CILACAP
SKRIPSI
Oleh:
NINO AUGUSTA SASONGKO
E1A003150
SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Jenderal Soedirman
Oleh:
NINO AUGUSTA SASONGKO
E1A003150
Oleh :
NINO AUGUSTA SASONGKO
E1A003150
Untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Hukum pada Fakultas
Hukum Universitas Jenderal Soedirman
Mengetahui,
Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman
Dekan,
NIM : E1A003150
KABUPATEN CILACAP
Menyatakan bahwa Skripsi yang saya buat ini adalah betul - betul
hasil karya saya sendiri dan tidak menjiplak dari hasil karya orang lain
Keyword: AMDAL
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan hidayah dan inayah serta karunia-Nya akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat agar
dapat mengikuti kesarjanaan pada Fakultas Hukum Universitas Jenderal
Soedirman Purwokerto.
Dalam penyusunan skripsi yang berjudul “ANALISIS MENGENAI
DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) OLEH BADAN LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN CILACAP”, penulis yakin bahwa tanpa adanya bantuan baik moril
maupun materiil yang tidak sedikit yang telah penulis dapatkan dari berbagai
pihak, maka kelengkapan dari skripsi ini mungkin akan terwujud, meskipun
penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan karena kemampuanlah yang membatasi semua ini, untuk
itu segala kritik dan saran yang sifatnya membengun demi kesempurnaan skripsi
ini sangat penulis harapkan.
Pada kesempatan ini, sudah sepantasnyalah penulis menyampaikan rasa
terima kasih dan penghargaan yang setinggi - tingginya kepada yang terhormat:
1. Dekan Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman, Ibu Hj. Rochani
Urip Salami, S.H.,M.S.
2. Kepala Bagian Hukum Administrasi Negara, Bapak Sutikno, S.H.
3. Dosen Pembimbing I, Bapak H. Djumadi, S.H.,S.U.
4. Dosen Pembimbing II, Ibu Rochati, S.H.,M.Hum.
5. Dosen Penguji Ibu Sri Hartini, S.H., M.H
6. Bapak Abdul Azis Nasihudin, S.H., M.Hum. selaku Pembimbing Akademik.
7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Hukum Universitas Jenderal
Soedirman.
8. Ibu Ully Nasution terima kasih untuk doa dan dukungannya dan Bapak Kadar
Sasongko (alm) atas inspirasinya.
9. Kakak saya Sandra Prima, S.E. dan Agustyawan serta Paman dan Bibi
Goenawan.
10. Bapak Sardjono, S.H. atas bantuannya dan segenap jajaran kantor Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap terutama Bapak Jamaludin. S.T. atas
kerjasama dan dukungannya.
11. Sahabat – sahabat saya Aris, Vanny, Cok Gede, Wahyu, Mar’atus, kost Poker
(Raka, Annisa, Subhan, Sofyan, Eli, Lukito, Bagus), Uci, Rahmat, Yuni,
Bunga. i
12. Rekan – rekan saya dalam bermusik dan futsal
13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara moril maupun ii
materiil kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu. iii
Penulis vi
viii
8
DAFTAR ISI 8
Halaman
10
18
18
19
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAKSI
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.
20
A. Latar Belakang Masalah
22
B. Perumusan Masalah
22
C. Tujuan Penelitian
22
D. Manfaat Penelitian
41
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.
41
A. Tinjauan Tentang Lingkungan Hidup dan Hukum Lingkungan
41
1. Pengertian Lingkungan Hidup
41
2. Pengertian Hukum Lingkungan.
42
B. Tinjauan Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
43
(AMDAL)
43
1. Pengertian AMDAL
43
2. Pihak – Pihak yang Terkait Dalam Penyusunan AMDAL
45
3. Sejarah Perkembangan Pelaksanaan AMDAL
45
C. Tinjauan Tentang Badan Lingkungan Hidup
53
108
108
110
1. Pengertian Badan Lingkungan Hidup
A. Metode Pendekatan
B. Spesifikasi Penelitian
C. Lokasi Penelitian
D. Sumber Data
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP.
