meningkat.
Pada tahap perencanaan peneliti membuat perencanaan
sebagai berikut:
(1) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
(2) Menyiapkan prasarana yang diperlukan dalam KBM
(3) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk kelompok
(4) Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa
(5) Menyiapkan soal tes untuk evaluasi siklus II
58

b) Pelaksanaan tindakan
Siklus II dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 X 40 menit
pada pukul 13.10 – 14.30. Dengan pelaksanaan kegiatan sebagai
berikut:
(1) Kegiatan awal ( 10 menit )
Pada awal kegiatan pembelajaran peneliti memulai
dengan mengucapkan salam dan memberikan senyum dan
sapa serta membaca Basmalah. Peneliti mengecek kehadiran
siswa serta menanyakan kabar kepada siswa yang hadir
maupun tidak hadir. Setelah itu peneliti memberikan motivasi
kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran.
Peneliti juga menyampaikan apersepsi dengan mengulang
materi sebelumnya diselingi beberapa pertanyaan lisan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan siswa terhadap materi yang
akan dipelajari dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan
pembelajaran.

(2) Kegiatan Inti ( 40 menit )


Pada kegiatan inti terbagi menjadi empat bagian yaitu
eksplorasi, elaborasi, konfirmasi dan penutup. Dalam
kegiatan eksplorasi, guru berusaha menarik perhatian dan
minat siswa, kemudian peneliti menjelaskan materi
pembelajaran secara garis besar dengan sesekali peneliti
mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang pengamatan di
lingkungan sekitar.
Pada kegiatan elaborasi peneliti memfasilitasi peserta
didik untuk berpikir dan menganalisis dengan meminta
peserta didik membentuk empat kelompok diskusi.
Pembagian kelompok dengan cara peneliti memilih 4 orang
peserta didik untuk dijadikan ketua di setiap kelompok dan
untuk peserta didik yang lainnya dilakukan sistem
59

pengundian. Masing-masing peserta didik bergabung dengan


kelompoknya berdasarkan undian yang didapatnya.
Setiap kelompok diminta untuk berdiskusi mengerjakan
soal sebagai berikut:
(a) Pasangkan gambar dengan kata-kata yang telah didapat!
(b) Bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang ada pada gambar yang telah kalian pasangkan?

Selanjutnya setelah waktu 10 menit yang diberikan


untuk berdiskusi selesai, secara bergiliran setiap kelompok
diminta untuk mempresentasikan diskusi di depan kelas. Pada
sesi presentasi peneliti memberi kesempatan kepada
perwakilan setiap kelompok audien untuk menanggapi,
bertanya, mengomentari dan menyanggah hasil kerja
kelompok yang penyaji presentasi.
Pada sesi tanya jawab suasana kelas menjadi ramai
karena antusias dari beberapa siswa untuk bertanya,
menanggapi, mengomentari dan menyanggah hasil kerja
kelompok yang dipresentasikan. Hal ini menyebabkan suana
kelas menjadi tidak kondusif. Kemudian guru
mengkondisikan kelas agar berjalan dengan kondusif.
Selanjutnya dalam kegiatan konfirmasi peneliti menanyakan
kepada peserta didik tentang apa yang belum diketahuinya
serta meluruskan kesalah pahaman dan pengutan materi
pembelajaran.
Dalam kegiatan penutup peneliti bersama dengan siswa
membuat rangkuman dan simpulan materi pembelajaran.
Pada saat kegiatan penyimpulan materi ini siswa sudah cukup
antusias dalam mengemukakan pendapatnya. Setelah itu
peneliti memberikan evaluasi kepada siswa berupa tes pilihan
ganda.
60

Tabel 4.6 Hasil Tes Siklus II


No. Nama Nilai Ket.
1 Unieke Inez Musa 80 L
2 Atikatul Fauziah 80 L
3 Masturoh 73,3 TL
4 Siti Rahayu 80 L
5 Sri tega Nerima 60 TL
6 Iqlima Khiswatul ka'bah 80 L
7 Azmi Hanifah 86,6 L
8 Dwi Ayu Yudistira 60 TL
9 Alimatunnisa 73,3 TL
10 Ranisah Nurrochmah 80 L
11 Rizma Amara Putri 80 L
12 Lulu Agni Fikriyah 86,6 L
Rata-rata 76,65 -
Total Siswa Lulus - 8

Berdasarkan tabel diatas dapat dipahami bahwa pada


siklus II mengalami peningkatan di bandingkan dengan siklus
I. Pada siklus I peserta didik yang mencapai KKM hanya 6
orang dengan nilai rata-rata 73,85, sedangkan pada siklus II
peserta didik yang mencapai KKM ada 8 orang dengan nilai
rata-ratanya 76,65 dan persentase ketuntasan peserta didik
mencapai 66,67%. Walaupun data yang didapatkan
mengalami peningkatan dari siklus yang sebelumnya namun
persentase peserta didik yang mencapai KKM masih jauh
dari yang diharapkan peneliti, oleh karena itu pembelajaran
pada siklus II dikatakan belum berhasil, sehingga perlu
diadakannya siklus III untuk perbaikan.

c) Observasi
Observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan
pembelajaran, yang menjadi objek observasi adalah kinerja guru
(peneliti) dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
61

berlangsung dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran.


Adapun hasil dari observasi dalam siklus II yaitu:

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

No. Aspek Yang Diamati Nilai Jawaban

1 Penguasaan bahan ajar 4


2 Penyampaian materi pelajaran 4
3 Memotivasi siswa 4
4 Pemberian pertanyaan pada siswa 3
5 Penciptaan situasi kondusif 3
6 Memberikan penghargaan 3
7 Menyimpulkan materi pembelajaran 4
8 Cara mengadakan evaluasi 4
9 Menutup pembelajaran 4
Total Nilai 33
Persentase Observassi 73,33 %

Berdasarkan lembar observasi aktivitas kinerja guru pada


siklus II, dapat diketahui masih banyak sekali kekurangan salah
satunya dalam pemberian pertanyaan dan penciptaan situasi yang
kondusif masih adanya kekurangan. Persentase kinerja guru pada
siklus II sebesar 73,33% ini menunjukkan peningkatan
persentase dibandingkan siklus I yang hanya 60%.

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Nilai
No. Aspek Yang Diamati
Jawaban
1 Konsentrasi siswa mengikuti KBM 4
2 Kemampuan dalam menyerap gagasan 3
3 Kemampuan dalam menghubungkan gagasan 3
4 Kemampuan dalam membedakan gagasan 3
62

5 Membuat suatu kesimpulan dan rangkuman 3


6 Menghargai pendapat teman 4
7 Keberanian siswa dalam bertanya 4
8 Keberanian siswa dalam menjawab
3
pertanyaan
9 Keberanian siswa untuk maju ke depan kelas 3
Total Nilai 30
Persentase Observasi 66,67%

Berdasarkan hasil observai aktivitas siswa, keaktifan dan


pemahaman siswa pada siklus II sebesar 66,67% ini masih jauh
dari indikator walaupun terjadi peningkatan dari siklus I yang
hanya 53,33%, hal ini disebabkan oleh kemampuan menyerap
gagasan atau materi serta membuat kesimpulan dan rangkuman,
kemudian keberanian siswa untuk maju didepan kelas belum
meningkat dari siklus sebelumnya. Kemampuan menghubungkan
dan membedakan gagasan atau materi keberanian siswa dalam
menjawab pertanyaan masih perlu di tingkatkan lagi.

d) Refleksi
Berdasarkan data hasil pengamatan yang dilakukan peneliti
bersama dengan pengamat di atas dapat dijelaskan bahwa
pelaksanaan tindakan siklus II pada dasarnya sudah berjalan
sesuai dengan rencana dan tujuan, namun masih ada yang belum
sesuai harapan. Ada beberapa hal yang perlu dijadikan masukan
untuk siklus selanjutnya yaitu:
(1) Pengelolaan kelas masih perlu ditingkatkan.
(2) Dalam penyampaian materi harus lebih baik lagi, sehingga
diharapkan tidak membuat peserta didik merasa kebingungan.
(3) Dalam pemberian pertanyaan harus lebih baik lagi
63

3) Siklus III
Meskipun pada siklus II sebagian besar indikator tercapai
cukup baik namun peneliti masih penasaran untuk melanjutkan
tindakan pada siklus III agar peneliti dapat lebih meyakinkan bahwa
penerapan media grafis tepat digunakan dalam pembelajaran IPS
dengan materi sistem ekonomi indonesia. Siklus III dilaksanakan
pada hari Jum’at 18 Desember 2015 dengan alokasi waktu 2 x 40
menit pada pukul 13.10 – 14.30. Pembelajaran pada siklus III
meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

a) Perencanaan
Sebelum proses tindakan pada siklus III dimulai peneliti
terlebih dahulu mengevaluasi kekurangan yang terdapat pada
siklus II. Pada siklus III peneliti berusaha untuk lebih menguasai
penerapan media grafis dengan harapan KBM dapat berjalan
dengan baik dan suasana kelas lebih menyenangkan sehingga
keaktifan siswa dan hasil belajar dapat meningkat.
Pada tahap perencanaan peneliti membuat perencanaan
sebagai berikut:
(1) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
(2) Menyiapkan prasarana yang diperlukan dalam KBM
(3) Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS)
(4) Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa
(5) Menyiapkan soal tes untuk evaluasi siklus II

b) Pelaksanaan tindakan
Siklus II dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 X 40 menit
pada pukul 13.10 – 14.30. Dengan pelaksanaan kegiatan sebagai
berikut:
64

(1) Kegiatan awal ( 10 menit )


Pada awal kegiatan pembelajaran peneliti memulai
dengan mengucapkan salam dan memberikan senyum dan
sapa serta membaca Basmalah. Peneliti mengecek kehadiran
siswa serta menanyakan kabar kepada siswa yang hadir
maupun tidak hadir. Setelah itu peneliti memberikan motivasi
kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran.
Peneliti juga menyampaikan apersepsi dengan mengulang
materi sebelumnya diselingi beberapa pertanyaan lisan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan siswa terhadap materi yang
akan dipelajari dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan
pembelajaran.

(2) Kegiatan Inti ( 40 menit )


Pada kegiatan inti terbagi menjadi empat bagian yaitu
eksplorasi, elaborasi, konfirmasi dan penutup. Dalam
kegiatan eksplorasi, guru berusaha menarik perhatian dan
minat siswa, kemudian peneliti menjelaskan materi
pembelajaran secara garis besar.
Pada kegiatan elaborasi peneliti memfasilitasi peserta
didik untuk berpikir dan menganalisis dengan meminta
peserta didik untuk:
(a) Mencari gambar tentang sistem ekonomi dunia!
(b) Menjelaskan gambar tersebut!

Selanjutnya setelah paserta didik selesai mencari


gambar, peserta diminta untuk mempresentasikan hasil
pencarian tersebut ke depan kelas.
Selanjutnya dalam kegiatan konfirmasi peneliti
menanyakan kepada peserta didik tentang apa yang belum
65

diketahuinya serta meluruskan kesalah pahaman dan


pengutan materi pembelajaran.
Dalam kegiatan penutup peneliti bersama dengan siswa
membuat rangkuman dan simpulan materi pembelajaran.
Pada saat kegiatan penyimpulan materi ini siswa sangat
antusias dalam mengemukakan pendapatnya. Setelah itu
peneliti memberikan evaluasi kepada siswa berupa tes pilihan
ganda.

Tabel 4.9 Hasil Tes Siklus III


No. Nama Nilai Ket.
1 Unieke Inez Musa 86,6 L
2 Atikatul Fauziah 80 L
3 Masturoh 80 L
4 Siti Rahayu 86,6 L
5 Sri tega Nerima 73,3 TL
6 Iqlima Khiswatul ka'bah 80 L
7 Azmi Hanifah 86,6 L
8 Dwi Ayu Yudistira 73,3 TL
9 Alimatunnisa 80 L
10 Ranisah Nurrochmah 80 L
11 Rizma Amara Putri 80 L
12 Lulu Agni Fikriyah 86,6 L
Rata-rata 81,08 -
Total Siswa Lulus - 10

Berdasarkan tabel diatas dapat dipahami bahwa pada


siklus III mengalami peningkatan di bandingkan dengan
siklus I dan II. Pada siklus I peserta didik yang mencapai
KKM sebanyak 6 orang dengan nilai rata-rata 73,85. Siklus
II peserta didik yang mencapai KKM sebanyak 8 orang
dengan nilai rata-ratanya 76,65. Pada siklus III peserta didik
yang mencapai KKM sebanyak 10 orang dengan nilai rata-
rata 81,08 dan persentase kelulusan peserta didik mencapai
83,33%. Dari data sebelumnya persentase ketuntasan peserta
66

didik mengalami peningkatan yang signifikan, dengan


demikian pembelajaran pada siklus III dikatakan berhasil.

c) Observasi
Observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan
pembelajaran, yang menjadi objek observasi adalah kinerja guru
(peneliti) dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dari awal sampai akhir kegiatan pembelajaran.
Adapun hasil dari observasi dalam siklus II yaitu:

Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III

No. Aspek Yang Diamati Nilai Jawaban

1 Penguasaan bahan ajar 5


2 Penyampaian materi pelajaran 5
3 Memotivasi siswa 5
4 Pemberian pertanyaan pada siswa 4
5 Penciptaan situasi kondusif 4
6 Memberikan penghargaan 4
7 Menyimpulkan materi pembelajaran 4
8 Cara mengadakan evaluasi 4
9 Menutup pembelajaran 4
Total Nilai 39
Persentase Observassi 86,67 %

Berdasarkan hasil tabel observasi aktivitas guru, kinerja


guru dalam pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan
dengan sangat baik atau tinggi, karena semua indikator dapat
dilaksanakan dengan baik. Pada siklus III aktivitas guru
memperoleh persentase 86,67%, hal ini lebih baik dari siklus I
yang hanya memperoleh persentase 60% dan siklus II yang hanya
memperoleh 73,33%.
67

Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III

Nilai
No. Aspek Yang Diamati
Jawaban
1 Konsentrasi siswa mengikuti KBM 4
2 Kemampuan dalam menyerap gagasan 4
3 Kemampuan dalam menghubungkan gagasan 4
4 Kemampuan dalam membedakan gagasan 4
5 Membuat suatu kesimpulan dan rangkuman 4
6 Menghargai pendapat teman 5
7 Keberanian siswa dalam bertanya 4
8 Keberanian siswa dalam menjawab
5
pertanyaan
9 Keberanian siswa untuk maju ke depan kelas 4
Total Nilai 38
Persentase Observasi 84,44 %

Berdasarkan hasil tabel observasi aktivitas siswa, keaktifan,


pemahaman dan minat siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
mengalami peningkatan dengan sangat baik atau tinggi, karena
semua indikator dapat dilaksanakan dengan baik. Pada siklus III
aktivitas siswa memperoleh persentase 84,44%, hal ini lebih baik
dari siklus I yang hanya memperoleh persentase 53,33% dan
siklus II yang hanya memperoleh 66,67%.

d) Refleksi
Dengan hasil belajar di atas maka peneliti merasa cukup,
dan tidak perlu diadakan perbaikan seperti siklus-siklus
sebelumnya, karena di siklus III pembelajaran menggunakan
media grafis sudah dinyatakan berhasil.
Hasil refleksi yang dilakukan peneliti bersama pengamat
menghasilkan beberapa hal yang dapat dicatat oleh peneliti, yaitu:
68

(1) Siswa nampak senang dan antusias mengikuti proses


pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung
(2) Interaksi antara guru dan peserta didik sudah sepenuhnya
terjalin, ini terlihat ketika peserta didik atau guru mengajukan
pertanyaan langsung adanya respon.
(3) Pemahaman general peserta didik juga meningkat dengan
signifikan.

