CHAPTER 7
OLEH
KELOMPOK 4
S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
CHAPTER 7
BERPIKIR STRATEGIS
Pemikiran strategis berarti menggunakan perspektif jangka panjang dan melihat gambaran
besar dari perusahaan dan lingkungan kompetitif, serta memikirkan keselarasan antara
keduanya. Pada organisasi bisnis perencanaan strategis biasanya berkaitan dengan tindakan
kompetitif di pasar, sedangkan pada organisasi nonprofit seperti palang merah atau bala
keselamatan, perencanaan strategis berkaitan dengan peristiwa-peristiwa di lingkungan
eksternal. Penelitian menunjukkan bahwa pemikiran dan perencanaan strategis berdampak
positif terhadap kinerja dan keberhasilan finansial perusahaan.
Tingkatan strategi
Aspek lain dari manajemen strategis berkaitan dengan tingkat perusahaan yang menjadi
sasaran strategi. Para manajer strategis biasanya berpikir dalam kerangka tiga tingkatan
strategi.
Proses manajemen strategis diawali dengan evaluasi yang dilakukan para manajer
terhadap posisi perusahaan sekarang terkait misi, tujuan, dan strateginya. Mereka kemudian
memindai lingkungan internal dan eksternal perusahaan serta mengenali faktor-faktor
strategis yang perlu diubah. Berbagai peristiwa di lingkungan internal maupun eksternal
menandakan perlunya mengubah misi atau tujuan, atau perlunya merumuskan trategi baru di
tingkat perusahaan, usaha, dan fungsi. Langkah terakhir proses manajemen strategis adalah
menerapkan strategi baru.
Kerangka strategi perusahaan mencakup strategi portofolio, matriks, BCG, dan strategi
diversifikasi. Salah satu pendekatan strategi tingkat-usaha adalah kekuatan dan strategi
kompetitif Porter. Internet berdampak besar terhadap lingkungan persaingan, dan para
manajer harus mempertimbangkan pengaruhnya ketika menganalisis lima kekuatan
kompetitif dan merumuskan strategi bisnis. Setelah strategi bisnis dirumuskan, strategi
fungsional untuk mendukungnya dapat dibuat.
Strategi portopolio adalah gabungan unit saha dan lini produk perusahaan yang berpadu
secara logis untuk memberikan sinergi dan keunggulan bersaing bagi perusahaan
Para investor pribadi sering ingin melakukan diversifikasi dalam sebuah portofolio yang
memuat sejumlah saham resiko tinggi, saham resiko rendah, sejumlah saham
pertumbuhan, dan mungkin beberapa saham pendapatan. Strategi portofolio berkaitan
dengan gabungan unit usaha dan lini produk, pesaing, dan pasar yang berhubungan SBU
lain di suatu perusahaan.
Matriks porfolio koorporasi itu dahulu merupakan pendekatan paling populer untuk
menentukan startegi tingkat korporasi.
Matriks BCG adalah konsep yang digagas oleh Boston Consulting Group untuk
mengevaluasi dimensi tingkat pertumbuhan usaha dan pangsa pasar dari unit-unit usaha
strategis.
Matrik BCG (Boston Consulting Group) menempatkan perusahaan dalam dua dimensi :
tingkat pertumbuhan dan pangsa pasar. Tingkat pertumbuhan usaha adalah sejauh mana
peningkatan idustri secara keseluruhan, sementara pangsa pasar menentukan apakah suatu
unit lebih banyak atau lebih sedikit menguasai psar dibandingkan dengan pesaingnya.
Gabungan pangsa pasar yang tinggi dan rendah serta tingkat pertumbuhan usaha yang
tinggi dan rendah merupakan empat kategori bagi potofolio perusahaan.
1. Cash cow (pertumbuhan rendah pangsa pasar besar). Bisnis-bisnis dalam kategori ini
menghasilkan banyak uang tunai, tetapi harapan pertumbuhan mereka di masa depan
terbatas.
2. Stars (pertumbuhan tinggi pangsa pasar besar) Bisnis-bisnis ini berada di pasar yang
cepat pertumbuhannya dan memiliki pangsa pasar yang dominan dalam pasar itu
tetapi dapat atau barangkali tidak menghasilkan arus tunai positif, tergantung pada
kebutuhan investasi dalam peralatan dan pabrik baru atau pengembangan produk.