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
makhluk hidup lain. Ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang,
satu unsur makhluk hidup, seperti yang tercantum dalam Undang – Undang
kehidupan makhluk hidup lainnya yang secara naluriah tidak mencemari, merusak
atau menguras lingkungan. Kehidupan makhluk hidup lain selain manusia tidak
tergantung akan ada atau tidaknya manusia tetapi sebaliknya kehidupan manusia
tetap sehat dan serasi serta terpelihara, bahkan menjadikan lingkungan yang ada
menjadi lebih baik dan lebih indah. Kerusakan yang sudah terjadi hendaknya
Salah satu upaya adalah membentuk peraturan yang baik dan lengkap,
disertai penerapan dan penegakan yang baik hal ini bertujuan untuk menjaga,
memelihara lingkungan yang baik dan sehat, serta lestari. Dalam menerapkan dan
dianggap perlu suatu kajian mengenai dampak akan pembangunan itu sendiri
seperti tercantum dalam Pasal 22 ayat (1) Undang – Undang nomor 32 tahun
2009, yaitu diwajibkan adanya analisis mengenai dampak lingkungan dari usaha
lingkungan, oleh karena itu dibentuk suatu badan khusus yang mengurus masalah
lingkungan hidup di tingkat daerah yaitu Badan Lingkungan Hidup yang salah
AMDAL di daerah.
mengenai dampak dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
1
Hartiwiningsih,2007,Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penegakan Hukum
Pidana Lingkungan, hlm. 20.
lingkungan hidup sebagai penyeimbang dari pertumbuhan pembangunan yang
dan lingkungan sosial. Seperti dalam PP no. 27 tahun 1999 Analisis Mengenai
penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
pembangunan, baik dari perencanaan hingga nantinya pada pengawasan dan jika
pelaksanaannya lembaga terkait dalam hal ini harus memperhatikan setiap aspek
yang ada dan berhubungan dengan apa yang menjadi pokok persoalan, baik itu
otonomi daerah maka tiap daerah memiliki struktur organisasi tersendiri yang
daerah tersebut.
lingkungan akibat eksploitasi di suatu daerah yang merusak daerah lainnya seperti
izin hak penguasaan hutan (HPH) atau izin galian C di kabupaten yang berada di
hulu sungai akan mempengaruhi kabupaten yang berada di hilir sungai atau jika
kita mengambil contoh lain seperti eksploitasi yang berlebihan dan tidak
itu sendiri di masa depan. Namun jika kita melihat sisi baik dari optimalisasi
daerah, kita dapat menggunakan istilah daerah lebih mengetahui apa yang ada di
itu yang bersifat umum ataupun peraturan – peraturan yang bersifat khusus
mengenai lingkungan hidup, banyak terdapat pasal – pasal yang berkaitan dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Dalam peraturan yang ada, terdapat juga
tingkat kesulitan yang besar. Baik itu dilihat dari dalam lembaga itu sendiri
ataupun dari luar, seperti ketika kita melihat terkadang banyak permasalahan
Mutu Lingkungan (BML) yang menjadikan tugas tersebut menjadi tidak mudah,
karena membutuhkan tenaga dan waktu penelitian yang tidak sedikit. Karena itu
beberapa peraturan telah membuat pola yang sistematis untuk pelaksanaan kajian,
yang berujung pada diberi atau tidaknya ijin atas suatu pembangunan, akan
kembali pada tujuan pembangunan itu sendiri dan bagaimana dampaknya bagi
dampak lingkungan akan memperhatikan semua aspek baik itu dari lingkungan
mengenai dampak lingkungan di daerah adalah Badan Lingkungan Hidup.. Hal ini
B. Perumusan Masalah
Kabupaten Cilacap?
2. Hambatan apa saja yang terjadi dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
C. Tujuan Penelitian
Kabupaten Cilacap.
2. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang terjadi dalam Analisis Mengenai
D. Manfaat Penelitian
A. secara teoritis
dampak lingkungan, dan menjadi sarana sosialisasi serta landasan untuk pelaku
usaha dalam hal mengurus analisis mengenai dampak lingkungan serta untuk
TINJAUAN PUSTAKA
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia,
kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam
seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di
tersebut.
hidup lainnya. Lingkungan hidup terbentuk melalui proses yang rumit dan
panjang yang pada akhirnya terbentuk alam yang ada saat ini. Lingkungan
hidup menghasilkan sumber daya yang digunakan oleh manusia. Maka dari
itu seharusnya sebagai bentuk timbal balik atas apa yang diberikan oleh
pula ciri dan wataknya yang sangat beraneka ragam. Namun ada beberapa
1. Dinamis
2. Saling Berinteraksi
Dalam suatu lingkungan biasanya dalam sub sistemnya atau yang lebih
3. Interpendensi
Dalam suatu sistem, setiap bagian dari sistem akan bergantung pada
bagian lainnya. jadi tiap – tiap bagian dari sistem tidak hanya akan saling
kait mengkait dan berhubungan satu dan lainnya, tetapi juga terdapat
saling ketergantungan.
