STRES Kerja Edit Iwan
STRES Kerja Edit Iwan
CEO Foxconn, Terry Gou, seakan sudah jenuh dan tidak peduli lagi
akan permasalahan tersebut, ia mengatakan, “Hon Hai (Foxconn) has a
workforce of over one million worldwide and as human beings are also
animals, to manage one million animals give me a headache (Blodget,
2012).” Gou menganggap bahwa isu negatif tentang perlakuan buruh yang
menyerang Foxconn bukanlah semata kesalahan dirinya. Hal itu (upah kecil,
jam kerja panjang) merupakan permasalahan yang umum terjadi di berbagai
industri manufaktur dunia. Lagipula, meski isu tersebut semakin sering
terpublikasi media, ternyata hal itu tidak mengurangi minat rakyat China
untuk bekerja di Foxconn. Antrian panjang selalu terjadi ketika Foxconn
membuka lowongan kerja. Foxconn lagi-lagi memiliki bargaining power
yang lebih tinggi atas pekerjanya. Pekerja Foxconn semakin tidak memiliki
pilihan selain bekerja keras dalam pekerjaan saat ini dengan menerima upah
dan kondisi yang ada atau memutuskan untuk keluar dan bekerja keras
mencari pekerjaan lain.
POKOK PERMASALAHAN
Target at:
1 3
2
Gambar 5
Organizational stress management program target
Source: John M. Ivaneevich, Michael T. Matteson, Sara M, Freedman,
and James S. Phillips, “Worksite Stress Management,” American
Psychologist, 1990, p.253 in Organizational Behavior Structure Process,
Gibson, 2006.
E. Rekomendasi
Dari analisa diatas, kami dapat memberikan beberapa rekomendasi
untuk Foxconn, yaitu:
Meningkatkan kinerja CARE center dengan menggencarkan program
konsultasi psikologikal (manajemen stres) gratis melalui pendekatan
personal. Kami berpendapat stress management merupakan hal
paling urgent bagi perusahaan Foxconn saat ini. Melalui program ini
diharapkan tingkat stress pekerja dapat dikurangi.
Memberikan fasilitas yang layak bagi pekerja, perbaikan bangunan
(asrama maupun pabrik) dan kakus segera dilakukan.
Foxconn perlu mengubah kebijakannya dalam hal recruitment,
pekerja berusia di atas 28 tahun diperbolehkan untuk bekerja di
Foxconn. Mengingat pada usia tersebut orang cenderung matang
dalam bertindak dan memiliki keluarga.
Menambah kinerja otomatisasi sehingga dapat menciptakan
fleksibilitas jam kerja.
Memberikan waktu cuti / menerapkan shift kerja bulanan mengingat
China memiliki banyak sumber daya manusia.
Memberlakukan sistem rotasi kerja ke berbagai lini produksi
Foxconn guna mengurangi kejenuhan akibat bekerja.
Tidak ada jalan lain bagi Foxconn selain wajib meningkatkan upah
pekerja. Peningkatan upah kerja ini bisa melalui kerjasama dengan
rekan bisnis Foxconn seperti Apple, Microsoft, Nintendo, Acer dan
lain sebagainya. Hal ini sebenarnya sejalan dengan tren tuntutan
masyarakat akan kepedulian etis perusahaan.
Mengeratkan hubungan manajemen dengan pekerja melalui
program-program tertentu, seperti job-fit-training, vacation,
undercover boss, ataupun dengan hanya sekedar membuka pintu
komunikasi melalui e-mail dan dengar pendapat.
F. PENYAJIAN MATERI
1.Pengertian Stress
Stres bisa timbul akibat tuntutan- tuntutan yang kita letakkan dalam
diri kita.Mialnya berusaha menjadi seorang perfeksionis atau disukai oleh
setiap orang.Tak sesuatu pun yang kita lakukan cukup sempurna sehingga
kita dapat terus-menerus mengulangi atau memperbaiki tugas tertentu untuk
dapat dilakukan dengan sangat tepat.Beberapa orang menghabiskan seluruh
hidup mereka dengan berusaha menyenangkan setiap atau mengungguli
mereka.Mereka menciptakan tekanan dan tuntutan yang amat besar terhadap
diri mereka sndiri untuk sedapat-dapatnya mencapai tingkat kesempurnaan
dan penerimaan yang memungkinkan.
ApaituStres?
Stres adalah perasaan yang tercipta ketika kita bereaksi terhadap kejadian
tertentu. Ini adalah cara tubuh naik ke sebuah tantangan dan bersiap-siap
untuk memenuhi situasi yang sulit dengan fokus, kekuatan, stamina, dan
kewaspadaantinggi.
Peristiwa yang memprovokasi stres disebut stressor, dan mereka mencakup
berbagai macam situasi - mulai dari bahaya fisik langsung untuk
membuat presentasi kelas atau mengambil bernilai semester subjek
Andaterberat. Tubuh manusia merespon stres dengan mengaktifkan sistem
saraf dan hormon tertentu. Hipotalamus sinyal kelenjar adrenal untuk
memproduksi lebih banyak hormon adrenalin dan kortisol dan melepaskan
mereka ke dalam aliran darah. Hormon-hormon ini mempercepat detak
jantung, laju pernapasan, tekanan darah, dan metabolisme. Pembuluh darah
terbuka lebih lebar untuk membiarkan aliran darah lebih untuk kelompok
otot besar, menempatkan otot kita waspada. Murid melebar untuk
memperbaiki penglihatan. Hati melepaskan sebagian dari glukosa yang
disimpan untuk meningkatkan energi tubuh. Dan keringat diproduksi untuk
mendinginkan tubuh. Semua perubahan fisik mempersiapkan seseorang
untuk bereaksi dengan cepat dan efektif untuk menangani tekanan saat
itu.
Ini reaksi alami dikenal sebagai respons stres. Bekerja dengan baik, respons
stres tubuh meningkatkan kemampuan seseorang untuk tampil baik di bawah
tekanan. Tetapi respon stres juga dapat menyebabkan masalah ketika
bereaksi berlebihan atau gagal untuk mematikan dan me-
resesendiridengabenar.
Respon stres (juga disebut fight or flight respon) sangat penting dalam
situasi darurat, seperti ketika seorang pengemudi harus menginjak rem untuk
menghindari kecelakaan. Hal ini juga dapat diaktifkan dalam bentuk yang
lebih ringan pada saat tekanan yang ada di tapi tidak ada bahaya yang
sebenarnya - seperti melangkah untuk mengambil tembakan busuk yang bisa
memenangkan pertandingan, bersiap-siap untuk pergi ke pesta dansa besar,
atau duduk untuk akhir ujian. Sedikit stres ini dapat membantu menjaga
Anda pada jari-jari kaki, siap untuk naik ke sebuah tantangan. Dan sistem
saraf dengan cepat kembali ke keadaan normal, berdiri untuk menanggapi
lagIbiladiperlukan. Namun stres tidak selalu terjadi dalam menanggapi
hal-hal yang langsung atau yang lebih cepat. Peristiwa yang sedang
berlangsung atau jangka panjang, seperti menghadapi perceraian atau pindah
ke lingkungan baru atau sekolah, dapat menyebabkan stres, juga.
Jangka panjang situasi stres dapat menghasilkan, selama rendah tingkat stres
yang sulit pada orang. Indra sistem saraf melanjutkan tekanan dan mungkin
tetap agak aktif dan terus memompa keluar hormon stres ekstra selama
periode yang diperpanjang. Hal ini dapat cadangan tubuh, meninggalkan
perasaan seseorang habis atau kewalahan, melemahkan sistem kekebalan
tubuh, dan menyebabkan masalah lain.
Stres di tempat kerja merupakan hal yang hampir setiap hari dialami oleh
para pekerja di kota besar. Masyarakat pekerja di kota-kota besar seperti
Jakarta sebagian besar merupakan urbanis dan industrialis yang selalu
disibukkan dengan deadline penyelesaian tugas, tuntutan peran di tempat
kerja yang semakin beragam dan kadang bertentangan satu dengan yang
lain, masalah keluarga, beban kerja yang berlebihan, dan masih banyak
tantangan lainnya yang membuat stres menjadi suatu faktor yang hampir
tidak mungkin untuk dihindari. Stres di tempat kerja menjadi suatu persoalan
yang serius bagi perusahaan karena dapat menurunkan kinerja karyawan dan
perusahaan. Sebuah lembaga penelitian terhadap stres di Amerika
memperkirakan bahwa stres di tempat kerja menyebabkan para pengusaha di
Amerika terpaksa merugi sekitar 300 juta dollar Amerika setiap tahunnya
akibat menurunnya produktivitas, serta meningkatnya ketidakhadiran,
turnover, konsumsi minuman keras dan biaya pengobatan karyawan.
Anteseden Burnout
1) Konflik Peran
Luthans (2002) mendefinisikan konflik peran sebagai suatu posisi
yang memiliki harapan untuk berkembang dari norma yang dibangun.
Seorang individu akan mengalami konflik peran dalam organisasi jika yang
bersangkutan menerima peran yang tidak sesuai dengan perilaku peran yang
tepat. Lebih lanjut Luthans (2002) mendeskripsikan konflik peran melalui
tiga dimensi utama yaitu :
a. Konflik antara individu dengan perannya, di mana konflik ini terjadi di
antara kepribadian individu tersebut dengan harapan akan perannya.
b. Konflik intrarole, di mana konfilk ini dihasilkan oleh harapan yang
kontradiktif terhadap bagaimana peran tertentu harus dijalankan.
c. Konflik interrole, di mana konflik ini dihasilkan dari persyaratan yang
berbeda dari dua atau lebih peran yang harus dijalankan pada saat yang
bersamaan.
Sementara itu Robbins (2002) mendefinisikan konflik peran sebagai
seperangkat pola perilaku yang diharapkan sebagai atribut seseorang yang
menduduki suatu posisi yang diberikan pada satu unit sosial. Konflik peran
didefinisikan sebagai sebuah situasi di mana seorang individu dihadapkan
dengan harapan peran (role expectation) yang berbeda. Sementara harapan
peran sendiri adalah bagaimana orang lain yakin bahwa seseorang harus
berbuat pada situasi tertentu sehingga konflik peran akan memunculkan
harapan yang akan sulit untuk dicapai.Indikator dari konflik peran yang
digunakan adalah ; (1) hubungan dengan atasan, rekan dosen dan staf
administrasi,
(2) hubungan dengan mahasiswa, (3) persaingan dalam merebut jabatan
struktural, (4) perebutan mata kuliah yang akan diasuh dan jam mengajar
dan (5) menjalankan peran lain sebagai tenaga struktural atau pejabat
struktural.
7) Zagladi, (2004)
Pengaruh kelelahan emosional terhadap kepuasan kerja dan kinerja
dalam pencapaian komitmen organisasional Dosen Perguruan Zagladi,
(2004) dalam “Pengaruh kelelahan emosional terhadapkepuasan kerja dan
kinerja dalam pencapaian komitmen organisasional Dosen Perguruan Tinggi
Swasta” menggunakanbeberapa variabel penelitian yaitu ; beban kerja,
penghargaan,lingkungan keluarga, konflik peran, kelelahan emosional,
kinerja dankepuasan kerja serta komitmen organisasional.