2. Peningkatan Pemahaman General Siswa Dengan Menggunakan


Media Grafis
Peningkatan keaktifan dan pemahaman belajar siswa melalui
penerapan pembelajaran dengan menggunakan media grafis dapat dilihat
berdasarkan perolehan rekapitulasi skor pada lembar observasi aktivitas
siswa kelas VIII-B selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada
pra siklus sampai siklus III.

Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa


Nilai Jawaban
No. Aspek Yang Diamati Pra Siklus Siklus Siklus
Siklus I II III
1 Konsentrasi siswa mengikuti
2 3 4 4
KBM
2 Kemampuan dalam menyerap
2 3 3 4
gagasan
3 Kemampuan dalam
2 2 3 4
menghubungkan gagasan
4 Kemampuan dalam membedakan
2 2 3 4
gagasan
5 Membuat suatu kesimpulan dan
3 3 3 4
rangkuman
6 Menghargai pendapat teman 3 3 4 5
69

7 Keberanian siswa dalam bertanya 2 3 4 4


8 Keberanian siswa dalam
2 2 3 5
menjawab pertanyaan
9 Keberanian siswa untuk maju ke
2 3 3 4
depan kelas
Total Nilai 20 24 30 38
Persentase Observasi 44,44% 53,33 % 66,67% 84,44 %

Berdasarkan perolehan skor pada lembar aktivitas siswa dapat


dijelaskan bahwa pembelajaran pada siklus I mencapai persentase
observasi sebesar 53,33%. Dengan demikian pada siklus I terdapat
peningkatan sebesar 8,89% dibandingkan pembelajaran pra siklus sebelum
penerapan pembelajaran menggunakan media grafis. Hal tersebut
ditunjukan dengan konsentrasi serta pemahaman siswa dalam
pembelajaran dan siswa memperhatikan penjelasan guru sudah bagus.
Sehingga siswa dapat berkonsentrasi dan memperhatikan penjelasan guru
saat pembelajaran. Pengamatan guru terhadap siswa dalam KBM, siswa
dapat menghargai pendapat temannya yang mengemukakan pendapatnya.
Selanjutnya hasil tabel observasi aktivitas siswa menunjukan
keaktifan dan pemahaman siswa pada siklus II memperoleh persentase
66,67%. Dengan demikian pada siklus II mengalami peningkatan
mencapai 13,34%. Namun perolehan skor tersebut jauh dari indikator
keberhasilan yang ditetapkan peneliti yaitu lebih dari 66,67%.
Sementara itu keaktifan dan pemahaman belajar siswa yang
ditunjukan pada hasil observasi aktivitas siswa pada siklus III memperoleh
persentase 84,44%. Dengan demikian pada siklus III mengalami
peningkatan sebesar 17,77%. Jadi persentase observasi aktivitasan
keseluruhan dari pra siklus sampai siklus III mengalami peningkatan
sebesar 40%. Pada siklus III aktivitas siswa lebih menunjukan keaktifan
yang lebih baik dibandingkan siklus I dan siklus II karena semua indikator
yang ditetapkan tercapai dengan skor yang baik pula.
70

Berikut ini grafik perbandingan keaktifan siswa pada pada pra siklus
sampai siklus III:

Gambar 4.1 Grafik Hasil Observasi Aktivitas Siswa


Pra Siklus – Siklus III

Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas


dan keaktifan belajar siswa yang cukup baik. Peningkatan aktivitas
tersebut menunjukan peningkatan keaktifan serta pemahaman siswa dan
ketertarikan siswa terhadap penerapan pembelajaran dengan menggunakan
media grafis pada mata pelajaran IPS.
Adapun data perolehan hasil belajar siswa digunkan sebagai salah
satu indikator untuk menilai keberhasilan suatu proses pembelajaran. Data
mengenai hasil belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan
media grafis diperoleh dengan menggunakan tes formatif disetiap akhir
siklus pelaksanaan pembelajaran. Berikut akan disajikan analisis data
rekapitulasi hasil belajar siswa setiap siklus.

Tabel 4.13 Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa


Pra Siklus Siklus Siklus
No. Nama
Siklus I II III
1 Unieke Inez Musa 53,3 66,6 80 86,6
2 Atikatul Fauziah 66,6 86,6 80 80
3 Masturoh 53,3 80 73,3 80
4 Siti Rahayu 53,3 86,6 80 86,6
5 Sri tega Nerima 53,3 60 60 73,3
6 Iqlima Khiswatul ka'bah 73,3 73,3 80 80
7 Azmi Hanifah 80 80 86,6 86,6
71

8 Dwi Ayu Yudistira 60 66,6 60 73,3


9 Alimatunnisa 60 66,6 73,3 80
10 Ranisah Nurrochmah 60 80 80 80
11 Rizma Amara Putri 60 60 80 80
12 Lulu Agni Fikriyah 80 80 86,6 86,6
Jumlah 753,10 886,30 919,80 973,00
Rata-rata 62,75 73,85 76,65 81,08

Berdasarkan rekapitulasi data hasil belajar siswa yang disajikan


pada tabel 4.12 terlihat bahwa rata-rata dari pra siklus sampai siklus III
terus mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena keaktifan dan
kesiapan siswa terus mengalami peningkatan serta guru (peneliti) yang
senantiasa memperbaiki kekurangan-kekurangan ketika pembelajaran
berlangsung. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada
setiap siklus dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siswa Pra Siklus – Siklus III

Grafik di atas menunjukkan, bahwa hasil belajar (rata-rata kelas)


selalu mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Saat pra siklus rata-rata
kelas yang dihasilkan adalah 62,75. Setelah dilakukan pembelajaran
dengan menggunakan media grafis pada siklus I mengalami kenaikan
sebesar 73,85. Pada siklus II rata-ratanya juga mengalami kenaikan
sebesar 76,65. Begitu juga pada siklus III rata-rata yang diperoleh
mengalami peningkatan sebesar 81,08.
72

Persentase peningkatan pemahaman peserta didik dari pra siklus ke


siklus I mengalami peningkatan sebesar 17,68%. Siklus I ke siklus II
mengalami peningkatan 3,79%. Siklus II ke siklus III mengalami
peningkatan 5,77%. Jadi persentase peningkatan pemahaman keseluruhan
dari pra siklus sampai siklus III mengalami peningkatan sebesar 29,21%.

Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus – Siklus III

Grafik di atas menunjukkan, bahwa siswa yang tuntas belajar


disetiap siklusnya selalu mengalami peningkatan. Saat pra siklus siswa
yang tuntas hanya 2 orang, siklus I mengalami peningkatan yaitu 6 orang,
begitupun dengan siklus II dan Siklus III. Siklus II berjumlah 8 orang dan
siklus III berjumlah 10 orang.
Persentase ketuntasan belajar peserta didik dari pra siklus sampai
siklus III selalu mengalami peningkatan yang signifikan. Pra siklus hanya
mendapat persentase sebesar 16,67%. Siklus I mendapat persentase
sebesar 50%. Siklus II mendapat persentase sebesar 66,67% dan pada
siklus III mendapat persentase sebesar 83,88%. Hasil ini telah memenuhi
apa yang telah peneliti tetapkan bahkan melebihi apa yang telah
ditetapkan.
73

3. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Menggunakan Media Grafis


Untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan pembelajaran
dengan menggunakan media grafis pada mata pelajaran IPS peneliti
melakukan penyebaran angket terhadap seluruh siswa kelas VIII-B dengan
jumlah responden 12 siswa.

Tabel 4.14 Hasil Angket Respon Siswa


JAWABAN
NO PERNYATAAN
SS S TS STS
1 Saya mudah memahami
8 4
materi dengan 0 0
(66,67%) (33,33%)
menggunakan media grafis.
2 Dalam pembelajaran
dengan menggunakan
9 2 1
media grafis saya lebih 0
(75%) (16,67%) (8,33)
banyak pengetahuan yang
didapat.
3 Saya merasa senang pada
saat mengerjakan latihan 5 7
0 0
dengan pembelajaran yang (41,67%) (58,33%)
dilaksanakan.
4 Saya lebih percaya diri
belajar dengan
8 3 1
menggunakan media grafis 0
(66,67%) (25%) (8,33%)
untuk meningkatkan
pemahaman general.
5 Saya lebih aktif dalam
7 3 2
pembelajaran dengan 0
(58,33%) (25%) (16,67%)
menggunakan media grafis.
6 saya merasa bingung dalam
1 4 7
pembelajaran dengan 0
(8,33%) (33,33%) (58,33%)
menggunakan media grafis.
7 Saya tidak puas terhadap
pemahaman belajar yang
telah saya capai dengan 2 4 6
0
adanya pembelajaran (16,67%) (33,33%) (50%)
menggunakan media grafis
ini.
74

8 Saya merasa bosan jika


3 9
belajar menggunakan media 0 0
(25%) (75%)
grafis.
9 Konsentrasi belajar saya
1 3 8
terganggu jika 0
(8.33%) (25%) (66,67%)
menggunakan media grafis.
10 Saya merasa bingung dalam
1 2 2 7
mengerjakan latihan yang
(8,33%) (16,67%) (16,67%) (58,33%)
diberikan guru.

Rata-Rata Pernyataan Positif 61,68% 31,66% 6,66% 0%

Rata-Rata Pernyataan Negatif 5% 6,66% 26,66% 61,66%

Hasil rekapitulasi angket pada tabel di atas dijadikan sebagai data


penunjang untuk mengetahui respon siswa selama proses pembelajaran
IPS dengan menggunakan media grafis. Pada pernyataan positif nomor 1
menyatakan 8 siswa (66,67%) menjawab sangat setuju, 4 siswa (33,33%)
menjawab setuju dan tidak ada siswa yang menjawab tidak setuju dan
sangat tidak setuju. Dengan demikian pada pernyataan nomor 1 seluruh
siswa (100%) menyatakan mudah memahami materi pembelajaran dengan
menggunakan media grafis.

Pernyataan positif nomor 2 diperoleh hasil dengan 9 siswa (75%)


memilih jawaban sangat setuju, 2 siswa (16,67%) menjawab setuju, 1
siswa (8,33%) menjawab tidak setuju dan tidak ada siswa yang menjawab
sangat tidak setuju. Dengan demikian pada pernyataan nomor 2 sebanyak
11 siswa (91,67%) menyatakan bahwa belajar dengan menggunakan media
grafis, siswa mendapat pengetahuan yang lebih.

Pada pernyataan positif nomor 3 menyatakan 5 siswa (41,67%)


menjawab sangat setuju, 7 siswa (58,33%) menjawab setuju dan tidak ada
siswa yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dengan
demikian pernyataan positif nomor 3 seluruh siswa (100%) menyatakan
75

merasa senang dalam mengerjakan latihan dengan pembelajaran yang


dilaksanakan.

Hasil pernyataan positif nomor 4 dapat dijelaskan bahwa 8 siswa


(66,67%) menjawab sangat setuju, 3 siswa (25%) menjawab setuju, 1
siswa (8,33%) menjawab tidak setuju dan tidak ada siswa yang menjawab
sangat tidak setuju. Dengan demikian pernyataan positif nomor 4
menyatakan seluruh siswa kelas VIII-B sekitar 11 siswa (91,67%)
menjawab lebih percaya diri belajar dengan menggunakan media grafis
untuk meningkatkan pemahaman general.

Hasil pernyataan positif nomor 5 ialah 7 siswa (58,33%) menjawab


sangat setuju, 3 siswa (25%) memilih jawaban setuju, 2 siswa (16,67)
menjawab tidak setuju dan tidak ada siswa yang menjawab pernyataan
sangat tidak setuju. Berarti pernyataan nomor 5 diperoleh 10 siswa
(83,33%) menyatakan bahwa penerapan pembelajaran dengan
menggunakan media grafis membuat siswa lebih aktif dalam
pembelajaran.

Pernyataan negatif nomor 6 mendapatkan hasil dengan jumlah 7


siswa (58,33%) menjawab sangat tidak setuju, 4 siswa (33,33%) menjawab
tidak setuju, 1 siswa (8,33%) menjawa setuju dan tidak ada siswa yang
menjawab pernyataan sangat setuju. Dengan demikian pernyataan nomor 6
sebagian besar siswa (91,67%) tidak merasa bingung dalam pembelajaran
IPS dengan menggunakan media grafis.

Pernyataan negatif nomor 7 mencapai perolehan 6 siswa (50%)


memilih jawaban sangat tidak setuju, 4 siswa (33,33%) tidak setuju, 2
siswa (16,67%) sangat setuju, tidak ada siswa yang memilih jawaban
setuju. Dengan demikian pernyataan nomor 7 dapat dinyatakan sejumlah
10 siswa (83,33%) merasa puas dengan pemahaman belajar yang telah
dicapai dengan menggunakan media grafis.

Pada pernyataan negatif nomor 8 dapat dijelaskan bahwa tidak ada


siswa yang menjawab pernyataan setuju dan sangat setuju, 3 siswa (25%)
76

menjawab tidak setuju, 9 siswa (75%) memilih jawaban sangat tidak


setuju. Dengan demikian sejumlah 12 siswa (100%) menjawab tidak
merasa bosan jika belajar menggunakan media grafis.

Pada pernyataan negatif nomor 9 menyatakan bahwa tidak ada siswa


yang memilih alternatif jawaban sangat setuju. Sementara itu 1 siswa
(8,33%) menjawab setuju, 3 siswa (25%) menjawab tidak setuju, dan 8
(66,67%) menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian sebagian besar
siswa pada pernyataan negatif nomor 9 mendapat perolehan 11 siswa
(91,67%) menjawab tidak setuju bahwa konsentrasi belajar siswa
terganggu ketika diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan media
grafis.

Hasil pernyataan negatif nomor 10 dapat dijelaskan bahwa 1 siswa


(8,33%) menjawab sangat setuju, 2 siswa (16,67%) menjawab setuju, 2
siswa (16,67%) menjawab tidak setuju, 7 siswa (58,33%) menjawab
pernyataan sangat tidak setuju. Berdasarkan perolehan pada pernyataan
negatif nomor 10 pada umumnya 75% siswa menjawab tidak setuju bahwa
dalam menggerjakan latihan yang diberikan guru merasakan kebingungan.

