Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati, virus merupakan penyebab


hepatitis yang paling sering terutama virus hepatitis A, B, C, D dan E. Pada
umumnya penderita menjadi kronis, virus hepatitis D hanya dapat menyerang
penderita yang telah terinfeksi virus B dan dapat memperparah keadaan penderita.
(http://www.hepatitis/wiki).

Pertumbuhan kesehatan sedunia (WHO) menetapakan imunisasi hepatitis disetiap


negara, karena penyebab terbanyak hepatitis virus, hepatitis virus tersebar di
seluruh Indonesia dan menyerang semua suku bangsa, sekitar 2 milyar orang di
dunia diduga telah terinfeksi dan 350 juta menderita menjadi masalah kesehatan
global yang serius, menurut Prof. dr. Hj. Siti Nurdjanah, M.Kes, SpPd-KGEH,
Indonesia endemis hepatitis virus antara 2,5-20 % dan menempati urutan ke-3 di
Asia yaitu berkisar 11,6 %. (http://www.webugn.ac.id).

Di Jogyakarta data PMI menyebutkan 805 orang diskrining untuk pendonor darah,
2,2% hepatitis positif. Di Mataram sebanyak 3000 sampel darah yang diskrining di
PMI ternyata sebanyak 6,7%. (sumber : http://www.webugn.ac.id).

Dampak dari penyakit hepatitis, penyebab/komplikasi yang dapat terjadi pada


penyakit hepatitis adalah kolesterol, pendarahan, saluran cerna, gagal ginjal,
gangguan elektrolit, gangguan pernafasan, hiperglikemia, demam, bakteri, gelisah,
hipertensi, kematian/hypotesis portal.

Sedangkan di Medan Sumatra-Utara di laporkan dalam kurun waktu 4 tahun dari


19.914 pasien yang di rawat di bagian penyakit dalam di dapatkan 128 pasien
penyakit hati (5%) dan pengamatan secara klinis di jumpai 819 (72.7%) adalah
penyakit Hepatitis
Dalam ilmu keperawatan terdapat hal yang disebut promotif yaitu suatu tindakan
keperawatan promosi kesehatan. Pada kasus hepatitis, promosi kesehatan yang
dapat dilakukan yaitu dengan melakukan tindakan penyuluhan kesehatan
masyarakat umum maupun klien hepatitis sendiri, serta dapat juga membagikan
selebaran-selebaran yang berhubungan penyakit hepatitis kepada masyarkat dengan
tujuan agar masyarakat mengerti tentang pentingnya arti kesehatan.

Preventif adalah suatu tindakan keperawatan untuk mencegah terjadinya suatu


penyakit atau menghilangkan gejala penyakit pada kasus hepatitis virus tindakan
pencegahan yang perlu dilakukan dengan memberikan vaksin hepatitis,
meningkatkan gizi masyarakat dan memelihara kesehatan lingkungan yang baik.
Kuratif adalah kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan melalui
kegiatan-kegiatan seperti merawat orang sakit di rumah (home nursing), merawat
orang sakit sebagai tindakan lanjut perawat dari puskesmas dan di rumah.

Rehabilitasi adalah suatu tindakan rehabilitasi pada kasus hepatitis, disini perawat
berfungsi sebagai yang merawat, memelihara bahkan melayani klien serta memberi
dukungan kepada klien agar klien cepat sembuh.

Dari uraian tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengambil kasus berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Hepatitis Di Ruang RB 4 Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

1.2 Tujuan Penulisan

 Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang asuhan keperawatan Nn.T.C
dengan hepatitis A di Ruang Maria 2 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung.

 Tujuan Khusus
Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan dengan hepatitis pada Nn. T.C
di Ruang Maria 2 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung.

Mampu merumuskan diagnosa klien dengan hepatitis pada Nn. T.C di Ruang Maria
2 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung.

