Anda di halaman 1dari 13

1.1.

LATAR BELAKANG KASUS


Kasus ini menceritakan tentang sebush perusahan, Day-Pro Chemical Corporation
yang berdiri sejak tahun 1995. Day-Pro telah berhasil memperoleh tingkat
pengembalian investasi yang tinggi secara konsisten. Baru-baru ini manajemen
dari perusahaan sedang mempertimbangkan pembuatan thermosetting resin
sebagai bahan packaging dari produk elektronik. Tim penelitian dan
pengembangan dari Day-Pro memiliki dua alternatif :
1) Epoxy Resin, memiliki biaya yang lebih rendah, dan
2) Synthetic Resin, biaya produksi lebih tinggi tetapi memiliki skala ekonomis
yang lebih besar.
Pada presentasi pertama, pemimpin proyek dari kedua tim mempresentasikan
proyeksi arus kas dan menyediakan dokumentasi yang mendukung proposal
mereka. Meskipun kedua produk dinilai bersifat mutually exclusive, perusahaan
hanya dapat menyetujui salah satu.
Untuk menyelesaikan dilema ini, Mike Matthews, sang asisten bendahara, dan
seorang lulusan MBA baru dari sebuah unieversitas ternama, telah ditugaskan
untuk menganalisis cost dan benefits dari dua proposal tersebut dan
mempresentasikan hasilnya kepada jajaran dewan direksi. Mike tahu bahwa ini
akan menjadi tugas berat, karena anggota dewan tidak semua sepaham tentang
konsep keuangan. Dewan secara historis memiliki preferensi yang kuat untuk
menggunakan rates of return sebagai kriteria keputusannya. Terkadang juga
menggunakan pendekatan payback period untuk membuat keputusan. Namun,
Mike yakin bahwa metode net present value (NPV) paling tepat dan bila
digunakan dengan benar akan selalu menambah kekayaan perusahaan.
1.2.PERMASALAHAN
Setelah mendapatkan proyeksi arus kas untuk setiap proyek (lihat tabel 1 & 2),
dan menghitung angka-angkanya, Mike menemukan masalah. Berbagai teknik
penganggaran modal, ketika diterapkan pada dua arus kas, memberikan hasil yang
tidak konsisten. Proyek dengan NPV yang lebih tinggi memiliki payback period

1
yang lebih lama, serta Accounting Rate Return (ARR) dan Internal Rate Return
(IRR) yang lebih rendah. Mike bertanya-tanya bagaimana dia bisa meyakinkan
Dewan bahwa Periode IRR, ARR, dan Payback sering dapat menyebabkan
keputusan yang salah.
Question :
1. Calculate the Payback Period of each project. Explain what argument Tim
should make to show that Payback Period is not appropriate in this case.
2. Calculate the Discounted Payback Period (DPP) using 10% as the discount
rate. Should Mike ask the Board to use DPP as the deciding factor? Explain.
3. If management prefers to have a 40% accounting rate of return, which project
would be accepted? What is wrong with this decision?
4. Calculate the two project’s IRR. How should Mike convince the Board that
the IRR measure could be misleading?
5. Calculate the NPV profiles for the two projects and explain the relevance of
the crossover point. How should Mike convince the Board that NPV method
is the way to go?
6. Explain how Mike can show that Modified Internal Rate of Return is the more
realistic measure to use in the case of mutually exclusive projects.
7. Calculate the Profitability Index for each proposal. Can this measure help to
solve the dilemma? Explain.
8. In looking over the documentation prepared by the two project teams, it
appears to you that the synthetic resin team has been somewhat more
conservative in its revenue projections than the epoxy resin team. What
impact might this have on your analysis?
9. In looking over the documentation prepared by the two project teams, it
appears to you that the synthetic resin technology would require extensive
development before it could be implemented whereas the epoxy resin
technology is available “off-the-shelf”. What impact might this have on your
analysis?