Berdasarkan hasil angket respon siswa pada pertemuan terakhir


dapat dijelaskan pula bahwa dari pernyataan positif sebagian besar siswa
menjawab sangat setuju dengan persentase 61,68%, kemudian sebagian
kecil siswa menjawab setuju dengan persentase 31,66%, dan sedikit sekali
siswa menjawab tidak setuju dengan persentase 6,66% serta tidak sama
sekali siswa menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 0%.

Pada pernyataan negatif sebagian besar siswa menjawab sangat tidak


setuju dengan persentase 61,66%, kemudian sebagian kecil siswa
menjawab tidak setuju dengan persentase 26,66% serta sedikit sekali siswa
yang menjawab setuju dan sangat setuju yaitu dengan persentase 6,66%
dan 5%.
77

Melihat hasil rekapitulasi angket respon siswa dapat dideskripsikan


bahwa tanggapan atau respon siswa kelas VIII-B dikategorikan baik
(61,67%). Artinya siswa tidak keberatan dan dirasa dapat membantu dalam
pemahaman general yang didapat dan membantu aktivitas belajar siswa
untuk lebih aktif serta mengapresiasi peneliti terhadap penerapan
pembelajaran menggunakan media grafis pada pembelajaran IPS di kelas
VIII-B.

B. Pembahasan
1. Proses Penggunaan Media Grafis Dalam Pembelajaran
Penggunaan media dalam pembelajaran khususnya media grafis
dalam kegiatan pembelajaran IPS mempunyai fungsi untuk menarik
perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta
yang mungkina akan cepat dilupakan apabila tidak digrafiskan (Sadiman,
1986: 28).
Jenis-jenis media grafis yang dapat digunakan dalam pembelajaran
adalah gambar/foto, sketsa, diagram, bagan organisasi, bagan alir, tabel,
grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran/piring dan kartun.
Menurut Soedarsono (2001: 17) proses penggunaan media grafis
pada pembelajaran IPS dimulai dari tahap perencanaan, tahap tindakan,
tahap observasi sampai tahap refleksi.
Pada tahap perencanaan ini, penulis memulai dengan melakukan
observasi dan tes untuk melihat pemahaman yang dimiliki oleh siswa dan
menyimak permasalahan yang ada. Langkah berikutnya penulis
menyususn tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah-
masalahyang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Tindakan yang
telah disusun bertujuan untuk memperbaiki den meningkatkan kegiatan
belajar mengajar. Selanjutnya penulis menyiapkan instrumen penelitian
antara lain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), media grafis, Tes
ulangan per siklus, lembar observasi, angket dan dokumentasi.
78

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini penulis melaksanakan


pembelajaran dengan mengguakan media grafis yang telah dirancang
sesuai dengan jadwal yang dibuat dari siklus I hingga selesai, sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.
Tahap observasi dilakukan selama tindakan pelaksanaan belajar
mengajar berlangsung. Kegiatan yang diobservasi oleh observer meliputi
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, kegiatan siswa dalam
pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan hasil belajar siswa dan
dokumentasi kegiatan pembelajaran.
Tahap terakhir refleksi yang merupakan langkah mengoreksi apa
saja kekurangan peneliti dari catatan kejadian yang ada dilapangan sebagai
hasil pengamatan. Hasil pengamatan yang terkumpul dikaji secara
komprehensif dengan berdiskusi dengan pengamat sehinggga kemudian
hasil refleksi dijadikan sebagai bahan untuk merevisi tindakan selanjutnya
agar kegiatan dan hasil belajar mengajar menjadi lebih baik lagi.
Penggunaan media grafis pada pembelajaran IPS di kelas VIII-B
MTs Sains Al Hadid Kota Cirebon dapat dikatakan berjalan dengan baik.
Berdasarkan hasil lembar observasi guru bahwa pada siklus I sampai siklus
III guru semakin terampil menggunakan media grafis dalam pembelajaran.
Hal tersebut dilihat pada peningkatan semua indikator yang ada.
Pada siklus I perolehan hasil observasi kinerja guru adalah sebesar
60% yang masih tergolong dalam kategori cukup. Hal ini menunjukan
bahwa guru mampu menerapkan media grafis pada mata pelajaran IPS
sehingga aktivitas dan pemahaman siswa pun mengalami peningkatan
dibandingkan pembelajaran sebelum menggunakan media grafis tersebut.
Sementara itu hasil observasi kinerja guru pada siklus II ialah
73,33% yang tergolong dalam kategori baik / tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa guru mampu meningkatkan kualitas dalam pembelajaran IPs di
kelas.
79

pada siklus III aktivitas kinerja guru mengalami peningkatan dengan


perolehan sebesar 90% dan termasuk kategori sangat baik / tinggi. Hal ini
menunjukan bahwa peneliti sudah cukup terampil dalam menerapkan
media grafis pada pembelajaran IPS. Peningkatan tersebut diikuti pula
dengan meningkatnya aktivitas belajar dan pemahaman siswa.

2. Peningkatan Pemahaman General Siswa Dengan Menggunakan


Media Grafis
Pemahaman menurut Bloom dalam Sudjana (1990: 20) adalah
kemampuan menangkap arti materi dengan cara menerjemahkan,
menginterpretasi dan ekstrapolasi.
Menurut Nana Sudjana (1989: 47-48), ada dua jenis pemahaman
yang terbentuk pada siswa sebagai hasil belajar, yaitu explanatory
understanding dan exploratory understanding. Pemahaman yang disebut
explanatory understanding terjadi jika suatu guru menjelaskan kepada
siswa suatu hukum, suatu relasi, atau suatu generalisasi. Jika pengajaran
itu berhasil, maka siswa akan mendapatkan pengetahuan tentang sejumlah
fakta beserta prinsip-prisip yang berhubungan dengan fakta itu.
Sedangkan, exploratory understanding dalam belajar mengajar,
mengajarkan tentang terbentuknya pemahaman pada siswa. Mereka dapat
memecahkan persoalan yang diberikan oleh guru setelah guru memberikan
sekumpulan data dan generalisasi. Jadi, dalam proses memperoleh
pemahaman sendiri, siswa meneliti fakta yang ada dan prinsip atau
generalisasi yang diketahuinya untuk mencarinya sesuatu yang baru. siswa
dituntut aktif dan berpartisipasi, lebih kritis, imajinatif, dan kreatif.
Dalam belajar, unsur pemahaman tidak dapat dipisahkan dari unsur-
unsur psikologi yang lain. Dengan motivasi, konsentrasi dan reaksi, subjek
belajar dapat mengembangkan fakta-fakta, ide-ide atau keterampilan,
kemudian dengan unsur organisasi subjek belajar dapat menata dan
mematutkan hal-hal tersebut secara bertautan bersama menjadi suatu
80

pola yang logis. Dengan demikian pemahaman akan bersifat kreatif. Ia


akan menghasilkan imajinasi dan fikiran yang tenang.
Tolak ukur peningkatan pemahaman siswa dalam kegiatan
pembelajaran adalah kemampuan siswa dalam mencerna/menyerap
gagasan, menghubungkan dan membedakan gagasan serta membuat suatu
kesimpulan dari suatu gagasan.
Keaktifan belajar dan pemahaman siswa melalui penerapan media
grafis di kelas VIII-B MTs Sains Al Hadid Kota Cirebon mengalami
peningkatan yang signifikan hal ini dapat dilihat dari tolak ukur di atas
melalui hasil pembelajaran dan aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan gambaran aktivitas belajar
siswa dan evaluasi dalam pembelajaran IPS pada siklus I, II dan III
mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas tersebut menunjukan
adanya minat siswa yang tinggi dalam pembelajaran.
Pada siklus I hasil pembelajaran yang didapat sebesar 73,85 hal ini
mengalami peningkatan 17.68% dari apa yang didapat pada pra siklus
yang hanya sebesar 62,75. Aktivitas siswa pada siklus I menunjukan
perolehan sebesar 53,33%. Pada siklus I terdapat aspek aktivitas siswa
yang mendapat skor rendah. Aspek aktivitas tersebut ialah kemampuan
siswa dalam menghubungkan dan membedakan suatu gagasan atau materi
serta keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan. Salah satu faktor yang
menyebabkan rendahnya aktivitas siswa pada siklus I tersebut karena
siswa masih merasa malu dan masih belum terbiasa memanfaatkan
kesempatan untuk berani tampil di hadapan teman kelasnya.
Sementara itu perolehan pada siklus II menunjukan adanya kenaikan
hasil pembelajaran yang didapat sebesar 76,65 hal ini mengalami
peningkatan 3.79% dari apa yang didapat pada siklus I yang hanya sebesar
73,85. Aktivitas siswa siklus II jika dibandingkan dengan siklus I
mengalami peningkatan, perolehan skor aktivitas siswa pada siklus I
adalah sebesar 53,33%, pada siklus II mencapai 66,67%. Kenaikan
aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat dari beberapa aspek kegiatan
81

diantaranya aspek konsentrasi siswa mengikuti KBM, menghargai


pendapat teman serta keberanian siswa dalam bertanya. Untuk aspek yang
lainnya masih harus di tingkatkan kembali walaupun telah lebih baik dari
siklus sebelumnya.
Pada siklus III perolehan skor hasil pembelajaran yang didapat
sebesar 81,08 hal ini mengalami peningkatan 5,77% dari apa yang didapat
pada siklus II yang hanya sebesar 76,65 dan peningkatan sebesar 29,21%
untuk keseluruhan siklus. Aktivitas siswa pada siklus III mengalami
peningkatan dibandingkan siklus I dan II, perolehan skor aktivitas siswa
untuk siklus III adalah sebesar 84,44%. Hal ini menunjukan bahwa siswa
sudah memahami dan mulai terbiasa dengan penerapan pembelajaran IPS
dengan menggunakan media grafis. Selain itu peningkatan aktivitas siswa
tersebut dibarengi pula dengan peningkatan perolehan skor kinerja peneliti
yang menunjukan keterampilan dan kematangan dalam penerapan media
grafis pada pembelajaran IPS.
Dengan demikian peningkatan hasil pembelajaran dan aktivitas
siswa pada siklus III mengindikasikan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan media grafis dapat diterima dan dipraktikan oleh siswa kelas
VIII-B. Hal ini dibuktikan dengan jumlah sebagian besar siswa yang turut
aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hasil observasi yang dilakukan
peneliti dari siklus I sampai III menunjukan pelaksanaan pembelajaran
dengan media grafis dapat memberikan hasil yang lebih baik karena dalam
siklsu III ini terdapat peningkatan hampir semua aspek aktivitas siswa
pada KBM.

3. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Menggunakan Media Grafis


Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
menggunakan media grafis pada mata pelajaran IPS peneliti melakukan
penyebaran angket terhadap seluruh siswa kelas VIII-B dengan jumlah
responden 12 siswa. Pada angket respon siswa terdapat 10 pernyataan
yang masing-masing terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan
82

negatif dengan empat jawaban alternatif. Setiap siswa dipersilakan mengisi


alternatif jawaban pada setiap pernyataan tersebut.
Berdasarkan hasil angket respon siswa pada pertemuan terakhir
dapat dijelaskan pula bahwa dari pernyataan positif sebagian besar siswa
menjawab sangat setuju dengan persentase 61,68%, kemudian sebagian
kecil siswa menjawab setuju dengan persentase 31,66%, dan sedikit sekali
siswa menjawab tidak setuju dengan persentase 6,66% serta tidak sama
sekali siswa menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 0%.
Sedangkan pada pernyataan negatif sebagian besar siswa menjawab sangat
tidak setuju dengan persentase 61,66%, kemudian sebagian kecil siswa
menjawab tidak setuju dengan persentase 26,66% serta sedikit sekali siswa
yang menjawab setuju dan sangat setuju yaitu dengan persentase 6,66%
dan 5%.

Berdasarkan rekapitulasi hasil angket respon siswa juga dapat


dijelaskan bahwa siswa menyambut baik dan dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan menggunakan media grafis karena siswa dapat
mengeksplor kemampuannya untuk berpikir dalam memecahkan masalah.
Artinya, siswa tidak selalu harus diperintah atau dipaksa untuk melakukan
aktivitas dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
pengisian angket siswa yang sebagian besar memilih alternatif jawaban
setuju dan sangat setuju pada pernyataan positif, sementara pada
pernyataan negatif sebagian besar siswapun memilih jawaban tidak setuju
dan sangat tidak setuju.
Hasil angket respon siswa di atas merupakan salah satu data
pendukung lain yang menunjukan keberhasilan peneliti dalam menerapkan
pembelajaran menggunakan media grafis di kelas VIII-B. Dengan
demikian hasil angket respon siswa dapat dinyatakan saling berkaitan
terhadap perolehan skor pada lembar kinerja guru dan aktivitas siswa yang
menunjukkan keberhasilan peneliti.
83

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan bab terdahulu dan analisa data pada penelitian
tindakan kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti
bersama guru mata pelajaran IPS sebagai pengamat terhadap penerapan
pembelajaran menggunakan media grafis dalam upaya meningkatkan
pemahaman general dan keaktifan belajar siswa di kelas VIII-B MTs Sains Al
Hadid Kota Cirebon maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan media grafis di kelas VIII-


B pada pelajaran IPS telah diterapkan dengan baik. Peneliti dibantu guru
dapat melaksanakan tindakan sesuai prosedur yang telah disiapkan. Hal ini
dapat dilihat dari hasil obsevasi kinerja guru siklus I sampai siklus III
bahwa peneliti semakin matang dalam menggunakan media grafis. Pada
siklus I hasil observasi kinerja guru adalah sebesar 60%, siklus II sebesar
73,33%, dan siklus III sebesar 86,67%.

2. Hasil penerapan media grafis dalam pembelajaran IPS menunjukkan


peningkatan terhadap pemahaman dan keaktifan belajar. Peningkatan
pemahaman dan keaktifan siswa dapat dilihat dari hasil lembar observasi
aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa. Pada pra siklus lembar
observasi aktivitas siswa diperoleh persentase sebesar 44,44%, meningkat
pada siklus I menjadi 53,33%, siklus II 66,67% dan siklus III 84,44%.
Peningkatan keaktifan tersebut diikuti dengan meningkatnya hasil belajar
siswa. Persentase siswa tuntas pada pra siklus sebesar 62,75% (2 siswa
tuntas) meningkat pada siklus I persentase menjadi 73,85% (6 siswa
tuntas), siklus II 76,65% (8 siswa tuntas) dan siklus III 81.08% (10 siswa
tuntas).