Mampu melakukan tindakan atau menyusun rencana asuhan keperawatan dengan


hepatitis pada Nn. T.C di Ruang Maria 2 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung.
Dapat melakukan evaluasi asuhan keperawatan dengan hepatitis pada Nn. T.C di
Ruang Maria 2 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Hepatitis adalah peradangan hati. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi
atau toksin termasuk alkohol, dan dijumpai pada kanker hati, gejala dan tanda
masing-masing jenis hepatitis serupa. Cara penularan.apabila penyebabnya virus
dan hasil akhirnya mungkin berbeda.(. Corwin, 2001 )

Hepatitis adalah peradangan hati, patologi dapat disebabkan oleh infeksi


atau kimia. Penyebab infeksi meliputi banyak agens yang dapat menyebabkan
kerusakan dan peradangan.kelompok virus yang diketahui sebagai virus hepatitis
diberi nama secara alfabetik dalam urutan kronologik penemuannya

Hepatitis adalah inflamasi akut hepar.Ini dapat disebabkan oleh bakteri atau
cedera toksik , tetapi hepatitis virus yang penting sering dilihat.

Hepatitis adalah peradangan pada sel hati. Virus merupakan penyebab


hepatitis yang paling sering, terutama virus hepatitis A,B,C,Ddan E. Pada umumnya
penderita hepatitis A dan E dapat sembuh, sebaliknya hepatitis B dan C dapat
menjadi kronik. Virus hepatitis D hanya dapat menyerang penderita yang telah
terinfeksi virus hepatitis B dan dapat memperoleh keadaan penderita.

B. Anatomi Fisiologi

a. Anatomi

Hati terletak dibelakang tulang-tulang iga (kosta) dalam rongga abdomen


daerah kanan atas. Hati memiliki berat sekitar 1500 gr, dan dibagi menjadi lobus.
Setiap empat lobus hati terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang
membentang kedalam lobus itu sendiri dan membagi massa hati menjadi unit-unit
yang lebih kecil, yang disebut lobulus.

Sirkulasi darah kedalam dan keluar hati sangat penting dalam


penyelenggaraan fungsi hati. Darah yang mengalir kedalam berasal dari dua
sumber. Kurang lebih 75% suplai darah yang kaya akan nutrien dari traktus
gastrointestinal. Bagian suplai darah tersebut masuk kedalam hati lewat arteri
hepatika dan banyak mengandung oksigen. Cabang-cabang terminalis kedua
pembuluh darah ini bersatu untuk membentuk capillary beds bersama yang
merupakan sinusoid hepatik. Dengan demikian, sel-sel hati ( hepatosid ) akan
terendam oleh campuran darah vena dan arterial. Sinusoid mengosongkan isinya
kedalam vena kava inferior didekat diafragma. Jadi, terdapat dua sumber yang
mengalirkan darah masuk kedalam hati dan hanya satu lintasan keluarnya
Hati adalah organ yang paling besar didalam tubuh kita. Warnanya coklat dan
beratnnya ½ kg. Letaknya : bagian atas dalam rongga abdomen sebelah kanan
bawah diafragma hati terbagi 2 lapisan utama :
1. Permukaan atas terbentuk cembung, terletak dibawah diafragma
2. Permukaan bawah tidak rata dan memperhatikan lekukan fisura transfersus.

Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri dibagian atas hati,
selanjutnya hati dibagi 4 belahan : lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata dan lobus
guardatus.
b. Fisiologi
Fungsi hati terbagi atas :

1. Mengubah zat makanan yang diabsorbsi dari usus dan yang disuatu tempat dalam
tubuh,dikeluarkan sesuai dengan pemakaianya dalam jaringan

2. Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresikan didalam empedu
urin
3. Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glukogen

4. Sekresi empedu,garam empedu dibuat dihati dibentuk dalam sistem


retikulo endotelium dialirkan keempedu
5. Pembentukan ureum
6. Menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam basA

Hati yang merupakan organ terbesar tubuh dapat dianggap sebagai pabrik
kimia yang membuat, menyimpan, mengubah dan mengekskresikan sejumlah besar
substansi yang terlibat dalam metabolisme. Lokasi hati sangat penting dalam
pelaksanaaan fungsi ini karena hati menerima darah yang kaya nutrien langsung
dari traktus gastrointestinal, kemudian hati akan menyimpan atau
mentransformasikan semua nutrien ini menjadi zat-zat kimia yang digunakan
dibagian lain dalam tubuh untuk keperluan metabolik.

Hati merupakan organ yang penting khususnya dalam pengaturan


metabolisme glukosa dan protein. Hati membuat dan mensekkresikan empedu yang
memegang peran utama dalam proses pencernaan serta penyerapan lemak dalam
traktus gastrointestinal. Organ ini mengeluarkan limbah produk dari dalam aliran
darah dan mensekresikannya kedalam empedu. Empedu yang dihasilkan oleh
hatiakan disimpan untuk sementara waktu dalam kandung empedu ( vesika felea )
sampai kemudian dibutuhkan untuk proses pencernaan; pada saat ini kandung
empedu akan mengosongkan isinya dan empedu memasuki intestinum ( usus ).
b. Etiologi

Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus
hepatitis yaitu A, B, C, D, dan E.

Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti monomukleosis
infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomega lovirus, penyebab hepatitis non
virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.

c. Manifestasi Klinis

Gejala klinis dari hepatitis dapat bervariasi, mulai dari tingkat ringan sampai
tingkat terberat, bahkan juga gambaran yang fatal. Untuk lebih jelasnya sebagai
berikut :

1. Stadium Praikteri berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala,
lemah, anoreksia dan muntah, nyeri otot dan nyeri di perut kanan atas. Urin menjadi
lebih coklat.

2. Stadium ikterik yang berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula


terlihat pada sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan
berkurang. Tetapi pasien masi lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin
berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.

3. Stadium pascainterik ( rekonvalensi ), ikterus mereda , warna urin dan tinja


menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak. Anak lebih cepat dari orang dewasa.
Yaitu pada akhirnya bulan kedua. Karena biasanya berbeda.
d. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hepatitis adalah sebagai berikut :
a. Kolesterol
b. Perdarahan saluran cerna
c. Gagal ginjal
d. Gangguan Elektrolit
e. Gangguan Pernafasan
f. Hipoglikemia
g. Demam, bakteri
h. Gelisah
i. Hipertensi
j. Hipotensi
k. Kematian / hypotesis portal

Tanda-tanda edema selebral adalah kenaikan tekanan intra kranial antara


lain : gejala dini transpirasi, hiperefleksi, opistotonus, kejang-kejang,kelinan kedua
pupil yang berakhir dengan refleks negatif terhadap cahaya dan hilangnya refleksi
okulovestibuler menunjukkan proknosis fatal. (Arif Mansjoer, 2001)

d. Terapi
Terdiri dari istirahat, diet, dan pengobatan Medika Mentosa.

1. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah di haruskan cukup istirahat,
agar dapat mempercepat penyembuhan

2. Diet, jika pasien mual, tidak nafsu makan, atau muntah-muntah sebaiknyan
diberikan infus. Secara umum di anjurkan diet sumbang tinggi karbohidarat. Dulu
ada kecendrungan membatasi lemak karena disamakan dengan penyakit kandung
empedu. Makanan harus di berikan dalam porsi tangan dan diberikan empat sampai
enam kali sehari. Makanan kesukaan harus dipertimbangan.
3. Medika mentosa

a. Kortikosteroid tidak diberikan bila untuk mempercepat penurunan bilirubin


darah. Kortikosteroid dapat digunakan pada kolestasis yang berkepanjangan
dimana transaminase serum sudah kembali normal tetapi bilirubin masih
tinggi.Pada keadaan ini diberikan prednison 3 x 10 mg selama 7 hari kemudian
dilakukan tapering off.
b. Berikan obat-obatan yang melindungi hati
c. Antibiotik tidak jelas kegunaannya
d. Jangan di berikan antiemetik jika perlu sekali dapat di berikan golongan
fenotiazin.

e. Vitamin K diberikan pada kasus kecendrungan pendarahan. Bila pasien dalam


keadaan prekoma atau koma penanganan seperti pada koma hepatik. (Arief
Mansjoer, dkk, 2001)

C
. Tinjauan Keperawatan
1) Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari landasan proses keperawatan. Diperlukan


pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah klien, agar dapat memberi arah
kepada tindakan keperawatan.
Adapun pelaksanaan pengkajian kepada klien adalah sebagai berikut :
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : Kelemahan,kelelahan,malaise umum
b. Sirkulasi
Gejala : Ikterus pada sklera,kulit dan dan membran mukosa.
c. Elimnasi

Gejala : Urine gelap, diare / konstipasi, feses berwarna hitam, adanya / berulangnya
hemodialisis.
d. Makanan dan cairan
Gejala : Hilang napsu makan ( anoreksia ), penuruna berat badan atau atau
meningkat odem, muntah.
e. Neurosensori
Gejala : Peka rangsang, cenderung tidur.
f. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada bagian kuadran kanan atas, sakit kepala.
g. Pernafasan
Gejala : Tidak minat / enggan merokok .
h. Keamanan
Gejala : Adanya tranfusi darah/produk darah
Tanda : Urtikuria, lesi makutopapular, eritema tak beraturan.
i . Seksualitas

