Anda di halaman 1dari 3

1.

Nilai Ketuhanan “Ketuhanan yang Maha Esa”

Nilai ketuhanan bermakna bahwa Indonesia mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Bermakna juga bahwa setiap warga negara diberikan kebebasan dalam beribadah dengan
caranya masing–masing tanpa mendapat paksaan dari pihak manapun.

Nilai Kemanusiaan “Kemanusiaan yang adil dan beradab”

Nilai kemanusiaan bermakna bahwa setiap tatanan masyarakat baik pria maupun wanita wajib
bersikap dan berperilaku sesuai norma dan adat istiadat yang berlaku, serta berhak mendapatkan
persamaan derajat guna menciptakan keadilan dalam kemanusiaan.

Nilai Persatuan “Persatuan Indonesia”

Nilai Persatuan bermakna bahwa walaupun masyarakat Indonesia terdiri dari beragam pulau,
etnis, suku, bahasa daerah, agama, warna kulit, dsb, namun tetap wajib mendapat persamaan
kedudukan, serta persamaan kesejahteraan dibawah naungan pemerintah guna menjaga
persatuan dan kesatuan Indonesia.

Nilai Kerakyatan “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan”

Nilai Kerakyatan bermakna bahwa dalam tatanan bernegara di Indonesia perlu dilakukan secara
demokrasi. Demokrasi yang berasalkan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat guna
mencapai mufakat melalui lembaga–lembaga perwakilan.

Nilai Keadilan

Nilai Keadilan bermakna bahwa setiap lini maupun tingkatan masyarakat berhak mendapatkan
kesamaan kesejahteraan dimana hal ini merupakan tujuan dasar bangsa Indonesia dalam
mensejahterakan seluruh rakyatnya.

2. Sebagai ideology / dasar negara

Dasar Negara di sini bisa juga diartikan sebagai dasar falsafah atau filosofi Negara. Sedemikian
sehingga Pancasila dalam hal ini digunakan sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan
Negara. Dengan kata lain, Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan
Negara yang sesuai dengan bunyi dan isi yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945

Sebagai pedoman hidup bangsa

Pancasila berperan sebagai petunjuk hidup sehari-hari, yang juga merupakan satu kesatuan yang
tidak akan bisa dipisah-pisah antara satu dengan yang lain. Artinya bersatu dalam satu Negara,
yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sebagai sumber dari segala sumber hukum


Pancasila merupakan sumber tertib hukum bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sumber tertib hukum Indonesia tersebut adalah pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum
beserta cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan dan watak bangsa Indonesia. Cita-cita
yang dimaksud adalah cita-cita mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa atau
Negara, perikemanusiaan, keadilan sosial, dan perdamaian Nasional yang merupakan hak dan
kewajiban warga negara.

3. sila pertama : Bom Bali I : Contoh kasus penyimpangan pada sila pertama ini adalah aksi
terorisme yang terkenal yang terjadi pada tahun 2002 di Bali. Aksi terorisme yang dijadikan
sebagai peristiwa terorisme terbesar sepanjang sejarah di Indonesia ini terjadi pada 3 peristiwa
sekaligus. Membunuh sekitar ratusan orang yang kebanyakan merupakan warga asing yang
sedang berlibur, dan bom bali itu didasarkan pada agama sehingga menyalahi pancasila.

Faktor penyebab :
1. Bali Merupakan Wilayah yang Di Cap Sebagai Pusat Maksiat
2. Serangan Teror Telah Di Susun Secara Terorganisir
3. Mayoritas Wilayah Dihuni Non-Muslim
4. Kelompok Teroris Memanfaatkan Dukungan Kelompok Al-Qaedah

Solusi :

sila kedua :Ketikdakadilan karena hutang bagi rakyat kalangan bawah : Salah satu kasus
yang pernah ada dan menjadi salah satu pelangagran dalam sila kedua ini adalah usaha
pemerintah untuk memenuhi kewajuban pemabayaran pajak. Hal ini menimbulkan
ketidakadilan bagi masyarakat terutama yang berasal dari kalangan bawah karena merasa
digenjot untuk membayar dan itu sama saja seperti membuat rakyat kecil mensubsidi pengusaha
kaya yang sekarang mengemplang BLBI. Hal ini menimbulkan ketidakadilan.
Faktor penyebab :

1. Ada 48 bank komersil bermasalah akibat krisis pada saat itu, di antaranya adalah
(BCA), Bank Umum Nasional, Bank Surya, Bank Yakin, Bank Papan Sejahtera, Bank
Nusa Nasional, Bank Risjad Salim Internasional.

