Anda di halaman 1dari 8

BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Salah satu kebutuhan vital bagi manusia dalam usaha
mengembangkan diri serta mempertahankan eksistensinya adalah melalui
belajar yang dilakukan sepanjang hayatnya. Tanpa belajar, manusia akan
mengalami kesulitan baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan
maupun dalam memenuhi tuntutan hidup dan kehidupan yang selalu
berubah. Keharusan belajar sepanjang hayat sudah disepakati para pakar.
Jauh sebelum itu, Islam adalah agama pertama yang
merekomendasikan keharusan belajar seumur hidup. Rasulullah
Muhammad SAW memotivasi umatnya dalam hadits: “Menuntut ilmu
adalah kewajiban setiap muslim dan muslimat. Tuntutlah ilmu sejak
buaian sampai lubang kubur. Tiada amalan umat yang lebih utama
daripada belajar”.

1.2. Rumusan Masalah


Apa dan bagaimana Pendidikan Sepanjang Hayat

1.3. Tujuan
Untuk mengetahui apa dan bagaimana Pendidikan Sepanjang Hayat

Pendidikan Sepanjang Hayat |1


BAB II

Pembahasan

2.1 Pengertian
Arti luas pendidikan sepanjang hayat (lifelong education) adalah
bahwa pendidikan tidak berhenti hingga individu menjadi dewasa, tetapi
tetap berlanjut sepanjang hidupnya
Pendidikan sepanjang hayat menjadi lebih tinggi urgensinya pada
saat ini karena manusia perlu terus menerus menyesuaikan diri supaya
dapat tetap hidup secara wajar dalam lingkungan masyarakatnya yang
selalu berubah. Di sisilain dari pendidikan sepanjang hayat adalah peluang
yang luas bagi seseorang untuk terus belajar agar dapat meraih keadaan
kehidupan yang lebih baik.
Adapun hal-hal yang menyebabkan dan memungkinkan hal-hal yang
demikian itu adalah :
a. Majunya ilmu dan teknologi
b. Produk-produk teknologi yang perlu dipelajari karena terkait dengan
alat-alat kerja
c. Bagi mereka yang menggunakan alat kerja berbasis teknologi
d. Perubahan sosial sebagai dampak majunya ilmu dan teknologi1
Belajar sepanjang hayat ini dikemukakan pula oleh Edgar Faure
dari The International Council of Educational Development (ICED) atau
Komisi Internasional Pengembangan Pendidikan. Sebagai ketua Komisi
tersebut Edgar Faure mengatak an : With its confidence in man’s capacity
to perfect himself through education, the Moslem world was among the
first to recommend the idea of lifelong education, exhorting Moslem to
educate themselves from cradle to the grave.2

1
Suryati Sidharto, Ilmu pendidikan (Yogyakarta : UNY Press, 2011) hlm. 155
2
Makalakumakalahmu.blogspot.net

Pendidikan Sepanjang Hayat |2


2.2 Sumber
Di Indonesia belajar sepanjang hayat telah dijamin Undang-
Undang, hal tersebut tertuang pada pasal 4 UU No.20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan Nasional. Dalam pasal tersebut disebutkan :
(1) Bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan
serta tidak berdeskriminatif dengan menjunjung tinggi hak azasi
manusia, nilai keagamaan dan nilai kultural dan memajukan bangsa.
(2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik
dengan sistem terbuka dan multimakna
(3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. 3

2.3 Konsep/Teori Pendidikan Sepanjang Hayat


Konsep/Teori Pendidikan/Belajar Sepanjang Hayat sehingga
berbeda dengan dimensi pendidikan sekolah adalah sebagai berikut:
a. Asas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu asas bahwa
pendidikan merupakan suatu proses kontinyu, yang bermula sejak
seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Proses pendidikan ini
tidak hanya terbatas pada bangku sekolah, tetapi juga mencakup
bentuk-bentuk belajar secara informal baik yang berlangsung dalam
keluarga, dalam pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat. Inilah
yang membedakan konsep Pendidikan Seumur Hidup sehingga
berbeda dengan pendidikan sekolah.

b. Implikasi bagi pengembangan pendidikan sekolah dan pendidikan di


masyarakat adalah sebagai berikut: Implikasi diartikan sebagai akibat
langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan, tentang pelaksanaan
pendidikan seumur hidup.

3
Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, UU RI No.20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional,(Jakarta : Ditjen PDM Depdiknas)

Pendidikan Sepanjang Hayat |3


c. Penerapan asas Pendidikan Seumur Hidup pada isi Program
Pendidikan Sekolah, mencakup mutu pendidikan yang hanya terwujud
jika proses pendidikan di sekolah benar-benar menjadikan siswa
belajar dan belajar sebanyak mungkin. Mutu pendidikan harus dilihat
dari meningkatnya kemampuan belajar siswa secara mandiri. Oleh
karena itu ada beberapa hal yang perlu dihidupkan dalam proses
pengembangan pendidikan sekolah (belajar mengajar), yakni: (1)
perkembangan peserta didik; salah satu nilai mendasar dalam
menumbuhkan perkembangan diri anak adalah rasa kepercayaan diri.
Dalam kerangka ini fungsi guru adalah membantu anak untuk
mengetahui sesuatu yang ada dalam dirinya,(2) Kemandirian anak;
kemampuan anak untuk menentukan diri, pendapat maupun penilaian
atas diri dan realitas social harus dihargai, (3) vitalitas model hubungan
demokrasi; artinya yang diberlakukan dala proses belajar mengajar
bukan sikap otoriter, yang menempatkan guru sebagai lawan dari guru,
melainkan sikap partisipatif dan kooperatif, (4) vitalisasi jiwa
eksploratif; dalam kerangka ini, jiwa eksploratif sangatlah penting
mendapat ruang gerak. Daya kritis anak, semangat mencari,
menyelidiki dan meneliti perlu ditumbuhkan. Hal inilah sebagai basis
bagi lahirnya kreativitas, (5) Kebebasan; ada dua hal mengapa
kebebasan diperlukan, pertama; kebebasan merupakan hak asasi
manusia yang mendasar, artinya hak untuk bicara, berkreasi
merupakan bagian dari hak asasi manusia, kedua; kebebasan
merupakan syarat untuk perkembangan. Anak-anak yang selalu
dikekang dengan sikap otoriter tidak mungkin akan bisa berkembang
secara kritis, apalagi mampu berkreasi, selain memiliki ketergantungan
yang mutla, (6) menghidupkan pengalaman anak; pengalaman anak
harus diperhatikan karena anak didik akan lebih tertarik dan
mengikutkan hatinya dalam kegiatan belajar kalau apa yang
diterimanya terkait dengan dunia nyata, (7) keseimbangan
pengembangan aspek personal dan social; keseimbangan individualitas