4. Integrasi
tujuan tertentu.
5. Tujuan Sistem
Suatu sistem dibuat dengan tujuan tertentu. Bentuk tujuan dari suatu
harus jelas dan sejauh mungkin dinyatakan dalam suatu ukuran kualitatif.
6. Organisasi Sistem
7. Multi Disiplin
3
Fandeli,Chafid,2007,Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar Dalam
Pembangunan, hlm. 50 – 53.
mempunyai banyak segi yaitu segi hukum administrasi, segi hukum pidana,
dan segi hukum perdata. Dengan demikian, tentu saja hukum lingkungan
sekitar, suatu istilah berbau harfiah. Semua istilah pelbagai bahasa bermaksud
atau penurunan mutu lingkungan bagi manusia dapat dilihat dari nilai – nilai
lingkungan yang hilang dan berkurang akibat pemanfaatan tertentu oleh umat
kualitas lingkungan, atau dengan kata lain, bahwa masalah lingkungan yang
lingkungan.4
4
Hamzah,Andi,2005,Penegakan Hukum Lingkungan, hlm. 7.
Dalam pengertian sederhana, hukum lingkungan diartikan sebagai
manusia dan tingkah perbuatannya yang terdapat dalam ruang manusia berada
pada lingkungan, sehingga sifat dan waktunya juga mengikuti sifat dan
watak dari lingkungan itu sendiri dan dengan demikian lebih banyak
5
Hartiwiningsih,2007,Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penegakan Hukum
Pidana Lingkungan, hlm. 2.
komprehensif integral, selalu berada dalam dinamika dengan sifat dan
manusia secara tepat dan baik, sistem pendekatan ini telah melandasi
6
Hartiwiningsih,2007,Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penegakan Hukum
Pidana Lingkungan, hlm. 3.
Hukum Lingkungan sebagian besar terdiri atas Hukum Pemerintahan
(bestuursrecht).
kepada masyarakat.8
7
Id.wikipedia.org. kata kunci “Hukum Lingkungan” . diakses : 26 september 2008.
8
Hamzah,Andi,2005,Penegakan Hukum Lingkungan, hlm. 8
bertujuan untuk memecahkan masalah lingkungan. Yang kedua, adalah
pelbagai hukum klasik, yaitu hukum publik dan privat. Termasuk hukum
dengan UUD 1945 dan hukum tata negara, dapat dilihat Pasal 33 ayat (3)
UUD 1945 yang menyatakan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang
ditambah dengan dimensi baru, yaitu ruang angkasa di samping bumi dan
air. Dengan demikian, pemberian hak milik, hak guna bangunan, hak
guna usaha, hak pakai, dan lain – lain harus juga memperhatikan
dapat dicabut.
hukum kontrak.
Penegakan hukum lingkungan pun menjadi titik silang
yang berkaitan antar bidang hukum satu dengan yang lainnya, bahkan
adalah:
lingkungan;
pencemaran lingkungan;
mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
10
Hamzah,Andi,2005,Penegakan Hukum Lingkungan, hlm. 16 – 17.
hidup, oleh karena itu konsep AMDAL dikatakan sebagai konsep ekologi
alam.
Dokumen AMDAL terdiri dari beberapa bagian:
a. Pemrakarsa
Orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana
b. Komisi penilai
masyarakat pemerhati.
peraturan pemerintah”.
Kebijakan tentang AMDAL telah mengalami beberapa kali perbaikan
hingga saat ini terbagi menjadi 4 model yang terbagi berdasarkan objek kajian
yaitu:
1. AMDAL Proyek Individual
Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha/kegiatan yang
Lingkungan.
2. AMDAL Kegiatan Terpadu
Hasil kajian mengenai dampak besar dan penting usaha atau kegiatan
bertanggung jawab.
