WIDAL
No Dokumen :
01/452/SOP/8.1.1.1/UKP/PK/2016
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 23 Mei 2016
Halaman : 1/1
PUSKESMAS Dr. Muhammad Fuadi
PEKAUMAN NIP. 19780611 200701
1 011
1. Pengertian Pemeriksaan widal adalah pemeriksaan laboratorium untuk
menentukan ada atau tidaknya antibody terhadap kuman Salmonella
Sp. Dalam bahan pemeriksaan
2. Tujuan Untuk keperluan penegakan diagnosa, memantau perkembangan
penyakit/terapi
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Pekauman Nomor :
01/451/SK/8.1.1.1/UKP/PK/2016 Tentang kebijakan pelayanan Klinis
Puskesmas Pekauman.
4. Referensi PERMENKES Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
5. Prosedur/langkah- - Petugas memasukkan darah yang didapat
langkah kedalam tabung EDTA kemudian dapat langsung diputar dengan
sentrifuge selama 5 menit kecepatan 3000rpm
- Petugas mengambil plasma yang didapat
dengan menggunakan klinipet
- Petugas menyiapkan slide khusus widal terbuat
dari bahan kertas anti air yang bersih dan kering
- Petugas memipet masing-masing 20ul serum
diletakkan diatas objek glass pada 4 tempat yang berbeda
Pada masing-masing tetesan serum ditambahakan 1 tetes :
a. Antigen Salmonella typhi O
b. Antigen Salmonella Typhi H
c. Antigen Salmonella paratyphi A-O
d. Antigen Salmonella paratyphi B-O
- Petugas mengaduk dengan pengaduk hingga omogeny sehingga
didapat pengenceran 1/80
- Petugas meletakkan slide widal agar digoyang pada rotator
dengan kecepatan 100rpm selama 2-3 menit
- Petugas membaca hasilnya dengan melihat ada/tidaknya
aglutinasi
Nilai normal :
Dengan menggunakan kelipatan 80 maka hasil aglutinasi kurang
dari 1/160 dinyatakan normal
- Petugas menulis hasil pada buku laporan widal dan blanko hasil
pemeriksaan pasien
- Petugas mengeluarkan hasil setelah melalui proses administrasi
laboratorium .
6. Unit terkait Laboratorium, poli
PEMERIKSAAN FESES RUTIN
No Dokumen :
01/484/SOP/8.1.1.1/UKP/PK/2016
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 23 Mei 2016
Halaman : 1/2
PUSKESMAS Dr. Muhammad Fuadi
PEKAUMAN NIP. 19780611 200701
1 011
1. Pengertian Pemeriksaan feses rutin adalah pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui adanya kelainan dalam tinja, baik secara makroskopis
atau mikroskopis.
2. Tujuan Untuk keperluan diagnosis.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Pekauman Nomor :
01/451/SK/8.1.1.1/UKP/PK/2016 Tentang kebijakan pelayanan Klinis
Puskesmas Pekauman.