2
1.3. SOLUSI CASE (TEORI & PEMECAHAN MASALAH)
1. Payback period adalah periode waktu yang diperlukan untuk menutup
kembali seluruh investasi awal yang dikeluarkan dengan mempergunakan arus
kas masuk yang diperoleh dari proyek tersebut. Dalam kasus tersebut
dikatakan bahwa kedua usulan proyek tersebut bersifat mutually exclusive.
Ibrahim (2003:170) mendefinisikan “Mutually exclusive alternative project
adalah memilih salah satu alternatif dari beberapa alternative yang lebih baik,
karena tidak mungkin melakukan beberapa proyek dalam waktu yang
bersamaan, baik yang disebabkan oleh terbatasnya waktu, dana, maupun
tenaga yang diperlukan”. Ketika proyek-proyek bersifat mutually exclusive,
maka yang dipilih adalah yang memilki payback period yang paling pendek.
Perhitungan payback period dapat dilakukan seperti rumus dibawah ini :

Payback Period = n + (a-b) /(c-b) x 1 tahun


n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup
investasi mula-mula.
a = Jumlah investasi mula-mula.
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1

Perhitungan Payback Period Epoxy Resin :


Payback Period = 1 + (800.000-600.000)/(1.000.000-600.000) x 1 tahun
= 1,5 tahun
Perhitungan Payback Period Synthetic Resin :
Payback Period = 2 + (1.000.000-750.000)/(1.250.000-750.000) x 1 tahun
= 2,5 tahun

Dewan direksi sebaiknya mempertimbangkan untuk mengambil keputusan


berdasarkan besarnya payback period dari masing-masing alternatif. Hal ini

3
dikarenakan payback period memiliki beberapa kelemahan. Pertama, payback
period tidak mempertimbangkan semua cash flow, akibatnya mengabaikan
cash flow setelah payback periode terpenuhi. Kedua, metode ini juga
mengabaikan time value of money (nilai waktu uang), hal ini berarti arus kas
yang dihasilkan setiap tahunnya tidak didiscount. Ketiga, tidak memberikan
informasi mengenai tambahan value untuk perusahaan. Terakhir, yang paling
penting payback periods hanya digunakan untuk mengukur kecapatan
kembalinya dana, dan tidak mengukur keuntungan proyek pembangunan yang
telah direncanakan.

2. Discounted Payback period adalah hampir sama dengan payback period


namun dalam perhitungannya memperhitungkan cost of capital sebagai
discounted. Sehingga discounted payback period adalah adalah lama periode
dalam tahun yang diharapkan untuk mendapatkan kembali biaya investasi
yang telah dikeluarkan untuk suatu project dari discounted net cash flows.
Discounted payback period adalah revisi dari payback period yang tidak
mempertimbangkan cost of capital.
Synthetic Resin

tahun 0 1 2 3 4 5
NCF -1.000.000 350.000 400.000 500.000 650.000 700.000
PV -1.000.000 318.182 330.579 375.657 443.959 434.645
kumulatif -1.000.000 -681.818 -351.239 24.418
DPP = 2 + (1.000.000-648.761)/(1.024.418-648.761) x 1tahun = 2,94
tahun

Epoxy Resin

tahun 0 1 2 3 4 5
NCF -800.000 600.000 400.000 300.000 200.000 200.000

4
PV -800.000 545.455 330.579
kumulatif -800.000 -254.545 76.034
DPP = 1 + (254.545/330.579) x 1tahun = 1,77 tahun

Discounted Payback Period juga masih kurang baik digunakan sebagai faktor
penentu karena mengabaikan semua arus kas setelah periode pengembalian.
Gowthrope (2008) menyatakan bahwa kelemahan dari DPP adalah ia
memberikan sedikit informasi yang bermanfaat. Selain itu kelemahan dari
Discounted Payback Period adalah tidak memberikan informasi mengenai
tambahan value untuk perusahaan, tidak mempertimbangkan cash flow yang
keluar atau masuk setelah payback period. DPP juga tidak memberikan
informasi mengenai return suatu project dalam percentage.
Dalam situasi ini, sangat penting bagi Mike untuk menimbang biaya dan
manfaat dari dua proposal dan metode DPP tidak bisa memberikan jawaban
mana alternatif yang dapat memaksimalkan kekayaan perusahaan.
3. Accounting rate of return adalah metode penilaian investasi yang mengukur
seberapa besar tingkat keuntungan dari invetasi.Metode ini menggunakan
dasar laba akuntansi sehingga angka yang dipergunakan adalah laba setelah
pajak (EAT) yang dibandingkan dengan rata-rata investasi.
ARR= (Rata-rata EAT) / (Rata-rata Investasi) ×100%
Untuk menghitung rata-rata EAT dengan cara menunjukkan EAT (laba
setelah pajak) selama umur investasi dibagi dengan umur investasi.
Sedangkan untuk menghitung rata-rata investasi adalah investasi ditambah
dengan nilai residu dibagi 2. Setelah angka accounting rate of return dihitung
kemudian dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang diisyaratkan.
Apabila angka accounting rate of return lebih besar dibandingkan dengan
keuntungan yang diisyaratkan, maka proyek investasi ini menguntungkan,

