Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan, ketahanan


pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi Negara sampai dengan perseorangan, yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman,
beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan
dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.

Dalam pasal 60 ayat 1 disebutkan bahwa pemerintah berkewajiban mewujudkan


penganekaragaman konsumsi pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sesuai
dengan potensi dan kearifan lokal untuk mewujudkan hidup sehat, aktif, dan produktif.

Konsumsi pangan yang tidak beragam, menu makanan, mutu gizi, dan status gizi
sangat berpengaruh pada gangguan fisik, mental dan kecerdasan, semakin tinggi skor mutu
gizi konsumsi pangan semakin kecil pula resiko penyakit sehingga hasilnya berdampak pada
pembangunan sumber daya manusia yang sehat, tangguh fisik, mental dan cerdas. Oleh sebab
itu pendekatan pembangunan kesehatan pangan perlu diarahkan untuk mengkonsumsi pangan
beragam, bergizi dan seimbang dengan jalan menumbuhkan minat melalui Gerakan
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (BKP SULUT, 2011).

Penilaian terhadap konsumsi pangan penduduk secara kuantitas dapat ditunjukkan


melalui volume konsumsi pangan penduduk (gram/kap/hari dan kilogram/kap/tahun),
konsumsi energi penduduk (kkal/kap/hari) dan konsumsi protein penduduk (gram/kap/hari).
Salah satu indikator yang digunakan dalam menilai kualitas konsumsi pangan adalah Pola
Pangan Harapan (PPH). PPH merupakan susunan beragam pangan yang didasarkan atas
proporsi keseimbangan energi dari berbagai kelompok pangan untuk memenuhi kebutuhsn
gizi, baik dalam jumlah maupun mutu dengan mempertimbangkan segi daya terima,
ketersediaan pangan, ekonomi, budaya dan agama (Laporan Analisis Pola Konsumsi Pangan
Masyarakat SULUT, 2017).

Untuk mengetahui situasi konsumsi pangan masyarakat Sulawesi Utara, Dinas Pangan
Daerah Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan analisis pola konsumsi pangan masyarakat
berdasarkan data SUSENAS (Survey Sosial Ekonomi Nasional). Data SUSENAS diolah
untuk menghasilkan informasi yang diperlukan sebagai bahan untuk menilai atau
mengevaluasi suatu pola konsumsi aktual yang berlaku di masyarakat (Laporan Analisis Pola
Konsumsi Pangan Masyarakat SULUT, 2017).

Anda mungkin juga menyukai