Kemudian kelelahan emosional tersebut mempengaruhi kinerja dan
kepuasan kerja. Selanjutnya kinerja berpengaruh terhadap penilaian kinerja
dan penilaian kinerja tersebut berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
Kemudian kinerja dan kepuasan kerja mempengaruhi komitmen
organisasional.
yang tinggi berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja. Selanjutnya
kepuasan kerja yang tinggi berpengaruh terhadap kinerja. Serta kepuasan
kerja dan kinerja berpengaruh terhadap komitmen
organisasional.
9) Bhanugopan, (2006)
An empirical investigation of job Burnout among expatriates
Penelitian oleh Bhanugopan, (2006) dilakukan dengan tujuan untuk menguji
hubungan antara Burnout dan keinginan untuk
meninggalkan pekerjaan dengan mengambil sampel penelitiannyaadalah
manejer expatriate di Papua New Guinea (PNG) dengan judul ” An
empirical investigation of job Burnout among expatriate”.Terdapat dua
konsep besar yang digunakan untuk melihathubungan antara determinan
konsep-konsep tersebut dengan Burnou dan keinginan untuk menginggalkan
pekerjaan di mana konsep tersebut akan terwakilkan oleh variabel-variabel
yang akan diuji. Konsep dimaksud adalah ; pertama, konsep karakteristik
pekerjaan yang terdiri dari role conflict, role ambiguity dan role overload.
Konsep kedua adalah konsep dimensi Burnout terdiri dari emotional
exhaustion, depersonalization dan reduced personal accomplishments.
Model hubungan antar variabel terteliti yang ditampilkan adalah role
conflict, role ambiguity dan role overload berpengaruh terhadap emotional
exhaustion, depersonalization dan reduced personal
accomplishments. Emotional exhaustion, depersonalization da reduced
personal accomplishments berpengaruh terhadap Burnout dan Burnout
sendiri berpengaruh terhadap keinginan untuk meninggalkan pekerjaan.
Instrument pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner dengan
mengadopsi skala pengukuran Likert sebagai skala pengukuran jawaban
responden. Bhanugopan, (2006) dalam penelitian ini membagikan kuisioner
sebanyak 300 buah dan yang kembali hanya sebanyak 189 yang akhirnya
dijadikan sebagai sampel penelitian ini. Alat analisa yang digunakan untuk
mencapai atau memenuhi tujuan dari penelitian ini adalah analisa structural
equation modelling (SEM) dengan menggunakan program LISREL.
Hasilnya Bhanugopan, (2006) mengemukakan bahwa ; (1) role conflict, role
ambiguity dan role overload berhubungan positif secara signifikan terhadap
dimensi Burnout (emotional exhaustion,
depersonalization dan reduced personal accomplishments). (2) emotional
exhaustion, depersonalization dan reduced personal accomplishments yang
dialami oleh pekerja akan membuat mereka mengalami Burnout. (3)
Burnout berhubungan positif secara signifikan
terhadap kecenderungan turnover. Bhanugopan, (2006) juga menyarankan
untuk penelitianpeneltitan dimasa mendatang untuk meneliti secara lebih
mendalam tentang hubungan dimensi Burnout dengan pengaruh
organisasional dan karakteristik individu. Yang diadopsi penulis dari
penelitian Bhanugopan, (2006) ini adalah menyangkut hubungan antar role
conflict dengan Burnout dan juga menyangkut saran bagi penelitian
mendatang yakni mencoba untuk melibatkan unsur individu terutama
menyangkut motivasi intrinsik sebagai variabel anteseden dari Burnout.
Burnout and Older Workers Fenomena uitama dari penelitian ini adalah
bahwa semakin
tingginya partisipasi angkatan kerja pada usia tua yang terjadi di mBelanda.
Fenomena ini segera diantisipasi dengan cepat oleh pemerintah Belanda
dengan melancarkan kebijakan-kebijakan formal lewat program pensiun
dini. Dengan mengadopsi asumsi yang digunakan pada penelitian
empiris sebelumnya, penelitian ini berasumsi bahwa pensiun dini dapat
dilihat sebagai bentuk penarikan dari organisasi dalam upaya untuk
menghindari situasi kerja yang tidak memuaskan, yang dapat dibandingkan
dengan bentuk lain dari penarikan diri (salah satu ciri Burnout) seperti
absensi atau penarikan psikologis. Berdasarkan asumsi tersebut maka fokus
dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara Burnout dengan
niat untuk pensiun dini.
Model konseptual penelitian ini menggambarkan tentang determinan dari
Burnout. Pertama adalah karakteristik pekerjaan, yang teraktualisasi melalui
beban kerja yang tinggi, tingkat otonomi mpekerjaan, tantangan pekerjaan,
tuntutan beban pekerjaan. Kedua
adalah dukungan sosial yang meliputi dukungan manejer, dukungankolega
dan dukungan rekan kerja. mData penelitian ini bersumber dari informasi
yang dikumpulkan selama survey pada tahun 2001 oleh Institute Demografi
Interdisipliner Belanda (NIDI). Sebanyak 2.892 karyawan pada 4
perusahaan swasta dan 1 perusahaan pemerintah dijadikan sebagai sampel
penelitian.
Umur sampel rata-rata adalah diatas 50 tahun, dengan 76% adalah laki-laki,
41% di antaranya memiliki tingkat pendidikan rendah, 28% tingkat
menengah dan 31% berpendidikan tinggi.
Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi dimana hasil penelitian
menunjukkan bahwa kelelahan, sinisme, dan kompetensi (dimensi Burnout)
merupakan reaksi terhadap aspek yang berbedadari pekerjaan dan
lingkungan sosial mereka, kelelahan sebagian besar dijelaskan oleh beban
kerja yang tinggi, kurangnya tantangan, tingginya tuntutan fisik pekerjaan,
dan rendahnya dukungan sosial.Sinisme dijelaskan terutama oleh kurangnya
tantangan dan beban kerja yang tinggi dan kurangnya dukungan kolega.
Kompetensi dijelaskan oleh tantangan, dukungan beban kerja yang berat,
otonomi, dan kurangnya dukungan sosial dari rekan kerja. Hasil penelitian
lainnya menunjukkan bahwa kelelahan signifikan dimediasi efek dari beban
kerja, tantangan dan peluang pertumbuhan pada niat pensiun. Burnout
berhubungan positif dengan niat untuk pensiun. Sementara efek beban kerja
pada niat pensiun sepenuhnya dimediasi oleh kelelahan. Keterbatasan
penelitian ini antara lain yaitu bahwa penelitian ini dilakukan dalam waktu
yang relatif singkat (studi cross-sectional) dan yang kedua adalah faktor
tingkat kesehatan karyawan yang berusia lanjut tidak diperhatikan dalam
penelitian ini. Sementara hubungannya
dengan penelitian ini adalah sama-sama menganalisis faktor-faktor penyebab
Burnout terutama pada variabel beban kerja namun Henkens dan Leenders
tidak meneliti konsekuensinya yang
ditimbulkan oleh Burnout tersebut.
14) Izquierdo et al., (2010
) Applying Information Theory to Small Groups Assessment: Emotions and
Well-Being at Work Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
menganalisis pengaruh emosi, desain pekerjaan hubungannya dengan tingkat
kesehatan dengan menggunakan sampel awak kabin maskapai penerbangan
atau (CC-Cabin Crew). Topik penelitian ini dipilih karenamenurut peneliti
bahwa salah satu kunci untuk kinerja pekerjaan yang memadai untuk
sejumlah besar pekerja di sektor jasa berpusat pada ekspresi emosi.
Variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi variabel
emosional. Variabel ini diaktualisasikan melalui penularan emosional (EC)
yang adalah proses di mana perasaan dan kerangka pikiran seorang individu
ditransfer ke orang sekitarnya. Berdasarkan penelitian terdahulu dapat
dijustifikasi bahwa penularan emosi menjelaskan proporsi yang signifikan
dari varians dalam kelelahan
emosional. Selain itu beberapa penelitian menunjukkan bahwa perasaan
negatif lebih mudah menular daripada yang positif (EW-Well Being)
sehingga berpotensi untuk melahirkan Burnout.
Selain EW, variabel lain telah diperhitungkan, terutama yang
berhubungan dengan pekerjaan desain. Desain pekerjaan juga berhubungan
dengan stres EW dan bekerja, seperti dalam kasuskasus di mana konflik dan
ambiguitas peran muncul. Rizzo, House & Lirtzman (1970) menunjukkan
bahwa ambiguitas peran dicirikan oleh persepsi ketidaksesuaian antara
harapan yang berbeda, tuntutan, dan perilaku selama bekerja. Sementara
konflik peran ditandai oleh persepsi ketidaksesuaian antara tuntutan, harapan
dan perilaku yang
berbeda di tempat kerja. Variabel EW juga berhubungan dengan kelelahan.
Sindrom ini didefinisikan sebagai kelelahan emosional, sikap negatif
terhadap orang lain pada umumnya klien, (depersonalisasi), dan efisiensi
yang rendah di tempat kerja (kinerja pribadi berkurang) (Maslach &
Jackson, 1986). Salah satu aspek penting dari kerangka emosional adalah
pengaturan diri yang adalah elemen yang stabil yang memungkinkan
individu untuk memandu kegiatan tujuan mereka dari waktu ke waktu dan
tindakan. Aspek lainnya yang menggambarkan emosi adalah self efficacy
merupakan rasa kompetensi yang membantu untuk mengatasi kesulitan
dalam situasi menuntut tertentu. Kesimpulannya bahwa
model konseptual yang dibangun dalam penelitian ini akan menegambarkan
hubungan antara organisasi dan variabel pekerjaan desain (EW, peran dan
konflik ambiguitas) berhubungan dengan variabel kesehatan. Sampel
penelitian sebanyak 181 awak kabin pada sebuah
maskapai penerbangan sipil dengan karakteristik sebagai berikut : semua
responden adalah wanita, di antaranya 60% adalah sarjana dan 40%
berpendidikan sekolah menengah, usia mereka berkisar antara 22-45 tahun,
dengan usia rata-rata adalah 32,8 tahun. Hasil penelitian menunjukan bahwa
perasaan cemas Kecemasan dijelaskan oleh emosi negatif, ambiguitas peran
dan konflik peran. Disfungsi sosial dijelaskan oleh konflik peran, emosi
positif dan Selfefficacy.
Depresi dijelaskan oleh variabel konflik peran. Burnout dijelaskan oleh
konflik peran, emosi negatif, penularan emosional dan disonansi emosional.