Gejala : Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan ( contoh : homo


seksual aktif / biseksual pada wanita ).
Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Riwayat diketahui atau mungkin terpajan pada virus bakteri atau toksin.
Makanan terkontaminasi, air, jarum, alat bedah dengan anastesi halotan : terpajan
pada kimia toksik ( contoh : karbon tetraklorida, vinil klorida ) : obat resep ( contoh
: surfanomit, fenotizid ).
2) Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang dapat muncul pada klien dengan hepatitis menurut Marilynn
E.Doenges adalah sebagai berikut :
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan
penurunan kekuatan otot, ketidaknyamanan kerja dan menolak untuk bergerak.

2. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan anoreksia muntah ditandai dengan kurang nafsu makan / minat makan, nyeri
abdomen, penurunan berat badan.

3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan


kehilangan cairan yang berlebihan melalui muntah dan diare, gangguan proses
pembekuan ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat
diagnosa aktual.

4. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan


akumulasi garam empoedu dalam jaringan diagnosa adanya tanda-tanda dan gejala-
gejala membuat diagnosa aktual.

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan


berhubungan dengan salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber
informasi ditandai dengan tidak akurat mengikuti instruksi meminta informasi
3) Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi

Pada tahap awal ini perawat mulai membuat rencana tindakan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil terhadap klien dengan hepatitis sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang muncul yaitu :
Diagnosa keperawatan 1

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan


penurunan kekuatan otot, ketidak nyamanan kerja, menolak untuk bergerak.

Tujuan : Aktivitas tidak terganggu dengan kriteria hasil peningkatan kekuatan otot,
nyaman bekerja dan dapat bergerak.

Intervensi / Implementasi
Tingkatkan tirah baring /duduk, berikan lingkungan yang tenang.
Rasional : Meningkatkan istirahat dan ketenangan, menyediakan energi yang
digunakan untuk penyembuhan.
Ubah posisi dengan sering dan berikan perawatan kulit yang baik.

Rasional : Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan


pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.
Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.
Rasional : Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan.

Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendiri
pasif / aktif.

Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan, ini dapat terjadi
karena ketebatasan aktivitas yang menganggu periode istrahat.

Dorong penggunaan tehnik manajemen stres, contoh : relaksasi progresif


visualisasi, bimbingan imajinasi.

Rasional : Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi,memusatkan kembali


perhatian,dan dapat meningkatkan koping.
Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan pembasaran hati.

Rasional : Menunjukkan kurangnya resolusi penyakit, memerlukan


istirahat lanjut, mengganti program terapi.

Kolaborasi dengan dokter,berikan anti biotik atau bantu dalam prosedur sesuai
indikasi tergantung pada pemajanan.
Rasional : Membuang agen penyebab pada hepatitis toksik dapat membatasi
kerusakan jaringan.

3) Implementasi :
Meningkatkan tirah baring / duduk, memberikan lingkungan yang tenang.
Mengubah posisi dengan sering dan memberikan perawatan kulit yang baik.
Melakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.

Meningkatkan aktivitas sesuai toleransi,membantu melakukan latihan rentang


gerak sendiri pasif /aktif
Mendorong tehnik penggunaan manajemen stres.
Mengawasi terulangnya anoraksia daan nyeri tekan pembesaran hati.
Kolaborasi dengan dokter. Berikan antidot atau bantu dalam prosedur sesuai indiksi
tergantung pada pemajanan.

4) Evaluasi :
Menyatakan pemahaman situasi / faktor resiko dan program pengobatan individu.
Menunjukkan tehnik / perilaku yang memampukan kembali melakukan aktivitas.
Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas.
Diagnosa keperawatan 2

Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


anoreksia, mual, muntah, ditandai dengan kurang nafsu makan, nyeri abdomen,
penurunan berat badan.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil nafsu makan
meningkat,tidak mual,muntah dan berat badan meningkat.
Intervensi :

Awasi pemasukan diet / jumlah kalori,berikan makan sedikit dalam frekuensi sering
dan tawarkan makan pagi paling besar.

Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia
juga paling buruk selama siang hari, membuat masukan makanan yang
sulit pada sore hari.
Berikan perawatan mulut sebelum makan.
Rasional : Menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan nafsu makan.
Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.

Rasional : Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pada
pemasukan.
Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permen berat sepanjang hari.

