Anda di halaman 1dari 6

POLA PERSEBARAN PEMUKIMAN LEMBAR PETA CIEMAS

Nama Anggota Kelompok 8:

a. Annisa Wahyu Larassati


b. Anisyah Rahmadini
c. Dema Amalia Putri
d. M. Ersan Ricardo
e. Teuku Alvi Rahman

Kelas: Praktikum Geografi Manusia Kelas D

Analisis keruangan adalah analisis yang bersumber pada lokasi suatu obyek yang
dapat dilihat dari side (bagaimana bentukan obyek tersebut) dan situation (obyek tersebut
relatif terhadap obyek di sekitarnya). Salah satu jenis dari analisis keruangan adalah NNA
(Nearest Neighbor Analysis.

NNA adalah suatu metode analisis keruangan yang mempelajari mengenai pola
persebaran titik berdasarkan titik terdekatnya. Data yang akan dianalisis keruangannya
minimal berjumlah 30 sampel. Kegunaan dari NNA adalah melihat pola sebaran proyek
dalam ruang dan merencanakan letak pusat pelayanan. Syarat dari NNA adalah obyek yang
diteliti memiliki kekuatan yang sama, tidak memiliki hambatan dan tingkat aksesbilitasnya
seragam.

Jenis-jenis pola sebaran titik adalah sebagai berikut:

Rumus dalam NNA:

𝑑
𝐷𝑜𝑏𝑠 = ∑
𝑁

𝑁
𝑅𝑛 = 2𝐷𝑜𝑏𝑠√
𝐴

𝐷𝑜𝑏𝑠 − 𝐷 𝑟𝑎𝑛
𝑍=
𝜎𝐷𝑟𝑎𝑛
1
𝐷𝑟𝑎𝑛 =
𝑁
2√ 𝐴

0,26136
𝜎𝐷𝑟𝑎𝑛 =
√𝑁 × 𝑁
𝐴

Gambaran Lembar Peta Ciemas

Wilayah Kajian NNA

Wilayah Kajian Landuse dan Aktivitas


Manusia
Perluasan wilayah yang dikaji dari pengamatan sebelumnya (hubungan antara landuse dengan
aktivitas manusia) dikarenakan wilayah sebelumnya memiliki jumlah sampel pemukiman di
bawah 30 sampel sehingga tidak dapat dianalisis hubungan titik terdekatnya.

Karakteristik Objek Pengamatan

a. Kondisi Fisik
Kecamatan Ciemas memiliki luas sebesar 26.696 Ha. Berdasarkan wilayah
administrasi, Kecamatan Ciemas terdiri dari 8 desa, 68 RW, dan 294 RT. Desa-desa
yang termasuk wilayah Kecamatan Ciemas adalah Desa Cibenda, Desa Ciwaru, Dema
Tamanjaya, Desa Mekarjaya, Desa Ciemas, Desa Girimukti, Desa Mandrajaya, dan
Desa Mekarsakti. Adapun batas administrasi Kecamatan Ciemas adalah sebelah utara
berbatasan dengan Kecamatan Simpenan, sebelah selatan berbatasan dengan
Kecamatan Ciracap, sebelah barat berbatasan dengan Samudra Hindia, dan sebelah
timur berbatasan dengan Kecamatan Ciracap dan Waluran. Wilayah yang dikaji
dalam metode NNA terdiri atas Desa Ciemas, Desa Girimukti, dan Desa Mekarjaya
serta berbatasan langsung dengan Kecamatan Pelabuhan Ratu. Landuse yang terdapat
di wilayah kajian adalah kebun/perkebunan, sawah tadah hujan, ladang/tegalan, dan
hutan, dan semak belukar.
b. Kondisi Topografi
Kondisi topografi Kecamatan Ciemas terdiri atas daratan perbukitan dan pegunungan
dengan kemiringan bervariasi. Ketinggian Kecamatan Ciemas berkisar antara 0-500
m, namun tidak semua wilayah diikutsertakan dalam pengamatan. Pemilihan tempat
berada pada ketinggian 350-750 m dengan semakin ke timur semakin tinggi dan
sedikit mengambil wilayah Kecamatan Pelabuhan Ratu. Wilayah pengamatan tidak
memiliki sungai utama tetapi memiliki anak sungai seperti Ci Waru dan Ci
Marinjung. Wilayah pengamatan didominasi oleh hutan.
c. Kondisi Klimatologi
Iklim di Kecamatan Ciemas adalah tropis basah dengan curah hujan yang dipengaruhi
oleh angin Muson dan memiliki suhu udara berkisar 20º-32ºC.
d. Kondisi Kependudukan
Mata pencaharian penduduk Kecamatan Ciemas sebagian besar bekerja sebagai petani
dan buruh tani.

Latar Belakang Pengamatan

Rumusan Masalah:

a. Bagaimana bentuk pola persebaran pemukiman di wilayah kajian pada Lembar Peta
Ciemas?
b. Apa saja yang menjadi faktor terbentuknya pola persebaran pemukiman di wilayah
kajian pada Lembar Peta Ciemas?

