Anda di halaman 1dari 3

Nilai : Kejujuran

KAISAR DAN BENIH BUNGA

Dahulu kala, di sebuah kerajaan, hiduplah seorang kaisar yang sangat mencintai alam.
Tanaman apapun yang ia tanam tumbuh bermekaran. Bebungaan, rerumputan, bahkan pohon
buah-buahan, ajaib sekali! Dari semuanya, ia paling mencintai bunga-bunga, dan tiap hari ia
memelihara taman bunga miliknya sendiri. Tapi kaisar sudah amat tua, dan ia perlu menunjuk
penerus tahtanya. Siapakah kira-kira? Bagaimana ia memutuskannya? Begitu ia mencintai
bebungaan, ia memutuskan bahwa bunga-bunga akan membantunya memilih.

Keesokan harinya, diumumkanlah : “semua pria, wanita, anak-anak, di seluruh penjuru negeri
haruslah datang ke istana”. Berita tersebut membuat seluruh negeri bersuka cita.

Di sebuah desa tak jauh dari sini, hiduplah seorang gadis muda bernama Serena. Sejak dulu
Serena selalu ingin melihat istana dan Kaisar, maka pergilah Serena. Serena senang ia
memutuskan untuk pergi. Betapa mengagumkan istana ini! Istana ini terbuat dari emas dan
dimana-mana dihiasi perhiasan berbagai warna dan jenis : berlian, rubi, emerald, opal dan
amethyst. Betapa bersinar dan berkilau istana ini! Serena merasa sudah mengenal tempat ini.
Ia berjalan menelurusuri pintu-pintu istana menuju aula utama, dimana semua orang
membuatnya takjub. Disini riuh sekali. “Pasti seluruh warga kerajaan ada di sini!” pikirnya.

Kemudian berbunyilah ratusan terompet, mengumumkan kedatangan sang Kaisar. Ruangan


menjadi hening. Kaisar memasuki ruangan, membawa sesuatu yang tampak seperti kotak kecil.
Baik sekali penampilan sang kaisar – sangat ningrat dan anggun! Ia mengelilingi aula utama,
menyambut semua orang dan memperlihatkan sesuatu pada tiap orang yang dihampirinya.
Serena sangat penasaran dengan kotak kecil tersebut. “Apakah isinya?” pikirnya, “Apa yang ia
berikan pada setiap orang?

Akhirnya sampailah sang Kaisar ke Serena. Ia membungkuk kepada kaisar dan memperhatikan
kaisar mengambil sesuatu dari kotak tersebut dan memberikannya benih bunga. Ketika
menerima benih itu, serena merasa menjadi gadis yang paling bahagia.

Kemudian bunyi terompet memenuhi aula utama kembali, dan semua terdiam. Kaisar
mengumumkan: “Barang siapa yang dapat memperlihatkan bunga yang paling cantik dalam
waktu satu tahun, akan terpilih sebagai penerusku!”

Serena pulang ke rumah dengan tak henti-hentinya memikirkan istana dan sang kaisar, dan
dengan benih bunga di genggamannya. Ia sangat yakin bunganya akan menjadi bunga yang
paling cantik. Ia mengisi pot dengan tanah yang subur, dengan hati-hati menanam benihnya,
dan menyiramnya tiap hari. Ia tak sabar menunggu benihnya tumbuh dan berkembang menjadi
bunga yang menawan!
Hari-hari berlalu, tapi tak ada yang tumbuh dari pot itu. Serena menjadi khawatir. Ia kemudian
memindahkan benihnya ke pot yang lebih besar; mengisinya dengan tanah subur dengan
kualitas terbaik; menyiraminya dua kali sehari. Hari-hari, minggu-minggu, dan bulan-bulan
berlalu, tapi tidak ada yang terjadi. Tak terasa telah satu tahun berlalu. Akhirnya, musim semi
pun tiba , sudah saatnya kembali ke istana. Serena patah hati karena tak ada bunga yang dapat
ia persembahkan pada sang kaisar, batang kecil pun tak tumbuh dari benihnya. Pikirnya ia akan
ditertawakan semua orang karena hasil satu tahun kerjanya adalah sebuah pot tanpa
kehidupan sama sekali! Bagaimana ia bisa menghadapi kaisar tanpa hasil apa-apa?

