Anda di halaman 1dari 3

CHAPTER 10

Kebutuhan Kebijakan yang Jelas

Kebijakan

Kebijakan adalah guideline spesifik, metode, prosedur, peraturan, bentuk, dan praktik
administratif yang dibuat untuk mendukung dan mendorong kerja menuju tujuan. Kebijakan
dibutuhkan untuk membuat strategi bekerja dalam kegiatan sehari-hari. Kebijakan
memfasilitasi problem solving dan menuntung implementasi strategi. Kebijakan menetapkan
batasan-batasan dalam tindakan administratif yang dapat dibuat untuk menghargai atau
menghukum kelakuan

Alokasi Sumber Daya dan Mengelola Konflik

Alokasi Sumber Daya

Semua organisasi memiliki setidaknya empat jenis sumber daya yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan: (1) sumber daya keuangan, (2) sumber daya fisik, (3)
sumber daya manusia, dan (4) sumber daya teknologi.
Alokasi sumber daya dapat didefinisikan sebagai mendistribusikan "aset" organisasi di
seluruh produk, wilayah, dan segmen sesuai dengan prioritas yang ditetapkan oleh tujuan
tahunan (annual objective). Mengalokasikan sumber daya adalah kegiatan implementasi
strategi yang vital.

Mengelola Konflik

Interdependensi dari objektif dan kompetisi untuk sumber daya terbatas dapat menimbulkan konflik.
Beberapa pendekatan untuk mengelola dan mengatasi konflik adalah dengan penghindaran, difusi
atau konfrontasi.

Menyesuaikan Struktur dan Strategi

Perubahan strategi sering dikaitkan dengan perubahan struktur organisasi. Hal ini
dikarenakan struktur mendikte bagaimana objektif dan kebijakan akan ditetapkan serta
bagimana sumber daya akan dialokasikan. Struktur yang digunakan antara organisasi satu
belum tentu berdampak yang sama dengan organisasi lainnya, maka dari itu tidak ada struktur
organisasi yang optimal yang diberikan kepada strategi atau tipe organisasi. Perusahaan yang
masih kecil cenderung tersentralisasi (functional structure). Perusahaan yang menengah
cenderung menggunakan desentralisasi (divisionally stucture). Perusahaan yang besar
cenderung menggunakan strategic-business unit structure atau matrix struktur.
CHAPTER 11

The Balanced Scorecard

Balanced Scorecard adalah sebuah alat untuk mengelola dan mengevaluasi sebuah strategi.
Balanced scorecard membantu perusahaan dalam mengevaluasi strategi melalui empat
perspektif; kinerja keuangan, pengetahuan tentang pelanggan, proses bisnis internal, dan
pembelajaran serta pertumbuhan.Analisis balance scorecard dilakukan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Seberapa baik perusahaan terus meningkatkan dan menciptakan nilai seiring langkah,
seperti inovasi, kepemimpinan teknologi, kualitas produk, efisiensi proses
operasional, dan seterusnya?
2. Seberapa baik perusahaan mempertahankan bahkan meningkatkan kompetensi inti
dan keunggulan kompetitif ?
3. Seberapa puaskah pelanggan perusahaan?

Sumber-Sumber Informasi Strategi-Evaluasi yang Diterbitkan

Terkadang beberapa majalah atau media publikasi lainnya menampilkan hasil analisis dan
evaluasi terhadap kinerja perusahaan menggunakan berbagai faktor. Ada yang menilai dari
kinerja keuangan, kinerja manajemen, tingkat kepuasan karyawan atau pelanggan, dan masih
banyak lagi. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam mengevaluasi strategi yang
diterapkan apakah sudah efektif atau belum.

Karakteristik Sistem Evaluasi yang Efektif

Dalam mengevaluasi strategi, ada beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi, yaitu: kegiatan
evaluasi harus ekonomis, bermakna, dan memberikan informasi yang tepat waktu. Evaluasi
strategi harus dirancang untuk menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi dan tidak
didominasi dengan keputusan serta sederhana alias tidak memberatkan.

Apabila dari hasil evaluasi strategi perusahaan memerlukan perubahan besar secara cepat,
rencana kontijensi (Contingency Planning) yang tepat dapat diterapkan pada waktu yang
tepat. Rencana kontijensi dapat meningkatkan kemampuan strategi dalam merespon
perubahan pada faktor internal maupun eksternal strategi yang sedang diterapkan.

Tiga manfaat rencana kontijensi adalah :

(1) mengizinkan respon cepat terhadap perubahan,


(2) mencegah kepanikan saat keadaan krisis,
(3) membuat manajer lebih mudah beradaptasi dengan mendorong mereka untuk
menduga bentuk variabel di masa depan.

Linneman dan Chandran menyarankan rencana kontijensi yang efektif melibatkan lima
langkah, yaitu:

1. Identifikasi peristiwa baik atau buruk yang dapat membahayakan strategi.


2. Tentukan kapan peristiwa baik atau buruk tersebut akan terjadi.
3. Tentukan pro dan kontra dari setiap peristiwa kontinjensi.
4. Kembangkan rencana kontijensi untukperistiwa kontinjensi utama.
5. Tentukan peringatan dini atas pemicu perisiwa kontinjensi

Anda mungkin juga menyukai