4. AMDAL Regional
Hasil kajian mengenai dampak besar dan penting usaha atau kegiatan
rencana umum tata ruang daerah dan melibatkan kewenangan lebih dari
dan metodologi ANDAL tidak mengalami perubahan sejak tahun 1986 hingga
diperlukan lagi.
Laboratorium Lingkungan;
dampak lingkungan;
dan pelatihan;
alam;
Lingkungan;
antara lain Adipura, Menuju Indonesia Hijau (MIH) dan Program For
fungsinya.
1. Kepala;
2. Sekretariat;
5. Bidang Kebersihan;
6. Bidang Pertamanan;
seorang Sekretaris dan Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung
fungsi:
1. Penyusunan perencanaan dan program bidang lingkungan hidup;
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan
Sekretariat, membawahi:
Masing - masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian
kewajiban pegawai;
d. Melakukan tata usaha dan pemeliharaan perlengkapan;
anggaran keuangan;
pegawai;
keuangan;
hidup;
terpadu;
hidup;
lingkungan hidup;
9. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan
Masing - masing Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Tata
UKL-UPL;
berwawasan lingkungan;
mempunyai tugas:
lingkungan hidup;
kabupaten;
produksi biomassa;
bencana;
Alam;
Masing - masing Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang
alam;
hayati;
kabupaten;
asam;
fungsinya.
mempunyai fungsi:
pengelolaan kebersihan;
lingkungan;
limbah domestik;
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Masing - masing Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang
Kebersihan.
pengurasan WC umum;
domestik;
tugas:
domestik;
b. Melaksanakan kegiatan perencanaan, pengadaan serta pemeliharaan
sanitary landfill;
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Masing - masing Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang
Pertamanan.
hijau;
tanaman keras/hias;
d. Melaksanakan kegiatan pembuatan taman kota dan/atau hutan kota;
monumen;
bidang keahliannya;
kerja;
UPT dipimpin oleh seorang Kepala UPT yang berada dibawah dan
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja satuan kerja perangkat Dinas di
Metode Pendekatan
legisme positivis yang menyatakan bahwa hukum identik dengan norma tertulis
yang dibuat oleh pejabat yang berwenang, selain itu konsepsi ini melihat hukum
sebagai suatu sistem normatif yang bersifat otonom terlepas dari kehidupan
masyarakat.13
B. Spesifikasi Penelitian
adalah suatu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti
mungkin dengan manusia, keadaan atau gejala - gejala lainnya, serta hanya
13
Soemitro,Ronny Hanitijio,1998,metodologi penelitian hukum dan jurimetri, hlm. 11.
14
Soekanto,Soerjono,1986,pengantar penelitian hukum, hlm. 9.
C. Lokasi Penelitian
D. Sumber Data
Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pokok atau utama yang bersumber dari
keputusan, maupun surat - surat resmi yang ada hubungannya dengan objek
penelitian.
Perundang - Undangan.
b. Bahan - bahan hukum sekunder
Yaitu semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen -
dokumen resmi, meliputi buku - buku teks, kamus - kamus hukum, jurnal
- jurnal hukum.
Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian
Data sekunder
Data yang diperoleh dari studi pustaka yaitu mengumpulkan bahan - bahan
Data primer
Data yang diperoleh dari wawancara dengan pihak yang terkait dengan
Metode penyajian data dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk
uraian yang disusun secara sistematis, logis, dan rasional. Dalam arti keseluruhan
data yang diperoleh akan dihubungkan satu dengan yang lainnya disesuaikan
yang utuh.
analisis yang bertujuan untuk mengungkapkan apa yang menjadi latar belakang
kebenaran. Dengan demikian jumlah (kuantitas) data sekunder tidak diutamakan
melainkan kualitas data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi
kepustakaan.15
hasil penelitian yang didasarkan pada kaidah - kaidah hukum yang relevan dengan
pokok permasalahan dan doktrin hukum yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti.