Hubungannya dengan penelitian ini adalah sama menganalisis dimensi
Burnout lewat determinannya khususnya konflik peran
Konflik Peran
Hubungan dengan atasan, rekan dosen dan staf administrasi Dukungan
ataukeakraban hubungandengan atasan, sesamarekan dosen atau denganstaff
administrasi di tempat mengabdiHubungan dengan mahasiswaHubungan
denganmahasiswa sebagaipeserta didik Persaingan dalammerebut
jabatanstrukturalPersaingan di antarasesama rekan dosenuntuk merebut
jabatanjabatanstructuralPerebutan mata kuliahyang akan diasuh danjam
mengajarPersaingan di antarasesama rekan dosenuntuk merebut matakuliah
atau jam mengajar Menjalankan peran lain sebagai tenaga atau pejabat
structural Menjalankan peran lain disamping tugas utama sebagai dosen
yaitu sebagai pejabat struktural di tempat mengabdi
Sumber : Diolah, Zagladi, (2004) dan Hamwi et al., (2011)
2) Kelebihan Beban Kerja
Kelebihan beban kerja pada diri seseorang adalah beban yang menjadi tugas
dan kewajibannya tetapi melebihi takaran kesanggupannya. Kelebihan beban
kerja tersebut dapat berbentuk bobot maupun waktu kerja yang berlebihan
yang akan menimbulkan hal-hal buruk bagi individu karena cenderung dapat
mengurangi efektivitas pekerjaan dan mengganggu perasaan pekerja yang
bersangkutan. Indikator variabel kelebihan beban kerja dalam
penelitian ini meliputi :
1.Melakukan berbagai kegiatan pendidikan
2. Melakukan berbagai kegiatan penelitian
3. Melakukan berbagai kegiatan pengabdian pada masyarakat
4. Melakukan berbagai kegiatan penunjang lainnya
5. Melakukan tugas lain disamping dosen yaitu sebagai tenaga atau sebagai
pejabat structural.
3) Motivasi Intrinsik
4) Burnout
5) Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan suatu perasaan yang diinginkan oleh setiap
pekerja. Kepuasan kerja dapat diartikan juga sebagai selisih antara harapan
dan kenyataan yang diterima seorang pekerja
atau keadaan emosional pekerja yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan terhadap pekerjaannya. Indikator variabel kepuasan kerja
dalam penelitian ini antara lain :
1. Pekerjaan sesuai dengan keinginan dan keahlian
2. Adanya peluang promosi, kenaikan pangkat fungsional dankenaikan
jabatan yang baik
3. Gaji, honorarium dan tunjangan yang memuaskan
4. Dukungan rekan kerja, dan atasan
5. Adanya prestise yang baik menyangkut citra lembaga tempat mengabdi
Lihatlah, mungkin ada sesuatu yang benar-benar dapat anda ubah atau
kendalikan dalam situasi tersebut.
Beri diri anda kesempatan untuk beristrirahat biarpun hanya untuk beberapa
saat setiap hari.
Tetapi jangan terlalu banyak sekaligus. Fokuskan pada satu masalah dan
kendalikan reaksi anda terhadap hal ini.
6. Tidur secukupnya
Tidur merupakan istirahat yang baik untuk tubuh. Kurang istirahat hanya
akan memperburuk stress.
Yang harus di garis bawahi dari manajemen stres adalah bagaimana anda
bertahan dan mencari solusi yang positif.
Tanamkan pada diri anda bahwa anda dapat mengatasi segala sesuatu
dengan baik dari pada hanya memikirkan betapa buruknya segala sesuatu
yang terjadi? Stress sebenarnya dapat membantu ingatan, terutama pada
ingatan jangka pendek dan tidak terlalu komplek. Stres dapat menyebabkan
meningkatan glukosa yang menuju otak, yang memberikan energi lebih pada
neuron.Hal ini sebaiknya, meningkatkan pembentukan dan pengembalian
ingatan.Hadapilah setiap masalah yang datang dengan tetap berfikiran
positif.Berusaha untuk mencari jalan keluar adalah kunci keberhasilan
menghadapi masalah tersebut.
16. Biasakan hidup sehat makan dengan gizi seimbang
Definisi Kerja
Definisi kerja ini melukiskan strss dalam suatu gambaran yang lebih
negatif dibandingkan dengan kebanyakan definisi lainnya, yang
menempatkannya sebagai suatu istilah netral. Akan tetapi, kita telah
memasukkan istilah berlebihan dalam definisi kita. Tentunya tidak semua
stress bersifast negatif. Stress yang positif, yang dikemukakan oleh Dr. Hans
Selye, ialah eustress (dari kata Yunani eu, yang berarti baik, sebagai
euphoria) yang mendorong dalam pengertian positif. Eustress diperlukan
dalam kehidupan kita. Akan tetapi, karena terbatasnya tempat kita tidak
dapat mengembangkan pembahasan kita tentang eustress dalam bab ini.
STRESS PSIKOFISIOLOGI
Tingkat
Perlawanan
Normal
Reaksialarm Perlawanan
Peredaan
Tubuh menunjukkan Tahap kedua terjadi Dengan mengikuti eksposur
perubahan karakteristik berlanjut yang lama
pada eksposur pertama Jika kelanjutan terhadap eksposur yang
terhadap strssor eksposur terhadap sama di mana tubuh telah
stressor sejalan menyesuaikan diri. Akhirnya
dengan adaptasi energi adaptasi mereda
Sangat penting untuk selalu diingat, bahwa pengaktifan GAS
menempatkan tuntutan yang luar biasa terhadap tubuh. Jelasnya, semakin
sering GAS diaktifkan dan semakinlama ia bekerja, semakin usang dan
rusak mekanisme psikofisiologis. Tubuh dan otak mempunyai keterbatasan.
Semakin sering seseorang mendapat ancaman, melawan, dan terkuras oleh
pekerjaan, atau bukan pekerjaan, atau oleh interaksi dari kegiatan tersebut,
semakin cenderung orang yang bersangkutan menjadi jenuh, sakit, kuyu, dan
berbagai konsekuensi negatif lainnya.
Bagi sebagian besar individu yang bekerja, bekerja itu lebih dari
sekedar kewajiban 40 jam seminggu. Bahkan jika waktu kerja yang nyata 40
jam, jika kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut ditambahkan
seperti waktu perjalanan kedan dari tempt kerja, persiapan untuk bekerja,
dan waktu makan siang maka kebanyakan individu mempergunakan 10 jam
atau lebih seharinya untuk berbagai kegiatan yang berkaitan dengan
pekerjaan tersebut.
Tidak hanya jumlah waktu yang banyak dipakai untuk kegiatan yang
berkaitan dengan pekerjaan, tetapi banyak individu menemukan porsi
penting kepuasan mereka dan identitas dalam pekerjaannya.
Konsekuensinya, kegiatan kerja dan nonkerja saling bergantung. Perbedaan
antara stress di tempat kerja dan stress di rumah adalah sesuatu tiruan dalam
keadaan paling baik. Sumber stress di tempat kerja tercurah ke dalam
kegiatan nonkerja seseorang. Sebagai konsekuensi adanya penekan yang
dialami di tempat kerja, seseorang mungkin pulang ke rumah dengan
perasaan terganggu, marah dan letih. Hal ini dapat mengakibatkan cekcok
dengan isteri atau suami. Konflik perkawinan dapat menjadi sumber stress
berikutnya yang pada gilirannya menimbulkan dampak negatif atas prestasi
kerja. Jadi, stress di tempat kerja dan stress di luar kerja sering berkaitan.
Akan tetapi, kepentingan kita dalam hal ini berkenan dengan penekan
(stressors) ditempat kerja.
Agar dapat memahami lebih baik kaitan antara stressor, stress, dan
konsekuensinya, kita telah mengembangkan suatu model integrasi antara
stress dan kerja. Perspektif manajerial digunakan untuk mengembangkan
bagian-bagian dari model yang ditunjukkan pada Gambar 6 – 2. Mode l
tersebut membagi stressor di tempat kerja ke dalam empat kategori: fisik,
individual, kelompok, dan organisasi. Model itu juga menyajikan lima
kategori dampak stress yang potensial. Dalam buku ini, secara khusus kita
akan menekankan perhatian terhadap dampak yang mempengaruhi prestasi
kerja.
Konsekuensi Stress
Angka bunuh diri di antara para pecandu alkohol 58 kali angka bunuh diri
karena alasan lainnya. Kerugian biaya yang diukur dengan hilangnya hari
kerja dan bakat yang disia-siakan diperkirakan lebih dari $10 milyar setiap
tahunnya. North American Rockwell Corporation yang mempunyai 100.000
karyawan, memasukkan biaya sebesar $250 juta untuk penanggulangan
kecanduan alkohol dalam anggaran belanjanya. The lllinois Bell Telephone
Company menetapkan upah pergantin karyawan disebabkan kecanduan
alkohol sebesar $418.500. Untuk membendung pengeluaran biaya semacam
ini, makin banyak pengusaha yang menyusun program pengawasan alkohol.
Lebih dari 12.000 program bantuan jabatan dilaksanakan dalam berbagai
organisasi.
Sebelum kita mengkaji bagian dari model stress dan kerja lebih
terinci, perlu dikemukakan beberapa hal yang penting diperhatikan. Model
ini, atau setiap model yang mencoba mengintegrasikan fenomena stress dan
kerja, tidak seluruhnya lengkap. Terdapat begitu banyak variabel penting
sehingga pengobatan yang lengkap akan memerlukan tempat lebih banyak.
Selanjutnya variabel yang akan dibahas hanya diajukan sebagai satu-satunya
variabel yang menyediakan perspektif manajerial tentang stress. Variabel-
variabel tersebut tentunya bukan merupakan variabel yang tepat untuk
dipertimbangkan. Akhirnya, adanya ukuran yang tepat dan dapat dipercaya
benar-benar penting, karena program yang diprakarsai manajemen untuk
menanggulangi stress pada tingkatan yang optimal akan tergantung pada
bagaimana pengukuran variabel ini dan variabel lainnya.
Stressor Lingkungan Fisik (Physical Environmental Stressor)
Suatu studi yang lebih besar dan bero rientasikan medis menemukan bahwa
bagi para pekerja ketatalaksanaan (white collar workers) konflik peranan
berkaitan dengan bacaan elektrokardiografik yang abnormal (abnormal
electrocardiographic readings). Dalam bab 8, Perilaku kelompok, kita akan
melihat bahwa konflik peranan juga ditemukan dalam konflik yang terjadi
dalam kelompok.
Suatu studi menguji hubungan antara beban lajak, beban kurang, dan
stress di antara 1.540 eksekutif perusahaan besar. Para eksekutif yang
dilaporkan memiliki jenjang stress rendah dan tinggi mempunyai lebih
banyak masalah medis yang penting. Studi tersebut mengemukakan bahwa
hubungan antara stressor, stress, dan penyakit mungkin kurvalinier. Yaitu,
mereka yang mempunyai beban kurang dan mereka yang mempunyai beban
lajak mewakili kedua ujung sebuah kontinuum, masing-masing dengan
masalah kesehatannya yang penting. Kontinuum beban kurang dan beban
lajak tersebut disajikan dalam gambar 6 – 3. Tingkat stress optimal
menyediakan keseimbangan yang terbaik antara tantangan, tanggung jawab,
dan imbalan.
Gambar 6 – 3
Stress
yang
optimal
Prestasi Prestasi
rendah rendah
Akan tetapi, tidak semua peneliti mendukung gagasan bahwa semakin tinggi
kedudukan seseorang dalam hirarki organisasi, semakin besar risiko
kesehatannya. Suatu studi dari karyawan Du Pont menemukan kejadian
penyakit jantung berhubungan secara terbalik dengan tingkat gaji.
