Anda di halaman 1dari 2

PEDOMAN SPESIFIKASI HALTE BUS

HALTE BUS UMUM DAN FASILITAS

Transit antarkota dan hukum lokal menggunakan beberapa pedoman yang digunakan utnuk
menempatkan dan mendesain zona halte bus umum dan fasilitasnya. Ini dilakukan untuk
menyediakan penumpang yang lebih besar, pejalan kaki dan kendaraan yang aman. Zona halte
bus seharusnya panjang memadai untuk bus untuk bermanuver dan tidak menghalangi lalu lintas.
Kapanpun mungkin bus ingin berhenti seharusnya diletakkan jauh dari samping jalan yang
perpotongan jalan, hal ini mngurangi kebutuhan ruang zona halte bus dan meminimalkan konflik
antara bus yang akan masuk kembali ke arus lalu lintas dan kendaraan yang belok kanan untuk
menyeberang jalan.

Kepadatan populasi umumnya menentukan jumlah dan penempatan halte bus umum. Yang
termasuk =

1. Kawasan pusat bisnis atau Central Business District (CBD) dan sekitarnya. Halte bus bida
diletakkan sekitar setiap 440 kaki (9 hingga 12 per mil atau setiap satu sampai 2 blok)
2. Urban fringe (area yang dikembangkan dengan campuran apartemen, perumahan
keluarga tunggal, dan tidak ada ruang terbuka selainn taman dan seko,ah) sekitar setiap
700 kaki (7 hingga 8 per mil atau setiap 2 hingga 3 blok)
3. Area suburban (perumahan keluarga tunggal dengan ruang terbuka yang belum
dikembangkan). Setiap 1250 kaki (4 per mil) sesuai kebutuhan area tersebut.
4. Pelayanan yang baru atau penyesuaian rute tidak akan dimulai sebelum perusahaan
mendesain lokasi halte bus.
5. Halte bus bisa ditempatkan rata-rata 4 sampai 6 halte per rute mil sepanjang perumahan
lokal colector dan distribusi di rute yang baru.
6. Halte tambahan bisa ditambahkan namun tidak melebihi dasar pedoman ruang halte yang
8 hingga 10 halte per mil dan tidak dengan 2 pemberhentian dengan jarak 600 kaki.
7. Untuk mengevaluasi rute yang baru, penempatan zona halte bus awalnya dari berangkat
yang permintaan yang tinggi.

A. Penempatan desain untuk bisnis, perumahan dan apartemen sepanjang rute transit akan
mengakomodasi penggunaan transit. Ini bisa termasuk lokasi pembangunan pintu di dekat
dengan perhentian transit, jalan pejalan kaki, halte transit dengan shelter atau tanpa shelter.
B. Seluruh landing pads, area yang dimana bus bisa dengan mudah menaikkan dan menurunkan
penumpang. Halte bus dengan atau tanpa pelindung membutuhkan minimal landing pad
dengan lebar 6 inch dan panjang 8 inch. Ini bisa dicapai dengan menambah jalan atau dengan
penambahan sisi dalam dari jalan pejalan kaki.
C. Lokasi zona halte bus, secara umum seukuran 40 inch untuk sebuah bus, terutama ditentukan
dengan standar : keselamatan yang optimal, efisiensi operasional dan meminimalkan dampak
arus lalu lintas terhadap bus yang berhenti.
D. Mempertahankan pemisahan yang memadai antara jalur masuk/perpotongan dan zona halte
bus, bisa meningkatkan keselamatan dan efisiensi jalan raya dan pelayanan pengangkutan.
E. Tempat pelindung penumpang(shelter) bisa dibutuhkan untuk bus apapun yang berhenti dan
mencerminkan kriteria yang ditetapkan oleh pengangkutan antar kota dan/atau penilaian
dibutuhkan tempat pelindung (shelter). Berikut ini adalah persyaratan berlaku untuk halte
1. Tempat pelindung penumpang(shelter) akan di desain sesuai dengan standar
pengangkutan antarkota dan hukum setempat. Ini termasuk shelter yang transparan
untuk penumpang visibilitas, jarang pandang untuk kendaraan yang mendekat,
perlindungan dari cuaca, dan dengar agar mudah perawatan. Tambahan fasilitas
penumpang atau fasilitas pelayanan di halte bisa dirubah. Seperti untuk pemberhentian
bus sekolah tidak akan sama dengan halte bus umum.
2. Pengangkutan antarkota mempunyai standar bus berhenti dan desain halte penumpang
yang termasuk dengan tempat duduk, informasi perjalanan, dan tempat sampah.

F. Secara umum, kriteria berikut digunakan oleh banyak yurisdiksi lokal untuk fasilitas halte
angkutan umum:
1. Menyediakan jalur pejalan kaki yang dapat juga diakses American with disabilities act
(ADA) dengan permukaan keras terhadap segala cuaca yang menghubungkan berbagai
bagian tempat dan pengembangan ke jalan-jalan pinggiran dengan halte bus.
2. Dalam merancang jalan setapak, berikan akses melalui blok tengah untuk mengurangi
jarak ke fasilitas bus dan fleksibilitas untuk pejalan kaki.
3. Menyediakan jalur landai yang dapat diakses ADA dan fasilitas lainnya yang konsisten
dengan standar desain "universal" dan bebas hambatan di sepanjang jalan setapak yang
mengarah ke halte bus.
4. Pembangunan tertutup oleh dinding atau pagar akan memberikan bukaan atau gerbang
untuk jalan setapak untuk memberikan akses langsung antara pengembangan dan halte
bus.
5. Gunakan rambu nama jalan untuk menandai jalur pejalan kaki.
6. Pisahkan jalan dan area parkir dari jalur pejalan kaki
7. Zona halte angkutan umum akan memiliki zona bersih minimal 50 inch bebas dari pohon
atau semak di sisi depan bus dan zona bersih di sekitar tempat shelter untuk
memungkinkan jarak pandang yang baik untuk keselamatan kendaraan dan keamanan
pejalan kaki di halte.
8. Sediakan fasilitas pejalan kaki seperti penerangan, papan nama, dan tempat sampah.
9. Untuk pengembangan jalan yang baru seharusnya didesain untuk meminimalkan pejalan
kaki untuk perjalanan menuju halte bus.

Anda mungkin juga menyukai