5
apabila lebih kecil daripada tingkat keuntungan yang diisyaratkan proyek ini
tidak layak.
Kebaikan metode ini adalah sederhana dan mudah, karena untuk menghitung
ARR cukup melihat laporan rugi-laba yang ada. Sedangkan kelemahan
metode ini mengabaikan nilai waktu nilai waktu uang (time value of money)
dan tidak memperhitungkan aliran kas (cashflow).
ARR Synthetic Resin = ($320.000 / $500.000) x 100% = 64%
ARR Epoxy Resin = ($180.000/$400.000) x 100% = 45%
Kedua alternatif tersebut sama-sama memiliki ARR diatas 40%, namun
karena ARR Synthetic Resin lebih besar yaitu 64%, maka sebaiknya Mike
memilih alternatif tersebut. Tetapi, karena perhitungan ARR keduanya sama-
sama diatas 40% sebaiknya perlu perbandingan dengan perhitungan metode
lain untuk mengambil keputusan.
4. Internal Rate of Return (IRR) merupakan tingkat diskonto (discount rate)
yang menghasilkan NPV=0.
Rumus:
IRR = lower discount rate + (Higher % rate - Lower % rate) * (NPV at lower
% rate / distance between 2 NPV)
Jika IRR lebih besar dari biaya modal, terima proyek tersebut.
Jika IRR kurang dari biaya modal, tolak proyek tersebut.
Kelebihan :
 Memperhatikan nilai waktu dari uang
 Menggunakan arus kas sebagai dasar perhitungan
 Hasilnya dalam persentase, sehingga pengambilan keputusan dapat
membuat perkiraan bila r (discount rate) sulit diketahui.
Kekurangan:
 Perhitungan lebih sulit bila tidak menggunakan komputer, karena harus
dicoba-coba (trial and error).

6
 Tidak membedakan proyek yang mempunyai perbedaan ukuran dan keadaan
investasi.
 Dapat menghasilkan IRR ganda atau tidak menghasilkan IRR sama sekali.
Perhitungan IRR kedua alternatif :

Synthetic Resin
tahun 0 1 2 3 4 5 NPV
NCF -1.000.000 350.000 400.000 500.000 650.000 700.000
PV (10%) -1.000.000 318.182 330.579 375.657 443.959 434.645 903.022
PV (30%) -1.000.000 269.231 236.686 227.583 227.583 188.530 149.613
PV(40%) -1.000.000 250.000 204.082 182.216 169.200 130.154 -64.348

IRR = 10% + (40% - 10%) * (903.022 / 967.370)


= 0,1+ ( 0,3) * (0,93) = 0,373  37,3%

Epoxy Resin
tahun 0 1 2 3 4 5 NPV
NCF -800.000 600.000 400.000 300.000 200.000 200.000
PV (10%) -800.000 545.455 330.579 225.934 136.602 124.184 562.754
PV(40%) -800.000 428.571 204.082 109.329 52.062 37.187 31.231
PV (45%) -800.000 413.793 190.250 98.405 45.244 31.203 -21.105

IRR = 10% + (45% - 10%) * (562.754 / 583.859)


= 0,1+ ( 0,35) * (0,96) = 0,432  43,2%

Berdasarkan hasil perhitungan metode IRR diatas, maka Mike sebaiknya


memilih alternatif Epoxy Resin, sebab nilai IRR nya lebih besar daripada nilai IRR
Synthetic Resin, yaitu sebesar 43,2%

5. Net Present Value (NPV), merupakan metode yang didasarkan pada arus kas
yang didiskonto (discounted cash flows). Implementasi dari metode ini,
prtama dihitung nilai sekarang dari arus kas masuk bersih yang diharapkan

7
dari suatu proyek investasi, didiskonto dengan biaya modal dan kemudian
dikurangi dengan investasi awal dari proyek tersebut.
Pada tabel berikut ditunjukkan arti dari perhitungan NPV terhadap keputusan
investasi yang akan dilakukan.

