Abstrak: Laju reaksi merupakan salah satu kajian dalam kimia yang membahas seberapa cepat
atau lambat suatu reaktan habis atau suatu produk terbentuk. Konsep ini tidak dapat dijelaskan
dengan metode ceramah saja. Perlu adanya peran media visual yang dapat memaparkan
bagaimana proses itu berlangsung, misalnya dengan menggunakan grafik. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui pemahaman siswa pada konsep laju reaksi berdasarkan grafik.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuantitatif-kualitatif dengan metode
survei. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA negeri di Kota
Malang. Sampel penelitian diambil dengan teknik cluster random sampling dengan dua tahap.
Tahap pertama mengundi empat dari sepuluh SMA negeri di Kota Malang. Tahap kedua
mengundi dua kelas IPA dari masing-masing SMA terpilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
persentase siswa yang memahami konsep laju reaksi berdasarkan grafik adalah 64,94% yang
berarti cukup besar siswa yang memahami konsep.
Abstract: Reaction rate is one of the chemical topics that discusses how fast or slow a reactant
changes into products. This concept can not be well explained merely by lecturing method. It
needs the role of visual media that can explain how the process takes place, for example by using a
graph. The population of research was all of year XI science students of State Senior High Schools
in Malang. Samples were taken by two step cluster random sampling technique. First step was to
draw four of ten state senior high schools. Second step was to draw two classes of each selected
school. This research aimed to determine the students understanding of reaction rate concepts
presented as graphs. This research was conducted using quantitative-qualitative descriptive
method. The research results showsed the percentage of students who understood the concepts of
reaction rate based on the graph was 64,94%, which means quite enough students understood the
concepts well .
Salah satu media visual yang dapat digunakan untuk menjelaskan konsep
tersebut adalah grafik. Grafik merupakan pemaparan visual yang menghubungan
dua sifat. Tiap titik pada grafik memberikan suatu nilai untuk suatu sifat dan nilai
lain untuk sifat lainnya (Sastrawijaya, 1988:181). Grafik dapat dibentuk dari data
yang diperoleh dari hasil eksperimen, sehingga hubungan antar data dapat
dipahami dengan mudah.
Dari hasil observasi terhadap buku-buku SMA yang ada, banyak sekali
konsep laju reaksi yang digambarkan dengan grafik, misalnya ungkapan laju
reaksi, orde reaksi, faktor–faktor yang mempengaruhi laju reaksi, energi aktivasi
dan distribusi energi kinetik molekul. Banyaknya konsep laju reaksi yang
digambarkan dengan grafik menuntut siswa harus paham bagaimana menafsirkan
grafik-grafik yang ada. Jika siswa salah mengartikan atau menafsirkan grafik,
maka akan terjadi miskonsepsi pada siswa atau paling tidak pemahaman yang
benar tidak dapat dikembangkan dengan luas.Tujuan penelitian ini, untuk
mengetahui pemahaman siswa mengenai konsep laju reaksi yang dipaparkan
dengan grafik. Konsep-konsep tersebut meliputi: (1) grafik ungkapan laju reaksi;
(2) grafik yang menunjukkan orde reaksi reaktan; (3) faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi yang dipaparkan dengan grafik; (4) grafik energi
aktivasi; dan (5) grafik distribusi energi kinetik molekul.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif gabungan
kuantitatif dan kualitatif. Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas XI
IPA SMA negeri di Kota Malang tahun ajaran 2012/2013. Sampel penelitian
diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling dengan dua tahap.
Tahap pertama mengundi SMA-SMA negeri yang akan dilibatkan dan tahap
kedua mengundi kelas-kelas yang akan digunakan dari masing-masing SMA
terpilih. Peneliti mengambil empat dari sepuluh SMA negeri di Kota Malang
secara acak. Dari tiap-tiap sekolah diambil dua kelas yang dipilih secara acak juga
sehingga total sampel yang digunakan sebanyak delapan kelas dari empat SMA
negeri di Kota Malang.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2013 di SMAN 1 Malang,
SMAN 3 Malang, SMAN 4 Malang dan SMAN 10 Malang. Pelaksanaan
penelitian disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran kimia. Untuk uji coba
instrumen tes dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2013 pada siswa kelas XI IPA 2
dan XI IPA 5 SMAN 3 Malang. Dalam pengambilan data terhadap sampel
penelitian digunakan instrumen tes yang telah memenuhi kriteria kevalidan. Data
dikumpulkan dan dianalisis dengan memanfaatkan persentase sebagai langkah
awal dari keseluruhan proses analisis. Data yang telah dikumpulkan kemudian
ditabulasikan dan dihitung persentase siswa untuk tiap kategori yang selanjutnya
dideskripsikan.
