PENDAHULUAN
Di Jogyakarta data PMI menyebutkan 805 orang diskrining untuk pendonor darah,
2,2% hepatitis positif. Di Mataram sebanyak 3000 sampel darah yang diskrining di
PMI ternyata sebanyak 6,7%. (sumber : http://www.webugn.ac.id).
Rehabilitasi adalah suatu tindakan rehabilitasi pada kasus hepatitis, disini perawat
berfungsi sebagai yang merawat, memelihara bahkan melayani klien serta memberi
dukungan kepada klien agar klien cepat sembuh.
Dari uraian tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengambil kasus berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Hepatitis Di Ruang RB 4 Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang asuhan keperawatan Nn.T.C
dengan hepatitis A di Ruang Maria 2 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung.
Tujuan Khusus
Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan dengan hepatitis pada Nn. T.C
di Ruang Maria 2 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung.
Mampu merumuskan diagnosa klien dengan hepatitis pada Nn. T.C di Ruang Maria
2 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung.
Hepatitis adalah inflamasi akut hepar.Ini dapat disebabkan oleh bakteri atau
cedera toksik , tetapi hepatitis virus yang penting sering dilihat.
B. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri dibagian atas hati,
selanjutnya hati dibagi 4 belahan : lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata dan lobus
guardatus.
b. Fisiologi
Fungsi hati terbagi atas :
1. Mengubah zat makanan yang diabsorbsi dari usus dan yang disuatu tempat dalam
tubuh,dikeluarkan sesuai dengan pemakaianya dalam jaringan
2. Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresikan didalam empedu
urin
3. Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glukogen
Hati yang merupakan organ terbesar tubuh dapat dianggap sebagai pabrik
kimia yang membuat, menyimpan, mengubah dan mengekskresikan sejumlah besar
substansi yang terlibat dalam metabolisme. Lokasi hati sangat penting dalam
pelaksanaaan fungsi ini karena hati menerima darah yang kaya nutrien langsung
dari traktus gastrointestinal, kemudian hati akan menyimpan atau
mentransformasikan semua nutrien ini menjadi zat-zat kimia yang digunakan
dibagian lain dalam tubuh untuk keperluan metabolik.
Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus
hepatitis yaitu A, B, C, D, dan E.
Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti monomukleosis
infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomega lovirus, penyebab hepatitis non
virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.
c. Manifestasi Klinis
Gejala klinis dari hepatitis dapat bervariasi, mulai dari tingkat ringan sampai
tingkat terberat, bahkan juga gambaran yang fatal. Untuk lebih jelasnya sebagai
berikut :
1. Stadium Praikteri berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala,
lemah, anoreksia dan muntah, nyeri otot dan nyeri di perut kanan atas. Urin menjadi
lebih coklat.
d. Terapi
Terdiri dari istirahat, diet, dan pengobatan Medika Mentosa.
1. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah di haruskan cukup istirahat,
agar dapat mempercepat penyembuhan
2. Diet, jika pasien mual, tidak nafsu makan, atau muntah-muntah sebaiknyan
diberikan infus. Secara umum di anjurkan diet sumbang tinggi karbohidarat. Dulu
ada kecendrungan membatasi lemak karena disamakan dengan penyakit kandung
empedu. Makanan harus di berikan dalam porsi tangan dan diberikan empat sampai
enam kali sehari. Makanan kesukaan harus dipertimbangan.
3. Medika mentosa
C
. Tinjauan Keperawatan
1) Pengkajian
Gejala : Urine gelap, diare / konstipasi, feses berwarna hitam, adanya / berulangnya
hemodialisis.
d. Makanan dan cairan
Gejala : Hilang napsu makan ( anoreksia ), penuruna berat badan atau atau
meningkat odem, muntah.
e. Neurosensori
Gejala : Peka rangsang, cenderung tidur.
f. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada bagian kuadran kanan atas, sakit kepala.
g. Pernafasan
Gejala : Tidak minat / enggan merokok .
h. Keamanan
Gejala : Adanya tranfusi darah/produk darah
Tanda : Urtikuria, lesi makutopapular, eritema tak beraturan.
i . Seksualitas
Diagnosa yang dapat muncul pada klien dengan hepatitis menurut Marilynn
E.Doenges adalah sebagai berikut :
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan
penurunan kekuatan otot, ketidaknyamanan kerja dan menolak untuk bergerak.
Pada tahap awal ini perawat mulai membuat rencana tindakan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil terhadap klien dengan hepatitis sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang muncul yaitu :
Diagnosa keperawatan 1
Tujuan : Aktivitas tidak terganggu dengan kriteria hasil peningkatan kekuatan otot,
nyaman bekerja dan dapat bergerak.
Intervensi / Implementasi
Tingkatkan tirah baring /duduk, berikan lingkungan yang tenang.
Rasional : Meningkatkan istirahat dan ketenangan, menyediakan energi yang
digunakan untuk penyembuhan.
Ubah posisi dengan sering dan berikan perawatan kulit yang baik.
Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendiri
pasif / aktif.
Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan, ini dapat terjadi
karena ketebatasan aktivitas yang menganggu periode istrahat.
Kolaborasi dengan dokter,berikan anti biotik atau bantu dalam prosedur sesuai
indikasi tergantung pada pemajanan.
Rasional : Membuang agen penyebab pada hepatitis toksik dapat membatasi
kerusakan jaringan.
3) Implementasi :
Meningkatkan tirah baring / duduk, memberikan lingkungan yang tenang.
Mengubah posisi dengan sering dan memberikan perawatan kulit yang baik.
Melakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.
4) Evaluasi :
Menyatakan pemahaman situasi / faktor resiko dan program pengobatan individu.
Menunjukkan tehnik / perilaku yang memampukan kembali melakukan aktivitas.
Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas.
Diagnosa keperawatan 2
Awasi pemasukan diet / jumlah kalori,berikan makan sedikit dalam frekuensi sering
dan tawarkan makan pagi paling besar.
Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia
juga paling buruk selama siang hari, membuat masukan makanan yang
sulit pada sore hari.
Berikan perawatan mulut sebelum makan.
Rasional : Menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan nafsu makan.
Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
Rasional : Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pada
pemasukan.
Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permen berat sepanjang hari.
Rasional : Merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna / toleran bila
makanan lain tidak.
Kolaborasi dengan ahli giji dalam pemberian diet.
Evaluasi :
Diagnosa Keperawatan 3
Tujuan : Volume cairan meningkat dengan kriteria hasil mual,muntah dan diare
tidak ada.
Intervensi :
Awasi masukan dan keluaran, bandingkan dengan berat badan harian.
Rasional : Memberakan informasi tentang kebutuhan penggantian / efek terapi.
Kaji tanda vital, nadi periver, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.
Rasional : Indikator volume sirkulasi / perkusi.
Periksa asites atau pembentukan odem.
Rasional : Menurunkan kemungkinan pendarahan ke dalam jaringan.
Biarkan pasien menggunakan lap katun / spon dan pembersih mulutbuntuk sikat
gigi.
Rasional : Menghindari trauma dan pendarahan gusi.
Mengkaji tanda-tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan
membran mukosa.
Memeriksa adanya asietas atau pembentukan odem.
Membiarkan pasien menggunakan lap katunispon dan pembersih mulut untuk sikat
gigi.
Tujuan : Tidak terdapat kerusakan integritas kulit dengan kriteria hasil tidak ada
akumulasi.
Intervensi :
Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Berikan minyak kalamin
sesuai dengan indikasi.
Rasional : Mencegah kulit kering berlebihan dan menghilangkan gatal.
Anjurkan menggunakan kuku-kuku jari untuk menggaruk bila tidak terkontrol.
Rasional : Menirunkan potensial cidera kulit.
Berikan masase pada waktu tidur.
Rasional : Bermanfaat dalam meningkatkan tidur.
Hindari komentar tentang penampilan pasien.
Rasional : Meminimalkan stres psikologis sehubungan dengan perubahan kulit.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai indikasi antihistamin :
Metilavin, Difenhidramin.
Implementasi :
Menggunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Memberikan
minyak kalamin sesuai dengan indikasi.
Menganjurkan menggunakan kuku-kuku jari untuk menggaruk bila terkontrol.
Memberikan masase pada waktu tidur.
Menghindari komentar tentang penampilan pasien.
Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat antihistamin sesuai indikasi :
Metilavin, Difenhidramin.
Evaluasi :
Menunjukkan jaringan / kulit utuh.
Melaporkan tidak ada penurunan pruritus / lecet.
Diagnosa Keperawatan 5
Intervensi :
Rasional : Ini tak perlu untuk menunggu sampai bilirubin serum kembali normal
untuk melakukan aktivitas.
Bantu klien mengidentifikasi aktivitas pengalih.
Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 6-12 bulan, minuman atau lebih
lama sesuai toleransi individu.
Rasional : Meningkatkan iritasi hepatik dan mempengaruhi pemulihan.
Implementasi :
Mengakji ulang perlunya menghindari alcohol selama 6-12 bulan, minutan atau
lebih lama sesuai tolerasi individu.
Evaluasi :
Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagi klien
Disarankan kepada klien agar meningkatkan pembinaan pola hidup sehat, dan memahami
perlunya menjaga kesehatan mengenai faktor-faktor resiko penyakit hepatitis A.
Bagi perawat
Hendaknya berperan aktif dengan menanyakan apa yang dirasakan klien dan keluarga
selama menderita penyakit hepatitis sehingga perawat melakukan pengkajian
keperawatan, menegakkan diagnosa keperawatan, membuat rencana keperawatan,
melakukan tindakan keperawatan dan mengevaluasi Asuhan Keperawatan Pada Nn. T.C
Dengan Gangguan Sistem pencernaan : Hepatitis A Di Ruang Maria 2 RS Santo Borromeus
Bandung, sehingga terjalin kerjasama yang baik sesuai dengan prioritas masalah
kesehatan klien dan tercapailah hasil yang maksimal.