83
84

3. Dari hasil rekapitulasi angket rata-rata yang dihasilkan pada pernyataan


positif menunjukkan persentase 61,68% sangat setuju, 31,66% setuju,
6,66% tidak setuju dan 0% sangat tidak setuju. Sedangkan pada
pernyataan negatif rata-rata persentasenya 61,66% saangat tidak setuju,
26,66% tidak setuju, 6,66% setuju dan 5% sangat setuju. Hal ini
menunjukan bahwa respon sebagian besar siswa senang dan dapat
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media grafis. Karena
dengan menggunakan media tersebut dapat membantu siswa dalam
memahami gagasan atau materi pembelajaran, menyelesaikan materi/
masalah yang diberikan oleh guru, suasan menjadi kelas menjadi hidup,
siswa aktif dalam KBM.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian yang telah disampaikan di
atas, maka peneliti menyampaikan saran-saran yang diharapkan dapat
memberikan keberhasilan bagi siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar. Saran yang penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Saran bagi guru
Sebaiknya guru lebih kreatif dalam menggunakan media pembelajaran
agar proses belajar mengajar lebih bervariasi. Sebaiknya pembelajaran
menggunakan media grafis dapat diterapkan pada materi-materi
selanjutnya untuk menjadi referensi dalam pembelajaran.

2. Saran bagi siswa


Sebaiknya pada setiap kegiatan belajar mengajar siswa dapat ikut
berpartisipsi dalam pembelajaran, siswa dapat memanfaatkan kesempatan
yang diberikan guru mengeksplor kemampuannya dalam pembelajaran.
Selain itu siswa diharapkan dapat bekerjasama dan membantu teman yang
mengalami kesulitan saat pembelajaran.
85

3. Bagi peneliti lain


Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian
selanjutnya. Diharapkan menggunakan media pembelajaran yang sama
untuk mengkaji permasalahan yang berbeda. Hal tersebut dimaksudkan
agar hasil penelitian berikutnya dapat memberikan pengembangan dari
hasil penelitian tindakan sebelumnya seperti pemanfaatan waktu penelitian
yang optimal dan maksimal dan dengan menggunakan metode-metode
pembelajaran yang bervariasi.
86

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta:


Rineka Cipta

----------------. Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan.


Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Asnawir. dkk. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.

Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Proyek Pengembangan


Lembaga Pendidikan Tenaga kependidikan.

Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS-Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Bandung:


Alfabeta

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Huberman, dkk. 1997. Anlisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia


Press.

Iskandar. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: GP Press Group.

Kusrini. dkk. 2006. Keterampilan Dasar Mengajar (PPL I); Berorientasi Pada
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Malang: Fakultas Tarbiyah Universitas
Islam Negeri.

Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Rivai, Ahmad dan Nana Sudjana. 1989. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.

Roestiyah. NK. 1989. Masalah - Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina Aksara.

Sadiman, Arief S. dkk.1986. Media Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada.

Saputro, Suprihadi. 1993. Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran Umum:


Pengembangan Proses Belajar Mengajar. Malang: IKIP.

Sardiman. 1994. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru
dan Calon Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

86
87

Soedarsono, FX. 2001. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen


Pendidikan Nasional.

Soemanto, Wasty.1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta.

Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha


Nasional.

Sudjana, Nana. 1989a. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru.

----------------. 1989b. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.

----------------. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

Sudjono, Anas. 2000. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

----------------. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Suraatmadja, Nursid. 1984. Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.


Bandung: Alumni.

Suyanto. 1996/1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.


Yogyakarta: DEPDIKBUD.

Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:


PT Remaja Rosda Karya.

Tadjab. 1994. Ilmu Jiwa Pendidikan. Surabaya: Karya Abditama.

Wiraatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

----------------. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

http://eprints.uny.ac.id/6803/1/08520241028_Mawar%20Ramadhani_Skripsi.pdf.
diunduh pada tanggal 8 juni 2015 pukul 20.00 WIB.

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/6829. diunduh pada


tanggal 8 juni 2015 pukul 19.30 WIB.
88

http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=04120033. diunduh pada tanggal 8


juni 2015 pukul 20.30 WIB.

http://mahasiswakendel1990.blogspot.com/2011/10/bab-iii.html. diunduh pada


tanggal 9 juni 2015 pukul 09.00 WIB.
89

Lampiran 1
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : MTs Sains al Hadid
Kelas : VIII (delapan)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Semester : 2 (dua)
Standar Kompetensi : 7. Memahami Kegiatan perekonomian Indonesia.
Penilaian
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
Pembelajaran Pembelajaran* Kompetensi Bentuk Contoh Waktu Belajar
Dasar Teknik
Instrumen Instrumen
7.1. Mendes- Pengertian Mendiskusikan  Menjelaskan Tes tulis Tes Uraian Apakah perbedaan 10 JP Buku
kripsikan tenaga kerja, hubungan antara pengertian tenaga tenaga kerja dan Materi
permasalahan angkatan kerja jumlah kerja, angkatan angkatan kerja ?
angkatan kerja dan kesempatan penduduk kerja dan
dan tenaga kerja dengan angkatan kesempatan kerja Tes tulis Tes pilihan Sebagian penduduk Nara
kerja sebagai kerja, ganda yg berfungsi ikut sumber
sumber daya Hubungan kesempatan kerja  Menganalisis serta dlm proses
dalam kegiatan antara jumlah dan hubungan antara produksi untuk
jumlah penduduk, Rubrik di
ekonomi, serta penduduk, pengangguran. menghasilkan media
peranan angkatan kerja,
angkatan kerja, barang/jasa disebut cetak
kesempatan kerja
pemerintah kesempatan Tanya jawab dan pengangguran .... yang
dalam upaya kerja dan tentang a. tenaga kerja memuat
penanggulanga pengangguran. permasalahan c. pencari kerja
nnya  Mengidentifikasi tentang
dasar yang b. angkatan kerja
permasalahan dasar kualitas
Permasalahan berhubungan yang berhubungan d. pekerja tenaga
tenaga kerja dengan tenaga dengan tenaga kerja Obsevasi Lembar kerja,
Observasi

89
90

Penilaian
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
Pembelajaran Pembelajaran* Kompetensi Bentuk Contoh Waktu Belajar
Dasar Teknik
Instrumen Instrumen
Indonesia. kerja di di Indonesia Coba lakukan masalah
Indonesia (jumlah, mutu, pengamatan pengang
persebarandan bagaiman hubungan guran dan
Mendiskusikan angka antara jumlah lapangan
pengangguran) penduduk, angkatan
dampak kerja
pengangguran kerja, kesempatan
terhadap  Mengidentifikasi kerja dan
Dampak dampak Penugasa Tugas Lingkunga
pengangguran keamanan
pengangguran n rumah (PR) pengangguran n
terhadap lingkungan masyarakat
terhadap keamanan
keamanan lingkungan
lingkungan. Mendiskusikan Jelaskan 3 dampak Bursa
Tes Uraian
dampak negatif banyaknya
 Mengidentifikasi Tes tulis tenaga
Peningkatan pengangguran peningkatan mutu pengangguran di kerja
mutu tenaga terhadap tenaga kerja suatu daerah !
kerja keamanan
lingkungan. Tes Uraian
 Mengidentifikasi Jelaskan bagaiman
Tes tulis cara meningkatkan
Peranan peranan pemerintah
pemerintah Mendiskusikan dalam mengatasi kualitas tenaga kerja
dalam cara masalah tenaga
mengatasi meningkatkan kerja di Indonesia Sebutkan 4 lembaga
masalah tenaga mutu tenaga baik formal maupun
kerja di kerja Indonesia non formal yang
Indonesia turut serta dalam
penyaluran tenaga

90
91

Penilaian
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
Pembelajaran Pembelajaran* Kompetensi Bentuk Contoh Waktu Belajar
Dasar Teknik
Instrumen Instrumen
Tanya jawab kerja !
tentang peranan
pemerintah
dalam
mengatasi
masalah tenaga
kerja

7.2. Men- - Sistem Mendiskusikan  Mendeskripsikan Tes Tes Uraian Jelaskan arti sistem 8 JP Buku
deskripsi-kan perekonomian Pengertian arti sistem Tertuis perekonomian sumber
pelaku-pelaku Indonesia sistem perekonomian dan yang
ekonomi Perekonomian macam-macamnya Lembar Sebutkan kebaikan relevan
dalam sistem -Pelaku-pelaku Tes Lisan pertanyaan dan kelemahan
perekonomian kegiatan per- Tanya jawab  Mengidentifikasi sistem
Indonesia kebaikan dan perekonomian
ekonomi di tentang macam- kelemahan macam-
Indonesia macam sistem
macam sistem Pekerjaan liberal
Perekonomian, Penugasa Rumah
ekonomi
kebaikan dan n Sebutkan ciri-ciri
Ciri-ciri utama kelemahannya  Mengidentifikasi
sistem
perekonomi-an setelah membaca ciri-ciri utama Tes uraian perekonomian
Indonesia . literatur tertentu Indonesia!
perekonomian

91
92

Penilaian
Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
Pembelajaran Pembelajaran* Kompetensi Bentuk Contoh Waktu Belajar
Dasar Teknik
Instrumen Instrumen
Kebaikan dan Membaca buku Indonesia Tes tulis
kelemahan yg relefan dan  Mengidentifikasi Sebutkan kebaikan
sistem menduiskusikan kebaikan dan dan kelemahan
perekonomian tentang ciri-ciri kelemahan sistem sistem
Indonesia. sistem perekonomian perekonomian
perekonomian Indonesia Indonesia
Indonesia.

Tanya jawab
tentang kebaikan
dan
kelemahan
sistem
perekono mian
Indonesia.
 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Keterangan:
# Sesuai Standar Proses, pelaksanaan kegiatan pembelajaran terdiri atas kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Dalam silabus pembelajaranini
pada kolom kegiatan pembelajaran hanya berisi kegiatan inti.

92
93

Mengetahui, Cirebon, Januari 2015


Kepala Madrasah Guru Mapel Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

( Suharno, S.Pd.I ) (Dra. Siti Nadiroh)


NIP :- NIP : -

93
94

Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I

Nama Madrasah : MTs Sains Al Hadid


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VIII / 2
Standar Kompetensi : 7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia
Kompetensi Dasar : 7.1 Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja
sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peranan
pemerintah dalam upaya penanggulangannya
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
 Menjelaskan pengertian tenaga kerja, angkatan kerja, dan kesempatan kerja
 Menganalisis hubungan antara jumlah penduduk, angkatan kerja, kesempatan kerja dan
pengangguran
 Mengidentifikasi permasalahan dasar yang berhubungan dengan tenaga kerja di Indonesia
(jumlah, mutu, persebaran dan angka pengangguran

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
B. Materi Ajar
ANGKATAN KERJA DAN TENAGA KERJA
Angkatan kerja adalah penduduk baik laki-laki maupun perempuan yang telah cukup
umur, sudah bekerja maupun belum bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Menurut
ketentuan pemerintah Indonesia, penduduk yang masuk usia kerja adalah berusia minimal 15
tahun sampai 65 tahun.
Akan tetapi tidak semua penduduk yang memasuki usia kerja termasuk angkatan kerja
sebab penduduk tidak aktif dalam kegiatan ekonomi seperti pelajar, mahasiswa, ibu rumah
tangga, dan purna tugas (pensiunan).
Angkatan kerja sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk, jenis kelamin, usia, dan
tingkat pendidikan.
Kriteria bagi angkatan kerja untuk dapat memasuki dunia kerja adalah:
1. Jenis pendidikan
2. Keahlian atau keterampilan khusus yang dimiliki
3. Pengalaman kerja
4. Kesehatan
5. Sikap kepribadian yang baik.

Adapun tenaga kerja adalah angkatan kerja yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan jasa, untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau masyarakat.
Tenaga kerja terbagi atas 3 macam, yaitu:
1. Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang menempuh jenjang pendidikan
yang tinggi. Misalnya Dokter, Guru, Insinyur, dll.
95

2. Tenaga kerja terlatih


Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang dihasilkan dari suatu pelatihan dan
pengalaman. Misalnya Sopir, Montir, Penjahit, dll.

3. Tenaga kerja terdidik dan terlatih


Tenaga kerja terdidik dan terlatih adalah tenaga kerja yang dalam pekerjaannya
memerlukan pendidikan dan pelatihan. Misalnya Tentara, Polisi, dan Satpam.

Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting bagi pembangunan dan
pertumbuhan suatu negara.
Kesejahteraan tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja dan kualitas tenaga kerja akan
menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas baik.
96

Kesempatan kerja adalah banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia untuk angkatan
kerja.

PERMASALAHAN TENAGA KERJA DI INDONESIA


Berbagai permasalahan mengenai tenaga kerja di Indonesia antara lain:
1. Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja
2. Mutu tenaga kerja yang rendah
3. Persebaran tenaga kerja yang tidak merata
4. Pengangguran

MACAM-MACAM PENGANGGURAN
Pengangguran menurut sebab terjadinya terbagi atas:
1. Pengangguran Struktural
Pengangguran yang terjadi karena perubahan pola sistem ekonomi dari agraris ke
industrial.

2. Pengangguran Friksional
Pengangguran yang terjadi karena kesulitan sementara dalam pencarian kerja.

3. Pengangguran Musiman
Pengangguran yang terjadi karena perubahan musim.
97

4. Pengangguran Teknologi
Pengangguran yang terjadi karena penggunaan mesin-mesin modern dalam
memproduksi suatu barang atau jasa sehingga tenaga manusia tidak diperlukan
lagi.

5. Pengangguran Konjungtur (Perubahan Kegiatan Ekonomi)


Pengangguran yang terjadi karena perubahan permintaan terhadap barang dan jasa.
6. Pengangguran Normal
Pengangguran yang terjadi karena belum mendapatkan pekerjaan

Sedangkan menurut sifatnya pengangguran terbagi atas:


1. Pengangguran Terselubung / Tidak Kentara / Tidak Seimbang
Contoh: Pekerjaan yang membutuhkan lima orang dikerjakan sampai tujuh orang
2. Pengangguran Terbuka / Tidak Bekerja
3. Setengah Menganggur

C. Metode Pengajaran*:
a. Ceramah bervariasi d. Tanya jawab
b. Simulasi e. Observasi / Pengamatan
c. Inquiri
98

D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendahuluan :
 Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan kelas
 Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran
 Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) :
Pengangguran di Indonesia pada tahun 2005 menurut BPS mencapai 10.854.254 jiwa.
Ini menunjukan angka yang besar dan perlu penangan pemerintah

2. Kegiatan Inti :
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Menjelaskan pembagian penduduk menjadi tenaga kerja dan bukan tenaga kerja
 Membedakan tenaga kerja dan angkatan kerja
 melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang dan belajar dari aneka sumber;
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau
lapangan.