MODERATOR (Penengah)
B. TAHAPAN STRES
Stres tingkat I
Stres tingkat II
Stres tingkat IV
Stres tingkat V
Stres tingkat VI
C. SUMBER-SUMBER STRES:
- Faktor lingkungan
- Faktor organisasi
- Faktor pribadi
Menurut Maramis 1 Stres bersumber dari:
- Frustasi
- Konflik
ü Efek Stres
Masalah Tidur
ü Simptom Stres:
- Mudah tersinggung,
- Pelupa
- Sulit tidur, tidur tidak nyaman dan mudah terbangun, bangun merasa
tidak segar
Stres berasal dari tiga sumber yaitu lingkungan, tubuh dan pikiran
kita.Lingkungan menuntut kita untuk bisa menyesuaikan diri.Beradaptasi
dengan cuaca, suara, kepadatan, tuntutan interpersonal, tekanan waktu,
standar penampilan dan berbagai ancaman rasa aman dan harga diri.Sumber
stres yang kedua adalah fisiologis. Pertumbuhan yang cepat pada remaja,
menopause pada wanita, proses menua, penyakit, kecelakaan, kurangnya
latihan (gerak badan), nutrisi yang buruk, dan gangguan tidur, semuanya
membebani tubuh. Reaksi kita pada ancaman dan perubahan lingkungan
juga menyebabkan perubahan dalam tubuh yang menyebabkan keadaan
stres.Sumber stres yang ketiga adalah pikiran. Otak akan menafsirkan dan
menterjemahkan perubahan yang kompleks pada lingkungan. Cara kita
menafsirkan, mempersepsikan dan melabel pengalaman kita saat ini dan apa
yang diperkirakan pada masa yang akan datang menentukan apakah kita
relaks atau stres.
Sementara semua ini berlangsung, hal lain terjadi yang dapat member
dampak negatif pada jangka panjang jika diabiarkan tanpa dikontrol.
Kelenjar adrenal mulai mengeluarkan kortikoid (adrenalin, epineprin,
noreprineprin) yang menghambat pencernaan, reproduksi, pertumbuhan dan
perbaikan jaringan, dan respon imun dan implamasi. Dengan kata lain
beberapa fungsi sangat penting untuk menjaga agar tetap merasa sehat mulai
tertutup.
Selain itu, hampir semua sistem tubuh dapat dirusak oleh stress.tekanan pada
sistem reproduksi dapat mnyebabkan amenore (penekanan menstruasi) dan
kegagalan ovulasi pada wanita, impoten pada pria, dan kehilangan birahi
pada keduanya. Stress juga bisa sebagai pencetus perubahan pada paru-paru
yang memungkinkan terjadinya asma, bronchitis dan kondisi pernapasan
lain. Kehilangan insulin selama respon stress dapat menambah kemungkinan
terjadinya diabet. Stres menghambat perbaikan dan pembentukan sel yang
menyebabkan gangguan proses pengapuran (dekalsifikasi) pada tulang,
osteoporosis, dan mudah terjadi patah tulang. Hambatan pada sistem
kekebalan dan peradangan membuat anda lebih mudah terserang penyakit.
Sebagai tambahan stress telah diketahui berhubungan dengan penyakit lain
seperti sakit kepala, ketegangan otot, kelelahan dan artritis.
Satu hal penting yang diajarkan dalam agama kita adalah berbuat baik.Kata
yang sangat sederhana, tetapi memiliki pembahasan yang sangat luas,
apalagi kita tahu di dunia ini hanya dua sifat, baik dan buruk.Kalau bukan
baik ya buruk. Kita pun sudah tahu sebagian besar (bahkan semuanya saya
kira) hal yang baik di dunia ini, hal-hal baik yang akan membuat kita bisa
mencapai taraf ketenangan hati dan ketenangan jiwa yang optimal. Dengan
kata lain, kata kunci untuk mencapai ketenangan dalam hidup kita adalah
berbuat baik. Dengan berbuat baik, maka kita akan terhindar dari masalah
personal dengan orang lain, kita tidak memiliki musuh tetapi malah memiliki
banyak teman yang membuat hidup kita semakin bermakna dan bahagia.
Tentunya termasuk dalam berbuat baik adalah dalam hubungan kita dengan
Tuhan kita.Kita adalah makhluk yang diciptakan oleh-Nya untuk beribadah
dan diberi ujian dan cobaan untuk mengetahui sejauh mana kekokohan iman
kita. Dengan menyadari bahwa kita adalah makhluk yang semua hal sudah
digariskan dan dibatasi oleh-Nya, tentu akan menumbuhkan kesadaran kita
untuk bertawakkal kepada-Nya. Itulah ketenangan hati dan ketenangan jiwa
yang sebenarnya.
Stres dasar tingkat stres yang Anda alami dengan sumber daya pada stres
dan sabotase diri. Sementara ada banyak informasi yang tersedia tentang
efek stres, hal itu bisa menjadi stres mencoba untuk menyeberang melalui
semua itu! Berikut adalah 10 fakta penting tentang efek stres yang dapat
pergi jauh dalam membantu Anda memahami stres dan perannya dalam
kehidupan Anda. Hal ini dapat membantu Anda dengan cepat dan mudah
mempelajari lebih lanjut tentang efek stres dan menemukan beberapa teknik
manajemen stres yang efektif untuk memasukkan ke dalam hidup Anda
sekarang.
1. Sikap Salah signifikan Meningkatkan Tingkat Stres Anda
Kita semua mengalami stres, tetapi pesimis, perfeksionis, dan mereka
dengan 'A'personalities jenis (untuk beberapa nama) sangat meningkatkan
tingkat stres yang mereka alami dalam acara tertentu, dan bahkan membawa
lebih banyak acara stres dalam kehidupan mereka dengan diri mereka
sabotase pola pikir dan perilaku. Jika Anda memiliki beberapa
kecenderungan, Anda dapat secara signifikan mengurangi
2. Beberapa Jenis Stres Bisa Menguntungkan
Sebuah jenis tertentu stres, eustress, sebenarnya diperlukan dan bermanfaat
bagi kehidupan yang seimbang dan menarik. Eustress adalah jenis stres yang
Anda alami ketika Anda sedang mengendarai roller-coaster (jika Anda
menikmati wahana cepat), sedang bermain permainan yang menyenangkan,
atau jatuh cinta. Eustress membuat kita merasa penting dan hidup. (Stres
kronis, bagaimanapun, adalah cerita lain!) Jika Anda tertarik untuk belajar
lebih banyak tentang berbagai jenis stres dan bagaimana mereka
mempengaruhi kesehatan Anda, membaca artikel onstress dan
kesehatan.
3. Anda dapat Stop Reaksi Anda Saat Stres
Ketika Anda mengalami stres, segala macam perubahan fisiologis terjadi
untuk mendapatkan Anda dalam bentuk fisik atas untuk melawan atau lari.
Sayangnya, jika Anda tidak menenangkan diri relatif cepat, Anda bisa tetap
dalam keadaan yang berubah terlalu lama, dan bisa mengambil tol pada
kesehatan Anda. Berlatih penghilang stres seperti latihan pernapasan dan
meditasi dapat menenangkan Anda dengan cepat, kembali tubuh Anda
normal. Baca lebih lanjut tentang cara untuk menenangkan diri dengan
cepat.
4. Bahkan Jumlah kecil Stres Bisa Mempengaruhi Kesehatan Anda
Anda mungkin menyadari bahwa bulan dihabiskan dalam situasi kehidupan
yang penuh stres dapat membuat Anda rentan terhadap penyakit, tetapi
apakah Anda tahu bahwa waktu yang relatif singkat stres juga dapat
membahayakan sistem kekebalan tubuh, mengangkat risiko penyakit?
Sayangnya, itu benar. Pelajari lebih lanjut tentang cara-cara yang stres,
khususnya stres kerja, dapat mempengaruhi kesehatan Anda.
5. Sikap Salah Dapat Membuat Anda Sakit
Pola pikir negatif dan stres emosional dapat menyebabkan penyakit
psikosomatik, suatu kondisi yang disebabkan setidaknya sebagian oleh stres,
tetapi memiliki gejala-gejala fisik yang perlu diperlakukan sebagai penyakit
lain tidak. Jika Anda khawatir tentang pikiran dan emosi mengambil tol
fisik, baca lebih lanjut tentang penyakit psikosomatis dan tetap
sehat.
6. Anda Bisa Mencegah Jumlah Signifikan Dari Stres Dalam Hidup Anda
Dari Terjadi
Beberapa stres tidak bisa dihindari, tetapi Anda dapat struktur kehidupan
Anda dengan cara yang Anda penyangga dari stres dan peristiwa stres.
Misalnya, menjaga pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan
memiliki setidaknya persahabatan dekat beberapa adalah cara-cara penting
untuk menghilangkan stres dan tetap sehat. Cari lebih banyak cara untuk
meredakan stres sehari-hari dalam hidup Anda, dan mencegah beberapa stres
Anda dari yang pernah terjadi!
7. Stres Bisa Usia Anda prematur dalam Berbagai Cara
Ini mungkin mengejutkan, tetapi stres bisa lebih dari satu faktor dalam
menentukan usia fisik Anda dari jumlah lilin Anda meniup setiap tahun.
Stres sebenarnya mempercepat keausan pada banyak, banyak bidang tubuh
Anda dan pada semua tingkatan, mendorong banyak perubahan yang kita
lihat ketika kita berbicara tentang 'penuaan'. Baca lebih lanjut tentang
penelitian terbaru tentang ini di sini.
8. Tidak Semua orang Pengalaman Stres Dalam The Way Sama
Ciri kepribadian tertentu bawaan dan pola pikir belajar dapat menyebabkan
dua orang yang hidup melalui peristiwa yang sama untuk mengalami hal itu
sangat berbeda, dengan satu orang menemukan itu sangat menegangkan dan
yang lainnya menemukan hanya sedikit stres atau tidak sama sekali.
Beberapa sifat-sifat Anda tidak dapat mengubah, tetapi yang lain Anda dapat
mengubah untuk tingkat besar. Baca lebih lanjut tentang sifat-sifat mental
yang berkontribusi terhadap kejenuhan dan stres, dan menemukan sumber
daya untuk mengubah pengalaman Anda stres.
9. Beberapa 'Penghilang Stres' Sebenarnya Penyebab Stres Lebih
Sebagian besar dari kita memiliki kurang sehat beberapa cara untuk
mengatasi stres. Sayangnya, sebagian besar 'kebiasaan buruk' yang merasa
begitu baik pada saat itu benar-benar dapat menyebabkan stres lebih banyak
dalam jangka panjang. Jika Anda merokok, minum secara berlebihan,
menghabiskan terlalu banyak, atau menangani stres dengan cara yang Anda
tahu tidak mungkin baik bagi Anda, menemukan sumber daya untuk
memahami bagaimana Anda mempengaruhi tingkat stres Anda sekarang,
dan menemukan sumber daya untuk mengatasi sehat.