4. Referensi - PERMENKES Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakas
- Penuntun Laboratorium Klinik, R.Gandasoebrata, Tahun 2007
5. Prosedur/langkah- 1. Pemeriksaan makroskopis
langkah a. Petugas mengamati dan dilaporkan warna, bau,
konsistensi, adanya darah, lendir, parasit specimen diperiksa di
tempat yang terang
2. Pemeriksaan mikroskopis
a. Petugas menyiapkan objectglass yang bersih dan
kering
b. Petugas meneteskan lugol/eosin pada objectglass di
ukung kanan dan larutan garam fisiologis pada ujung kiri
masing-masing 1 tetes
c. Petugas menambahkan feses seujung lidi pada masing-
masing tetesan ( ambil pada bagian tengah atau permukaan
yang mengandung darah/lender )
d. Petugas mencampur perlahan masing-masing tetesan
dengan lidi tadi hingga homogen dan buang bagian yang kasar,
masukkan lidi ke larutan Lysol
e. Petugas menutup deckglass secara hati-hati jangan
sampai terjadi gelembung udara
f. Petugas memeriksa di bawah mikroskop perbesaran
objektif 10x dan 40x
Hasil
1. Makroskopis
a. Warna : coklat tua
b. Bau :
c. Konsistensi : keras/ normal/ lembek / cair
d. Darah : ada/tidak
e. Lendir : ada/tidak
f. Cacing dewasa : ada/tidak
2. Mikroskopis
a. Eritrosit : ada/tidak
b. Leukosit : ada/tidak
PEMERIKSAAN FESES RUTIN
No Dokumen :
01/484/SOP/8.1.1.1/UKP/PK/2016
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 23 Mei 2016
Halaman : 2/2
PUSKESMAS Dr. Muhammad Fuadi
PEKAUMAN NIP. 19780611 200701
1 011
c. lemak : ada/tidak
d. Sisa makanan : ada/tidak
e. Amoeba : sebutkan spesiesnya
f. Telur cacing : sebutkan spesiesnya
f. Hasil ditulis pada buku laporan kimia darah dan blanko hasil
pemeriksaan pasien. Hasil dapat dikeluarkan stelah melalui proses
administrasi laboratorium.
g. Alat dikalibrasi setahun sekali oleh tekhnisi khusus.
f. Hasil ditulis pada buku laporan kimia darah dan blanko hasil
pemeriksaan pasien.
g. Hasil dapat dikeluarkan stelah melalui proses administrasi
laboratorium.
h. Alat dikalibrasi setahun sekali oleh tekhnisi khusus.
PEMERIKSAAN KREATININ
No Dokumen :
01/490/SOP/8.1.1.1/UKP/PK/2016
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 23 Mei 2016
Halaman : 1/1
PUSKESMAS Dr. Muhammad Fuadi
PEKAUMAN NIP. 19780611 200701
1 011
1. Pengertian Pemeriksaan yang dilakukan untuk memeriksa fungsi ginjal.
2. Tujuan Untuk mengetahui kadar kreatinin dalam sampel
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Pekauman Nomor :
01/451/SK/8.1.1.1/UKP/PK/2016 Tentang kebijakan pelayanan Klinis
Puskesmas Pekauman.
4. Referensi - PERMENKES Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
- KEMENKES No.1792 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemeriksaan
Kimia Klinik
- Panduan Kit reagen Kreatinin
5. Prosedur/langkah- a. Darah diambil kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi
langkah kemudian didiamkan selama 10 menit, putar dengan sentrifuge
selama 5 menit kecepatan 3000rpm.
b. Serum yang didapat (cairan berwarna kuning kuning muda diatas
eritrosit) diambil dengan menggunakan klinipet, blue tip, juga
menggunakan yellow tip seperti dalam tabel kemudian masukkan
kedalam tabung.
c. masing – masing tabung diisi :
Reagen kerja 1000 ul
Standar atau sampel 100 ul
PEMERIKSAAN UREUM
No Dokumen :
01/491/SOP/8.1.1.1/UKP/PK/2016
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 23 Mei 2016
Halaman : 1/2
PUSKESMAS Dr. Muhammad Fuadi
PEKAUMAN NIP. 19780611 200701
1 011
1. Pengertian Metode test Enzymatic Colourimetri. Konsentrasi urea pada serum
atau plasma, yang lazimnya ditentukan dengan kadar nitrogen dan
disebut BUN, indikator penting fungsi ginjal.
2. Tujuan Untuk mengatahu kadar urea dalam sampel
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Pekauman Nomor :
01/451/SK/8.1.1.1/UKP/PK/2016 Tentang kebijakan pelayanan Klinis
Puskesmas Pekauman.