 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-
tugas tertentu yang bermakna;
 Guru memandu siswa untuk berdiskusi mengenai konsep dasar ketenagakerjaan
 Tanya jawab mengenai jenis pengangguran
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lisan Siswa diminta memberikan contoh penyimpangan sosial dalam masayrakat
dan upaya pemecahannya
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
 memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk
yang dihasilkan;
 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
99

3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Membuat kesimpulan bersama-sama dari hasil diskusi
 Melakukan tes / pertanyaan yang berhubungan dengan materi di atas

E. Sumber Belajar
- Buku Platinum Pembelajaran IPS terpadu
- Wardiyatmojo. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta:
Erlangga.
- Koran
- Kegiatan di pasar bursa melalui tayangan di media cetak/ elektronik

F. Evaluasi
 Jenis Tes : Pilihan Ganda (PG)
 Butir Soal
1. Kuli bangunan dan buruh cuci merupakan contoh dari golongan kerja apa?
a. Tenaga kerja terdidik c. Tenaga kerja tidak terdidik
b. Tenaga kerja terlatih d. Jawaban A dan B benar
2. Seluruh penduduk suatu negara yang berusia 15-64 tahun yang mampu memproduksi
barang dan jasa, jika ada permintaan terhadap tenaga kerja serta jika mereka mau
berpartisipasi dalam kegiatan produksi. Ini merupakan pengertian dari?
a. Angkatan kerja c. Bukan angkatan kerja
b. Tenaga kerja d. Kesempatan kerja
3. Ali berusia 16 tahun, dia masih bersekolah di SMAN 1 Cirebon. Ada seseorang yang
menawarkan pekerjaan kepadanya. Contoh di atas merupakan contoh dari?
a. Angkatan kerja c. Bukan angkatan kerja
b. Tenaga kerja d. Kesempatan kerja
4. Batasan usia kerja di Indonesia adalah?
a. 15-50 Tahun c. 20-64 Tahun
b. 13-64 Tahun d. 15-64 Tahun
5. Berikut ini yang termasuk golongan tenaga kerja adalah...
a. Tenaga kerja terdidik c. Tenaga kerja tidak terdidik
b. Tenaga kerja terlatih d. Semua jawaban benar
6. Pak Edi ingin bisa mengemudi agar dapat menjadi sopir di sebuah perusahaan terkenal,
oleh karena itu Pak Edi mengikuti Kursus mengemudi. Contoh kasus diatas merupakan
contoh dari golongan tenaga kerja apa?
a. Tenaga kerja terdidik c. Tenaga kerja tidak terdidik
b. Tenaga kerja terlatih d. Semua jawaban benar
7. Yang termasuk kedalam pengangguran berdasarkan penyebabnya adalah...
a. Pengangguran terbuka c. Pengangguran setengah menganggur
b. Pengangguran terselubung d. Pengangguran friksional
8. Satria dengan suka rela tidak bekerja karena ia sudah memiliki pendapatan dari rumah
kontrakannya, maka status Satria termasuk pengangguran...
a. Voluntari c. Konjungtural
b. Friksional d. Struktural
9. Perhatikan tabel berikut:
No. Nama Umur
1 Andi Noya 17
2 Bajuri S. 20
100

3 Mila Wati 15
4 Lili N. 14
Dari tabel di atas, yang bukan termasuk dari golongan tenaga kerja adalah...
a. 1, 2, dan 3 c. 2 dan 4
b. 1 dan 3 d. 4
10. Pada saat terjadi krisis ekonomi biasanya terjadi banyak pengangguran...
a. Voluntari c. Konjungtural
b. Friksional d. Teknologi
11. Berikut ini yang bukan hal-hal yang mempengaruhi banyaknya jumlah angkatan kerja...
a. Anak sekolah c. Usia kerja
b. Jumlah penduduk d. Jenis kelamin
12. Bu Jumirah memiliki tenaga kerja yang cukup dalam tokonya, namun ia memasukan
Andi, anak dari adik Bu Jumirah. Maka Andi disebut denga pengangguran?
a. Pengangguran terselubung c. Pengangguran terbuka
b. Pengangguran setengah menganggur d. Pengangguran teknologi
13. Berikut ini yang bukan merupakan jenis pengangguran berdasarkan sifatnya adalah...
a. Pengangguran terselubung c. Pengangguran terbuka
b. Pengangguran setengah menganggur d. Pengangguran teknologi
14. Pengangguran yang disebabkan oleh terjadinya pergeseran dari sektor pertanian ke
sektor industri disebut dengan pengangguran...
a. Pengangguran Konjungtural c. Pengangguran Friksional
b. Pengangguran Struktural d. Pengangguran Voluntari
15. Jumlah lapangan kerja yang tersedia bagi masyarakat disebut....
a. Tenaga kerja c. Kesempatan kerja
b. Angkatan kerja d. Pasar karja

 Teknik Penilaian
- Bobot Soal : 10
- Banyaknya Soal : 15
- Skor Penilaian : Jumlah Soal Yang Benar x Bobot Soal
1,5
 Kunci Jawaban
1. C 6. B 11. A
2. B 7. D 12. A
3. C 8. A 13. D
4. D 9. D 14. B
5. D 10. C 15. C

Cirebon, Desember 2015


Guru Mapel IPS, Peneliti

(Dra. Siti Nadiroh) Muhamad Dwi Cahyono


NIP: - NIM. 14111420093
101

Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II

Nama Madrasah : MTs Sains Al Hadid


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VIII / 2
Standar Kompetensi : 7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia
Kompetensi Dasar : 7.1 Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja
sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peranan
pemerintah dalam upaya penanggulangannya
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
 Mengidentifikasi dampak pengangguran terhadap keamanan lingkungan
 Mengidentifikasi peningkatan mutu tenaga kerja
 Mengidentifikasi peranan pemerintah dalam mengatasi masalah tenaga kerja di Indonesia

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
B. Materi Ajar
PENYEBAB PENGANGGURAN
Pengangguran disebabkan oleh:
1. Pertumbuhan penduduk lebih besar dari pada lapangan pekerjaan / kesempatan
kerja.
2. Penduduk / tenaga kerja yang tidak memiliki keahlian.
3. Rendahnya pendidikan tenaga kerja.
4. Lowongan kerja yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan.

DAMPAK PENGANGGURAN
Ketidakmampuan calon tenaga kerja memperoleh pekerjaan menimbulkan
pengangguran.
Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja mengakibatkan
tidak semua angkatan kerja dapat diserap oleh lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan
pengangguran. Hal ini diperparah dengan banyaknya tenaga kerja yang di PHK (Pemutusan
Hubungan Kerja)
Pengangguran menimbulkan berbagai dampak dalam kehidupan sosial, antara lain:
1. Rendahnya pendapatan per kapita penduduk
2. Meningkatnya kemiskinan
102

3. Meningkatnya angka kriminalitas (kejahatan)

4. Kondisi keamanan yang tidak terjamin

5. Rendahnya kualitas hidup masyarakat


103

6. Banyaknya lingkungan kumuh

PERMASALAHAN PASAR KERJA / BURSA TENAGA KERJA


Pasar Kerja / bursa tenaga kerja adalah seluruh aktivitas dari seluruh pelaku-pelaku
yang mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja.
Pelaku-pelaku ini adalah Pengusaha, Pencari kerja, dan Pemerintah / Pihak
Penyelenggara Pasar Kerja / Bursa Kerja.
Permasalahan Pasar Kerja adalah Pendidikan, Keterampilan, Kemampuan, Harapan
Pencari Kerja Tidak Sesuai, dan Informasi yang Dimiliki Pengusaha dan Pencari Kerja
Terbatas.

PERANAN PEMERINTAH DALAM MENANGGULANGI PERMASALAHAN


TENAGA KERJA
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam UUD 1945 pasal 27 bahwa:
“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak,
maka pemerintah wajib menyediakan lapangan kerja dan melindungi hak-
hak tenaga kerja.
Upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam menanggulangi permasalahan
tenaga kerja, antara lain:
1. Membuka kesempatan kerja
Dengan cara pengembangan industri padat karya / industri kecil menengah.
104

2. Penyelenggaraan proyek pekerjaan umum


Dengan cara menyerap tenaga kerja untuk pembuatan jalan, irigasi, jembatan,
bendungan, dll. serta pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri.
3. Mengurangi tingkat pengangguran
Dengan cara pembinaan generasi muda yang masuk angkatan kerja melalui kursus
keterampilan, mendirikan tempat pelatihan kerja dan pemberian informasi
ketenagakerjaan melalui lembaga-lembaga terkait.
4. Meningkatkan kualitas angkatan kerja dan tenaga kerja
Dengan cara peningkatan pendidikan dan keterampilan masyarakat, perbaikan gizi
dan kesehatan
5. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja
Dengan cara menetapkan upah minimum regional, mengikutkan setiap pekerja
dalam asuransi jaminan sosial, dan mewajibkan perusahaan untuk memenuhi hak-
hak tenaga kerja selain gaji seperti hak cuti, hak istirahat, dll.

C. Metode Pengajaran*:
a. Ceramah bervariasi d. Tanya jawab
b. Diskusi e. Simulasi
c. Inquiri

D. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan 4 dan 5
Materi :
 masalah ketenagakerjaan di Indonesia

Pendahuluan
- Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan kelas
- Motivasi, siswa agar siap dalam menerima pelajaran
- Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) :
- Tenaga kerja, Angkatan kerja dan pengangguran

Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Mengkaji referensi mengenai permasalahan tenaga kerja di Indonesia
 melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang dan belajar dari aneka sumber;
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
 memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau
lapangan.

 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Tanya jawab tentang permasalahan dasar yang berhubungan dengan tenaga kerja
di Indonesia
105

 membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-
tugas tertentu yang bermakna;
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lisan Siswa diminta memberikan contoh penyimpangan sosial dalam masayrakat
dan upaya pemecahannya
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
 memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk
yang dihasilkan;
 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber,
 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan,
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar:
 berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang
baku dan benar;
 membantu menyelesaikan masalah;
 memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
 memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
 memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.

Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik

E. Sumber Belajar
- Buku Platinum Pembelajaran IPS terpadu
- Wardiyatmojo. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta:
Erlangga.
- Koran
106

- Kegiatan di pasar bursa melalui tayangan di media cetak/ elektronik

F. Evaluasi
 Jenis Tes : Pilihan Ganda (PG)
 Butir Soal
1. Dibawah ini adalah hal-hal yang tidak menyebabkan tingkat pengangguran menjadi
tinggi...
a. Penduduk lebih besar dari pada lapangan pekerjaan
b. Penduduk yang kurang memiliki keahlian
c. Penduduk yang berpendidikan
d. Lowongan yang ada tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan
2. Tempat untuk mempertemukan antara lowongan pekerjaan dangan pencari kerja disebut
dengan...
a. Bursa tenagakerja c. Pasar tenagakerja
b. Kantor yang menyediakan lowongan d. a dan c Benar
3. Perhatikan pernyataan dibawah ini:
1. Tingkat kesejahteraan menurun
2. Produktivitas meningkat
3. Bertambahnya biaya sosial negara
4. Kualitas hidup menurun
5. Mengurangnya jumlah anak jalanan

Yang bukan termasuk dampak dari tingginya pengangguran di tunjukan oleh?


a. 2 dan 5 c. 2 dan 1
b. 3 dan 5 d. 4 dan 5
4. Berikut ini yang bukan termasuk upaya pemerintah untuk memperluas kesempatan kerja
adalah...
a. Mendirikan pabrik/industri
b. Mengintensifkan pekerjaan di daerah pedesaan
c. Mengurangi usaha-usaha kecil
d. Meningkatkan investasi

5. Upaya pemerintah untuk membina hubungan industri adalah?


a. Menyempurnakan undang-undang dan petunjuk ketenagakerjaan serta
memberikan sosialisasi kepada pelaku industri
b. Mengembangkan serikat pekerja dan pengusaha
c. Membantu penyelesaian masalah antara buruh dan pihak manajemen pabrik
d. Semua jawaban benar
6. Berikut ini yang tidak termasuk tujuan didirikannya pusat-pusat latihan kerja adalah?
a. Memberikan keterampilan kepada para tenaga kerja
b. Agar tenaga kerja mahir di segala bidang
c. Agar tenaga kerja segera memperoleh pekerjaan
d. Meningkatkan kuantitas tenaga kerja
7. Salah satu usaha peningkatan mutu tenaga kerja adalah
a. Peningkatan jumlah jam kerja
b. Penambahan jumlah tenaga kerja
c. Penambahan alat-alat yang digunakan
d. Peningkatan pendidikan dan latihan kerja
107

8. Berikut ini dampak negatif pembangunan proyek padat karya terhadap kesempatan
kerja...
a. Menambah kesempatan kerja c. Menambah pengangguran
b. Menambah produksi masyarakat d. Menambah pendapatan
9. Yang bukan termasuk persyaratan untuk mendapat pekerjaan adalah?
a. Mempunyai pengalaman kerja
b. Memiliki jenjang pendidikan yang disyaratkan
c. Berada pada usia yang telah ditentukan
d. Mempunyai kemampuan membayar uang terimakasih kepada pemilik perusahaan
10. Tujuan diadakannya bursa tenaga kerja adalah...
a. Memudahkan orang berpindah pekerjaan
b. Meningkatkan keuntungan perusahaan
c. Menarik investor asing
d. Memudahkan pencarian kerja dan mendapatkan informasi lowongan kerja
11. Banyak tenaga kerja yang memilih bekerja di luar negeri karena....
a. Meningkatnya devisa negara
b. Upah tenaga kerja di luar negeri lebih tinggi
c. Banyaknya pelatihan bagi tenaga kerja
d. Kesejahteraan dan kesehatan di tanggung pemerintah luar negeri
12. Banyak aksi protes buruh-buru pabrik yang disebabkan oleh?
a. Mutu tenaga kerja yang rendah
b. Kurangnya kesejahteraan tenaga kerja
c. Tidak sesuainya latar belakang pendidikan
d. Kurang tersebarnya informasi lowongan pekerjaan
13. Pengangguran terjadi apabila...
a. Mutu tenaga kerja yang rendah
b. Kurangnya kesejahteraan tenaga kerja
c. Tidak sesuainya latar belakang pendidikan
d. Kurang tersebarnya informasi lowongan pekerjaan

No. Nama Negara Jumlah Penduduk Jumlah Pengangguran


1 X 150 Orang 25 Orang
2 Y 150 Orang 10 Orang
14. Pernyataan yang benar tentang tabel diatas adalah...
a. Negara X lebih sejahtera dibandingkan Negara Y
b. Negara X dan Y memiliki tingkat pengangguran yang tinggi
c. Negara Y perekonomian akan lebih berkembang di bandingkan negara X
d. Negara Y sering mengalami masalah-masalah ketenagakerjaan
15. Apabila mutu tenaga kerja rendah maka dapat mengakibatkan...
a. Kesempatan kerja terbatas
b. Dapat menambah angkatan kerja
c. Meningkatkan besarnya upah
d. Dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja

 Teknik Penilaian
- Bobot Soal : 10
- Banyaknya Soal : 15
- Skor Penilaian : Jumlah Soal Yang Benar x Bobot Soal
1,5
108

 Kunci Jawaban
1. C 6. D 11. B
2. D 7. D 12. B
3. A 8. C 13. A
4. C 9. D 14. C
5. D 10. D 15. A

Cirebon, Desember 2015


Guru Mapel IPS, Peneliti

(Dra. Siti Nadiroh) Muhamad Dwi Cahyono


NIP: - NIM. 14111420093
109

Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS III

Nama Madrasah : MTs Sains Al Hadid


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VIII / 2
Standar Kompetensi : 7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia
Kompetensi Dasar : 7.2 Mendeskripsikan pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem
Perekonomian Indonesia
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit

A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
 Mendeskripsikan arti sistem perekonomian dan macam-macamnya
 Mengidentifikasi kebaikan dan kelemahan macam-macam sistem ekonomi

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
B. Materi Ajar
PENGERTIAN SISTEM EKONOMI
Sistem ekonomi adalah suatu aturan dan tata cara untuk mengkoordinasikan perilaku
masyarakat (konsumen, produsen, pemerintah, dan sebagainya)dalam menjalankan kegiatan
ekonomi untuk mencapai suatu tujuan.
Setiap negara mempunyai sistem ekonomi yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh
idiologi, budaya dan pandangan politik suatu negara.
Perbedaan-perbedaan sistem ekonomi tersebut, pada dasarnya mengarah pada tujuan-
tujuan yang sama, antara lain:
1. Mencapai tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
3. Mencapai kesetabilan ekonomi dengan kesempatan kerja yang luas
4. Mengurangi jumlah pengangguran
5. Pemerataan pendapatan diantara berbagai golongan dan lapisan masyarakat

MACAM-MACAM SITEM EKONOMI


Sistem ekonomi yang dianut berbagai negara merupakan hasil perkembangan sejarah
serta tanggapan suatu bangsa atas pergolakan zaman. Secara umum sistem ekonomi suatu
negara dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu sistem ekonomi liberal, sistem ekonomi
sosial, sistem ekonomi campuran.
1. Sistem Ekonomi Liberal
Sistem ekonomi liberal disebut juga sistem ekonomi pasar atau sistem
ekonomi laissez faire (bahasa Prancis). Sistem ekonomi liberal adalah sistem
perekonomian yang memberikan kebebasan sepenuhnya dalam segala bidang
perekonomian kepada masing-masing individu untuk memperoleh keuntungan
yang sebesar-besarnya.
110

Pemerintah sama sekali tidak campur tangan dan tidak pula berusaha
mempengaruhi kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat.
Ciri-ciri sistem ekonomi liberal :
a. Adanya kebebasan berusaha dan kebebasan bersaing
b. Campur tangan pemerintah dibatasi
c. Para produsen bebas menentukan jenis dan jumlah barang yang akan
diproduksi.
d. Harga barang ditentukan oleh pasar bebas.
e. Produksi dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan laba (keuntungan).

Kelebihan sistem ekonomi liberal:


a. Setiap individu dibebaskan memiliki kekayaan dan sumber daya
produksi.
b. Individu bebas memilih lapangan pekerjaan dan bidang usaha sendiri.
c. Produksi barang dan jasa didasarkan pada kebutuhan masyarakat.

Kekurangan sistem ekonomi liberal:


a. Muncul kesenjangan yang besar antara si kaya dan si miskin.
b. Munculnya monopoli di masyarakat.
c. Kebebasan mudah disalahgunakan oleh yang kuat untuk menindas yang
lemah.
d. Sulit terjadinya pemerataan pendapatan

2. Sistem Ekonomi Sosial


Sistem ekonomi sosial disebut juga sistem ekonomi terpusat. Karena segala
sesuatunya harus diatur oleh negara dan dikomandoi oleh pusat, pemerintahlah
yang menguasai seluruh kegiatan ekonomi.
Tujuan sistem ekonomi sosial ini adalah kemakmuran masyarakat secara
merata tanpa adanya penindasan.
Ciri-ciri sistem ekonomi sosial:
a. Semua kegiatan ekonomi dimiliki dan dikuasai oleh negara.
b. Seluruh kegiatan ekonomi harus diusahakan bersama.
c. Semua perusahaan milik negara sehingga tidak ada perusahaan swasta.
d. Segala keputusan mengenai jumlah dan jenis barang dii tentukan oleh
pemerintah.
e. Harga-harga dan penyaluran barang dikendalikan oleh negara.
f. Semua warga masyarakat adalah karyawan bagi negara.
111

Kelebihan sistem ekonomi sosial:


a. Pemerintah mudah mengawasi kegiatan perekonomian.
b. Tidak adanya kesenjangan antara si kaya dan si miskin.
c. Pemerintah mudah melakukan pengaturan terhadap barang dan jasa yang
akan diproduksi.
d. Pemerintah dapat membentuk harga.

Kekurangan sistem ekonomi sosial:


a. Mematikan kreativitas dan inovasi dari setiap individu.
b. Tidak ada kebebasan untuk memilih sumber daya.
c. Kurang adanya variasi dalam memproduksi barang, karena hanya terbatas
pada ketentuan pemerintah.

3. Sistem Ekonomi Campuran


Sistem ekonomi campuran merupakan gabungan dari sistem ekonomi liberal
dengan sistem ekonomi sosial. Masalah-masalah pokok ekonomi mengenai barang
apa yang akan diproduksi, bagaimana barang itu dihasilkan, dan untuk siapa barang
itu dihasilkan akan diatasi oleh pemerintah dan swasta.
Pada sistem ekonomi campuran pemerintah melakukan pengawasan dan
pengendalian dalam perekonomian, namun pihak swasta masih di berikan
kebebasan untuk menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi apa yang akan mereka
jalankan.
Ciri-ciri sistem ekonomi campuran:
a. Sumber-sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah.
b. Pemerintah menyusun peraturan, perencanaan dan menetapkan
kebijaksanaan-kebijaksanaan dibidang ekonomi.
c. Swasta diberikan kebebasan dibidang ekonomi dalam batas
kebijaksanaan ekonomi dari pemerintah.
d. Hak milik swasta atas alat produksi diakui, asalkan penggunaannya tidak
merugikan kepentingan umum.
e. Pemerintah bertanggung jawab atas jaminan sosial dan pemerataan
pendapatan.
f. Jenis dan jumlah barang yang diproduksi ditentukan oleh mekanisme
pasar.
4. Sistem Ekonomi Indonesia (Sistem Ekonomi Demokrasi)
Indonesia memiliki landasan idiil yaitu Pancasila dan landasan
konstitusional yaitu UUD 1945. Oleh karena itu, segala bentuk kegiatan
masyarakat dan negara harus berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
112

Sistem perekonomian yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 disusun


untuk mewujudkan sistem ekonomi demokrasi. Dengan demikian sistem ekonomi
demokrasi adalah sebagai salah satu sistem perekonomian nasional yang
merupakan perwujudan dari Falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan
kekeluargaan dan kegotongroyongan, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat
dibawah pimpinan dan pengawasan pemerintah.

5. Sistem Ekonomi Indonesia (Sistem Kerakyatan)


Sistem ekonomi kerakyatan berlaku di Indonesia sejak terjadinya reformasi
di Indonesia pada tahun 1998.
Pada sistem ekonomi kerakyatan, masyarakat memegang aktif dalam
kegiatan ekonomi sedang kan pemerintah menciptakan iklim / situasi yang sehat
bagi pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha.

C. Metode Pengajaran*:
a. Ceramah bervariasi
b. Diskusi
c. Inquiri
d. Tanya jawab

D. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan :
 Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan kelas
 Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran
 Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) :
Dalam perekonomian di negara kita, sektor mana yang paling berperan terhadap
perekonomian?

Kegiatan Inti :
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Menelaah dengan buku sumber tentang macam-macam sistem perekonomian di
dunia
 melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang dan belajar dari aneka sumber;
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau
lapangan.

 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan
bertindak tanpa rasa takut;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
113

 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan


prestasi belajar;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik
lisan Siswa diminta memberikan contoh penyimpangan sosial dalam masayrakat
dan upaya pemecahannya
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
 memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk
yang dihasilkan;
 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber,
 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman
belajar yang telah dilakukan,
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar:
 berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang
baku dan benar;
 membantu menyelesaikan masalah;
 memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
 memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
 memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.

Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik

E. Sumber Belajar
- Buku Platinum Pembelajaran IPS terpadu
- Wardiyatmojo. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SMP/MTS Kelas VIII. Jakarta:
Erlangga.
- Koran
- Kegiatan di pasar bursa melalui tayangan di media cetak/ elektronik
114

F. Evaluasi
 Jenis Tes : Pilihan Ganda (PG)
 Butir Soal
1. Sistem perekonomian yang menghendaki kemakmuran masyarakat secara merata dan
tidak adanya penindasan ekonomi, merupakan pengertian dari sistem ekonomi...
a. Sistem ekonomi liberal c. Sistem ekonomi campuran
b. Sistem ekonomi sosial d. Sistem ekonomi demokrasi
2. Sistem perekonomian yang memberikan kebebasan sepenuhnya dalam segala bidang
perekonomian kepada masing-masing individu untuk memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya, merupakan pengertian dari sistem ekonomi apa?
a. Sistem ekonomi liberal c. Sistem ekonomi campuran
b. Sistem ekonomi sosial d. Sistem ekonomi demokrasi
3. Di bawah ini adalah hal yang tidak mempengaruhi setiap negara memiliki sistem
perekonomian yang berbeda, yaitu...
a. Idiologi c. Budaya
b. Pemerintahan d. Pandangan politik
4. Suatu aturan dan tatacara untuk mengkoordinasi perilaku masyarakat (konsumen,
produsen, pemerintahan dan sebagainya) dalam menjalankan kegiatan ekonomi, adalah
pengertian dari...
a. Sistem ekonomi sosial c. Sistem ekonomi campuran
b. Sistem politik d. Sistem ekonomi
5. Bagaimana peran pemerintah dalam sistem perekonomian liberal?
a. Pemerintah ikut campur dalam semua bidang
b. Pemerintah ikut campur dalam bidang bidang tertentu
c. Pemerintah sama sekali tidak ikut campur dalam bidanng apapun
d. Pemerintah selalu melihat dan mengontrol segala yang terjadi
6. Di bawah ini yang bukan merupakan ciri-ciri sistem ekonomi campuran...
a. Jenis dan jumlah barang ditentukan oleh pasar
b. Pemerintah bertanggung jawab atas jaminan sosial dan pemerataan pendapatan
c. Swasta diberikan kebebasan di bidang-bidang ekonomi yang ditetapkan
pemerintah
d. Semua sumberdaya ekonomi dikuasai oleh pemerintah/ negara
7. Perhatikan pernyataan dibawah ini:
1. Setiap individu diberikan kebebasan memiliki kekayaan dan sumberdaya produksi
2. Muncul kesenjangan yang besar antar si kaya dan si miskin
3. Tidak ada kesenjangan antara si kaya dan si miskin
4. Produksi barang dan jasa didasarkan pada kebutuhan masyarakat

Kelebihan sistem ekonomi liberal di tunjukan oleh nomor?


a. 1 dan 4 c. 1 dan 2
b. 3 dan 4 d. 2 dan 4
8. Sistem ekonomi terpusat merupakan nama lain dari?
a. Sistem ekonomi liberal c. Sistem ekonomi campuran
b. Sistem ekonomi sosial d. Sistem ekonomi demokrasi

9. Di bawah ini bukan merupakan kekurangan sistem ekonomi liberal...


a. Muncul kesenjangan yang besar antara si kaya dan si miskin
b. Mangakibatkan munculnya monopoli dalam masyarakat
c. Mematikan kreativitas dan inovasi setiap individu
d. Kebebasan disalahgunakan oleh orang yang kuat
115

10. Yang bukan merupakan kelebihan sistem ekonomi sosial adalah...


a. Semua kegiatan dan masalah ekonomi dikendalikan pemerintah sehingga
pemerintah mudah melakukan pengawasan
b. Tidak ada kesenjangan ekonomi antara si kaya dan si miskin
c. Tidak ada kebebasan untuk memilih sumberdaya
d. Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga
11. Pemerintah melakukan pengawasan dan pengendalian dalam perekonomian, namun
pihak swasta (masyarakat) masih diberi kebebasan untuk menentukan kegiatan-kegiatan
ekonomi yang ingin mereka jalankan, ini merupakan pengertian dari sistem
perekonomian...
a. Sistem ekonomi liberal c. Sistem ekonomi campuran
b. Sistem ekonomi sosial d. Sistem ekonomi demokrasi
12. Suatu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah
Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari,
oleh, dan untuk rakyat di bawah kepemimpinan dan pengawasan pemerintah,
merupakan pengertian dari sistem ekonomi?
a. Sistem ekonomi liberal c. Sistem ekonomi campuran
b. Sistem ekonomi sosial d. Sistem ekonomi demokrasi
13. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1. Mematikan kreativitas dan inovasi setiap individu
2. Tidak ada kebebasan untuk memilih sumberdaya
3. Kurang adanya variasi dalam memproduksi
Yang termasuk dari kekurangan sistem ekonomi sosial adalah...

a. 1 c. 3
b. 2 d. Semua benar
14. Laissez faire berasal dari bahasa...
a. Prancis c. Yunani
b. Inggris d. Arab
15. Yang bukan termasuk macam-macam sistem ekonomi adalah...
a. Sistem politik c. Sistem ekonomi campuran
b. Sistem ekonomi sosial d. Sistem ekonomi demokrasi

 Teknik Penilaian
- Bobot Soal : 10
- Banyaknya Soal : 15
- Skor Penilaian : Jumlah Soal Yang Benar x Bobot Soal
1,5
 Kunci Jawaban
1. B 6. D 11. C
2. A 7. A 12. D
3. B 8. B 13. D
4. D 9. C 14. A
5. C 10. C 15. A
116

Cirebon, Desember 2015


Guru Mapel IPS, Peneliti

(Dra. Siti Nadiroh) Muhamad Dwi Cahyono


NIP: - NIM. 14111420093
117

Lampiran 5
SOAL PRA SIKLUS

Nama : Nilai :
Kelas :

Pilihlah Salah Satu Jawaban Yang Tepat Dan Benar Dengan Memberi Tanda
Silang (X) Pada Huruf a, b, c, atau d!