15
Soekanto,Soerjono,1986,pengantar penelitian hukum, hlm. 11.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai AMDAL oleh Badan Lingkungan
1. Data Sekunder
Hidup yang direvisi menjadi UU No. 23 tahun 1997 dan direvisi lagi menjadi
sebagai berikut:
dan negatif dari suatu rencana usaha/proyek, yang dipakai pemerintah dalam
harus dipenuhi untuk mendapatkan ijin dalam melakukan usaha atau kegiatan
yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang. Keputusan kelayakan
dapat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia. Demikian juga, jika biaya
manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka rencana kegiatan
Penyusunan AMDAL.16
RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah
maksimal untuk penilaian ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar
waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk
Dari segi kelembagaan, Komisi Penilai AMDAL Daerah dapat dibentuk jika:
Dari segi sumber daya manusia, Komisi Penilai AMDAL Daerah dapat
17
http://www.menlh.go.id/index.php?idx=amdalnet
a. Tersedianya sumber daya manusia yang telah lulus mengikuti pelatihan
Hidup;
b. Komisi Penilai AMDAL Propinsi berada pada Bapedalda Propinsi;
c. Komisi Penilai AMDAL Kabupaten/Kota berada pada Bapedalda/Bagian
Hidup tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Yang wajib Dilengkapi dengan
2. Data Primer
Guna melengkapi data sekunder sebagaimana telah diuraikan
secara otonom pada tahun 2009, sampai saat wawancara ini dilangsungkan
(08 Februari 2010), Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Cilacap telah
diatasnya.
B. Pembahasan
sesuatu hal dari hasil kegiatan menapis. Penapisan dalam AMDAL adalah
suatu proses untuk menghasilkan sesuatu, yang merupakan bahan untuk
pengambilan keputusan.
ayat (3) menyebutkan bahwa penapisan rencana usaha atau kegiatan yang
19
Fandeli,Chafid,2007,Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar Dalam
Pembangunan, hlm.105.
Penapisan dalam United Nation Environmental Programme
1. Suatu kriteria yang paling sedarhana dalam ukuran luas proyek dan
lokasi proyek;
2. Pembandingan uraian usulan proyek dengan daftar proyek yang
memerlukan AMDAL;
3. Penentuan dampak yang disebabkan adanya perkembangan infra
lingkungan;
4. Penggunaan analisis yang lebih memadai dan penyiapan tambahan
20
United Nation Environmental Proramme (1988). Environmental Impact Assesment, Basic
Procedures for Developng Countries
21
Fandeli,Chafid,2007,Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar Dalam
Pembangunan. hlm. 106.
kebijaksanaan sektoral butir (2), dan bermanfaat dalam penyusunan
1999 dalam Pasal 3 ayat (1) menyebutkan bahwa rencana kegiatan yang
terbarui;
3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan
22
Fandeli,Chafid,2007,Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar Dalam
Pembangunan. hlm. 107.
5. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi pelestarian
budaya;
6. Introduksi jenis tumbuh – tumbuhan, jenis hewan dan jasad renik;
7. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati;
8. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar
pertahanan negara.23
23
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan
keputusan dari pengambil kebijakan, demikian pula untuk AMDAL.
keputusan.
dan penting terhadap lingkungan. Proyek yang diajukan baik itu oleh
pinjaman asing maupun dari sektor swasta akan dinilai apakah kegiatan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan atau tidak, jika tidak,
maka pemrakarsa akan menyusun UKL dan UPL yang kemudian akan
24
Fandeli,Chafid,2007,Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar Dalam
Pembangunan. hlm.110.
Sesuai dengan proses pelaksanaan AMDAl, terdapat beberapa
fungsi kawasan lindung atau bekas kawasan yang mudah berubah sesuai
Pengungsian Satwa);
9. Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan lainnya (termasuk perairan
atau terumbu karang dan atol yang mempunyai ciri khas berupa
26
Fandeli,Chafid,2007,Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar Dalam
Pembangunan. hlm. 115.
Metode satu langkah yang mekanisme penapisannya dapat dilihat
Semua Proyek
Penapisan
Dengan dasar daftar sebagai kriteria
(jenis kegiatan, besaran dan lokasi)
terlebih dulu.
Bagi masyarakat, AMDAL bermanfaat untuk:
dilindungi;
3. Terlibat dalam proses pengambilan keputusan terhadap rencana
kepentingan mereka.
terpengaruh.
masyarakat yaitu:
yang terkait.
masyarakat pemerhati.
2. Masyarakat Terkena Dampak
3. Masyarakat Pemerhati
AMDAL.