Rasional : Merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna / toleran bila
makanan lain tidak.
Kolaborasi dengan ahli giji dalam pemberian diet.

Rasional : Berguna dalam membuat program diet untuk memulai kebutuhan


individu.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi.
Rasional : Mempercepat proses penyembuhan.
Berikan tambahan makanan / nutrisi dukungan total bila di perlukan.
Mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan kalori, bila tanda kekurangan terjadi
dan gejala memanjang
Implementasi :

Megawasi pemasukan diet / jumlah kalori, memberikan makanan sedikit dalam


frekuensi sering dan tawarkan makan pagi paling besar.
memberikan perawatan mulut sebelum makan.
Menganjurkan makan pada posisi dudk tegak.
Memberikan dorongan untuk mengkonsumsi sari jeruk, minuman karbonat dan
permen berat sepanjang hari.
Mengkolaborasi dengan ahli giji dalam pemberian diet.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai indikasi.
Memberikan tambahan makanan / nutrisi dukungan total bila dibutuhkan.

Evaluasi :

Menunjukkan perilaku perubahan pola hidup untuk meningkatkan /


mempertahankan berat badan yang sesuai.

Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium


normal dan bebas tanda malnutrisi.

Diagnosa Keperawatan 3

Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan


cairan yang berlebihan melalui muntah dan diare,gangguan proses pembekuan
ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual.

Tujuan : Volume cairan meningkat dengan kriteria hasil mual,muntah dan diare
tidak ada.

Intervensi :
Awasi masukan dan keluaran, bandingkan dengan berat badan harian.
Rasional : Memberakan informasi tentang kebutuhan penggantian / efek terapi.
Kaji tanda vital, nadi periver, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.
Rasional : Indikator volume sirkulasi / perkusi.
Periksa asites atau pembentukan odem.
Rasional : Menurunkan kemungkinan pendarahan ke dalam jaringan.

Biarkan pasien menggunakan lap katun / spon dan pembersih mulutbuntuk sikat
gigi.
Rasional : Menghindari trauma dan pendarahan gusi.

Observasi tanda perdarahan, contoh : hematuria / melena ekimosis, pendarahan


terus menerus dari gusi.
Rasional : Menghindari trauma dan pendarahan gisi.

Kolaborasi dengan dokter, awasi nilai laboratorium, contoh : Hb / Ht,Na albumin


dan waktu pembekuan..

Rasional : Menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasi retensi natrium /


kadar protein yang dapat menimbulkan pembentukan odem.

Kolaborasi dengan dokter. Berikan cairan IV ( biasanya glukosa ) ,elektrolit, protein


hidrolisat.
Rasional : Memberikan cairan dan panggantian elektrolit.
Implementasi :
Mengawasi pemasukan dan pengeluaran, bandingkan dengan berat badan harian.

Mengkaji tanda-tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan
membran mukosa.
Memeriksa adanya asietas atau pembentukan odem.

Membiarkan pasien menggunakan lap katunispon dan pembersih mulut untuk sikat
gigi.

Mengobservasi tanda-tanda perdarahan, contoh : hematuria dan melena, ekimosis,


pendarahan terus menerus.

kolaborasi dengan dokter.Mengawasi nilai laboratorium contoh : Hb / Ht,Na


albumin dan waktu pembekuan.

Kolaborasi dengandokter. Memberikan cairan IV biasanya glucosa, elektrolit,


protein hidrolisat.
Evaluasi :

a. Mempertahankan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, turgor


kulit baik, pengisian kapiler.
b. Haluaran individu sesuai.
Diagnosa Keperawatan 4

Resiko tinggi terhadap kerusakan intergrits kulit berhubungan dengan akumulasi


garam empedu dalam jaringan ditandai dengan adanya tanda-tanda dan gejala
membuat diagnosa aktual.

Tujuan : Tidak terdapat kerusakan integritas kulit dengan kriteria hasil tidak ada
akumulasi.
Intervensi :

Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Berikan minyak kalamin
sesuai dengan indikasi.
Rasional : Mencegah kulit kering berlebihan dan menghilangkan gatal.
Anjurkan menggunakan kuku-kuku jari untuk menggaruk bila tidak terkontrol.
Rasional : Menirunkan potensial cidera kulit.
Berikan masase pada waktu tidur.
Rasional : Bermanfaat dalam meningkatkan tidur.
Hindari komentar tentang penampilan pasien.
Rasional : Meminimalkan stres psikologis sehubungan dengan perubahan kulit.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai indikasi antihistamin :
Metilavin, Difenhidramin.

