Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Anak dalam Keluarga
Kelas 2018 B
Oleh :
Nenny Chanidatus Shofiyah
18010684065
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan
penelitian yang berjudul “Perilaku Agresif Anak di Kampung 1001 Malam
Surabaya” Meskipun selama penyusunan, banyak menghadapi kesulitan, namun
berkat usaha yang keras serta dorongan semua pihak, penulis berhasil
menyelesaikan tulisan ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Lampiran iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penelitian 2
BAB II LANDASAN TEORI
A. Perilaku Agresif 3
1. Pengertian Perilaku Agresif 3
2. Jenis-Jenis Perilaku Agresif 4
3. Bentuk-Bentuk Perilaku Agresif 4
4. Faktor Penyebab Perilaku Agresif 4
5. Penanganan Perilaku Agresif 7
B. Kampung 1001 Malam 8
1. Sejarah 8
2. Perilaku Agresif anak 8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek yang Diteliti 10
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 10
C. Instrumen Pengumpulan Data 10
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Uraian Hasil Penelitian 12
1. Analisis 12
2. Sintestis 12
3. Diagnosis 13
4. Prognosis 13
5. Treatment 13
B. Pembahasan 14
ii
BAB V PENUTUP
A. Simpulan 16
B. Saran 16
Daftar Pustaka 17
Lampiran
iii
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Biodata Anak 11
Lembar Observasi 13
Pedoman Wawancara
Format Catatan Anekdot
Dokumentasi Kegiatan
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap anak adalah seorang pribadi unik dengan pola dan waktu
pertumbuhan yang bersifat individual, sebagaimana halnya untuk kepribadian,
temperamen, gaya belajar, latar belakang dan pengalaman keluarga. Pada
umumnya perilaku agresif pada anak-anak usia dini mungkin belum begitu
terpengaruh oleh faktor lingkungan. Berbeda dengan anak-anak pada usia yang
lebih besar dimana perilaku yang mereka dapatkan adalah hasil dari proses
meniru perilaku di sekitar mereka atau hasil pembelajaran dari lingkungan
sekitarnya.
Agresi adalah suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan
frustasi, benci atau marah dan didasari keadaan emosi secara mendalam dari
setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan emosional yang dapat
diproyeksikan ke lingkungan, ke dalam diri, atau secara destruktif. Agresi
berkaitan dengan trauma pada masa anak, pada saat merasa lapar, kedinginan,
basah, atau merasa tidak nyaman (Tim Familia, 2006).
Rita Eka Izzaty (2005:116) menjelaskan bahwa tingkah laku agresif harus
segera ditangani dan mendapatkan perhatian baik dari orangtua maupun
pendidiknya, karena jika dibiarkan mempunyai peluang besar menjadi sebuah
perilaku yang menetap. Tingkah laku ini jika dibiarkan begitu saja, pada saat
remaja akan menjadi juvenile delinquency yaitu tingkah laku khas kenakalan
remaja.
Dalam konteks pembentukan perilaku agresif pada anak, pertanyaan yang
muncul kemudian adalah bagaimana jika anak-anak tumbuh dan berkembang
dalam sebuah lingkungan keras yang memiliki banyak faktor terhadap
kemunculan perilaku agresif mereka dan bagaimana akibat yang akan terjadi
dari perilaku anak-anak tersebut? Kampung 1001 Malam adalah perkampungan
sederhana bagi keluarga-keluarga tunawisma yang terisolir dari perkampungan
di sekitar kawasan Dupak, Surabaya.
Anak-anak Kampung 1001 Malam adalah anak-anak dari keluarga kelas
bawah yang miskin. Orang tua mereka menghidupi keluarga mereka dengan
1
2
bekerja keras baik sebagai pemulung, tukang becak, pengemis, bahkan pekerja
seks. Tak jarang anak-anak harus ikut bekerja untuk mencukupi kebutuhan
keluarga mereka, baik dengan mengamen, atau menjual koran di perempatan
jalan. Kekerasan, kekurangan dan kemiskinan adalah hal yang harus mereka
hadapi setiap harinya baik dalam keluarga, lingkungan masyarakat, maupun
hubungan dengan teman sebayanya atau teman sepermainannya. Kondisi
tersebut di atas sesuai dengan yang dikemukakan oleh McCandless bahwa salah
satu faktor yang mendukung kemunculan perilaku agresif adalah kemiskinan.
Bila seorang anak dibesarkan dalam lingkungan kemiskinan, maka perilaku
agresif mereka secara alami mengalami penguatan (Sarwono, 2002).
Ada bermacam-macam realitas agresifitas dalam kehidupan sebaya anak-
anak, baik secara verbal atau secara fisik maupun aktif dan pasif. Dari observasi
di awal penelitian, perilaku agresif pada anak-anak muncul terkadang hanya
sekedar untuk mencari perhatian volunteers yang datang, sebagai cara
bagaimana mendominasi teman-teman sebaya yang lain, dan juga sebagai
bentuk ekspresi emosi karena tidak mengerti emosi apa yang harus ditampilkan.
Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk melihat seberapa tingkat prilaku
agresif yang terjadi pada anak-anak di Kampung 1001 Malam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan
yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
1. Seberapa tingkat perilaku agresif yang muncul pada salah satu anak di
Kampung 1001 Malam ?
2. Bagaimana cara penanganan anak yang berperilaku agresif ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mendiskripsikan tingkat perilaku agresif yang muncul pada salah
satu anak di Kampung 1001 Malam.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara penanganan anak yang berperilaku
agresif
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perilaku Agresif
1. Pengertian Perilaku Agresif
Tidak semua anak mencapai taraf perkembangan sesuai usianya.
Menurut Rosmalia Dewi (2005:109) satu bentuk perilaku anak yang
mengalami kesulitan perkembangan sosial adalah tingkah laku agresif.
Tingkah laku agresif dapat terjadi pada anak usia dini yaitu suatu perilaku
di mana mereka saling menyerang secara fisik seperti mendorong,
memukul, berkelahi, maupun penyerangan secara verbal baik mencaci,
mengejek, dan memperolok-olok temannya (Rusda Koto Sutadi & Sri
Maryati Deliana, 1996:32).
Hurlock (1978:263) mengartikan agresi sebagai suatu tindakan
nyata atau ancaman permusuhan yang biasanya tidak ditimbulkan oleh
orang lain. Penyerangan fisik atau lisan terhadap pihak lain merupakan
ekspresi sikap agresif mereka. Biasanya sikap ini ditujukan kepada anak
yang lebih kecil.
Rosmalia Dewi (2005:109) mengartikan agresif adalah suatu
tingkah laku menyerang baik yang dilakukan secara lisan atau verbal
maupun melakukan suatu ancaman yang digunakan sebagai pernyataan
adanya rasa permusuhan. Tingkah laku ini dapat mengakibatkan kerugian
atau melukai orang lain. Kerugian yang ini dapat berupa kerugian
psikologis maupun kerugian fisik.
Dari beberapa hal yang dijelaskan di atas, perilaku agresif dapat
didefinisikan sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk
menyakiti seseorang baik secara fisik maupun mental atau secara verbal
dan merugikan atau menimbulkan korban pada pihak lain.Tingkah laku
agresif dalam penelitian ini adalah suatu tindakan yang disengaja oleh
pelaku untuk mencapai tujuan yang diinginkan baik membela diri atau
membuat lawan tidak berdaya.
3
4
2. Sintetis
Setelah menganalisis permasalahan yang dialami Galang yaitu dapat
disimpulkan bahwa:
a. Galang mengalami masalah dalam perilakunya ke diri sendiri dan juga
interaksi sosialnya. Ia tidak dapat tenang, suka melawan, dan memukul
tanpa alasan yang jelas.
b. Galang kurang mendapat perhatian dari kedua orangtuanya terkhusus
dari ibunya karena ibunya lebih perhatian kepada adiknya yang baru
lahir.
12
13
c. Pola asuh dari yang diterapkan kedua orangtua galang yang tidak
konsisten dalam mendidik anak.
3. Diagnosis
Dari penyebab masalah diatas dapat diketahui bahwa Galang
termasuk anak yang berprilaku agresif fisik. Karena dia suka menyakiti
orang lain melalui fisik seperti memukul, menggigit dan mencubit. Dari
beberapa kriteria-kriteria yang menjadi pertimbangan dalam memutuskan
anak berprilaku agresif, Galang termasuk di dalam kriteria-kriteria tersebut.
Penyebab masalah yang dialami Galang adalah salahnya pola asuh dari
orang tua. Tidak ada kerja sama yang terlihat dari Ayah dan ibu Galang
dalam menerapkan disiplinnya. Contohnya seperti ketika Galang mengadu
kepada Ayahnya agar memarahi ibunya setelah ibunya memarahi Galang
dan ayahnya pun menegur ibunya. Hal ini malah dapat membuat Galang
tidak dapat mengetahui kesalahannya dan akan mengulanginya kembali.
4. Prognosis
Langkah awal dari penanganan adalah mengingatkan orang tua
Galang ketika ada kegiatan parenting di kampung 1001 malam agar tidak
terlalu keras terhadapnya. Galang suka menonton kartun yang menunjukan
adegan kekerasan seperti power rangers atau robot-robotan. Karena saya
tidak bersama Galang setiap saat maka orang tua diberi penjelasan agar
tidak membiarkan Galang menonton kartun seperti itu terlalu lama dan
sering. Orang tua juga memberikan contoh yang benar kepada Galang agar
Galang tahu seperti apa berprilaku yang baik dan benar.
