Anda di halaman 1dari 4

KROMATOGRAFI KERTAS

Kromatografi kertas telah dipakai secara efektif selama bertahun-tahun


untuk pemisahan molekul biologi yang polar seperti asam amino, gula
dan nukleotida. Metode ini merupakan Kromatografi Cair-Cair dalam
fasa diam cair, biasanya air, berada pada serabut kertas atau lapisan
tipis selulosa. Kromatografi kertas tidak memerlukan pelat pendukung,
dan kertas dapat diperoleh dalam bentuk murni yaitu kertas saring.
Lapisan selulosa harus dicetak atau dibeli khusus. Panjang serabut pada
kertas lebih panjang daripada serabut pada lapisan selulosa yang lazim,
menyebabkan lebih banyak terjadi difusi kesamping dan bercak lebih
besar. Lapisan selulosa lebih rapat dan pelarut cenderung mengalir
melaluinya lebih cepat dan menghasilkan pemisahan lebih tajam.
Langkah kerja pada kromatografi kertas adalah sebagai berikut :
1. Kertas (biasanya kertas saring Whatman no 1) dipotong-potong
sesuai ukuran yang diinginkan, dan diberi tanda garis awal dan garis
akhir pada ujung-ujung kertas.
2. Cuplikan ditotolkan pada salah satu ujung kertas (garis awal)
3. Lakukan elusidasi (pengembangan) dalam bejana yang telah
dijenuhkan dengan uap fasa gerak. Waktu elusidasi pada
kromatografi kertas berkisar mulai dari 30 menit hingga 12 jam,
bergantung pada sifat kertas dan jarang pengembangan yang ingin
dilakukan.
4. Lembaran kertas diangkat, dikeringkan dan noda ditampakan dengan
pereaksi yang cocok.
Pada pemisahan dengan kromatografi kertas hal-hal yang perlu
mendapatkan perhatian adalah :
a. Metoda (penaikan atau penurunan)
b. Jenis kertas
c. Jenis pelarut (fasa gerak)
d. Kesetimbangan dalam bejana yang dipilih
e. Pembuatan cuplikan
f. Waktu elusidasi/pengembangan
g. Metoda deteksi dan identifikasi

Pada kromatografi kertas elusidasi atau pengembangan


kromatogram dapat dilakukan dengan dua cara yaitu ascending
(menaik) dan descending (menurun). Untuk cara menaik kertas
digantungkan pada penggantung yang dipasang pada penutup bejana
kromatografi. Pelarut berada didasar bejana. Untuk cara menurun
lazimnya dipakai bejana yang lebih besar. Bejana dilengkapi dengan
sejenis wadah pelarut yang dipasang pada penopang dan ketas
kromatografi dicelupkan kedalam pelarut dalam wadah itu . Pada kedua
cara ini elusidasi terjadi karena kerja kapiler.
1. Bejana
2. Kertas
3. Tempat pelarut
4. penggantung kertas (batang gelas)
5. Penutup bejana
Kromatografi kertas pada mulanya dilakukan dengan
menggunakan kromatografi kertas Whatmann no 1 dan sampai saat ini
masih sering digunakan. Namun demikian jenis kertas Whatmann
dengan berbagai nomor banyak digunakan karena semuanya dibuat
dengan kemurnian yang tinggi dan ketebalan yang merata. Kertas
dalam kromatografi kertas mempunyai pengaruh pada kecepatan alir
pelarut . Kecepatan alir pelarut naik dengan penurunan kekentalan
pelarut, tetapi aliran pelarut pada suhu tertentu ditentukan oleh
kerapatan dan tebal kertas. Kertas Whatmann no 4 mempunyai
karakteristik yang mirip dengan Whatmann no 1 tetapi memberikan
efek dua kali lebih cepat. Kertas yang lebih tebal seperti Whatmann no
3 atau 3 MM biasanya digunakan untuk pemisahan pada jumlah yang
lebih besar karena dapat menampung lebih banyak cuplikan tanpa
menaikan area noda mula-mula. Kertas tersedia dalam berbagai bentuk
lembaran antara lain bulatan dan gulungan dan bentuk lain. Kertas
sebaiknya disimpan jauh dari uap-uap yang mempunyai afinitas yang
tinggi terhadap selulosa misalnya amonia, dan jangan tempatkan kertas
pada tempat yang mempunyai perubahan kelembapan yang tinggi.
Fase gerak pada kromatografi biasanya merupakan campuran dari
beberapa senyawa organik. Pada kromatografi kertas fase gerak
biasanya terdiri atas satu komponen organik yang utama, air dan
berbagai tambahan seperti asam-asam, basa atau pereaksi kompleks
untuk memperbesar atau mengurangi kelarutan dari beberapa senyawa.
Pelarut harus sangat mudah menguap dan kecepatan bergeraknya tidak
mudah dipengaruhi oleh perubahan suhu.
Larutan campuran yang akan dipisahkan ditempatkan pada kertas
berupa noda bulatan dengan bantuan pipa kapiler atau alat suntik.
Besarnya noda tergantung biasanya tidak lebih dari 0.5 cm. Diameter
ini dihubungkan dengan jenis kertas namun biasanya noda yang lebih
kecil akan menghasilkan pemisahan yang lebih baik. Noda sebaiknya
dibiarkan kering dalam suhu kamar namun dapat juga digunakan kipas.
Jangan menempatkan atau menotolkan noda terlalu banyak, karena
kelebihan setiap komponen akan menyebabkan tidak tercapainya
kesetimbangan partisi selama ia bergerak dan mengakibatkan
pemisahan yang tidak sempurna.
Pada kromatografi kertas senyawa-senyawa berwarna akan
terlihat sebagai noda-noda yang terpisah setelah elusidasi selesai.
Namun jika senyawa tidak berwarna maka harus dideteksi dengan cara
fisika atau kimia. Cara yang biasa adalah menggunakan pereaksi-
pereaksi yang memberikan suatu warna terhadap suatu atau beberapa
senyawa. Selain itu dapat juga dilakukan deteksi dengan menggunakan
sinar ultra ungu atau teknik radio kimia. Noda-noda yang telah
dideteksi keberadaannya selanjutnya diidentifikasi jenis senyawanya.
Dalam keadaan ideal tiap-tiap komponen memberikan warna yang
kareakteristik bila diberi suatu pereaksi. Senyawa anorganik biasanya
mempunyai warna spesifik dengan pereaksi tertentu namun tidak pada
senyawa-senyawa organik. Penambahan pereaksi kedua akan
menyebabkan perubahan-perubahan warna yang karakteristik terhadap
beberapa noda dan lenyapnya yang lain.
Metode identifikasi

Anda mungkin juga menyukai