Temannya singgah dalam perjalanannya menuju istana, membawa sekuntum bunga yang
besar. “Serena! Bisakah kamu menanam bunga sebesar punyaku?”.

Mendengar ini ayah Serena memeluk Serena dan menghiburnya. “Mau pergi atau tidak itu
terserah kamu” kata ayahnya. “Kamu sudah mencoba sebisamu dan itu sudah cukup untuk
dipersembahkan pada Kaisar”.

Walaupun enggan, akhirnya Serena pun pergi. Ia juga tahu bahwa ia tidak boleh mengacuhkan
permintaan Kaisar. Lagipula ia toh ingin melihat kaisar dan istananya lagi. Pergilah sekali lagi
Serena menuju istana, dengan pot berisi tanah di tangannya.

Kaisar senang sekali melihat aula utama dipenuhi oleh rakyatnya, semua dengan penuh bangga
menunjukan bunga-bunga yang cantik, semuanya berharap menjadi yang terpilih. Cantik sekali
bunga-bunga yang ada! Berbagai ukuran, bentuk dan warna ada di sini. Kaisar memeriksa tiap
bunga dengan seksama dan teliti, satu demi satu. Serena yang sedang bersembunyi di sudut
dengan kepalanya tertunduk, berpikir bagaimana cara Kaisar memilih. Semua bunga yang ada
cantik-cantik. Akhirnya Kaisar menghampiri Serena. Serena tidak berani menatap kaisar.
“Mengapa kamu membawa pot kosong?” tanya kaisar pada Serena.

“Tuanku” kata Serena, “Aku tanam benih yang Tuanku berikan, aku sirami tiap hari, tapi ia
tidak tumbuh. Aku pindahkan ke pot lain dengan tanah yang lebih bagus, tapi tetap tidak
tumbuh juga. Jadi hari ini aku datang membawa pot tanpa bunganya. Aku sudah melakukan
yang terbaik”.

Mendengar ini, perlahan kisar menyunggingkan senyum lebar, kemudia ia menggenggam


tangan Serena. Serena sangat ketakutan. Ia berpikir ia kini dalam masalah.

Kaisar menuntunnya ke depan Aula Utama, menghadap hadirin, dan berkata: “Aku sudah
menemukan penerusku – yang pantas memerintah setelah aku!”

Serena bingung, “Tapi, tuanku,” katanya, “Aku tidak punya bunga, hanya pot tanpa kehidupan
apa pun”.

“Ya, aku sudah mengharapkan itu,” kata kaisar. “Aku tidak tahu dari mana orang-orang ini
mendapatkan benihnya. Benih yang kuberikan pada tiap orang sudah terlalu matang. Mustahil
bisa tumbuh menjadi apapun. Serena, aku kagum pada keberanian dan kejujuranmu untuk
hadir ke hadapanku dan berkata jujur. Aku hadiahkan padamu seluruh kerajaanku. Kamu akan
menjadi Ratu berikutnya”.

Diskusi :

 Serena bisa kita sebut sebagai anak yang…..


 Mengapa kebanyakan orang membawa bunga, padahal bibitnya tidak bisa tumbuh?

Point : seseorang yang pantas dipercaya adalah orang yang jujur dan berkata benar.

 Bagaimana rasanya menjadi jujur?


 Apakah kejujuran itu perlu dihargai?
 Sebutkan satu kejadian saat anak-anak merasa begitu dicintai karena telah bertindak
jujur.
 Pernahkah kalian benar-benar menghargai kejujuran orang lain?
 Bagaimana rasanya menjadi orang yang tidak jujur, bila diketahui oleh orang lain?
Bagaimana jika orang lain tidak tahu?

Point : Bila aku jujur, aku merasa diriku bersih. Orang lain akan menghargaiku, aku pun akan
bangga dengan diriku sendiri .

Anda mungkin juga menyukai