Masyarakat memiliki hak untuk:
AMDAL;
b. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup
(KA-ANDAL);
c. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL);
d. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL);
e. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL);
f. Proses penilaian dokumen AMDAL oleh Komisi Penilai
AMDAL;
g. Sikap instansi yang bertanggung jawab atas saran, pendapat dan
didokumentasikan;
b. Memenuhi spesifikasi teknik penyampaian saran, pendapat, dan
Pemrakarsa;
2) Instansi yang bertanggung jawab di tingkat Daerah:
Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I (baca: Pemerintah
Pemrakarsa.28
3) Bupati/Kepala Daerah Tingkat II (baca: Pemerintah
28
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 08 Tahun 2000
Tentang Keterlibatan Masyarakat Dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup.
29
Surat Keputusan Bupati Cilacap Nomor 76 Tahun 2004 Tentang Keterlibatan Masyarakat
Dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
30
Surat Keputusan Bupati Cilacap Nomor 76 Tahun 2004 Tentang Keterlibatan Masyarakat
Dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
penyempurnaannya kembali pada tahap proses penilaian dokumen
diusulkan
Contoh:
suku terasing);
b. Memperhatikan jenis isu pokok/dampak besar dan penting yang
Contoh:
dampak akibat isu konflik sosial budaya dengan kelompok akibat isu
Contoh:
Wujud dari pengakuan ini dapat berupa bukti yang sifatnya formal
seperti Kepala Desa dan LKMD, atau informal seperti tokoh adat
diwakilinya.31
31
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 08 Tahun 2000
Tentang Keterlibatan Masyarakat Dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup.
Hidup) sebagai instansi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan
disampaikan;
3) Pengumuman pada papan pengumuman harus sekurang -
kurangnya:
a) Ditulis dengan warna hitam dan dasar putih;
b) Ditulis dengan huruf cetak standar dengan ukuran
minimal 12;
c) Berukuran minimal 60 x 100 cm2
32
Surat Keputusan Bupati Cilacap Nomor 76 Tahun 2004 Tentang Keterlibatan Masyarakat
Dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
4) Pengumuman pada media elektronik dapat berupa berita
mengumumkan:
masyarakat;
e. Nama dan alamat instansi yang bertanggung jawab
jawab.
2. Mendokumentasikan dan mengolah saran, pendapat, dan tanggapan
warga masyarakat serta respon dan sikap atas saran, pendapat, dan
AMDAL;
4. Menyediakan informasi tentang proses dan hasil keputusan penilaian
kegiatan;
2) Papan pengumuman di lokasi - lokasi strategis yang
radio;
3) Media lain yang dianggap tepat dengan situasi setempat;
elektronik.
b. Spesifikasi Tampilan Pengumuman
Semua bentuk pengumuman baik tertulis maupun tidak tertulis
lapisan masyarakat;
c. Tata Cara Pengumuman dengan mengumumkan hal - hal:
1) Nama dan alamat pemrakarsa;
2) Lokasi dan luas usaha dan/atau kegiatan, serta dilengkapi
penanganannya;
6) Dampak lingkungan hidup yang akan timbul;
7) Tanggal pengumuman tersebut mulai dipasang dan batas
masyarakat;
8) Nama dan alamat instansi yang bertanggung jawab dalam
jawab;
2. Mengumumkan rencana usaha dan/atau kegiatannya terhitung sejak
bertanggung jawab;
3. Mengumumkan hal - hal:
a. Nama dan alamat pemrakarsa;
b. Lokasi dan luas usaha dan/atau kegiatan, serta dilengkapi
penanganannya;
f. Dampak lingkungan hidup yang akan timbul;
g. Tanggal pengumuman tersebut mulai dipasang dan batas waktu
masyarakat;
h. Nama dan alamat instansi yang bertanggung jawab dalam
rencana
usaha dan/atau kegiatan yang akan memulai menyusun AMDAL
dengan ketentuan:
a. Mengumumkan hal - hal:
1) Lokasi usaha dan/atau kegiatan serta dilengkapi dengan peta
masyarakat;
5) Nama dan alamat instansi yang bertanggung jawab
Pemrakarsa;
2) Instansi yang bertanggung jawab di tingkat Daerah:
Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I (baca: Pemerintah
Pemrakarsa.33
3) Bupati/Kepala Daerah Tingkat II (baca: Pemerintah
penilaian KA-ANDAL. 34
33
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 08 Tahun 2000
Tentang Keterlibatan Masyarakat Dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup.