4. Referensi - PERMENKES Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
- KEMENKES No.1792 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemeriksaan
Kimia Klinik
- Panduan Kit reagen Ureum
5. Prosedur/langkah- Reagen preparation: 1 ml reagen A2 + 24 ml reagen A1. Stabil dalam
langkah 2 bulan pada suhu 2-80C.
a. Darah diambil kemudian dimasukkan dalam tabung reaksi
kemudian didiamkan selama 10 menit, putar dengan sentrifuge
selama 5 menit kecepatan 3000rpm.
b. Serum yang didapat (cairan berwarna kuning kuning muda diatas
eritrosit) diambil dengan menggunakan klinipet, blue tip, juga
menggunakan yellow tip seperti dalam tabel kemudian masukkan
kedalam tabung.
c. Masing-masing tabung diisi :
Blanko Standar Sampel
Standar urea - 10 ul -
Sampel - - 10 ul
Reagen kerja (A) 1000 ul 1000 ul 1000 ul
g. Nilai normal :
PEMERIKSAAN UREUM
No Dokumen :
01/491/SOP/8.1.1.1/UKP/PK/2016
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 23 Mei 2016
Halaman : 2/2
PUSKESMAS Dr. Muhammad Fuadi
PEKAUMAN NIP. 19780611 200701
1 011
h. Hasil ditulis pada buku laporan kimia darah dan blanko hasil
pemeriksaan pasien.
PEMERIKSAAN MALARIA
No Dokumen :
01/500/SOP/8.1.1.1/UKP/PK/2016
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 23 Mei 2016
Halaman : 1/1
PUSKESMAS Dr. Muhammad Fuadi
PEKAUMAN NIP. 19780611 200701
1 011
1. Pengertian Pemeriksaan Malaria merupakan pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui adanya penyakit malaria dalam darah.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan malaria, sehingga
terhindar dari kesalahan prosedur.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Pekauman Nomor :
01/451/SK/8.1.1.1/UKP/PK/2016 Tentang kebijakan pelayanan Klinis
Puskesmas Pekauman.
4. Referensi PERMENKES Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
Penuntun Laboratorium Klinik, R.Gandasoebrata, Tahun 2007
5. Prosedur/langkah- a. Dibuat sediaan darah tebal dengan meneteskan darah sebanyak 1-
langkah 2 tetes kemudian dibuat preparasi kemudian ditunggu hingga
kering.
b. fiksasi dengan larutan methanol secukupnya buang dan keringkan.
c. Dibua pengenceran giemsa 1:4 ( 1 bagian Giemsa dengan 4
bagian buffer phospat pH 6,5 - 7.2).
d. Dituangkan larutan giemsa yang telah diencerkan, di atas sediaan
darah sampai sediaan darah tertutup cairan.
e. Ditunggu selama ±15 menit, cuci dengan air sampai semua cairan
hanyut terbuang
f. Dikeringkan sediaan darah, kemudian diperiksa dengan mikroskop
perbesaran 10x kemudian dilanjutkan dengan perbesaran 100x
menggunakan minyak emersi.
Perhitungan :
- Volume 4 bidang besar 4x0.1 = 0.4 mm3
- Misal jumlah lekosit dalam 4 bidang besar = N, maka jumlah
lekosit dalam 1 mm3, sedang pengenceran adalah 20 x
- jadi jumlah lekosit per mm3 darah 20x2,5 = 50 N
- Nilai normal : 4000-10.000 /mm3
7. Unit terkait Poli dan Laboratorium
PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
ANALYZER
No Dokumen :
01/508/SOP/8.1.1.1/UKP/PK/2016
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 23 Mei 2016
Halaman : 1/2
PUSKESMAS Dr. Muhammad Fuadi
PEKAUMAN NIP. 19780611 200701
1 011
1. Pengertian Pemeriksaan Hematologi Analyzer adalah pemeriksaan laboratorium
untuk memeriksa darah rutin secara otomatis yaitu Hemoglobin,
Eritrosit, Lekosit, Hematokrit, Trombosit, MCV, MCHC, MCH,
diffcount.
2. Tujuan Untuk keperluan penegakan diagnosa
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Pekauman Nomor :
01/451/SK/8.1.1.1/UKP/PK/2016 Tentang kebijakan pelayanan Klinis
Puskesmas Pekauman.