Persentase siswa yang menjawab benar untuk setiap kategori ditentukan
dengan rumus:
∑ siswa sesuai kategori
Pn = x 100%
∑ seluruh siswa
3
HASIL PENELITIAN
a. Hasil Jawaban Siswa pada Tiap Butir Soal Tes
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak delapan kelas dari
empat SMA Negeri di Kota Malang, yaitu kelas XI IPA 5 dan 6 SMAN 1 Malang,
XI IPA 1 dan 4 SMAN 3 Malang, XI IPA 1 dan 2 SMAN 4 Malang, serta XI IPA
1 dan 3 SMAN 10 Malang. Tes diikuti sebanyak 224 siswa dengan rincian 63
siswa SMAN 1 Malang, 54 siswa SMAN 3 Malang, 61 siswa SMAN 4 Malang,
dan 46 siswa SMAN 10 Malang. Hasil jawaban siswa pada tiap butir soal tes
ditunjukkan pada tabel berikut.
Jumlah siswa yang tertera pada tabel di atas merupakan jumlah siswa
menjawab pada tiap option. Jumlah tersebut belum dipisah antara siswa yang
menjawab dengan benar beserta alasannya dan menjawab dengan benar tetapi
alasan salah atau kosong.
4
PEMBAHASAN
a. Pemahaman Grafik Ungkapan Laju Reaksi
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa persentase siswa yang memahami konsep
grafik ungkapan laju reaksi adalah 84,38% yang berarti besar sekali siswa yang
memahami konsep. Siswa dapat memahami grafik dengan tepat bahwa semakin
lama konsentrasi reaktan berkurang sedangkan konsentrasi produk bertambah. Hal
inilah yang menyebabkan terdapat tanda (-) di depan konsentrasi molar reaktan
dan tanda (+) di depan konsentrasi molar produk.
Miskonsepsi siswa pada konsep ini adalah (1) 3,125% siswa memilih
option A sebagai jawaban dan 6,70% siswa memilih option C karena menganggap
laju reaksi selalu bernilai positif; (2) 0,45% siswa beranggapan semakin lama
konsentrasi reaktan bertambah; (3) 0,45% siswa beranggapan semakin lama
konsentrasi produk berkurang; (4) 1,34% siswa beranggapan konsentrasi reaktan
harus lebih sedikit daripada produk dan waktu berbanding terbalik dengan produk;
(5) 0,45% siswa beranggapan semakin besar konsentrasi produk, semakin lama
yang dibutuhkan.
Besarnya persentase siswa yang memahami grafik ungkapan laju reaksi
mengindikasikan bahwa soal tersebut termasuk dalam kriteria soal mudah. Soal
mudah atau yang disebut dengan soal generik atau soal dasar merupakan soal
kimia langsung, dengan kata-kata yang jelas, dan mempunyai prosedur baku
pemecahan (Sastrawijaya, 1985:182).
5
miskonsepsi yang cukup besar pada faktor luas permukaan. Sebanyak 19,20%
siswa menganggap luas permukaan serbuk lebih kecil daripada batangan.
Miskonsepsi ini terjadi karena siswa beranggapan bahwa luas permukaan yang
dimaksud adalah besar ukuran partikel serbuk dan batangan bukan luas
permukaan bidang sentuh serbuk dan batangan.
Siswa harus bisa mentransformasi konsep energi kinetik molekul, energi aktivasi,
dan mekanisme terjadinya reaksi dengan distribusi fraksi molekul dengan energi
kinetik tertentu jika dipengaruhi suhu dan katalis. Siswa tidak hanya dituntut
memiliki kemampuan grafis yang baik melainkan juga kemampuan statistik. Hal
inilah yang menyebabkan siswa kesulitan dalam menjawab soal grafik distribusi
energi kinetik molekul.
DAFTAR RUJUKAN
Arviani, Vina. 2011. Identifikasi Pemahaman Konsep Laju Reaksi Siswa Kelas XI
SMA Brawijaya Smart School Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:
Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang.
Effendy. 2010. A Level Chemistry for Senior High School Students Volume 1A.
Malang: Bayumedia.
Fitria, Lia Hidayatul. 2012. Identifikasi Pemahaman Konseptual, Algoritmik, dan
Grafik Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Malang pada Materi Laju
Reaksi. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Pendidikan Kimia
FMIPA UM.
8
Kean dan Middlecamp. 1985. Panduan Belajar kimia Dasar. Jakarta: Gramedia.
Kolomuc dan Tekin. 2011. Chemistry Teacher’s Misconceptions Concerning
Concept of Chemical Reaction Rate. Eurasian Journal of Physics and
Chemistry Education, 3(2): 84-101.
Manitoba. 2013. Grade 12 Chemistry: A Foundation for Implementation.
Winnipeg: Manitoba Education School Programs Division.
Nakhleh, M. B. 1992. Why Some Students Don’t Learn Chemistry. Journal of
Chemistry Education, 69(3): 191-196.
Nurkancana dan Sumartana. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.