10. Dengan Membayangkan Stres Anda Hilang, Itu Bisa
Beberapa teknik bantuan stres mental, seperti afirmasi, dan visualisasi citra
dipandu, melibatkan membayangkan bahwa stres Anda hilang. Dan mereka
bekerja! Pelajari lebih lanjut tentang ini dan lainnya penghilang stres mental,
dan melihat mana yang terbaik untuk Anda.
D. TANDA-TANDA STRES:
· Menjadi overexcited
· Cemas
· Menjadi gugup
· Perut terganggu
· Banyak berkeringat
· Tangan berkeringat
· Mengalami kedinginan
· Meningkatkansistemkekebalatubuh
Penelitian menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh dapat
mengambil keuntungan dari stres. “Stres jangka pendek dapat membantu
sistem kekebalan tubuh,” ujar Mark Goulston, MD, seorang psikiater klinis
dan penulis buku “Get Out of Your Own Way:Overcoming Self-Defeating
Behavior Goulston menjelaskan, ketika hormon kortisol atau hormon
stres dilepaskan, akan meningkatkan kekebalan tubuh. Itu adalah proses
keseimbangan. Meskipun stres jangka pendek dapat menjaga tubuh dari
penyakit, ia memperingatkan bahwa terlalu banyak stres dapat menyebabkan
kelebihan kortisol. Hal ini bisa memicu obesitas, diabetes, dan penyakit
kardiovaskuler. MembuatTubuhlebihfit Olahraga seperti, angkat berat,
berjalan atau lari selama 45 menit, bisa membuat tubuh berkeringat. Selain
itu, stres juga bisa menjadi olahraga yang baik. Hal itu menurut Jessica
Matthews, MS, koordinator pendidikan berkelanjutan untuk American
Council on Exercise (ACE)
· Membantumemecahkanmasalah
Stres sering dipicu karena munculnya dari dilema dalam diri Anda,
atau ketika “dipaksa” membuat keputusan besar? Rasa kekhawatiran ini
sebenarnya bermanfaat. “Stres menunjukkan nilai-nilai yang kita miliki. Ja
kita tidak peduli tentang sesuatu, kita tidak akan khawatir tentang hal itu,”
kata Goulstin.
Jadi, dengarkan stres bisa jadi penanda untuk memberitahu Anda agar
mendengarkan intuisi.Memang sulit mendengar intuisi, ketika Anda berada
dalam rasa khawatir dan stres. Sehingga Anda akan “memaksa” diri untuk
istirahat, berjalan-jalan, tidur nyenyak atau pergi keluar untuk makan.
· Pemulihan
Penelitian menunjukkan hubungan antara stres jangka pendek
sebelum bedah atau prosedur medis, membuat pemulihan lebih sukses.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa stres dapat menekan produksi
estrogen, pemicu utama perkembangan kanker payudara.Respons stres dapat
memperingatkan kita adanya tantangan, bahaya, atau bahkan kesempatan.
Stres juga memicu pelepasan adrenalin, dan gelombang adrenalin dapat
membantu Anda lebih fokus dan berpikir jernih,” ujar Dr. Goulston
menjelaskan.
· Emosi yang naik turun. Dia dapat dengan mudah mengeluarkan emosi
yang tidak terkontrol.
· Konsentrasi terganggu.
Orang yang menderita stres menjadi tidak fokus akan apa yang
sedang dikerjakannya.
F. PENYEBAB STRES
Anxiety atau cemas ,adalah takut yang tidak jelas objeknya dan tidak
jelas pula alasanya.Pada orang normal sering terjadi rasa cemas yang
normal.Sebagai contoh ,seorang ibu yang selalu cemas jika anak gadisnya
keluar malam dengan teman-temanya.Dia khawatir akan terjadi sesuatu yang
tidak menyenangkan pada anaknya.Apa yang di khawatirkanya ,dia tidak tau
pasti.Mungkin ,sang ibu terlalu banyak membaca atau menonton TV tentang
pemerkosaan.Padahal ,selama ini anak gadisnya itu selalu pulang dengan
selamat.
Jenis yang lain adalah panik, yaitu perasaan teror yang intens, gemetar,
bingung yang muncul begitu saja.Rasa panik ini biasanya timbul karena
suatu peristiwa yang menakutkan, stres yang berkelanjutan.Reaksi fisik yang
yang intens bisa terjadi selama sepuluh menit atau kurang tetapi dampaknya
bisa berjam-jam sesudahnya.
Sekarang para ahli menduga bahwa fobia disebsbkan oleh kombinasi antara
faktor bakat, keturunan dan pengalaman tertentu (biasanya pengalaman
traumatis).
4. Halusinasi auditif (Schizophrenia)
DID atau yang lebih dikenal dengan istilah Split Personality atau
Multiple Personality (Kepribadian ganda), dulu dianggap sebagai salah satu
jenis skizofrenia karena mengandung suatu gejala dari gangguan mental itu
yaitu pola pikir yang kacau. DID sudah digolongkan sebagai jenis gangguan
mental tersendiri.
Cirinya adalah adanya minimal dua identitas atau kepribadian yang berbeda
yang mengendalikan perilaku orang yang bersangkutan. Kepribadian itu
mempersepsi, menilai, dan bereaksi terhadap lingkungan dengan cara yang
sangat berbeda dan ketika yang satu sedang memegang Kendal, kepribadian-
kepribadian yang lain tidak tahu- menahu.
· Di rumah
Berhati-hatilah jika Anda pada situasi ini karena dari pikiran yang
tidak sehat, potensi terkena penyakit akan lebih mudah. Ketegangan yang
ada di otak bisa mengakibatkan dampak yang buruk. Pekerjaan Anda acak-
acakan, dimarahi bos, dan akhirnya melampiaskan pada orang lain ditempat
kerja atau yang ada di rumah. Jelas, ini menambah masalah.
· Di Jalan
Arus mudik dan arus balik lebaran tak pernah lepas dari kemacetan
lalu lintas yang parah.Akibatnya dapat memicu stres dan menguras banyak
tenaga.Selain itu, masa lebaran umumnya sekaligus dijadikan sebagai masa
liburan sehingga banyak orang yang mengunjungi tempat
wisata.Dampaknya, lagi-lagi membuat jalanan macet.
a. Jangan terburu-buru
Terburu-buru dan tak mau kalah adalah penyebab utama stres di jalanan
yang macet.Karena hal ini pula maka banyak terjadi kecelakaan lalu lintas.
Agar tidak terburu-buru, siasati dengan berangkat lebih dini dan
perhitungkan banyak waktu yang akan dihabiskan di jalan akibat macet.
· Disekolah
Orang tua ingin yang terbaik dengan masa depan anaknya. Untuk mencapai
nilai terbaik, maka orang tua membebani anak-anaknya dengan berbagai
kursus pelajaran yang dapat secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi kesehatan anak, istirahatnya, dan perkembangannya.Banyak
orang tua tidak menyadari bahwa membantu si anak merasa relaks justru
akan menyegarkan pikiran dan membantunya belajar dengan lebih baik.
Sebaliknya para orang tua terus membebani anak-anak mereka untuk
mendapatkan prestasi terbaik dan lulus ujian dengan memuaskan.
ü Tekanan Guru
Sama seperti orang tua, banyak guru ingin siswanya mendapat nilai terbaik.
Guru selalu mendorong muridnya untuk unggul dalam pelajaran, terutama
jika muridnya berprestasi. Mengapa guru juga ikut menekan murid-
muridnya mendapat nilai terbaik?Karena reputasi guru dan sekolah
dipertaruhkan saat ujian sekolah khususnya Ujian Nasional.
5. Lansia
Pada lanjut usia, gejala dari stress ini akan lebih kelihatan karena lanjut usia
lebih rentan terhadap stress. Gejala stress pada lanjut usia meliputi penyakit
darah tinggi, stroke, jantung koroner yang tinggi frekuensinya, menangis,
rasa ketakutan yang berlebihan, menyalahkan diri dan rasa penyesalan yang
tidak sesuai, daya ingat menurun, pikun, tidak bisa mengatasi persoalan
dengan benar, tidak mudah percaya pada orang lain, tidak sabar menghadapi
orang lain, dan menarik diri dari pergaulan. Bila banyak dari gejala tersebut
diatas terjadi pada seseorang, khususnya di sini pada lanjut usia, maka ada
kemungkinan lanjut usia tersebut betul-betul mengalami stress.
Stress pada lanjut usia tersebut dapat diartikan sebagai kondisi tidak
seimbang, tekanan atau gangguan yang tidak menyenangkan, yang terjadi
menyeluruh pada tubuh dan dapat mempengaruhi kehidupan, yang tercipta
bila orang yang bersangkutan melihat ketidaksepadanan antara keadaan dan
system sumber daya biologis, psikologis dan sosial yang berkaitan dengan
berfikir dan respon dari ancaman dan bahaya pada lanjut usia. Dimana
terjadi penurunan kemampuan mempertahankan hidup, menyesuaikan diri
terhadap lingkungan, fungsi badan dan kejiwaan secara alami dan yang
akhirnya mengakibatkan kematian.
Singkatnya stress pada lanjut usia adalah kondisi tidak seimbang, terjadi
menyeluruh pada tubuh yang tercipta bila orang yang bersangkutan melihat
ketidaksepadanan antara keadaan dan system sumber daya biologis,
psikologis dan sosial, dimana terjadi penurunan
kemampuan mempertahankan hidup yang akhirnya mengkibatkan
kematian.
Faktor-Penyebab
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stress pada lanjut usia,
antara lain:
1. Saya makan makanan yang hangat dan berimbang sedikitnya satu kali sehari. 1 2 3 4 5
2. Saya tidur 7-8 jam sedikitnya empat malam dalam seminggu. 1 2 3 4 5
3. Saya member dan menerima kasih sayang secara teratur. 1 2 3 4 5
4. Saya memiliki sedikitnya satu orang kerabat yang dapat di andalkan dalam 1 2 3 4 5
jarak 75 km.
5. Saya melakukan olah tubuh hingga berkeringat sedikitnya dua kali seminggu. 1 2 3 4 5
6. Saya merokok kurang dari setengah bungkus sehari 1 2 3 4 5
(bukan perokok = hamper selalu).
7. Saya minum kurang dari lima gelas minuman beralkohol dalam seminggu 1 2 3 4 5
(bukan peminum = hamper selalu).
8. Berat badan saya seimbang dengan tinggi badan. 1 2 3 4 5
9. Saya memiliki penghasilan cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok. 1 2 3 4 5
10. Saya memperoleh kekuatan dari agama / keyakinan saya. 1 2 3 4 5
11. Saya menghadiri kegiatan klub atau social secara teratur. 1 2 3 4 5
12. Saya mempunyai jaringan teman dan kenalan. 1 2 3 4 5
13. Saya mempunyai sedikitnya satu orang sahabat yang dapat dipercaya dalam 1 2 3 4 5
hal-hal yang bersifat abadi.
14. Kesehatan saya baik (termasuk mata, telinga, dan gigi). 1 2 3 4 5
15. Saya dapat berbicara secara terus terang mengenai perasaan saya di saat marah 1 2 3 4 5
atau gelisah.