Pendidikan Sepanjang Hayat |4


dan social akan melatih peserta didik untuk mampu bekerjasama dalam
masyarakat, dan anak akan lebih terlatih untuk membiasakan diri hidup
dalam kompetisii yang sehat dengan semangat solider dan saling
menghargai, (8) kecerdasan emosional dan spiritual; kecerdasan anak
perlu ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran. Ini justru sangat
penting karena kecerdasan emosi memungkinkan peserta didik mampu
menumbuhkan sikap empati dan kepedulian, kejujuran, tenggang rasa,
pengertian dan integritas diri serta keterampilan social yang merupakan
landasan bagi tumbuhnya kesadaran moral anak.

d. Penerapan asas Pendidikan Seumur Hidup pada isi program pendidikan


di masyarakat mengandung kemungkinan yang luas dan bervariasi,
sebagaimana yang dikutip oleh Soelaiman Joesoef-Slamet Santoso dari
W.P Guruge dalam bukunya Toward Better Educational Management
dikelempokkan menjadi beberapa kategori sbb: (1) Pendidikan Baca
Tulis Fungsional; (2) Pendidikan Vokasional (3) Pendidikan
Professional (4) Pendidikan ke arah Perubahan dan Pembangunan (5)
Pendidikan Kewarganegaraan dan Kedewasaan Politik (6) Pendidikan
Kultur dan Pengisian Waktu Senggang. Sasarannya bisa mencakup:
para buruh dan petani, golongan remaja yang terganggu pendidikan
sekolahnya, para pekerja yang berketerampilan, golongan teknisi dan
professional, para pemimpin dalam masyarakat, dan golongan
masyarakat yang sudah tua4

2.4 Wadah Pelaksanaan Pendidikan Sepanjang Hayat


Pendidikan sepanjang hayat berwadahkan disemua lembaga
pendidikan dengan papan nama pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan
sepanjang hayat berwadahkan disemua lembaga pendidikan, sumber-
sumber informasi, sesuai dengan kepentingan perseorangan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, lembaga dari pendidikan
4 http://cerminanhatial-insan.blogspot.com/2012/01/makalah-pendidikan-sepanjang-hayat.html

Pendidikan Sepanjang Hayat |5


sepanjang hayat adalah lembaga pendidikan yang selama ini kita kenal,
yaitu:
a. Pendidikan persekolahan
b. Pendidikan luar sekolah
c. Sumber informasi baik berupa terbitan buku, majalah atau media masa
baik cetak maupun elektronik ataupun sajian dalam internet 5

5
Suryati Sidharto, Ilmu pendidikan (Yogyakarta : UNY Press, 2011) hlm. 162

Pendidikan Sepanjang Hayat |6


BAB II

Penutup

3.1. Kesimpulan

Pendidikan sepanjang hayat menjadi semakin tinggi urgensinya


pada saat ini karena manusia perlu terus menerus menyesuaikan diri
supaya dapat tetap hidup secara wajar dalam lingkungan masyarakatnya
yang selalu berubah. Proses pendidikan sepanjang hayat di samping
merupakan tuntutan mass kini untuk menyesuaikan juga memberi peluang
bagi seseorang untuk terus berkembang.

Belajar sepanjang hayat akan berrnanfaat apabila mendapatkan


respon positif dari individu atau warga masyarakat yang memiliki
kemauan dan kegemaran untuk belajar secara terus menerus, sesuai
dengan kebutuhan kebutuhan masing-masing individu warga belajamya.
Dengan demikian konsep belajar sepanjang hayat memiliki signifikasi di
dalam masyarakat

3.2. Saran

Saya yakin dalam penyusunan makalah ini belum begitu sempurna


karena kami dalam tahap belajar, maka dari itu saya berharap bagi ibu
dosen dan kawan-kawan semua bisa memberi saran dan usul serta kritikan
yang baik dan membangun sehingga makalah ini menjadi sederhana dan
bermanfaat dan apabila ada kesalahan dan kejanggalan kami mohon maaf
karena saya hanyalah hamba yang memiliki ilmu dan kemampuan yang
terbatas.

Pendidikan Sepanjang Hayat |7


Daftar Pustaka

Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Undang-undang No 20 Tahun 2003


tentang sistem pendidikan Nasional, Depdiknas, Jakarta, 2003

Sidharto, Suryati, Ilmu Pendidikan, UNY Press, Yogyakarta, 2011

http://cerminanhatial-insani.blogspot.com/2012/01/makalah-pendidikan-
sepanjang-hayat

http://makalahkumakalahmu.blogspot.net

Pendidikan Sepanjang Hayat |8

Anda mungkin juga menyukai