Langkah menghitung NPV:


1. Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan
arus keluar, yang didiskontokan pada biaya modal proyek,
2. Jumlahkan arus kas yang didiskontokan ini, hasil ini didefinisikan
sebagai NPV proyek,
3. Jika NPV adalah positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV
adalah negatif, maka proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek dengan NPV
positif adalah mutually exclusive, maka salah satu dengan nilai NPV terbesar
harus dipilih .

NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi untuk
membayar kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat pengembalian
yang diperlukan atas modal tersebut. Jika proyek memiliki NPV positif, maka proyek
tersebut menghasilkan lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk menutup utang
dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada pemegang saham
perusahaan.

8
Rumus NPV :
Dimana :
NPV = Net Present Value (dalam Rupiah)
Ct = Arus Kas per Tahun pada Periode t
C0 = Nilai Investasi awal pada tahun ke 0 (dalam Rupiah)
r = Suku Bunga atau discount Rate (dalam %)
NPV profile adalah suatu grafik yang menghubungkan antara NPV investasi dengan
berbagai tingkat diskonto. NPV profile masing-masing proyek adalah:
Synthetic Resin
tahun 0 1 2 3 4 5 NPV
NCF -1.000.000 350.000 400.000 500.000 650.000 700.000 1.600.000
PV (10%) -1.000.000 318.182 330.579 375.657 443.959 434.645 903.022
PV (30%) -1.000.000 269.231 236.686 227.583 227.583 188.530 149.613
PV(40%) -1.000.000 250.000 204.082 182.216 169.200 130.154 -64.348
PV(45%) -1.000.000 241.379 190.250 164.008 147.042 109.209 -148.112

Epoxy Resin
tahun 0 1 2 3 4 5 NPV
NCF -800.000 600.000 400.000 300.000 200.000 200.000 900.000

9
PV (10%) -800.000 545.455 330.579 225.934 136.602 124.184 562.754
PV (30%) -800.000 158.667
PV(40%) -800.000 428.571 204.082 109.329 52.062 37.187 31.231
PV (45%) -800.000 413.793 190.250 98.405 45.244 31.203 -21.105

NPV Profile
1000000

800000

600000

400000
NPV

Synthetic
200000 Epoxy

0
10% 30% 40% 45%
-200000

-400000
R(10%)

Berdasarkan diagram di atas, crossover point dari kedua proyek tersebut


memiliki IRR sebesar 29.17%. jika tingkat diskonto lebih kecil dari 29.17%
maka menurut metode NPV akan memilih proyek synthetic resin (NPV
synthetic resin > NPV epoxy). Tetapi jika menurut metode IRR, akan memilih
epoxy resin (IRR epoxy > IRR synthetic). Menurut Weston dan Copeland,
“NPV criterion is the only capital budgeting method that is always consistent
with shareholder wealth maximization.” Artinya, metode NPV dinilai lebih
baik daripada IRR.
6. Untuk proyek yang bersifat mutually exclusive, MIRR lebih akurat. MIRR
adalah tingkat pengembalian yang ketika pengeluaran awal dibandingkan
dengan nilai terminal NCF proyek yang diinvestasikan kembali pada biaya

10
modal, memberikan NPV = 0. IRR didasarkan pada arus kas dalam batch,
arus kas dapat digunakan untuk berinvestasi kembali dengan IRR yang sama.
Meskipun beberapa investor akan memilih untuk menyimpan pengembalian
arus kas di bank mereka, atau memiliki pengembalian yang lebih tinggi dari
investasi lain. Pada perhitungan MIRR, tingkat diskonto juga diperhatikan
dengan cara mengurangkan arus kas masuk dengan tingkat diskonto dengan
asumsi bahwa di dalam kas masuk itu juga ada biaya yang harus dikeluarkan
untuk membayar biaya modal perusahaan. Nantinya MIRR menghitung
dengan menggunakan arus kas masuk baru itu. Dengan cara ini, maka dalam
perhitungan MIRR, kita akan mengerti sensitivitas suatu investasi dengan
biaya modalnya. Dan pada umumnya hasil yang dihasilkan oleh MIRR lebih
rendah dari IRR, namun lebih konsisten. Dengan argumen ini, seharusnya
Mike dapat meyakinkan BOD bahwa MIRR adalah metode yang lebih tepat.