16. Saya bercakap-cakap secara teratur dengan orang-orang yang tinggal bersama 1 2 3 4 5
saya mengenai urusan rumah, seperti pekerjaan rumah sehari-hari dan masalah
keuangan.
17. Saya melakukan sesuatu untuk bersenang-senang sedikitnya sekali seminggu. 1 2 3 4 5
18. Saya mampu mengelola waktu dengan efektif. 1 2 3 4 5
19. Saya minum kurang dari tiga cangkir kopi (atau minuman lain yang 1 2 3 4 5
mengandung kafein) sehari.
20. Saya mengalokasikan waktu untuk berdiam diri dalam sehari. 1 2 3 4 5
Total Skor = _________- 20 = ___________poin
Skor Ketahanan Stres:
0-10 poin = Memiliki ketahanan luar biasa terhadap stres
11-30 = Tidak terlalu rentan terhadap stress
31-50 = Cukup rentan terhadap stress
51-74 = Rentan terhadap stress
75-80 = Sangat rentan terhadap stres
· Kondisi kesehatan fisik
penurunan penglihatan,
penurunan pendengaran,
Seiring dengan penurunan fungsi fisiologis itu, ketahanan tubuh lansia pun
semakin menurun sehingga berbagai penyakit dapat hinggap dengan
mudah. Penurunan kemampuan fisik ini dapat menyebabkan orang menjadi
stress, yang dulunya semua pekerjaan bisa dilakukan sendirian, kini
terkadang harus dibantu orang lain. Perasaan membebani orang lain inilah
yang dapat menyebabkan stress. Menderita penyakit dapat mengakibatkan
perubahan fungsi fisiologis pada orang yang menderitanya. Perubahan
fungsi tersebut dapat mempengaruhi kehidupan seseorang dimana hal itu
dapat menyebabkan stress pada kaum lanjut usia yang mengalaminya.
Macam perubahan fungsi fisiologis yang dialami seseorang tergantung pada
penyakit yang dideritanya.Semakin sehat jasmani lansia semakin jarang ia
terkena stress, dan sebaliknya, semakin mundur kesehatannya, maka
semakin mudah lansia itu terkena stress. Para lansia yang rentan terhada
stress misalnya lansia dengan penyakit degeneratif, lansia yang menjalani
perawatan lama di rumah sakit, lansia dengan keluhan somatis kronis, lansia
dengan imobilisasi berkepanjangansertalansiadengaisolasisosial.
2. Kondisi psikologi
Faktor non fiisik seorang lansia, misalnya sifat, kepribadian, cara pandang,
tingkat pendidikan, dll dapat berpengaruh dalam menghadapi stress. Seorang
lansia yang memiliki pikiran yang positif, biasanya dapat menyelesaikan
masalah yang dihadapinya dengan positif pula. Orang yang selalu menyikapi
positif segala tekanan hidup akan kecil resiko terkena stress. Semakin luas
dan semakin tinggi harapan seseorang tentang hidup (optimis), semakin jauh
ia dari stress. Semakin berserah diri kepada Tuhan, semakin terbebaskan
seseorang dari stress. Semakin “santai” suatu kejadian dipersepsi, semakin
sukar seseorang terjangkit stress karena kejadian
tersebut.Begitujugasebaliknya.
3. Keluarga
Keluarga berperan besar dalam kejadian stress pada lansia. Jika terdapat
masalah dalam keluarga, hal ini dapat menjadi pemicu stress bagi lansia,
misalnya adanya konflik dalam keluarga, hubungan yang tidak harmonis,
merasa jadi beban keluarga, dll.Sebaliknya, peran keluarga juga sangat besar
dalam menjauhkan stress pada lansia. Dukungan, penghargaan, rasa hormat,
rasa peduli dan lain-lain sangat besar pengaruhnya untuk menjauhkan atau
meredakanstresspadlansia.
4. Lingkungan
Stress juga dapat dipicu oleh hubungan sosial dengan orang lain di
sekitarnya atau akibat situasi sosial lainnya. Contohnya seperti stres adaptasi
lingkungan baru, teman-teman yang sudah tidak ada lagi, dan lain-
lain. Lansia juga bisa terkena stress karena lingkungan tempat tinggalnya.
Lingkungan yang padat, macet, dan bising bisa menjadi sumber stress.
Selain itu, lingkungan yang kotor, buruk, penuh dengan pencemaran juga
dapat membuat merasa tidak nyaman dan pikiran selalu was-was akan
dampak buruk pencemaran pada kesehatannya, sehingga lama-kelamaan
dapatmembuatlansiastress.
5. Pekerjaan
Pekerjaan dapat menjadi pemicu stres bagi lansia. Penurunan kondisi fisik
dan psikis berpengaruh pada turunnya produktifitas para lansia. Jika pada
waktu mudanya ia telah mempersiapkan cukup "bekal" untuk masa tua,
maka ia bisa menikmati masa pensiunnya. Tetapi jika lansia merasa belum
cukup mempersiapkan "bekal"nya untuk masa pensiun, maka ia dituntut
untuk terus bekerja. Beban kerja yang tidak didukung oleh kondisi fisik dan
psikis dapat memicu lansia stress. Apalagi adanya tuntutan untuk
pemenuhan nafkah keluarga. Jika lansia memilih bekerja, pilihlah pekerjaan
yang tidak terlalu berat, tidak perlu target-targetan, tidak perlu persaingan,
deadline, dll. Misalnya memelihara ayam atau ternak lain, atau berkebun,
buat kolam ikan di belakang rumah, sangat baik bagi lansia, selain sehat
berolahraga ada juga pendapatan bagi keluarga.
b) Tuntutan tugas
Menurut Monk dan Folkard ada tiga faktor yang harus baik
keadaannya agar dapat berhasil menghadapi kerja sift :tidur, kehidupan
sosial dan keluarga, dan ritme circadian. Faktor – faktor tersebut saling
berkaitan, sehingga salah satu dapat membatalkan efek positif dari
keberhasilan yang telah dicapai dengan kedua faktor lain.
Beban kerja berlebih dan beban kerja terlalu sedikit merupakan
pembangkit stress.Beban kerja dapat di bedakan lebih lanjut ke dalam beban
kerja berlebih/terlalu sedikit’Kuantitatif’, yang timbul sebagai akibat dari
tugas – tugas yang terlalu banyak/sedikit di berikan kepada tenaga kerja
untuk diselesaikan dalam waktu tertentu, dan kerja berlebih/terlalu
sedikit’kualitatif’ yaitu jika orang merasa tidak mampu untuk melakukan
suatu tugas, atau tugas tidak menggunakan keterampilan dan/ atau potensi
dari tenaga kerja.
Everly dan Girdano (1980) , kategori lain dari beban kerja dari kombinasi
beban berlebihan kuantitatif dan kualilatif:
Penelitian yang dilakukan oleh ahli jantung Mayer Friedman dan ray
Rosenman (1974) menunujukan bahwa desakan waktu kronis tampaknua
memberikan pengaruh tidak baik pada system cardiovascular. Hasilnya
secara khusus ialah serangan jantung premature dan tekanan darah tinggi.
1. Saat di rumah :
Tubuh kita perlu istirahat yang cukup untuk bisa pulih dari aktivitas-
aktivitas yang padat.Istirahat, baik itu dalam bentuk tidur siang singkat
maupun tidur malam yang cukup sangatlah memberikan efek yang
signifikan untuk meredakan stress yang mudah muncul. Sebaliknya, apabila
istirahat dirasakan kurang maka akan dengan mudah menjadi moody, cepat
marah dan stress. Akibatnya sudah bisa ditebak: produktivitas dan kualitas
kerja yang tidak optimal, sehingga mempengaruhi karir, cita-cita, dan
hubungan dengan orang lain.
Stress seringkali terjadi karena kita selalu dikejar oleh waktu, hasilnya
adalah rasa panik dan cenderung tidak sabar. Dengan belajar mengatur
waktu, maka kita akan dengan mudah meredakan potensi munculnya stress,
karena pikiran kita lebih tenang dalam menghadapi tugas-tugas. Hasil dari
tugas yang dikerjakan pun menjadi lebih optimal.Milikilah agenda, atau
setidaknya gunakanlah diary atau organizer yang ada dalam HP.
Aktivitas olahraga adalah salah satu pereda stress paling ampuh. Pada
dasarnya stress terbentuk karena ketidakberdayaan kita dalam menghadapi,
menguasai maupun memecahkan masalah yang ada. Aktivitas olahraga
seperti latihan aerobik, latihan beban maupun aktivitas olahraga lainnya,
adalah cara terbaik untuk memutarbalikkan ketidakberdayaan tersebut
menjadi perasaan memegang kendali penuh atas tubuh dan pikiran kita.
Aktivitas olahraga juga menimbulkan rasa puas atas keberhasilan
kita mengalahkan diri kita sendiri.Rasa puas ini adalah hasil dari produksi
hormon endorfin sesudah latihan. Hormon tersebut adalah hormon yang
sama yang diproduksi oleh tubuh apabila merasakan sensasi kenikmatan /
kepuasan yang sangat tinggi. Efek langsungnya adalah perasaan terhadap
diri sendiri yang lebih baik (greater sense of well-being) dan relaksasi dari
otot-otot dan syaraf tubuh yang tegang.
· Banyak tersenyum
· Menata rumah
Salah satu unsur yang menyebabkan bertambahnya stress dalam hidup kita
adalah menumpuknya tugas rumah tangga.Jangan menunda-nunda dan
mulailah menata rumah.Buatlah komitmen waktu untuk membenahi lemari
dan laci-laci serta menyingkirkan barang-barang lama dan sudah tidak
terpakai lagi atau menyumbangkannya. Kerjakan mulai dari yang paling
berantakan.
Jika menghabiskan tiap menit dari hari kita dengan bekerja tanpa pernah
mengambil waktu istirahat, pada akhirnya akan merasa kecapaian dan
keletihan mental. Pastikan bahwa kita memanfaatkan semua waktu istirahat
yang disediakan.Bangunlah dari tempat duduk, jalan berkeliling dan biarkan
darah mengalir.Yang paling baik jangan menyantap makan siang sambil
tetap melakukan pekerjaan.Regangkanlah otot-otot dengan pergantian
suasana dapat menciptakan keajaiban dengan menemukan sesuatu yang
menggembirakan atau lucu untuk dibicarakan.
Manusia adalah makhluk berpolitik dan tempat kerja adalah arena politik.
Pilih-pilih teman dan pengelompokan terjadi dan konflik sering kali timbul
akibat keberpihakan yang berbeda satu sama lain. Persaingan dan perebutan
posisi serta kekuasaan adalah hal yang wajar dan hal tersebut dapat
menimbulkan sisi terburuk dalam diri seseorang.Ketidaksetujuan dan
perselisihan kecil sering kali dapat meningkatkan menjadi konflik
besar.Jauhilah sedapat mungkin pergumulan semacam itu. Hal ini tidaklah
sebanding dengan stress yang diakibatkannya. Ketahuilah kapan saatnya
untuk diam saja atau mengambil tindakan yang akan melindungi pekerjaan
kita. Jika kita tidak dapat menghindari situasi-situasi seperti ini gunakanlah
cara-cara berpolitik yang positif, bertindaklah dengan berani tapi disertai
kebijaksanaan dan budi pekerti.