3. Question marks (pertumbuhan yang tinggi pangsa pasar rendah). Bisnis ini bersifat
spekulatif dan mengandung resikao tinggi. Mereka berada dalam industri yang
menarik tetapi mereka memiliki bagian pasar yang kecil persentasenya.
4. Dogs (pertumbuhan rendah pangsa pasar rendah) kategori ini tidak menghasilkan
banyak uang tunai. Bisnis-bisnis ini tidak memiliki harapan bagi untuk kerja yang
lebih baik.
Matrik BCG ini mengasumsikan bahwa seandainya sebuah bisnis itu menghasilkan suatu
produk dan mengelola proses produksinya sebagaimana mestinya, setiap kenaikan yang
berarti dalam jumlah komulatif produk yang dihasilakan akan menimbulkan penurunan
yang dapat diramalkan dalam biaya pabrikasi per unit produk tersebut. Secara khusus
BCG mengatakan bahwa melipatgandakan volume pabrikasi lazimnya menimbulkan
penurunan biaya per unit sebanyak 20% hingga 30%. Oleh karena itu simpulan yang jelas
bahwa bisnis dengan pangsa pasar paling besar harusnya memiliki biaya paling rendah.
Startegi apakah yang harus oleh menejemen dengan masing-masing kelompok yang
disebutkan dalam matriks itu. Penelitian BCG memperlihatkan bahwa organisasi-
organisasi yang mengorbankan laba jangka pendek untuk mrndapatkan pangsa pasar
memberikan laba jangka panjang paling tinggi. Jadi para menejer sebaiknya “memerah”
cash cow sebanyak mereka mampu, mengatasi setiap investasi baru disitu hingga tingkat
pemeliharaan minimal, dan menggunakan sejumlah besar uang tunai yang dihasilkan
untuk melakukan investasi dalam stars. Investasi besar dalam stars menghasilkan deviden
tinggi. Stars tentu saja pada akhirnya akan tumbuh menjadi cash cows sewaktu pasar-pasar
mereka menjadi masak dan pertumbuhan penjualan melambat. Keputusan tersulit
berkaitan dengan questions marks. Sebagian harus dijual dana yang lainnya diubah
menjadi stars yang membutuhkan investasi sumberdaya besar-besaran. Tetapi questions
marks berbahaya, jadi para menejer hanya menghendaki sejumlah kecil usaha spekulatif
ini. Dogs tidak menimbulkan masalah strategis, mereka seharusnya dijual atau dilikuidasi
pada kesempatan paling awal. Sedikit saja alasan menyarankan dogs untuk tinggal dalam
portofolio korporasi atau menerima sumber daya lebih lanjut. Uang yang diperoleh dari
penjualan dogs itu dapat digunakan untuk membeli atau mendanai questions marks.
Strategi Diversifikasi adalah Strategi beralih ke jenis usaha baru, seperti yang dilakukan
GE di bidang kesehatan, keuangan, dan energi alternatif. Tujuannya untuk memperluas
usaha perusahaan dalam rangka menghasilkan berbagai barang dan jasa yang berharga.
Diversifikasi terkait adalah beralih ke lini bisnis baru yang masih terkait dengan kegiatan
usaha perusahaan. Diversifikasi terpisah adalah Membuka lini usaha yang benar-benar
baru. Integrasi vertikal adalah membuka lini usaha baru yang memproduksi pasokan yang
diperlukan untuk prosuk atau mendistribusikan dan menjual produk tersebut.
Strategi beralih kejenis usaha baru, seperti yang dilakukan GE di bidang – bidang
kesehatan, keuangan dan energi alternatif, disebut dengan diversifikasi. Diversifikasi
bertujuan untuk memperluas usaha perusahaan dalam rangka menghasilkan berbagai
barang dan jasa yang berharga. Jika usaha baru masih terkait dengan kegiatan usaha yang
sedang dilakukan perusahaan, maka perusahaan melakukan strategi diversifikasi terkait.
Dan ketika perusahaan memperluas jenis usaha yang benar – benar baru maka hal ini
disebut diversifikasi terpisah. Dan bila perusahaan memperluas usaha yang menghasilkan
pasokan yang di butuhkan produk atau usaha mendistribusikan dan menjual produk
tersebut kepada pelanggan disebut integrasi vertikal.
Cara yang populer dan efektif untuk merumuskan strategi adalah lima kekuatan dan strategi
kompetitif Porter. Michael E. Porter meneliti sejumlah perusahaan dan menyatakan bahwa
strategi tingkat-usaha merupakan hasil dari lima kekuatan kompetitif di lingkungan
perusahaan.