7. Profitability Index (PI) adalah teknik penganggaran modal untuk


mengevaluasi proyek-proyek investasi untuk kelangsungan hidup atau
profitabilitas mereka. Teknik arus kas diskonto yang digunakan dalam
mencapai indeks profitabilitas. Ia juga dikenal sebagai rasio manfaat-biaya.
Perhitungan indeks profitabilitas mungkin dengan rumus sederhana dengan
input sebagai – tingkat diskonto, arus kas masuk dan arus keluar.
 PI lebih besar dari atau sama dengan 1, ditafsirkan sebagai
kriteria baik dan dapat diterima.
 PI lebih kecil dari 1, maka proyek tidak layak dilaksanakan..
PI = PV Net Cash Flow / Initial Investment
𝑁𝐶𝐹𝑡
∑(1+𝑘)𝑡
=
𝐼𝑜
Perhitungan PI Synthetic Resin = 1.903.022/1.000.000 = 1,9
Perhitungan PI Epoxy Resin = 1.362.754/800.000 = 1.7

11
Berdasarkan hasil perhitungan PI masing-masing alternatif diatas, yang sebaiknya
dipilih oleh perusahaan adalah Synthetic Resin sebab memiliki nilai PI yang lebih
besar yaitu 1,9.
Metode ini dapat dijadikan Mike sebagai acuan mengambil keputusan, ditambah hasil
PI selaras dengan hasil keputusan dengan metode NPV. Tetapi metode ini juga
memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan sbb :
Keuntungan dari metode profitabilitas adalah bahwa ia mempertimbangkan nilai
waktu dari uang dan menyajikan keuntungan relatif dari proyek. Profitabilitas relatif
memungkinkan perbandingan dua investasi terlepas dari jumlah investasinya. PI yang
lebih tinggi akan menunjukkan IRR yang lebih baik dan PI yang lebih rendah akan
memiliki IRR yang lebih rendah.
Kerugian utama dari metode PI juga indikasi relatifnya. Dua proyek yang memiliki
perbedaan besar dalam investasi dan pengembalian dolar dapat memiliki PI yang
sama. Dalam situasi seperti itu, metode NPV tetap menjadi metode terbaik

8. NPV sangat sensitif terhadap perubahan arus kas selama periode awal. Arus
kas yang lebih tinggi pada periode pembukaan bersamaan dengan tingkat
diskonto yang rendah menyebabkan NPV lebih tinggi. Jika kita menggunakan
perhitungan NPV sebelumnya yang menggunakan tingkat diskonto 10% kita
dapat melihat bahwa resin sintetis memiliki NPV lebih tinggi daripada Resin
Epoksi, tetapi jika kita memperkenalkan tingkat diskonto 40%, Resin Epoksi
memproyeksikan NPV dan Resin Sintetis yang lebih tinggi. proyek
menunjukkan NPV negatif.
9. Situasi ini dapat memengaruhi semua keputusan. Untuk satu periode
pengembalian, salah satu hal pertama yang kita lihat, ketika kita melihat
periode pengembalian, kita melihat pengeluaran awal dan arus kas, synthetic
resin cenderung menimbulkan biaya tambahan karena perkembangannya yang
luas ini bisa berarti bahwa pengeluaran awal akan lebih besar dari yang
diharapkan, sehingga angka payback period yang sekarang mungkin tidak

12
akurat. Saat ini periode pengembalian adalah 2,5 tahun, mari kita asumsikan
bahwa pengeluaran awal meningkat menjadi $1.500.000 ini maka akan
meningkatkan periode pengembalian menjadi 3,61 tahun. Dan untuk Epoxy,
pengeluaran awalnya lebih rendah karena sudah siap, sehingga pengembalian
bisa lebih pendek dari yang diharapkan.

13

Anda mungkin juga menyukai