2. Total dana talangan BLBI yang dikeluarkan sebesar Rp144,5 triliun. Namun 95% dana
tersebut ternyata diselewengkan, berdasarkan temuan Badan Pemeriksa Keuangan, dan
dinilai sebagai korupsi paling besar sepanjang sejarah Indonesia.

Solusi :
Opsi penyelesaian kasus BLBI melalui perjanjian-perjanjian MSAA/MRNIA atau PKPS
merupakan pilihan kebijakan politik yang mengedepankan win-win solution

sila ketiga :OPM (Organisasi Papua Merdeka) : Organisasi Papua Merdeka ini sudah beridiri
sejak tahun 1965 dan bahkan masih berdiri sampai sekarang. Gerakan ini merupakan salah satu
organisasi yang bersikeras untuk memisahkan Papua Barat dari wilayah NKRI dan ingin
merdeka sendiri karena merasa jika daerah mereka tidak ada hubungannya dengan bangsa
Indonesia. Ini termasuk pelanggaran sila ketiga karena ingin berpisah dari Bangsa Indonesia
Faktor penyebab :
1. Peminggiran, revisi, termasuk minimalnya pengakuan atas kontribusi dan jasa Papua
bagi Indonesia,

2. tidak optimalnya pembangunan infrastruktur sosial di Papua, pendidikan khusus,


kesehatan, pemberdayaan ekonomi rakyat

3. proses integrasi politik, ekonomi, dan sosial budaya yang belum tuntas,
4. Siklus politik yang belum tertangani, bahkan meluas,

5. Melanggar HAM yang belum dapat diselesaikan, khususnya kasus Wasior, Wamena,
dan Paniai .

Solusi: berbagai macam solusi, seperti tawaran dialog, pendekatan budaya, Penyelesaian lewat
ekonomi penyelesaian lewat politik, penyelesaian lewat budaya

sila keempat : Ketikdakadilan hukum : Penyimpangan kasus dari sila keempat ini adalah
ketikdakadilan hukum bagi pejabat dan kaum bawah. Buktinya beberapa tahun silam orang
yang dikataka mencuri buah seperti semangka dan kakao harus mendekam di balik jeruji besi
mulai dari ancaman 1 hingga 5 tahun, hanya karena mencuri kakao seharga 2000 rupiah saja.
Sedangkan para pejabat yang sudah menelan uang milik negara milyaran rupiah hanya ditahan
selama 1-2 tahun bahkan tidak diselidiki. Hal ini memang ironis tapi memang ada di Indonesia,
merupakan salah satu pelangagran berat pancasila.
Faktor penyebab :

1. Rendahnya moral para pejabat hukum

2. Tingkat kekayaan seseorang

3. Tingkat jabatan seseorang

4. Nepotisme

5. Rendahnya pengawasan masyarakat terhadap pelaksanaan hukum.

Solusi: Sebagai rakyat sudah sepatutnyalah kita tunduk dan patuh pada pemerintah. Tapi,
disamping itu kita juga harus selalu melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan hukum di
Negara kita. Kita seharusnya selalu berpikir kritis dalam menanggapi suatu masalah yang terjadi
di masyarakat. Kita juga jangan pernah takut pada pemerintah jika kita berada dalam sisi yang
benar.
Pemerintah juga perlu memberikan pelajaran moral dan etika pada anak-anak dan generasi
muda sehingga mereka sudah tercetaknya menjadi generasi muda yang bermoral dan beretika.
Dan pada saat dewasa mereka tidak melakukan kesalahan yang sama seperti yang dilakukan
para pejabat ataupun aparat hukum sekarang. Pemerintah juga perlu melakukan reformasi pada
hukum yang ada dan dalam pelaksanaannya harus tegas dan tidak memihak pada siapapun.

sila kelima :Perbedaan kehidupan warga Ibukota dan Papua : Pelanggaran dari sila kelima
ini bisa dilihat dari perbedaan kehidupan anatara masyarakat kota Jakarta dan Papua. Walau
mungkin sama-sama warga Indonesia tetap saja warga Jakarta dan Papua ini berbeda, di Jakarta
semua infrastruktur dibangun merata sedangkan di Papua pembangunan belum rata dan masih
banyak yang menggunakan koteka.
Faktor penyebab :
warga ibu kota lebih canggih karena adanya suatu teknologi yg mnbantu kehidupan
mereka sehari-hari.sedangkan,warga dipapua msih sederhana belum adanya teknologi,
dikehidupan mereka sehari-hari mereka hanya mengandalkan fisik untuk mengerjakan
pekerjaan tanpa adanya suatu teknologi yg menbantu masalah mereka

Solusi:

Anda mungkin juga menyukai