4. Referensi PERMENKES Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
Panduan Alat Hematologi Analyzer
5. Prosedur/langkah- 1. Menyalakan alat
langkah a. Nyalakan main power yang terletak pada bagian belakang alat,
sehingga lampu indikator main power akan menyala.
b. Tekan tombol power yg terdapat pada bagian depan alat,
sehingga lampu indikator untuk main power dan power kedua –
duanya menyala. Alat secara otomatis akan melakukan cleaning
dan priming.
c. Bila terjadi error, maka pada layar akan tampil pesan ” Fail”.
Setelah proses priming dan cleaning selesai, maka alat akan
berada dalam kondisi READY.
2. Mematikan alat
Untuk mematikan alat, tekanlah tombol (power) pada bagian depan
alat. Maka alat secara otomatis akan melakukan cleaning.setelah
selesai, akan tampilkan pesan ” After cleaning the power will
automatically shut off”. Setelah proses cleaning selesai, maka alat
akan mati secara otomatis.
3. Pengukuran ” background/ blank acount”
Dari menu ready tekan tombol counting tanpa ada sample, maka
alat akan menghitung. Pastikan hasil dari blankcount nilai
masuknya dalam range:
WBC : 0 – 0,2 (x103 / ul)
RBC : 0 – 0.005 ( x 106 / ul)
HGB : 0 – 0,2 ( g/dl)
PLT : 0 – 20 ( x 103 / ul )
4. Pengukuran quality control
a. Siapkan QC dari lemari pendingin, diamkan sampai suhu ruang
b. Homogenkan QC, kemudian lakukan proses pengukuran QC di
menu QC pada layar
c. Nilai hasil dari QC harus sesuai dengan nilai assay sheet.
PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
ANALYZER
No Dokumen :
01/508/SOP/8.1.1.1/UKP/PK/2016
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 23 Mei 2016
Halaman : 2/2
PUSKESMAS Dr. Muhammad Fuadi
PEKAUMAN NIP. 19780611 200701
1 011
5. Memilih tipe sampel
Tipe sample dapat dipilh pada layar sample type dari layar setting,
yaitu : normal, male, female, Child, infant, other 1, other 2, other 3,
other 4, dan control.
6. Memilih mode pengenceran
Mode pengenceran Volume darah
Normal 30 ul
Pre-diluted 10 ul atau 20 ul
Low dilution 55 ul
High dilution 10 ul
Higher dilution 5 ul
7. Pengukuran sampel
1) Pengukuran sample pada closed mode
a. Masukkan ID pasien dengan menekan tombol ”set” pada
layar. ID sampel dapat berupa numeric (4 digit) atau nama
b. Masukkan sampel pada jarum sample sampai menyentuh
dasar. Tekan ”Count Swich”, maka sample akan terhisap.
Tunggu sampai jarum sample naik ke atas.
c. Tunggu sampai proses penghitungan selesai dan pada layar
akan tampil nilai hasil pengukuran.
2) Pengukuran sample pre-diluted pada open mode
a. Set ID pasien. Pilih tipe sample (tombol sample type)
b. Pilih mode pengukuran pada ’open”
c. Pilih mode pengenceran pada ”pre-diluted”
Siapkan tabung sample untuk menampung reagent untuk
per-diluted. Letakkan dibawah jarum sample. Tekan tombol
”dispense”. Kemudian tambahkan 10 ul atau 20 ul untuk
sample pre-diluted. Campur hingga merata.
d. Tempatkan sampling nozzle hingga menyeluruh dasar tabung
sample, kemudian tekan count switch. Sampling nozzle akan
menyedot sample sampai terdengar bunyi tanda bahwa
penyedotan telah berakhir dan sampling nozzle akan tertarik
ke dalam instrumen. Sample akan otomatis di ukur dan hasil
akan di tampilkan.
6. Unit terkait Poli dan Laboratorium