34
Surat Keputusan Bupati Cilacap Nomor 76 Tahun 2004 Tentang Keterlibatan Masyarakat
Dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
c. Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL (scoping)
tersebut.
1. Keanekaragaman
35
Husein,Harun M,1992,Berbagai Aspek Hukum Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,
hlm. 76.
ANDAL bertujuan menduga kemungkinan terjadinya dampak dari
3. Efisiensi
waktu).
semakin tegas dan jelas arah dari studi ANDAL yang akan dilakukan.
suatu proyek;
2. Menetapkan komponen – komponen lingkungan akan terkena
dampak nyata;
3. Menetapkan strategi penelitian pada komponen lingkungan yang
dampak. Dengan demikian pada tahap ini belum ada upaya untuk
dan penting.
identifikasi
36
Husein,Harun M,1992,Berbagai Aspek Hukum Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,
hlm. 49
dampak potensial juga dapat dilakukan dengan menggunakan
lain); dan/atau
d. metode ad hoc; dan/atau
e. daftar uji (sederhana, kuesioner, deskriptif); dan/atau
f. matrik interaksi sederhana; dan/atau
g. bagan alir (flowchart); dan/atau
h. pelapisan (overlay); dan/atau
i. pengamatan lapangan (observasi).
tahap ini daftar dampak besar dan penting hipotesis yang dihasilkan
berkepentingan.
perihal:
sama lain. Kedua, dampak besar dan penting yang berkelompok tersebut
luas wilayah studi ANDAL sesuai hasil pelingkupan dampak besar dan
dan tenaga, serta saran pendapat dan tanggapan dari masyarakat yang
berkepentingan.
1. Batas proyek
2. Batas ekologis
3. Batas sosial
4. Batas administratif
ANDAL
37
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 09 Tahun 2000
Tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Menurut Pasal 2 PP Nomor 27 Tahun 1999, Analisis Mengenai
dari studi kelayakan yang akan digunakan oleh pengambil keputusan dan
hal - hal yang dianggap penting untuk ditelaah dalam studi ANDAL
lingkungan hidup.
2) Komponen lingkungan hidup yang akan berubah secara
akibat ini perlu dipahami sejak dini dalam proses penyusunan KA-
sistematis.
38
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 09 Tahun 2000
Tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
39
Fandeli,Chafid,2007,Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar Dalam
Pembangunan, hlm. 95.
Langkah – langkah dalam menyusun ANDAL terbagi menjadi lima
impact statement).40
positif yang timbul sebagai akibat dari suatu rencana usaha dan/atau
atas alternatif tata letak (tata ruang mikro) lokasi, dan rancang
bangun proyek;
2. Pengelolaan lingkungan hidup yang bertujuan untuk
tersebut;
4. Pengelolaan lingkungan hidup yang bersifat memberikan
hilang atau rusak (baik dalam arti sosial ekonomi dan atau
sumber daya tidak dapat pulih, hilang atau rusak (baik dalam arti
kegiatan.
alternatif. Hal ini tidak lain karena pada tahap ini memang
patut atau layak untuk dilaksanakan ditinjau dari segi teknis dan
dokumen RKL;
2. Pokok - pokok arahan, prinsip - prinsip, kriteria atau persyaratan
hidup yang tertuang dalam dokumen RKL harus terkait dengan hasil
dimaksud;
2. Rencana pengelolaan lingkungan hidup dimaksud perlu
seperti:
1. Pendekatan teknologi
Sebagai misal:
tanah.
c. Dalam rangka meningkatkan dampak positif berupa
positif tersebut.
2. Pendekatan sosial ekonomi
lingkungan hidup;
b. Permintaan bantuan kepada pemerintah untuk turut
pencemaran;
d. Memprioritaskan penyerapan tenaga kerja setempat sesuai
dimiliki pemrakarsa;
g. Menjalin interaksi sosial yang harmonis dengan masyarakat
aspek - aspek yang akan dipantau telah dibatasi pada hal - hal
lingkungan.
2. Penilai harus memiliki dan menggunakan pedoman/panduan penyusunan
AMDAL yang berlaku, seperti antara lain: Panduan Kajian Aspek Sosial
dalam AMDAL.