Bersikap positif dan optimis akan sangat membantu kita dalam mengusir
rasa was-was yang sebenarnya tidak kita perlukan. Pola pikir yang positif
juga akan lebih mudah membuat kita berinteraksi dengan banyak orang.
Pancaran energi positif dari dalam diri kita juga sebenarnya pasti akan
dirasakan oleh orang lain. Dengan menjadi orang yang berpikiran, bertutur-
kata, dan berperilaku positif, tentunya kita akan menerima hal-hal positif
pula.
Jika teman-teman dan atasan di kantor sudah anda anggap seperti keluarga
sendiri, maka anda bekerja bisa jadi nyaman serta akan saling membantu dan
mendukung jika mengalami kendala-kendala dalam bekerja. Usahakan
hubungan anda dengan bos atau atasan anda akrab dan tidak saling jaim
(jaga image) seperti teman atau orang tua, namun anda tetap hormat
kepadanya dan menghormati ketika dia marah.
Selalu pikirkan cara dan metode baru yang dapat membuat pekerjaan yang
tadinya butuh waktu lama jadi sebentar. Coba pelajari teknologi-teknologi
baru, fitur/rumus office baru, ikut seminar, coba-coba trial eror, tanya ke
senior atau pakar, dan lain-lain.
Mungkin bisa saja posisi anda saat ini di kantor tidak sesuai dengan yang
anda inginkan secara horisontal. Misalnya anda suka kerja di lapangan
namun anda ditempatkan perusahaan di balik layar komputer terus-menerus
sepanjang hari.Cobalah utarakan unek-unek anda masalah penempatan
dengan bagian hrd, mungkin mereka bisa membantu.Bisa juga tunjukkan
saja kemampuan dan dedikasi anda pada perusahaan karena bisa jadi jika
ada posisi kosong, anda bisa dipertimbangkan perusahaan untuk naik
mengisi jabatan itu.
Pada saat jam istirahat jangan dihabiskan untuk hal-hal yang tidak penting
seperti main game sendirian, nongkrong di warteg, kerja terus, aktivitas
pemerah tenaga, dan lain-lain. Isi waktu senggang di kantor dengan hal-hal
yang bisa mendukung pekerjaan anda seperti tidur siang sebentar, makan-
makan dengan teman sekerja, nbobrol dengan banyak teman, cuci mata,
jalan-jalan, merintis bisnis sampingan, dan masih banyak aktivitas berguna
lainnya.
Konflik di kantor adalah hal yang biasa baik terjadi antara karyawan dengan
karyawan maupun antara karyawan dengan perusahaan. Untuk itulah jika
anda sedang berada dalam konflik, anda harus sesegera mungkin
menyelesaikannya dengan win win solution tanpa kekerasan secara
musyawarah. Jika ada masalah selesaikanlah dengan tenang tanpa emosi
agar penyelesaian berjalan tanpa memunculkan masalah baru.
Jika segala macam upaya telah anda lakukan namun ternyata tidak ada
perubahan yang berarti di saat anda tertekan, maka ada baiknya untuk mulai
melirik pekerjaan lain yang sesuai dengan bakat dan minat anda. Siapa tahu
dengan pindah kerja di tempat yang baru bisa membuat anda bahagia lahir
dan batin.
v Psikoterapi.
Berdasarkan teori dan teknik yang diterapkan ada beberapa jenis psikoterapi:
1. Psikoanalisis.
Teknik ini diperkenalkan oleh Sigmund Freud.Sesuai dengan
teorinya, Freud mencoba menjelajahi alam ketidaksadaran pasiennya melalui
wawancara yang dinamakannya asosiasi bebas sampai pasien menemukan
sumber masalahnya yang biasanya terdapat dalam alam ketidaksadaran
itu.Pasien harus berbaring di sofa dan psikoterapis duduk di belakangnya
sambil member pertanyaan – pertanyaan dan mencatat.Gunanya adalah agar
pasien bisa bebas berasosiasi tidak terhambat oleh kehadiran terapis.Tahap
penting dari teknik ini adalah jika terjadi katarsis yaitu pasien bisa
meluapkan emosinya sehingga menimbulkan perasaan lega. Kelemahan
teknik ini adalah bahwa proses penyembuhan bisa berlangsung bertahun-
tahun.
2. Hypnoterapy.
3. Terapi Humanistik
Disebut juga terapi client centered. Teknik yang dianjurkan oleh Carl
Rogers ini beranggapan bahwa semua orang punya aspek positif dalam
dirinya. Psikoterapis bertugas untuk membantu klien menelusuri semua
potensi positif dalam dirinya, agar dia bisa mengembangkan dirinya secara
positif dan meninggalkan gejala-gejala gangguan mentalnya.
4. Terapi Perilaku.
v Berpikir Positif
v Tidur
Aktivitas ini bisa dibilang efektif.Mendapatkan tidur nyenyak yang
cukup memiliki dampak besar pada tingkat stres Anda.Fungsi kekebalan dan
ketahanan terhadap penyakit pun bangkit.
Tidur tidak hanya mengurangi tingkat pemulihan Anda.Tapi ingat, ini bsia
juga meningkatkan tingkat stres dalam tubuh Anda jika kadarnya berlebih.
Jadi, jangan kesiangan karena ini akan membuat Anda bertambah lesu.
v Tertawa
v Olahraga
Latihan akan merevitalisasi tubuh dan pikiran Anda dan Anda akan
siap untuk menghadapi apa pun. Olahraga teratur dan aktivitas fisik tidak
hanya memperkuat sistem kekebalan tubuh, sistem kardiovaskular, jantung,
otot dan tulang, tetapi juga membantu dalam manajemen stres dengan
menyediakan gangguan dari situasi stres dan meningkatkan endorfin
(merasa-baik tubuh kimia).Penelitian menunjukkan bahwa 20 menit setiap
hari adalah semua yang diperlukan untuk pengalaman manfaat.Jadi
mendapatkan beberapa memompa darah dan melepaskan beberapa endorfin.
v Meditasi
Meditasi sangat bagus tidak hanya untuk menghilangkan stres, tetapi
juga untuk relaksasi otot.Penelitian telah menunjukkan bahwa meditasi dapat
membantu dalam menurunkan tekanan darah.
v Dengarkan Musik
v Pijat
Pijat seluruh tubuh membantu untuk melepaskan ketegangan dan
rasa sakit dari stres otot tegang. Jika Anda tidak pernah mengalami pijat,
Anda akan kehilangan salah satu hal paling indah dalam hidup.
Cara ini mungkin untuk sementara dapat mengurangi stres, tapi pada
akhirnya menyebabkan kerusakan:
· Merokok
· Mabuk-mabukan
· Menunda-nunda
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya stres kerja adalah
dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian
karyawan dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi
pada semua kondisi pekerjaan. Adanya beberapa atribut tertentu dapat
rnempengaruhi daya tahan stres seorang karyawan.
Terdapat dua faktor penyebab atau sumber munculnya stres atau stres kerja,
yaitu faktor lingkungan kerja dan faktor personal. Faktor lingkungan kerja
dapat berupa kondisi fisik, manajemen kantor maupun hubungan sosial di
lingkungan pekerjaan. Sedang faktor personal bisa berupa tipe kepribadian,
peristiwa/pengalaman pribadi maupun kondisi sosial-ekonomi keluarga di
mana pribadi berada dan mengembangkan diri. Betapapun faktor kedua
tidak secara langsung berhubungan dengan kondisi pekerjaan, namun karena
dampak yang ditimbulkan pekerjaan cukup besar, maka faktor pribadi
ditcmpatkan sebagai sumber atau penyebab munculnya stres. Secara umum
dikelompokkan sebagai berikut :
3. Pelecehan seksual.
Yakni, kontak atau komunikasi yang berhubungan atau dikonotasikan
berkaitan dengan seks yang tidak diinginkan. Pelecehan seksual ini bisa
dimulai dart yang paling kasar seperti memegang bagian badan yang sensitif,
mengajak kencan dan semacamnya sampai yang paling halus berupa rayuan,
pujian bahkan senyuman yang tidak pada konteksnya. Dari banyak kasus
pelecehan seksual yang sering menyebabkan stres kerja adalah perlakuan
kasar atau penganiayaan fisik dari lawan jenis dan janji promosi jabatan
namun tak kunjung terwujud hanya karena wanita. Stres akibat pelecehan
seksual banyak terjadi pada negara yang tingkat kesadaran warga
(khususnya wanita) terhadap persamaan jenis kclamin cukup tinggi, namun
tidak ada undang-undang yang melindungmya.
6. Tipe kepribadian.
Seseorang dengan kcpribadian tipe A cenderung mengalami sires dibanding
kepribadian tipe B. Beberapa ciri kepribadian tipe A ini adalah sering
merasa diburu-buru dalam menjalankan pekerjaannya, tidak sabaran,
konsentrasi pada lebih dan satu pekerjaan pada waktu yang sama, cenderung
tidak puas terhadap hidup (apa yang diraihnya), cenderung berkompetisi
dengan orang lain meskipun dalam situasi atau peristiwa yang non
kompetitif. Dengan begitu, bagi pihak perusahaan akan selalu mengalami
dilema kctika mengambil pegawai dengan kepribadian tipe A. Sebab, di satu
sisi akan memperoleh hasil yang bagus dan pekerjaan mereka, namun di sisi
lain perusahaan akan mendapatkan pegawai yang mendapat resiko
serangan/sakit.
7. Peristiwa/pengalaman pribadi.
Stres kerja sering disebabkan pengalaman pribadi yang menyakitkan,
kematian pasangan, perceraian, sekolah, anak sakit atau gagal sekolah,
kehamilan tidak diinginkan, peristiwa traumatis atau menghadapi masalah
(pelanggaran) hukum. Banyak kasus menunjukkan bahwa tingkat stress
paling tinggi terjadi pada seseorang yang ditinggal mati pasangannya,
sementara yang paling rendah disebabkan oleh perpindahan tempat tinggal.
Disamping itu, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari, kesepian,
perasaan tidak aman, juga termasuk kategori ini.
5) Ambiguitas peran
.Agar menghasilkan performan yang baik, karyawan perlu mengetahui
tujuan dari pekerjaan, apa yang diharapkan untuk dikerjakan serta scope dan
tanggungjawab dari pekerjaan mereka. Saat tidak ada kepastian tentang
definisi kerja dan apa yang diharapkan dari pekerjaannya akan timbul
ambiguitas peran.
7) Frustrasi.
Dalam lingkungan kerja, perasaan frustrasi memang bisa disebabkan banyak
faktor. Faktor yang diduga berkaitan dengan frustrasi kerja adalah
terhambatnya promosi, ketidakjelasan tugas dan wewenang serta
penilaian/evaluasi staf, ketidakpuasan gaji yang diterima.
9) Konflik peran.