Implementasi :

Menggunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Memberikan
minyak kalamin sesuai dengan indikasi.
Menganjurkan menggunakan kuku-kuku jari untuk menggaruk bila terkontrol.
Memberikan masase pada waktu tidur.
Menghindari komentar tentang penampilan pasien.
Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat antihistamin sesuai indikasi :
Metilavin, Difenhidramin.

Evaluasi :
Menunjukkan jaringan / kulit utuh.
Melaporkan tidak ada penurunan pruritus / lecet.

Diagnosa Keperawatan 5

Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis dan pengobatan berhubungan


dengan salah interpretasi informasi,tidak mengenal sumber informasi ditandai
dengan tidak akurat mengikutin instruksi.

Tujuan : Pengetahuan terhadap pengobatan meningkatndengan kriteria hasil dapat


mengenal sumber informasi dan mengikuti instruksi.

Intervensi :

Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan prognosis, kemungkinan pilihan


pengobatan.

Rasional : Mengidentifikasi area kekurangan pengetahuan / salah informasi dan


memberikan kesempatan untuk memberikan informasi tambahan sesuai keperluan.
Berikan informasi khusus tentang pencegahan dan penularan penyakit.

Rasional : Kebutuhan rekomendasi akan bervariasi karena hepatits (agen penyebeb)


dan situasi individu.
Rencanakan memulai aktivitas sesuai toleransi dengan periode istirahat adekuat.

Rasional : Ini tak perlu untuk menunggu sampai bilirubin serum kembali normal
untuk melakukan aktivitas.
Bantu klien mengidentifikasi aktivitas pengalih.

Rasional : Aktivitas yang dapat dinikmati akan membantu pasien menhhindari


pemusatan pada penyembuhan panjang.
Dorong keseimbangan diet seimbang.
Rasional : Meningkatkan kesehatan umum dan meningkatkan proses
penyembuhan.

Kaji ulang perlunya menghindari alkohol selama 6-12 bulan, minuman atau lebih
lama sesuai toleransi individu.
Rasional : Meningkatkan iritasi hepatik dan mempengaruhi pemulihan.

Implementasi :

Mengkaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan prognosis, kemungkinan


pilahan pengobatan.
Memberi informasi khusus tentang pencegahan dan penularan penyakit.
Merencanakan memulai aktivitas sesuai tolerasnsi dengan periode istirahat adekuat.
Membantu klien mengidentivikasi aktivitas pengalih.
Mendorong keseimbangan diet seimbang.

Mengakji ulang perlunya menghindari alcohol selama 6-12 bulan, minutan atau
lebih lama sesuai tolerasi individu.

Evaluasi :
Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.

Mengidentivikasi hubungan tanda / gejala penyakit dan hubungan gejala dengan


faktor penyebab.
Melakukan perubahan perilaku dan berpartisipasi pada pengobatan.
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Hepatitis adalah peradangan pada sel hati. Virus merupakan penyebab


hepatitis yang paling sering, terutama virus hepatitis A,B,C,Ddan E. Pada umumnya
penderita hepatitis A dan E dapat sembuh, sebaliknya hepatitis B dan C dapat
menjadi kronik. Virus hepatitis D hanya dapat menyerang penderita yang telah
terinfeksi virus hepatitis B dan dapat memperoleh keadaan penderita.

B. Saran
 Bagi klien

Disarankan kepada klien agar meningkatkan pembinaan pola hidup sehat, dan memahami
perlunya menjaga kesehatan mengenai faktor-faktor resiko penyakit hepatitis A.

 Bagi perawat

Hendaknya berperan aktif dengan menanyakan apa yang dirasakan klien dan keluarga
selama menderita penyakit hepatitis sehingga perawat melakukan pengkajian
keperawatan, menegakkan diagnosa keperawatan, membuat rencana keperawatan,
melakukan tindakan keperawatan dan mengevaluasi Asuhan Keperawatan Pada Nn. T.C
Dengan Gangguan Sistem pencernaan : Hepatitis A Di Ruang Maria 2 RS Santo Borromeus
Bandung, sehingga terjalin kerjasama yang baik sesuai dengan prioritas masalah
kesehatan klien dan tercapailah hasil yang maksimal.

Anda mungkin juga menyukai