Metodologi: Analisis dengan menggunakan NNA (hubungan tetangga terdekat) dan


mengambil obyek dalam bentuk area.
Pengolahan Data Pengamatan

Langkah Kerja:

1. Penentuan Hipotesis
Ho = Random
Hi = Tidak Random
2. Penentuan Level of Significance
Tingkat Kepercayaan: 95%
Toleransi Kesalahan: 5%
3. Pembuatan Tabel Data
Tabel ini berisikan jumlah titik terdekat yang terhubung dan jarak antara keduanya.

Titik Jarak (Km) Skala Peta


1-2 1,08 1 , 85 cm = 1 km
2-3 0,7 1 cm = 0,54 km
4-3 0,81
5-4 3,24 Jumlah Jarak 28,684 km
6-7 0,972 Jumlah Titik 38
8-6 2,16 Luas Wilayah Kajian 6,534 km × 13,824 km
9-10 1,026 = 90,326 𝑘𝑚²
10-11 0,432
12-13 1,08
13-15 0,648
14-15 0,378
16-15 0,7
17-18 3,24
19-20 1,6
20-21 0,54
22-23 0,81
23-24 0,378
25-22 0,864
26-25 2,16
27-26 1,62
28-29 1,6
29-30 0,108
31-32 0,27
33-34 0,54
35-36 0,81
36-37 0,27
37-36 0,27
38-37 0,378
4. Perhitungan Data

𝑑 28,684 𝑘𝑚
𝐷𝑜𝑏𝑠 = ∑ = = 0,75 𝑘𝑚
𝑁 38

𝑁 38
𝑅𝑛 = 2𝐷𝑜𝑏𝑠√ = 2 × 0,75 𝑘𝑚√ = 0,972
𝐴 90,326 𝑘𝑚²

Berdasarkan perhitungan Rn, dapat diketahui bahwa pola persebaran pemukiman di


wilayah kajian ini adalah random yang berarti Ho diterima. Oleh karena itu,
dibutuhkan adanya pembuktian dengan menggunakan Uji Z.

𝑑 28,684 𝑘𝑚
𝐷𝑜𝑏𝑠 = ∑ = = 0,75 𝑘𝑚
𝑁 38
1 1 1
𝐷𝑟𝑎𝑛 = = = = 0,77 𝑘𝑚
𝑁 38 2 × 0,648
2√ 𝐴 2√
90,326 𝑘𝑚²
0,26136 0,26136
𝜎𝐷𝑟𝑎𝑛 = = = 3,99 𝑘𝑚 = 4 𝑘𝑚
38
√𝑁 × 𝑁 √38 ×
𝐴 90,326 𝑘𝑚²

𝐷𝑜𝑏𝑠 − 𝐷 𝑟𝑎𝑛 0,75 𝑘𝑚 − 0,77 𝑘𝑚


𝑍= = = −0,005
𝜎𝐷𝑟𝑎𝑛 4 𝑘𝑚
Z hitung = -0,005

Z tabel (0,005) = -1,96

Daerah Penerimaan Ho

Z tabel
Daerah Penolakan Ho

Z hitung=-0,005
-1,96 1,96

Berdasarkan perhitungan Uji Z, Z score berada di titik tengah dengan z = -0,005


diantara Z tabel dan merupakan daerah z score untuk random.

5. Kesimpulan
Hasil pengamatan dan perhitungan titik terdekat mengatakan bahwa pola persebaran
pemukiman pada wilayah kajian adalah random dengan 𝛼 = 5%, Rn = 0,972, Z = -
0,005. Sehingga disimpulkan bahwa Ho diterima.
Analisis Hasil Pengamatan

Setelah dilakukan perhitungan Nearest Neighbour Analysis didapatkan Rn (indeks NNA) =


0,972. Berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa pola persebaran pemukimannya
Random. Untuk memastikan, harus dilakukan uji hipotesis. Hasil uji hipotesis dengan taraf
nyata 0.05 didapat Zhitung = -0.005 dan titik kritis = -1.96. Dari grafik diketahui bahwa hasil
perhitungan, berada pada daerah penerimaan H0 atau pola pemukiman di daerah tersebut
Random.

Faktor yang menyebabkan pola pemukiman di daerah Ciemas bagian atas atau geomer 3
Random adalah jika dilihat dari topografinya, pemukiman lebih banyak terdapat di daerah
dengan ketinggian 300-500 mdpl yang berada di sebelah barat, makin kearah timur
ketinggian semakin bertambah dan pemukimannya pun semakin sedikit. Jika dilihat dari
faktor penggunaan tanahnya, mayoritas pemukiman berada di dekat penggunaan tanah kebun
dan sawah tadah hujan. Pemukiman lebih berdasarkan di dekat akses jalan meskipun hanya
jalan setapak.

Maka dapat disimpulkan bahwa pola pemukiman di daerah Ciemas berdasarkan kepada
aksesbilitas dan penggunaan tanah sebagai sumber mata pencaharian mereka.

Anda mungkin juga menyukai