5. Treatment
Dalam penanganan sikap agresif Galang, saya bersama teman-teman
sinergi unesa setiap hari minggu saat ada kegiatan belajar mengajar di
kampung 1001 malam mencoba memberikan penanganan yaitu:
a. Mengajarkan Galang bermain sambil belajar secara berkelompok agar
dia bisa menerima pendapat orang lain. Sehingga dia dapat belajar
untuk bekerjasama dan dapat mengurangi sikap agresifnya. Yang
14
B. Pembahasan
Dalam konteks pembentukan perilaku agresif, dunia luas sangat
berpotensi terhadap pembentukan perilaku agresif pada anak. Kondisi
lingkungan yang ada di Kampung 1001 Malam yang sangat penuh dengan
budaya keras dan agresif akan sangat membentuk perilaku agresif pada anak.
Dalam perkembangan sosialnya, anak-anak usia ini cendrung
mengidentifikasikan dirinya berdasarkan karakteristik sosial dan perbandingan
sosialnya. Kecenderungan untuk memperlihatkan perilaku agresif akan muncul
secara mencolok pada masa anak-anak. Perilaku tersebut biasanya muncul
dalam interaksi sosialnya dalam bentuk perilaku seperti marah, bermusuhan,
bertengkar, mengancam orang lain, menghancurkan barang orang lain,
membanting mainan, atau menyerang secara fisik (Santrock, 2002).
Jika dilihat berdasarkan kategorisasi, galang memiliki perilaku agresif
dalam kategori sedang. Hal tersebut disebabkan oleh faktor lingkungan yang
15
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan analisis data setiap
bentuk perilaku agresif pada anak usia dini di Kampung 1001 Malam, dapat
ditarik kesimpulan bahwa anak usia dini di Kampung 1001 Malam memiliki
perilaku agresif yang sedang atau di atas rata-rata dan lebih banyak melakukan
perilaku agresif menyerang secara verbal atau simbolik. Perilaku agresif
tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan orangtua tentang
bagaimana mendidik anak yang baik serta faktor kurangnya ekonomi dan
tuntutan kehidupan dengan lingkungan yang sangat keras dan kejam.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan data yang telah
diperoleh, maka diajukan saran sebagai berikut :
1. Bagi anak-anak Kampung 1001 Malam
Anak-anak Kampung 1001 Malam diharapkan lebih bisa melakukan atau
mengikuti kegiatan-kegiatan yang positif baik di Kampung 1001 Malam
(kegiatan Minggu Belajar) maupun di lingkungannya untuk lebih
mengurangi dan atau lebih bisa untuk mengontrol perilaku agresifnya
tersebut.
2. Bagi Volunteers.
Diharapkan untuk lebih memberikan pendampingan yang intensif terhadap
anak-anak Kampung 1001 Malam dan menyediakan atau memberikan
program-program yang mampu untuk menekan perilaku agresif anak-anak
tersebut.
3. Bagi peneliti yang akan datang
Agar penelitian memiliki hasil yang lebih baik, peneliti diharapkan
menambah metode dengan metode lain seperti wawancara untuk
mendapatkan lebih banyak data dan meningkatkan validitas dan reliabilitas
data.
16
DAFTAR PUSTAKA
Medinnus, G.R., & Johnson, R.C. (1976). Child & Adolescent Psychology, 2nd
edition. Canada: John Wiley & Son, Inc.
Rimm, S. (2003). Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah. (Alih
bahasa: Lina Jusuf). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rita Eka Izzaty. (2005). Mengenali Permasalahan Perkembangan Anak Usia TK.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan
Perguruan Tinggi.
Rusda Koto Sutadi & Sri Maryati Deliana. (1996). Permasalahan Anak Taman
Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan
dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
17
Sears, D. O., Freedman, J. L. & Peplau, L. A. (2000). Psikologi Sosial Jilid 2 (Ed.
5). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Ummu Haya Nida. (2009). “2T Tips & Trik” Melejitkan Talenta sang Buah Hati.
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
18
Lampiran 1
BIODATA ANAK
19
Lampiran 2
Tujuan : Untuk mengetahui perilaku agresif apa saja yang dilakukan anak
Nama : Galang
Usia : 4 tahun
Lokasi : Rumah belajar sinergi unesa (Kampung 1001 Malam)
Hari/Tgl :
Skala
No. Aspek Indikator Frekuensi Selalu Sering Kadang- Tidak
Kadang Pernah
1. Agresif Mencubit
Fisik Memukul
Menampar
Menendang
Menjambak
Mendorong
Menggigit
Mencakar
2. Agresif Membantah
Verbal Mengancam
Menghina
Memaki
3. Agresif Marah
Kemarahan Cemburu
4. Agresif Benci
Permusuhan Ketidakpercayaan
Kekhawatiran
Keterangan:
Selalu : lebih dari 6 kali
Sering : 4-6 kali
Kadang-kadang : 2-3 kali
Tidak pernah : kurang atau sama dengan 1 kali
20
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA
21
Lampiran 4
CATATAN ANEKDOT
Nama : Galang
Usia : 4 Tahun
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
22
Lampiran 5
DOKUMENTASI KEGITAN
23