1. Ali berusia 16 tahun, dia masih bersekolah di SMAN 1 Cirebon. Ada seseorang yang
menawarkan pekerjaan kepadanya. Contoh di atas merupakan contoh dari?
a. Angkatan kerja c. Bukan angkatan kerja
b. Tenaga kerja d. Kesempatan kerja
2. Kuli bangunan dan buruh cuci merupakan contoh dari golongan kerja apa?
a. Tenaga kerja terdidik c. Tenaga kerja tidak terdidik
b. Tenaga kerja terlatih d. Jawaban A dan B benar
3. Putra dengan suka rela tidak bekerja karena telah mempunyai pendapatan dari rumah
kontrakannya, maka status putratermasuk pengangguran?
a. Voluntary c. Konjungtural
b. Friksional d. Struktural
4. Bu Jumirah memiliki tenaga kerja yang cukup dalam tokonya, namun ia memasukan
Andi, anak dari adik Bu Jumirah. Maka Andi disebut denga pengangguran?
a. Pengangguran terselubung c. Pengangguran terbuka
b. Pengengguran setengah menganggur d. Pengangguran teknologi
5. Jumlah lapangan kerja yang tersedia bagi masyarakat disebur?
a. Tenaga kerja c. Kesempatan kerja
b. Angkatan kerja d. Pasar kerja
6. Perhatikan pernyataan dibawah ini:
1. Tingkat kesejahteraan menurun
2. Produktivitas meningkat
3. Bertambahnya biaya sosial negara
4. Kualitas hidup menurun
5. Mengurangnya jumlah anak jalanan

Yang bukan termasuk dampak dari tingginya pengangguran di tunjukan oleh?


a. 2 dan 5 c. 2 dan 1
b. 5 dan 3 d. 4 dan 5
7. Berikut ini yang tidak termasuk tujuan didirikannya pusat-pusat latihan kerja adalah?
a. Memberikan keterampilan kepada para tenaga kerja
b. Agar tenaga kerja mahir di segala bidang
c. Agar tenaga kerja segera memperoleh pekerjaan
d. Meningkatkan kuantitas tenaga kerja
8. Upaya pemerintah untuk membina hubungan industri adalah?
a. Menyempurnakan undang-undang dan petunjuk ketenagakerjaan serta
memberikan sosialisasi kepada pelaku industri
b. Mengembangkan serikat pekerja dan pengusaha
c. Membantu penyelesaian masalah antara buruh dan pihak manajemen pabrik
d. Semua jawaban benar
118

9. Yang bukan termasuk persyaratan untuk mendapat pekerjaan adalah?


a. Mempunyai pengalaman kerja
b. Memiliki jenjang pendidikan yang disyaratkan
c. Berada pada usia yang telah ditentukan
d. Mempunyai kemampuan membayar uang terimakasih kepada pemilik perusahaan
10. Banyak aksi protes buruh-buru pabrik yang disebabkan oleh?
a. Mutu tenaga kerja yang rendah
b. Kurangnya kesejahteraan tenaga kerja
c. Tidak sesuainya latar belakang pendidikan
d. Kurang tersebarnya informasi lowongan pekerjaan
11. Sistem perekonomian yang memberikan kebebasan sepenuhnya dalam segala bidang
perekonomian kepada masing-masing individu untuk memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya, merupakan pengertian dari sistem ekonomi apa?
a. Sistem ekonomi liberal c. Sistem ekonomi campuran
b. Sistem ekonomi sosial d. Sistem ekonomi demokrasi
12. Bagaimana peran pemerintah dalam sistem perekonomian liberal?
a. Pemerintah ikut campur dalam semua bidang
b. Pemerintah ikut campur dalam bidang bidang tertentu
c. Pemerintah sama sekali tidak ikut campur dalam bidanng apapun
d. Pemerintah selalu melihat dan mengontrol segala yang terjadi
13. Perhatikan pernyataan dibawah ini:
1. Setiap individu diberikan kebebasan memiliki kekayaan dan sumberdaya produksi
2. Muncul kesenjangan yang besar antar si kaya dan si miskin
3. Tidak ada kesenjangan antara si kaya dan si miskin
4. Produksi barang dan jasa didasarkan pada kebutuhan masyarakat

Kelebihan sistem ekonomi liberal di tunjukan oleh nomor?


a. 1 dan 4 c. 1 dan 2
b. 3 dan 4 d. 2 dan 4
14. Sistem ekonomi terpusat merupakan nama lain dari?
a. Sistem ekonomi liberal c. Sistem ekonomi campuran
b. Sistem ekonomi sosial d. Sistem ekonomi demokrasi
15. Suatu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah
Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari,
oleh, dan untuk rakyat di bawah kepemimpinan dan pengawasan pemerintah,
merupakan pengertian dari sistem ekonomi?
a. Sistem ekonomi liberal c. Sistem ekonomi campuran
b. Sistem ekonomi sosial d. Sistem ekonomi demokrasi
119

Lampiran 6
KUNCI JAWABAN PRA SIKLUS

1. C 6. A 11. B
2. C 7. D 12. C
3. A 8. D 13. A
4. A 9. D 14. B
5. C 10. D 15. D
120

Lampiran 7
KISI-KISI SOAL
SIKLUS 1

Satuan Pendidikan : MTs Sains Al Hadid Kota Cirebon


Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VIII/2
Jumlah Soal : 15 Butir
Standar Kompetensi : 7. Memahami Kegiatan Perekonomian Indonesia

Kompetensi Jenjang Bentuk Nomor


NO. Indikator
Dasar Kemampuan Soal Soal
1. 7.1.Mendeskripsikan Menjelaskan Pengetahuan PG 1, 2, 4,
permasalahan pengertian tenaga 9, 15
angkatan kerja kerja, angkatan kerja
dan tenaga kerja dan kesempatan kerja
sebagai sumber
daya dalam  Menganalisis Pengetahuan PG 3, 5, 6
kegiatan hubungan antara
ekonomi, serta jumlah penduduk,
peranan angkatan kerja,
pemerintah kesempatan kerja dan
pengangguran
dalam upaya
penainggulanga
nnya  Mengidentifikasi Pengetahuan PG 7, 8,
permasalahan dasar 10, 11,
yang berhubungan
12, 13,
dengan tenaga kerja
di Indonesia (jumlah, 14
mutu, persebarandan
angka pengangguran)
121

Lampiran 8
SOAL SIKLUS 1
Nama : Nilai :
Kelas :

Pilihlah Salah Satu Jawaban Yang Tepat Dan Benar Dengan Memberi Tanda
Silang (X) Pada Huruf a, b, c, atau d!

1. Kuli bangunan dan buruh cuci merupakan contoh dari golongan kerja apa?
a. Tenaga kerja terdidik c. Tenaga kerja tidak terdidik
b. Tenaga kerja terlatih d. Jawaban A dan B benar
2. Seluruh penduduk suatu negara yang berusia 15-64 tahun yang mampu memproduksi
barang dan jasa, jika ada permintaan terhadap tenaga kerja serta jika mereka mau
berpartisipasi dalam kegiatan produksi. Ini merupakan pengertian dari?
a. Angkatan kerja c. Bukan angkatan kerja
b. Tenaga kerja d. Kesempatan kerja
3. Ali berusia 16 tahun, dia masih bersekolah di SMA N 1 Cirebon. Ada seseorang yang
menawarkan pekerjaan kepadanya. Contoh di atas merupakan contoh dari?
a. Angkatan kerja c. Bukan angkatan kerja
b. Tenaga kerja d. Kesempatan kerja
4. Batasan usia kerja di Indonesia adalah?
a. 15-50 Tahun c. 20-64 Tahun
b. 13-64 Tahun d. 15-64 Tahun
5. Berikut ini yang termasuk golongan tenaga kerja adalah...
a. Tenaga kerja terdidik c. Tenaga kerja tidak terdidik
b. Tenaga kerja terlatih d. Semua jawaban benar
6. Pak Edi ingin bisa mengemudi agar dapat menjadi sopir di sebuah perusahaan terkenal,
oleh karena itu Pak Edi mengikuti Kursus mengemudi. Contoh kasus diatas merupakan
contoh dari golongan tenaga kerja apa?
a. Tenaga kerja terdidik c. Tenaga kerja tidak terdidik
b. Tenaga kerja terlatih d. Semua jawaban benar
7. Yang termasuk kedalam pengangguran berdasarkan penyebabnya adalah...
a. Pengangguran terbuka c. Pengangguran setengah menganggur
b. Pengangguran terselubung d. Pengangguran friksional
8. Satria dengan suka rela tidak bekerja karena ia sudah memiliki pendapatan dari rumah
kontrakannya, maka status Satria termasuk pengangguran...
a. Voluntari c. Konjungtural
b. Friksional d. Struktural
9. Perhatikan tabel berikut:
No. Nama Umur
1 Andi Noya 17
2 Bajuri S. 20
3 Mila Wati 15
4 Lili N. 14
Dari tabel di atas, yang bukan termasuk dari golongan tenaga kerja adalah...
a. 1, 2, dan 3 c. 2 dan 4
b. 1 dan 3 d. 4
10. Pada saat terjadi krisis ekonomi biasanya terjadi banyak pengangguran...
a. Voluntari c. Konjungtural
b. Friksional d. Teknologi
122

11. Berikut ini yang bukan hal-hal yang mempengaruhi banyaknya jumlah angkatan kerja...
a. Anak sekolah c. Usia kerja
b. Jumlah penduduk d. Jenis kelamin
12. Bu Jumirah memiliki tenaga kerja yang cukup dalam tokonya, namun ia memasukan
Andi, anak dari adik Bu Jumirah. Maka Andi disebut denga pengangguran?
a. Pengangguran terselubung c. Pengangguran terbuka
b. Pengangguran setengah menganggur d. Pengangguran teknologi
13. Berikut ini yang bukan merupakan jenis pengangguran berdasarkan sifatnya adalah...
a. Pengangguran terselubung c. Pengangguran terbuka
b. Pengangguran setengah menganggur d. Pengangguran teknologi
14. Pengangguran yang disebabkan oleh terjadinya pergeseran dari sektor pertanian ke
sektor industri disebut dengan pengangguran...
a. Pengangguran Konjungtural c. Pengangguran Friksional
b. Pengangguran Struktural d. Pengangguran Voluntari
15. Jumlah lapangan kerja yang tersedia bagi masyarakat disebut....
a. Tenaga kerja c. Kesempatan kerja
b. Angkatan kerja d. Pasar karja
123

Lampiran 9

KUNCI JAWABAN SIKLUS 1

1. C 6. B 11. A
2. B 7. D 12. A
3. C 8. A 13. D
4. D 9. D 14. B
5. D 10. C 15. C
124

Lampiran 10
KISI-KISI SOAL
SIKLUS 2

Satuan Pendidikan : MTs Sains Al Hadid Kota Cirebon


Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VIII/2
Jumlah Soal : 15 Butir
Standar Kompetensi : 7. Memahami Kegiatan Perekonomian Indonesia

NO Kompetensi Jenjang Beentuk Nomor


Indikator
. Dasar Kemampuan Soal Soal
1. 7.1.Mendeskripsika  Mengidentifikasi Pengetahuan PG 1, 3,
n permasalahan dampak 11, 13,
angkatan kerja pengangguran 14
dan tenaga kerja terhadap keamanan
sebagai sumber lingkungan
daya dalam Pengetahuan PG 2, 6, 7,
kegiatan  Mengidentifikasi 8, 9,
ekonomi, serta peningkatan mutu 10, 12,
peranan tenaga kerja 15
pemerintah
dalam upaya Pengetahuan PG 4, 5
penainggulanga  Mengidentifikasi
nnya peranan pemerintah
dalam mengatasi
masalah tenaga
kerja di Indonesia
125

Lampiran 11
SOAL SIKLUS 2
Nama : Nilai :
Kelas :

Pilihlah Salah Satu Jawaban Yang Tepat Dan Benar Dengan Memberi Tanda
Silang (X) Pada Huruf a, b, c, atau d!

1. Dibawah ini adalah hal-hal yang tidak menyebabkan tingkat pengangguran menjadi
tinggi...
a. Penduduk lebih besar dari pada lapangan pekerjaan
b. Penduduk yang kurang memiliki keahlian
c. Penduduk yang berpendidikan
d. Lowongan yang ada tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan
2. Tempat untuk mempertemukan antara lowongan pekerjaan dangan pencari kerja disebut
dengan...
a. Bursa tenagakerja c. Pasar tenagakerja
b. Kantor yang menyediakan lowongan d. a dan c Benar
3. Perhatikan pernyataan dibawah ini:
1. Tingkat kesejahteraan menurun
2. Produktivitas meningkat
3. Bertambahnya biaya sosial negara
4. Kualitas hidup menurun
5. Mengurangnya jumlah anak jalanan

Yang bukan termasuk dampak dari tingginya pengangguran di tunjukan oleh?


a. 2 dan 5 c. 2 dan 1
b. 5 dan 3 d. 4 dan 5
4. Berikut ini yang bukan termasuk upaya pemerintah untuk memperluas kesempatan kerja
adalah...
a. Mendirikan pabrik/industri
b. Mengintensifkan pekerjaan di daerah pedesaan
c. Mengurangi usaha-usaha kecil
d. Meningkatkan investasi
5. Upaya pemerintah untuk membina hubungan industri adalah?
a. Menyempurnakan undang-undang dan petunjuk ketenagakerjaan serta
memberikan sosialisasi kepada pelaku industri
b. Mengembangkan serikat pekerja dan pengusaha
c. Membantu penyelesaian masalah antara buruh dan pihak manajemen pabrik
d. Semua jawaban benar
6. Berikut ini yang tidak termasuk tujuan didirikannya pusat-pusat latihan kerja adalah?
a. Memberikan keterampilan kepada para tenaga kerja
b. Agar tenaga kerja mahir di segala bidang
c. Agar tenaga kerja segera memperoleh pekerjaan
d. Meningkatkan kuantitas tenaga kerja
7. Salah satu usaha peningkatan mutu tenaga kerja adalah
a. Peningkatan jumlah jam kerja
b. Penambahan jumlah tenaga kerja
c. Penambahan alat-alat yang digunakan
d. Peningkatan pendidikan dan latihan kerja
126

8. Berikut ini dampak negatif pembangunan proyek padat karya terhadap kesempatan
kerja...
a. Menambah kesempatan kerja c. Menambah pengangguran
b. Menambah produksi masyarakat d. Menambah pendapatan
9. Yang bukan termasuk persyaratan untuk mendapat pekerjaan adalah?
a. Mempunyai pengalaman kerja
b. Memiliki jenjang pendidikan yang disyaratkan
c. Berada pada usia yang telah ditentukan
d. Mempunyai kemampuan membayar uang terimakasih kepada pemilik perusahaan
10. Tujuan diadakannya bursa tenaga kerja adalah...
a. Memudahkan orang berpindah pekerjaan
b. Meningkatkan keuntungan perusahaan
c. Menarik investor asing
d. Memudahkan pencarian kerja dan mendapatkan informasi lowongan kerja
11. Banyak tenaga kerja yang memilih bekerja di luar negeri karena....
a. Meningkatnya devisa negara
b. Upah tenaga kerja di luar negeri lebih tinggi
c. Banyaknya pelatihan bagi tenaga kerja
d. Kesejahteraan dan kesehatan di tanggung pemerintah luar negeri
12. Banyak aksi protes buruh-buru pabrik yang disebabkan oleh?
a. Mutu tenaga kerja yang rendah
b. Kurangnya kesejahteraan tenaga kerja
c. Tidak sesuainya latar belakang pendidikan
d. Kurang tersebarnya informasi lowongan pekerjaan
13. Pengangguran terjadi apabila...
a. Mutu tenaga kerja yang rendah
b. Kurangnya kesejahteraan tenaga kerja
c. Tidak sesuainya latar belakang pendidikan
d. Kurang tersebarnya informasi lowongan pekerjaan