Strategi Kompetitif
Untuk mengetahui daya saingnya di setiap kekuatan, Porter menyarankan perusahaan
untuk menggunakan satu dari tiga strategi : diferensiasi, kepemimpinan biaya, atau
fokus.
Strategi Karakteristik Organisasional
Diferensiasi Bertindak secara fleksibel dan longgar dengan
koordinasi antardepartemen yang kuat.
Kemampuan imbalan dasar yang kuat.
Bakat kreatif, berpikir “di luar kotak”.
Keahlian pemasaran yang kuat.
Memberi imbalan untuk inovasi pegawai.
Reputasi perusahaan di bidang kualitas dan
keunggulan teknologi.
Diferensiasi
Strategi diferensiasi melibatkan upaya untuk membedakan produk atau
layanan perusahaan dengan produk atau layanan perusahaan lain. Strategi
diferensiasi dapat mengurangi persaingan jika pelanggan setia kepada merek
perusahaan. Diferensiasi yang berhasil juga dapat mengurangi daya tawar
pembeli partai karena produk lain dianggap kurang menarik, yang juga
membantu perusahaan untuk mencegah ancaman produk pengganti. Selain itu,
juga dapat mencegah munculnya pesaing baru melalui loyalitas pelanggan
yang sulit diatasi.
Contoh : Harley-Davidson, Starbucks, IKEA
Kepemimpinan Biaya
Dengan strategi kepemimpinan biaya, perusahaan berusaha keras mencari
fasilitas-fasilitas yang efisien, mengurangi biaya, dan mengontrol produksi
dengan ketat agar lebih efisien dari pesaingnya. Menjadi produsen biaya-
rendah merupakan strategi yang baik untuk menghadapi lima kekuatan
kompetitif. Perusahaan yang paling efisien dan berbiaya rendah memiliki
kemungkinan terbesar untuk memenangkan perang harga sambil tetap meraih
keuntungan. Sama halnya, produsen berbiaya rendah terlindung dari
pelanggan dan pemasok besar karena pelanggan tidak memperoleh harga yang
lebih murah dan pembeli lain lebih sulit bernegosiasi dengan pemasok. Contoh
: Comfort Inn dan Motel 6
Fokus
Melalui strategi fokus, perusahaan berkonsentrasi untuk pasar wilayah atau
kelompok pembeli tertentu.
Keuntungan perusahaan yang tidak memiliki keunggulan strategis lebih kecil daripada
perusahaan yang menggunakan strategi diferensiasi, kepemimpinan biaya, atau fokus. Sama
halnya, sebuah penelitan yang dilakukan selama lima tahun terhadap praktik manajemen di
ratusan perusahaan, yang disebut dengan Proyek Evergreen, menemukan bahwa arah strtegis
yang jelas merupakan faktor penting yang membedakan perusahaan pemenang dari
perusahaan yang kalah.
STRATEGI GLOBAL
Globalisasi, berarti desain produk dan strategi pengiklanan di seluruh dunia dilakukan
secara terstandardisasi. Dasar strategi ini adalah anggpan adanya pasar global tunggal untuk
produk konsumen dan industri. Teorinya dalah bahwa semua orang di dunia ingin membeli
produk yang sama dan hidup dengan cara yang sama. Strategi globalisasi dapat membantu
perusahaan mencapai efisiensi dengan cara melakukan standardisasi desain dan produk ,
menggunakan pemasok bersama, memperkenalkan pemasok baru ke seluruh dunia dengan
lebih cepat, dan menutup fasilitas fasilitas yang bertumpu tindih.
Strategi Multidomestik
Strategi Transnasional
Strategi transnasional bertujuan untuk mencapai integrasi global sekaligus daya respons
nasional. Strategi yang benar-benar transnasional sulit dilakukan, karena tujuan yang satu
memerlukan koordinasi global yang erat, sementara tujuan yang lain memerlukan fleksibilitas
lokal. Banyak perusahaan yang menemukan bahwa meski peningkatan kompetisi
mengharuskan mereka untuk mencapai efisiensi global, namun bertambahnya tuntutan untuk
memenuhi kebutuhan lokal memerlukan daya respons nasional.