Terdapat dua tipe umum konflik peran yaitu (a) konflik peran intersender,
dimana pegawai berhadapan dengan harapan organisasi terhadapnya yang
tidak konsisten dan tidak sesuai; (b) konflik peran intrasender, konflik peran
ini kebanyakan terjadi pada karyawan atau manajer yang menduduki jabatan
di dua struktur. Akibatnya, jika masing-masing struktur memprioritaskan
pekerjaan yang tidak sama, akan berdampak pada karyawan atau manajer
yang berada pada posisi dibawahnya, terutama jika mereka harus memilih
salah satu alternative. Sumber stres yang menyebabkan seseorang tidak
berfungsi optimal atau yang menyebabkan seseorang jatuh sakit, tidak saja
datang dari satu macam pembangkit tetapi dari beberapa pembangkit stres.
Sebagian besar dari waktu manusia bekerja. Karena itu lingkungan
pekerjaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesehatan seseorang
yang bekerja. Pembangkit stres di pekerjaan merupakan pembangkit stres
yang besar perannya terhadap kurang berfungsinya atau jatuh sakitnya
seseorang tenaga kerja yang bekerja.
a. Konflik peran : konflik peran timbul jika seorang tenaga kerja mengalami
adanya:
• Pertentangan antara tugas-tugas yang harus ia lakukan dan antara
tanggung jawab yang ia miliki.
• Tugas-tugas yang harus ia lakukan yang menurut pandangannya bukan
merupakan bagian dari pekerjaannya.
• Tuntutan-tunlutan yang bertentangan dari atasan, rekan, bawahannya, atau
orang lain yang dinilai penting bagi dirinya.
• Pertentangan dengan nilai-nilai dan keyakinan pribadinya sewaktu
melakukan tugas pekerjaannya.
b. Keterpaksaan peran : jika seorang pekerja tidak memiliki cukup informasi
untuk dapat melaksanakan tugasnya, atau tidak mengerti atau merealisasi
harapan-harapan yang berkaitan dengan peran lertentu. Faktor-faktor yang
dapat menimbulkan keterpaksaan meliputi: Ketidakjelasan dari saran-saran
(tujuan-tujuan) kerja.
• Kesamaran tentang tanggung jawab.
• Ketidakjelasan tentang prosedur kerja.
• Kesamaran tentang apa yang diharapkan oleh orang lain.
• Kurang adanya balikan, atau ketidakpastian tentang produktifitas kerja.
3. Pengembangan Karir
5. Struktur dan iklim OrganisasiFaktor stres yang dikenali dalam kategori ini
adalah terpusat pada sejauh mana tenaga kerja dapat tcrlihat atau berperan
serta pada support sosial. Kurangnya peran serta atau partisipasi dalam
pengambilan keputusan berhubungan dengan suasana hati dan perilaku
negalif. Peningkatan peluang untuk berperan serta menghasilkan
peningkatan produktivitas, dan peningkatan taraf dari kesehatan mental dan
fisik.
7. Ciri-ciri Individu
Menurut pandangan intcraktifdari stres, stres ditcntukan pula oleh
individunya scndiri, sejauh mana ia melihat situasinya scbagai penuh stres.
Reaksireaksi sejauh mana ia melihat situasinya sebagai penuh stres. Reaksi-
reaksi psikologis, fisiologis, dan dalam bentuk perilaku terhadap stres adalah
hasil dari interaksi situasi dengan individunya, mcncakup ciri-ciri
kepribadian yang khusus dan pola-pola perilaku yang didasarkan pada sikap,
kebutuhan, nilai-nilai, pengalaman masa lalu, kcadaan kehidupan dan
kecakapan (antara lain intcligensi, pendidikan, pelatihan, pembelajaran).
Dengan demikian, faktor-faktor dalam diri individu berfungsi sebagai faktor
pengaruh antara rangsang dari lingkungan yang merupakan pembangkit stres
potensial dengan individu. Faktor pengubah ini yang menentukan
bagaimana, dalam kenyataannya, individu bereaksi terhadap pembangkit
stres potensial.
a. Kepribadian : mereka yang berkepribadian introvert bereaksi lebih negatif
dan menderita ketegangan yang lebih besar daripada mereka yang
berkepribadian extrovert, pada konflik peran. Kepribadian yang flexible
(orang yang lebih lerbuka terhadap pengaruh dari orang lain sehingga lebih
mudah mendapatkan beban yang berlebihan) mengalami ketegangan yang
lebih besar dalam situasi konflik, dibandingkan dengan mereka yang
berkepribadian rigid.
b. Kecakapan : merupakan variabel yang ikut menentukan stress tidaknya
suatu situasi yang sedang dihadapi, Jika seorang pekerja menghadapi
masalah yang ia rasakan tidak mampu ia pecahkan, sedangkan situasi
tersebut mempunyai arti yang Panting bagi dirinya, situasi tersebut akan ia
rasakan sebagai situasi yang mengancam dirinya sehingga ia mengalami
stres. Ketidakmampuan menghadapi situasi menimbulkan rasa tidak
berdaya. Sebaliknya jika merasa mampu menghadapi situasi orang justru
akan merasa ditantang dan motivasinya akan meningkat.
Role ambiguity and role conflict (kekaburan peran dan konflik peran).
Secara singkat beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja
dapat berupa:
(g) lupa akan janji yang telah dibuat dan kegagalan diri sendiri
(j) Menunjukkan gejala fisik seperti pada alat pencernaan, tekanan darah
tinggi, radang kulit, radang pernafasan.
Munculnya stres, baik yang disebabkan oleh sesuatu yang menyenangkan
atau sesuatu yang tidak menyenangkan akan memberikan akibat tertentu
pada seseorang. Cox membagi empat jenis konsekuensi yang dapat
ditimbulkan stres, yaitu:
Hubungan Motivasi, Prestasi (kinerja), dan stress. Stres yang terlalu rendah
atau terlalu tinggi dapat menyebabkan tingkat prestasi (kinerja) yang rendah
(tidak optimum). Bagi seorang manajer (pimpinan) tekanan-tekanan yang
diberikan kepada seorang karyawan haruslah dikaitkan dengan apakah stres
yang ditimbulkan oleh tekanan-tekanan tersebut masih dalam keadaan wajar.
Stres yang berlebihan akan menyebabkan karyawan tersebul frustrasi dan
dapat menurunkan prestasinya, sebaliknya stres yang terialu rendah
menyebabkan karyawan tersebut tidak bermotivasi untuk berprestasi.
Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa
memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stres lebih daripada
sekedar mengatasinya, yakni betajar menanggulanginya secara adaplif dan
efektif. Hampir sama pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh
dilakukan dan apa yang harus dicoba. Sebagian para pengidap stres di
tempat kerja akibat persaingan, sering melampiaskan dengan cara bekerja
lebih keras yang berlebihan. Ini bukanlah cara efektif yang bahkan tidak
menghasilkan apa-apa untuk memecahkan sebab dari stres, justru akan
menambah masalah lebih jauh. Sebelum masuk ke cara-cara yang lebih
spesifik untuk mengatasi stressor tertentu, harus diperhitungkan beberapa
pedoman umum untuk memacu perubahan dan penaggulangan. Pemahaman
prinsip dasar, menjadi bagian penting agar seseorang mampu merancang
solusi terhadap masalah yang muncul terutama yang berkait dengan
penyebab stres dalam hubungannya di tempat kerja. Dalam
hubungannyadengan tempat kerja, stres dapat timbul pada beberapa tingkat,
berjajar dari ketidakmampuan bekerja dengan baik dalam peranan tertentu
karena kesalahpahaman atasan atau bawahan. Atau bahkan dari sebab tidak
adanya ketrampilan (khususnya ketrampilan manajemen) hingga sekedar
tidak menyukai seseorang dengan siapa harus bekerja secara dekat.
1. Pendekatan Individual
Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mcngurangi level stresnya.
Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu; pengelolaan
waktu, latihan fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial. Dengan
pengelolaan waktu yang baik maka seorang karyawan dapat menyelesaikan
tugas dengan baik, tanpa adanya tuntutan kerja yang tergesa-gesa. Dengan
latihan fisik dapat meningkatkan kondisi tubuh agar lebih prima sehingga
mampu menghadapi tuntutan tugas yang berat. Selain itu untuk mengurangi
stres yang dihadapi pekerja pcrlu dilakukan kegiatan-kegiatan santai. Dan
sebagai stratcgi terakhir untuk mengurangi stress adalah dengan
roengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang akan dapat memberikan
dukungan dan saran-saran bagi dirinya.
2. Pendekatan Organisasional
Beberapa penyebab stres adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur
organisasi yang scmuanya dikendalikan oleh manajemen, schingga faktor-
faktor itu dapat diubah. Oleh karena itu strategi-strategi yang mungkin
digunakan oleh manajemen untuk mengurangi stres karyawannya adalah
melalui seleksi dan penempatan, penetapan tujuan, redesain pekerjaan,
pengambilan keputusan partisipatif, komunikasi organisasional, dan program
kesejahteraan. Melalui strategi tersebut akan menyebabkan karyawan
memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan mereka
bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan serta adanya hubungan
interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap kondisi fisik dan mental.
Secara umum strategi manajemen stres kerja dapat dikelompokkan mcnjadi
strategi penanganan individual, organisasional dan dukungan sosial:
c. Melakukan diet dan fitnes. Beberapa cara yang bisa ditempuh adalah
mengurangi masukan atau konsumsi garam dan makanan mengandung
lemak, memperbanyak konsumsi makanan yang bervitamin seperti buah-
buahan dan sayur-sayuran, dan banyak melakukan olahraga, seperti lari
secara rutin, tenis, bulu tangkis, dan sebagainya.
Untuk menghadapi stres dengan cara sehat atau harmonis, tentu banyak hal
yang dapat dikaji. Dalam menghadapi stres, dapat dilakukan dengan tiga
strategi yailu:
(a) memperkecil dan mengendalikan sumber-sumber stress
(b) menetralkan dampak yang ditimbulkan oleh stres, dan
(c) meningkatkan daya tahan pribadi.
Dalam strategi pertama, perlu dilakukan penilaian terhadap situasi sumber-
sumber stres, mengembangkan - alternatif tindakan, mengambil tindakan
yang dipandang paling tepat, mengambil tindakan yang lebih positif,
memaniaatkan umpan balik dan sebagainya. Strategi kedua, dilakukan
dengan mengendalikan berbagai reaksi baik jasmaniah, emosional, maupun
bentuk-bentuk mekanisme pertahanan diri. Dalam membentuk mekanisme
pertahanan diri dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya menangis,
menceritakan masalah kepada orang lain, humor (melucu), istirahat dan
sebagainya. Sedangkan dalam menghadapi reaksi emosional, adalah dengan
mengendalikan emosi secara sadar, dan mcndapatkan dukungan sosial dari
lingkungan. Strategi ketiga, dilakukan dengan memperkuat diri sendiri, yaitu
dengan lebih memahami diri, memahami orang lain, mengembangkan
ketrampilan pribadi, berolahraga secara teratur, beribadah, polapola kerja
yang teralur dan disiplin, mengembangkan tujuan dan nilai-nilai yang lebih
realistik.