PENDAHULUAN
Gambar 2.4 Diagram CCT untuk baja Hypotectoid (Kiri) Eutectoid (Tengah) dan
Hypertectoid (Kanan) [5]
Diagram CCT di atas dapat disempurnakan dengan memberikan luas daerah di
depan hidung kurva yang berbeda. Pada baja hypotectoid, daerah di depan hidung
kurva sempit dan hampir menyentuh sumbu tegak yang menunjukkan sulit
terbentuk martensit walaupun dengan menerapkan laju pendinginan yang relatif
cepat. Sedangkan pada baja hypertectoid, daerah di depan hidung kurva lebar yang
menunjukkan mudah terbentuk martensit walaupun dengan laju pendinginan yang
tidak terlalu cepat. Selain itu letak Ms semakin turun bahkan sampai Mf berada di
bawah temperatur kamar. Hal ini menunjukkan bahwa akan terbentuk austenit sisa
saat laju pendinginan selesai pada temperatur kamar.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Mulai
Lakukan uji keras Rockwell skala C pada tanda yang telah dibuat.
Selesai
BAB IV
DATA PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Data Percobaan
Spesimen : Baja AISI 4140
Indentor : Diamond
Load : 1471 N
Tabel 4.1 Data Kekerasan setelah Uji Jominy
Jarak ke- Jarak (mm) HRC
1 5 41
2 10 43
3 15 39
4 20 40
5 25 34
6 30 31
7 35 31
8 40 29
9 45 28
10 50 27
11 55 24
12 60 24
13 65 25
14 70 25
15 75 24
16 80 23
17 85 24
18 90 19
19 95 17
20 100 15
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Kurva Hardenability
Berdasarkan pengujian, data hasil pengukuran kekerasan pada
spesimen AISI 4140 yang telah di uji Jominy dapat digunakan untuk
membentuk Kurva Hardenability.
Kurva Hardenability
50
45
40
Kekerasan (HRC)
35
30
25
20
15
10
5
0
0 20 40 60 80 100 120
Jarak (mm)
Dengan:
IH = Initial Hardness (HRC)
DH = Distance Hardness
DImax = 177,5 mm
DImin = 80 mm
Tabel 4.5 Data Distance Hardness dan Hardness Baja AISI 4140 untuk Jarak
Tertentu dari Titik Penyemprotan
Distance Distance
Jominy End-Quench IH/DHmin IH/DHmax
Hardness Hardness
Distance (mm) (HRC) (HRC)
Min. Max.
3 1,00 55 1,00 58
4,5 1,00 55 1,00 58
6 1,06 51,88679 1,00 58
7,5 1,13 48,67257 1,00 58
9 1,22 45,08197 1,00 58
10,5 1,30 42,30769 1,00 58
12 1,35 40,74074 1,00 58
13,5 1,42 38,73239 1,00 58
15 1,47 37,41497 1,00 58
18 1,61 34,16149 1,00 58
21 1,72 31,97674 1,01 57,42574
24 1,80 30,55556 1,02 56,86275
27 1,88 29,25532 1,03 56,31068
33 2,01 27,36318 1,06 54,71698
39 2,13 25,8216 1,09 53,21101
45 2,23 24,66368 1,12 51,78571
5 2,33 23,60515 1,18 49,15254
Dari data pada Tabel 4.5, didapatkan kurva Hardenability Band dari
baja AISI 4140 sebagai berikut:
60
Hardness (HRC)
50
40
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60
Jarak (mm)
60
Hardness (HRC)
50
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120
Jarak (mm)
[1] American Standard and Testing Material A255. Standard Test Methods for
Determining Hardenability of Steel.
[2] Callister, Jr, William D. 2009. Fundamentals of Materials Science and
Engineering (8thed ). United States of America: John Wiley & Sons.
[3] Callister, Jr, William D. 2009. Fundamentals of Materials Science and
Engineering (8thed ). United States of America: John Wiley & Sons.
[4] Suratman,Rochim. 2017. Dasar-Dasar Proses Perlakuan Panas Untuk Baja.
Penerbit ITB
[5] Suratman,Rochim. 2017. Dasar-Dasar Proses Perlakuan Panas Untuk Baja.
Penerbit ITB
LAMPIRAN
A. Tugas Setelah Praktikum
1. Buat grafik dari hasil percobaan dan berikan analisisnya!
Jawab:
Kurva Hardenability
50
45
40
Kekerasan (HRC)
35
30
25
20
15
10
5
0
0 20 40 60 80 100 120
Jarak (mm)
2. Buat kurva grafik hardenability band dengan perhitungan dari baja yang
ditentukan setelah praktikum!
Jawab:
Perhitungan Hardenability Band dapat dilihat pada sub bab 4.2.2
60
Hardness (HRC)
50
40
30
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60
Jarak (mm)
(a) (b)
Gambar L4. (a) Spesimen setelah uji Jominy belum diberi tanda untuk uji keras.
(b) Spesimen yang telah diuji keras.
Gambar L5. Pengujian keras Rockwell Skala C terhadap spesimen baja AISI
4104 yang telah diuji Jominy.