Meski mayoritas perusahaan multinasional ingin mencapai tingkat tertentu integrasi global
untuk menghemat biaya, produk global pun terkadang harus disesuaikan dengan aturan
pemerintah di beberapa negara maupun dengan selera pelanggan. Di samping itu, beberapa
produk lebih cocok untuk distandardisasi dibandingkan produk-produk lain. Mayoritas
perusahaan multinasional dengan produk dan layanan beragam akan berusaha menggunakan
strategi multidomestik parsial untuk beberapa lini produk atau layanan, dan menggunakan
strategi global untuk lini produk atau layanan lain. Mengoordinasikan integrasi global dengan
daya respons terhadap keragaman pasar internasional merupakan langkah penyeimbangan
yang sulit dilakukan oleh para manajer namun makin penting di dunia bisnis global dewasa
ini.
Penerapan Strategi
Langkah terakhir dalam proses manajemen strategis adalah penerapan strategi , yaitu
bagaimana strategi diterapkan atau dilaksanakan. Banyak orang berpendapat bahwa
penerapan merupakan bagian terpenting sekaligus tersulit dari manajemen strategis. Memang
banyak perusahaan berkembang yang lemari arsipnya dijejali oleh strategi-strategi pemenang,
namun para manajernya tidak dapat melaksanakan strategi-strategi tersebut secara efektif.
Sebrilian apapun strategi yang dirumuskan, perusahaan tidak akan mendapatkan manfaat jika
tidak mahir melaksanakannya. Penerapan strategi mengharuskan seluruh aspek perusahaan
agar selaras dengan strategi dan upaya masing-masing individu dikoordinasikan untuk
mencapai tujuan strategis.
Penerapan strategis dilakukan melalui sejumlah aspek, yakni bagian-bagian perusahaan yang
dapat disesuaikan dalam melaksanakan strategi. Setelah dipilih, strategi baru pun diwujudkan
dalam perusahaan kepemimpinan, struktur, sistem informasi dan kendali, dan sumber daya
manusia.
Kepemimpinan.
Kunci penting penerapan strategi yang berhasil adalah kepemimpinan. Kepemimpinan
adalah kemampuan untuk memengaruhi orang lain agar menunjukkan perilaku baru
yang diperlukan dalam menerapkan strategi. Para pemimpin menggunakan persuasi,
teknik motivasi, dan nilai-nilai budaya untuk mendukung strategi baru. Mereka dapat
memberi ceramah kepada karyawan, membangun koalisi dengan pihak-pihak yang
mendukung arah strategi baru, dan membujuk para manajer mencegah untuk bekerja
sama dengan visi mereka tentang perusahaan.
Rancangan Struktural
Rancangan struktural terkait dengan tanggung jawab para manajer, tingkat
kewenangan mereka, serta konsolidasi dan berbagai fasilitas, departemen, dan divisi.
Struktur juga terkait dengan masalah-masalah seperti sentralisasi versus desentralisasi
dan rancangan tugas kerja. Mencoba melaksanakan strategi yang bertolak belakang
dengan rancangan structural, terutama yang terkait dengan kewenangan dan tanggung
jawab para manajre, merupakan hambatan besar dalam menerapkan strategi secara
efektif. Banyak strategi baru ynag mengaharuskan agar struktur perusahaan diubah,
misalnya dengan menambah atau mengubah susunan jabatan, mengatur ulang tim-tim
kerja, merancang ulang tugas kerja, atau mengalihkan tanggung jawab dan
akuntabilitas para manajer.
Sistem Informasi dan Kendali
Sistem informasi dan kendali mencakup sistem imbalan, gaji, anggaran untuk alokasi
sumber daya, sistem teknologi informasi, serta peraturan, kebijakan, dan prosedur
perusahaan. Perubahan sistem-sistem ini menjadi sarana utama dalam menerapkan
strategi. Para manajer dapat menggali kecerdasan kompetitif yang membuat mereka
mampu meramalkan tren-tren dan juga mengelola pengiklanan dan promosi lewat
surat secara lebih baik dari data tersebut. Teknologi informasi juga dapat digunakan
untuk mendukung strategi rendah biaya.
Sumber Daya Manusia
Sumber daya perusahaan dalah pegawainya. Sumber daya manusia bertugas untuk
merekrut, menyeleksi, melatih, memindahkan, mempromosikan, dan memecat
pegawai dalam upaya mencapai tujuan strategis. melatih pegawai juga penting karena
membantu mereka memahami tujuan dan pentingnya strategi baru, mengatasi
kendala, dan menguasai keahlian dan perilaku yang diperlukan dalam penerapan
strategi.