No. Nama Negara Jumlah Penduduk Jumlah Pengangguran


1 X 150 Orang 25 Orang
2 Y 150 Orang 10 Orang
14. Pernyataan yang benar tentang tabel diatas adalah...
a. Negara X lebih sejahtera dibandingkan Negara Y
b. Negara X dan Y memiliki tingkat pengangguran yang tinggi
c. Negara Y perekonomian akan lebih berkembang di bandingkan negara X
d. Negara Y sering mengalami masalah-masalah ketenagakerjaan
15. Apabila mutu tenaga kerja rendah maka dapat mengakibatkan...
a. Kesempatan kerja terbatas
b. Dapat menambah angkatan kerja
c. Meningkatkan besarnya upah
d. Dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja
127

Lampiran 12

KUNCI JAWABAN SIKLUS 2

1. C 6. D 11. B
2. D 7. D 12. B
3. A 8. C 13. A
4. C 9. D 14. C
5. D 10. D 15. A
128

Lampiran 13

KISI-KISI SOAL
SIKLUS 3

Satuan Pendidikan : MTs Sains Al Hadid Kota Cirebon


Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VIII/2
Jumlah Soal : 15 Butir
Standar Kompetensi : 7. Memahami Kegiatan Perekonomian Indonesia

Jenjang Beentu Nomor


NO. Kompetensi Dasar Indikator
Kemampuan k Soal Soal
1. 7.2.Mendeskripsikan  Mendeskripsik Pengetahuan PG 1, 2, 7, 8,
pelaku-pelaku an arti sistem 9, 11, 12,
ekonomi dalam perekonomian 14
sistem dan macam-
perekonomian macamnya 3, 4, 5, 6,
Indonesia Pengetahuan PG 10, 13,
 Mengidentifik 15
asi kebaikan
dan kelemahan
macam-
macam sistem
ekonomi
129

Lampiran 14
SOAL SIKLUS 3
Nama : Nilai :
Kelas :

Pilihlah Salah Satu Jawaban Yang Tepat Dan Benar Dengan Memberi Tanda
Silang (X) Pada Huruf a, b, c, atau d!

1. Sistem perekonomian yang menghendaki kemakmuran masyarakat secara merata dan


tidak adanya penindasan ekonomi, merupakan pengertian dari sistem ekonomi...
a. Sistem ekonomi liberal c. Sistem ekonomi campuran
b. Sistem ekonomi sosial d. Sistem ekonomi demokrasi
2. Sistem perekonomian yang memberikan kebebasan sepenuhnya dalam segala bidang
perekonomian kepada masing-masing individu untuk memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya, merupakan pengertian dari sistem ekonomi apa?
a. Sistem ekonomi liberal c. Sistem ekonomi campuran
b. Sistem ekonomi sosial d. Sistem ekonomi demokrasi
3. Di bawah ini adalah hal yang tidak mempengaruhi setiap negara memiliki sistem
perekonomian yang berbeda, yaitu...
a. Idiologi c. Budaya
b. Pemerintahan d. Pandangan politik
4. Suatu aturan dan tatacara untuk mengkoordinasi perilaku masyarakat (konsumen,
produsen, pemerintahan dan sebagainya) dalam menjalankan kegiatan ekonomi, adalah
pengertian dari...
a. Sistem ekonomi sosial c. Sistem ekonomi campuran
b. Sistem politik d. Sistem ekonomi
5. Bagaimana peran pemerintah dalam sistem perekonomian liberal?
a. Pemerintah ikut campur dalam semua bidang
b. Pemerintah ikut campur dalam bidang bidang tertentu
c. Pemerintah sama sekali tidak ikut campur dalam bidanng apapun
d. Pemerintah selalu melihat dan mengontrol segala yang terjadi
6. Di bawah ini yang bukan merupakan ciri-ciri sistem ekonomi campuran...
a. Jenis dan jumlah barang ditentukan oleh pasar
b. Pemerintah bertanggung jawab atas jaminan sosial dan pemerataan pendapatan
c. Swasta diberikan kebebasan di bidang-bidang ekonomi yang ditetapkan
pemerintah
d. Semua sumberdaya ekonomi dikuasai oleh pemerintah/ negara
7. Perhatikan pernyataan dibawah ini:
1. Setiap individu diberikan kebebasan memiliki kekayaan dan sumberdaya produksi
2. Muncul kesenjangan yang besar antar si kaya dan si miskin
3. Tidak ada kesenjangan antara si kaya dan si miskin
4. Produksi barang dan jasa didasarkan pada kebutuhan masyarakat

Kelebihan sistem ekonomi liberal di tunjukan oleh nomor?


a. 1 dan 4 c. 1 dan 2
b. 3 dan 4 d. 2 dan 4
8. Sistem ekonomi terpusat merupakan nama lain dari?
a. Sistem ekonomi liberal c. Sistem ekonomi campuran
b. Sistem ekonomi sosial d. Sistem ekonomi demokrasi
130

9. Di bawah ini bukan merupakan kekurangan sistem ekonomi liberal...


a. Muncul kesenjangan yang besar antara si kaya dan si miskin
b. Mangakibatkan munculnya monopoli dalam masyarakat
c. Mematikan kreativitas dan inovasi setiap individu
d. Kebebasan disalahgunakan oleh orang yang kuat
10. Yang bukan merupakan kelebihan sistem ekonomi sosial adalah...
a. Semua kegiatan dan masalah ekonomi dikendalikan pemerintah sehingga
pemerintah mudah melakukan pengawasan
b. Tidak ada kesenjangan ekonomi antara si kaya dan si miskin
c. Tidak ada kebebasan untuk memilih sumberdaya
d. Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga
11. Pemerintah melakukan pengawasan dan pengendalian dalam perekonomian, namun
pihak swasta (masyarakat) masih diberi kebebasan untuk menentukan kegiatan-kegiatan
ekonomi yang ingin mereka jalankan, ini merupakan pengertian dari sistem
perekonomian...
a. Sistem ekonomi liberal c. Sistem ekonomi campuran
b. Sistem ekonomi sosial d. Sistem ekonomi demokrasi
12. Suatu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah
Pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari,
oleh, dan untuk rakyat di bawah kepemimpinan dan pengawasan pemerintah,
merupakan pengertian dari sistem ekonomi?
a. Sistem ekonomi liberal c. Sistem ekonomi campuran
b. Sistem ekonomi sosial d. Sistem ekonomi demokrasi
13. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1. Mematikan kreativitas dan inovasi setiap individu
2. Tidak ada kebebasan untuk memilih sumberdaya
3. Kurang adanya variasi dalam memproduksi

Yang termasuk dari kekurangan sistem ekonomi sosial adalah...


a. 1 c. 3
b. 2 d. Semua benar
14. Laissez faire berasal dari bahasa...
a. Prancis c. Yunani
b. Inggris d. Arab
15. Yang bukan termasuk macam-macam sistem ekonomi adalah...
a. Sistem politik c. Sistem ekonomi campuran
b. Sistem ekonomi sosial d. Sistem ekonomi demokrasi
131

Lampiran 15

KUNCI JAWABAN SIKLUS 3

1. B 6. D 11. C
2. A 7. A 12. D
3. B 8. B 13. D
4. D 9. C 14. A
5. C 10. C 15. A
132

Lampiran 16

LEMBAR OBSERVASI SISWA

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


Kelas / Semester : VIII (Delapan) / I (Ganjil)
Hari / Tanggal :

Petunjuk:
1. Berilah tanda (√) pada kolom sesuai dengan pendapatmu
2. Keterangan skala jawaban responden:
(1) Tidak baik (2) Kurang baik (3) Cukup baik

(4) Baik (5) Sangat baik

Analisa Yang Dicapai


No. Aspek Yang Diamati
5 4 3 2 1
1 Konsentrasi siswa mengikuti KBM
2 Kemampuan dalam menyerap gagasan
3 Kemampuan dalam menghubungkan gagasan
4 Kemampuan dalam membedakan gagasan
5 Membuat suatu kesimpulan dan rangkuman
6 Menghargai pendapat teman
7 Keberanian siswa dalam bertanya
8 Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan
9 Keberanian siswa untuk maju ke depan kelas
133

Lampiran 17

LEMBAR OBSERVASI GURU

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


Kelas / Semester : VIII (Delapan) / I (Ganjil)
Hari / Tanggal :

Petunjuk:
3. Berilah tanda (√) pada kolom sesuai dengan pendapatmu
4. Keterangan skala jawaban responden:
(1) Tidak baik (2) Kurang baik (3) Cukup baik

(4) Baik (5) Sangat baik

Analisa Yang Dicapai


No. Aspek Yang Diamati
5 4 3 2 1
1 Penguasaan bahan ajar
2 Penyampaian materi pelajaran
3 Memotivasi siswa
4 Pemberian pertanyaan pada siswa
5 Penciptaan situasi kondusif
6 Memberikan penghargaan
7 Menyimpulkan materi pembelajaran
8 Cara mengadakan evaluasi
9 Menutup pembelajaran
134

Lampiran 18
KISI-KISI ANGKET

No Variabel Sikap Indikator No. Item Jumlah

1 Penerapan media grafis untuk Antusias siswa terhadap mata


6, 8 2
meningkatkan pemahaman pelajaran IPS
general siswa Minat dalam pembelajaran IPS
Motivasi siswa dalam pembelajaran
1, 3 2
IPS

Kesukaan terhadap pembelajaran


5, 10 2
dengan menggunakan media grafis
Terhadap pembelajaran dengan
menggunakan media grafis
Aktivitas pembelajaran siswa dalam
4, 9 2
kelas

Kepuasan siswa terhadap


Kepuasan terhadap pemahaman
pemahaman general dalam 2, 7 2
general
pembelajaran IPS

134
135

Lampiran 19
ANGKET RESPON SISWA
Nama :
Kelas :

PETUNJUK
1. Angket ini berisi 10 pertanyaan tentang aktivitas kalian selama mengikuti
pembelajaran.
2. Berikanlah pendapat kalian terhadap masing-masing pertanyaan yang diberikan
dengan menulis tanda silang (X) pada kolom jawaban yang sesuai dengan pilihan
kalian.
3. Pilihan jawaban terdiri dari sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan
Sangat Tidak Setuju (STS)
4. Jawablah dengan sejujur-jujurnya, karena jawaban yang kalian berikan tidak akan
mempengaruhi nilai pelajaran IPS yang kalian dapatkan
5. Jawaban kalian sangat membantu penulis dalam melakukan penelitian

JAWABAN
NO PERNYATAAN
SS S TS STS
1 Saya mudah memahami materi dengan
menggunakan media grafis.
2 Dalam pembelajaran dengan menggunakan media
grafis saya lebih banyak pengetahuan yang didapat.
3 Saya merasa senang pada saat mengerjakan latihan
dengan pembelajaran yang dilaksanakan.
4 Saya lebih percaya diri belajar dengan menggunakan
media grafis untuk meningkatkan pemahaman general.
5 Saya lebih aktif dalam pembelajaran dengan
menggunakan media grafis.
6 saya merasa bingung dalam pembelajaran dengan
menggunakan media grafis.
7 Saya tidak puas terhadap pemahaman belajar yang
telah saya capai dengan adanya pembelajaran
menggunakan media grafis ini.
8 Saya merasa bosan jika belajar menggunakan media
grafis.
9 Konsentrasi belajar saya terganggu jika menggunakan
media grafis.
10 Saya merasa bingung dalam mengerjakan latihan yang
diberikan guru.
136

Lampiran 20

FOTO-FOTO SAAT PEMBELAJARAN BERLANGSUNG


137
138
139
YAYASAN PIANARUSSALAM HIDAYATULLAH KOTA CIttBON

MTsヽ りLENS AL HADED


PEⅣ pJDRAⅣ 8ER34SIS爵 イごIHD
=「
eralkreditas1 6も ]醸 ``

Jl.Sckanlellltlning,Kcl.Kttainulya Kec.Kesambi Kota Cirebon Telp.(0231)481580

Surat Persetujuan Tempat Penelitiam


No : 012iMTs Sains Al Hadid/Xil}}l5

Yang bertandatangan di bar.vah ini adalah kepala sekolah MTs Sains Al Hadid Kesarabi Kota
Cirebon menerangkan bahwa :

Nama : Muharnad Dwi Cahyono


NIM : l4l I 1420093
Jurllsan : Tadris IPS

Faklultas . Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Waktu Pcnclitian : 01 Desember - 26 Desember 201 5

Adalah bcnar mahasiswa IAIN Circbon dan dittirま an untuk mclakukan pcnclitian di MTs
Sains AI Hadid Kcsalllbi Kota Circbon dalalll ran〔 非a pcnyusunan skripsi yang bcttudtlli
``PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS UNTUK lvlENINGKATKAN PEⅣ lAHANIAN
GENERAL SISヽ VA PADA PELAJARAN IPS ttLAS VIII卜ITS SAINS AL HADID
KOTA CIREBON"

Dclllik‐ ian Surat Pcrscttullan ini kanli buat untuk dapat dipergunakan sebagaiinana lncstinya

Cirebon, 30 Novernber 201 5

NIP
YAYASAN MANARUSSALAM HIDAYATULLAH KOTA CIREBON

MTsl騨 LENS AL HADED


PEⅣ DD」 04ノVBERJИ SISワ ろ%ED
Terakreditasi``B“
Jlo Sekarkemuning,Kel.Karyamulya Kec.Kesambi Kota Cirebon Telp.(0231)481580

SURAT KETERANGAN
No:015/Ⅳ ITs Sains AI Hadi″ XI1/2015

Yang bertallda tangan di ba、 vah ini lKcpala ⅣITs Sains Al Hadid Kcsalnbi Kota

Circbon lllencrangkan bahwa:

Nama :Muhamad Dwi Cahyono


NiM : 14111420093

.lurusan :Tadris IPS

Fakultas i lll■ u irarbiyah dan Kcguruan

Nama tersebut diatas telah melaksanakan penelitian di MTs Sains Al l{adid Kesambi
Kota Cirebon terhitung nrulai tanggal 1 Desember sampai dengan 18 Desember 2015.

Demikian Surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, semoga dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Circbon)18 Dcscmber 2015


NIP

Anda mungkin juga menyukai