3. Penilai dapat memahami maksud yang terkandung dalam panduan
lingkungan hidup atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan kepada Bupati
peserta rapat Komisi dan Tim Teknis penilaian dokumen AMDAL selambat –
lambatnya sepuluh hari kerja sebelum rapat dilakukan. Rapat ini diketuai oleh
Ketua Tim Teknis untuk melakukan penilaian oleh tim teknis yang kemudian
seluruh saran, pendapat dan tanggapan dicatat oleh petugas dari Sekretariat
Komisi Penilai. Masukan yang diterima oleh Tim Teknis disampaikan pada
perwakilan dari usaha/kegiatan yang akan dinilai oleh rapat Komisi Penilai.
Dokumen hasil dari rapat Komisi Penilai yang telah ditanggapi dan
disempurnakan diserahkan paling lambat tiga puluh hari kerja setelah hari dan
tanggal rapat Komisi Penilai dilaksanakan, dan jika masih dianggap belum
hari kerja.
Rapat komisi Penilai dilakukan atas dua kali pokok bahasan yaitu:
41
Surat Keputusan Bupati Cilacap Nomor 45Tahun 2004 Tentang Pedoman Tata Kerja
Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Kabupaten Cilacap.
hidup (AMDAL) wajib dilampirkan pada saat permohonan ijin melakukan
dengan peraturan yang telah ditetapkan, hal ini terjadi juga pada proses
kegiatan yang belum memiliki AMDAL tetapi sudah berjalan yang masih
terlalu ringan yaitu hanya berupa Audit Lingkungan Hidup wajib. Bagi
tidak bisa dikenakan kewajiban AMDAL, untuk hal itu kegiatan tersebut
42
Kartakusuma,Dana A,2004,Tanya Jawab AMDAL, hlm. 13.
kecuali ada kondisi - kondisi khusus yang aturan dan kebijakannya ditetapkan
AMDAL baru.43
Hambatan ini muncul akibat rendahnya “efek jera” dari sanksi yang
43
Kartakusuma,Dana A,2004,Tanya Jawab AMDAL, hlm. 11-12.
BAB V
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tersebut di muka maka dapat
disimpulkan bahwa:
Bupati mengenai AMDAL yang telah dibahas di muka, yang terdiri dari 4
tahapan yaitu:
2006, terdapat beberapa rencana usaha dan bidang kegiatan yang wajib
menyusun KA-ANDAL.
c. Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL
Berdasarkan Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 09/2000, Kerangka
Acuan adalah ruang lingkup studi analisis dampak lingkungan hidup yang
44
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
dilaksanakan sebelum dikeluarkannya Keputusan Kelayakan Lingkungan
Lingkungan Hidup wajib, namun hal ini pada kenyataannya dipandang belum
cukup kuat untuk menjerat pelaku pelanggaran atas AMDAL, sehingga dapat
yang diberlakukan.
B. Saran
Melihat pentingnya proses AMDAL bagi pembangunan dan lingkungan, baik itu
bagi kelangsungan pembangunan saat ini dan yang akan datang serta dampak
penegakan hukum dalam proses AMDAL dan kerjasama yang baik antara para
pihak terkait AMDAL serta instrumen hukum yang memadai, seperti peningkatan
disiplin bagi aparatur yang ada di dalam pelaksanaan proses AMDAL, kemudian
keperdataan. Penegakan hukum ini dapat berupa penerapan uang paksa atau upaya
paksa dari pihak Badan Lingkungan Hidup yang berwenang kemudian dengan
penerapan sanksi pidana bagi pelanggar, ataupun dengan upaya penuntutan secara
perdata oleh masyarakat. agar tercipta suatu pembangunan yang berwawasan
tindak lanjut dari pelanggaran yang ada adalah dengan memberikan hukuman tang
lebih berat, sehingga tidak terjadi pelanggaran – pelanggaran yang sama di masa
depan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Surat Keputusan Bupati Nomor 45 Tahun 2004 tentang Pedoman Tata Kerja
Komisi Penilai Analisis Mengenai dampak Lingkungan (AMDAL)
Kabupaten Cilacap
C. Sumber Lainnya
http://Id.wikipedia.org
http://www.menlh.go.id/index.php?idx=amdalnet