Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PELATIHAN DAl\ BUDAYA ORGANISASI

TERIIADAP KINERIA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)


NEGERI DI DKI IAKARTA

Oleh : Budi Santosor, Suhaxno2

Abstrak

Inti kajian penelitian ini ailalah masalah kineria guru. Aspek tersebut diduga sebagai
kekuatan strategis yang perlu dibina dan dkembangkan secara simultan untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ilescriptive survey dan explanatory survey rnethods, d.engan teknik pengumpulan data
aaglret, terhadap 94 arang gwu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di DKI Jakarta.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi untuk melakuhan hubungan antara
variabel bebas dan variabel tak bebas.
Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil s.ebagai berikut. Secara parsial variabel
pelatihan berpengaruh terhadap kinerja guru, variabel budaya organisasi berpengaruh
terhadap kinerja guru , Secara bersama-sama variabel pelatihan dan variabel budaya
organisasi berpengaruh terhadap kinerja guru. Hal ini menunjuklcan bahwa setiap
pengembangan pada variabel pelatihan dan budaya organisasi memberikan dampak
terhadap peningkatan kinerja guru widyaiswara yang ditunjukkan oleh perolehan angha
krcdit
Berdasarkan hasil analisis dapat direhomendasikan bahwa 7) peluang yang santa
perlu iliberil<an kepada setiap guru untuk mengikuti pelatihan, sehingga kemampuan
profesianalitas guru relatif nerata, 2) tugas dan pekerjaan yang dibebankan hepada
guru perlu lebih ilisesuaikan dengan pendidil<an, keahlian dan kemampuan yang dimilihi
garu, dan j) diperlukan perbaihan secara terus menerus terhadap pelatihan dan budaya
organisasi, sehingga dapat kinerja guru dapat lebih meningkat.

Kata kunci : pelatihan, motivasi, kinerja guru

A Latar Belakang Masalah


sebagai topik pembicaraan di kalangan para
teoritisi, praktisi, bahkan orang awam
Dalam konstelasi dinamiha pembangunau
sekalipun, sehingga setidaknya memunculhan
di Indonesia, salah satu isu yang menarik untuk
empat pandangan. Pandangan pertama melihat
dikaji adalah mutu pendidikan yang
mutu pendidil<an dari prestasi belajar siswa
rendah. Pertanyaannya, mengapa mutu yang mergukur pengetahuan kognitif, Dalam
pendidikan di Indonesia masih rendah? Faktor-
pandangan inimutu pendidihan ditentukan oleh
faktor dominan apakah yaug dapat
shuktur dasar keilmuan yang ketat. Pembahuau
meningka&an mutu pendidikan di Indonesia?
secara terpusat dilahukan mulai dari kurikulum,
Gejala tentang rendahnya mutu pendidikan pokok bahasan, metode pengajaran,
di Indonesia semahin dirasakan dan muncul pengadaan sarana dan prasarana, sampai
I Budi Saataso, adalah Dosen Aministrasi Perkantoran FPIPS UPI
t Suhamo, adalah PNS di Direktorat Profesi Ditjen PMPTK Depdiknas.

Pengaruh Pelatihan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru SMP.... (Budi Santoso) 1
dengan evaluasi belajar, dengan maksud agar mempunyai pola pikir yang tinggi, tetapi diikuti
Setiap materi kurikulum dapat diserap oleh pula oleh daya rohani, Iisik dan sosial yang
siswa. Kalangan kedua melihat mutu pendidikan tinggi pula. Kedua, terjadinya mismafcfi dunia
dari prosesnya. Pandangan ini menganggap pendidikan dengan hebutuhan hehidupan
kuriiculum tidak perlu terstrulitur ketat, yang (Bolton, 2000). Lembaga pendidihan formal
penting adalah siswa dapat secara alitif belajar. seperti sekolah dan perguruan tinggi berjalan
Pandangan ketiga melihat mutu pendidikan dari pragmentaris. Lembaga ini lebih
masuhannya seperti guru, alat-alat pelajaran, mengedapankan profesionalitas dan
buku pelajaran, perpustakaan dan prasarana mengesampingkan adaptabilitas. Dampaknya
pendidikan. Pandangan keempat melihat mutu tidak hanya kepada jumlah pengangguran,
pendidikan dari efektivitas dan elisiensi narnun lulusan yang telah bekerjapun kulang
pengelolaan satuan pendidikan. dapat berkontribusi secara proaktif bagi
Bila dilihat dari kualitas SDM sebagai dirinya sendiri, keluarga, agama, masyarahat,
produh dari pendidikan, hasil studi l4lord bangsa dan negara. Tidak mengherankan kalau
Competitive Ye arbooh menempathau peringkat sebagian orang yarg telah beherja, justru
daya saing Indonesia pada posisi ke-39 pada menjadi beban bagi lembaganya. I(asus
tahun 1997 dan menurun ke posisi 46 dari Icorupsi, kolusi, nepotisme, perebutan
47 negara pada tahun 1999. Survey sumber hehuasaan, rendahnya citra hukum, rendahnya
daya manusia, induski, dan iptek yang dilakukan disiplin masyarakat, meningkatnya kasus
oleh Instittrte for Management Derrelopment narkoba dan kejahatan, lambannya pemulihan
(IMD) pada tahun 1999, menempatkan krisis ekonomi dan sosial yang marak dewasa
Indonesia pada posisi ke-44 dari 46 negara ini, merupakan sebagian bukti bahwa
dalam penyediaan tenaga insinyur, bahkan pendidikan yang selamaini dilaksanakan
rnenempatkan posisi juru hunci dalam kurang bermal<na.
kerjasama teknologi antar industri, dan Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik
kerjasama penelitian antara industri dengan untuh meneliti lebih lanjut melalui judul
perguruan tinggi. Dalam indeks pembangunan penelitian "Pengaruh Pelatihan dan Budaya
manusia (UNDP) tahun 1999, peringkat Organisasi terhadap I(inerja Guru Seleolah
Indonesia berada pada posisi ke-105 dari 108 Menengah Pertama (SMP) Negeri di Di(I
negara (Ace Suryadi, 2001). Jakarta "
Masaiah relevansi pendidikan sebagai
ceriminan dari mutu pendidihan yang rendah B. Rumusan Masalah
setidaknya disebabkan oleh dua alasan.
Pertama, praktik pendidihan yang dirasakan Pohoh masalah yang diunghap dalam
selama ini terlalu teoretis dan hurang sinergis. penelitian ini adalah peugaruh pelatihan dan
Meminjam istilah yang dihemukakan Sasongko budaya organisasi terhadap kinerja guru.
(2002), pendidikan kurang membumi dalam Secara iebih terperinci lingkup masalah
praktik kehidupan nyata. Pendidikan tidak penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuir
mampu mengakomodasikan kebutuhan pertanyaan-pertanSznnp penelitian sebagai
masyarakat (aspek sosiologis), falsafah berikut:
bangsa (aspek lilosolis), hakekat anah didik 1. Bagaimana pengaruh pelatihan dan budayn
(aspek psihologis), dan hakekat pengetahuan organisasi terhadap hinerja guru Seholah
(aspek bidang ilmu) secara sinergis. Padahal Menengah Pertama (SMP) Negeri di DIfl
menurut Bolton (2000) keempat aspeh ]akarta?
tersebut harus dipadukan secara sinergi dalam 2. Bagaimana pengaruh pelatihan terhadap
satu sistem kehidupan nyata (real life system) kinerja guru Sekolah Menengah Pertama
l.ang lebilr bermakna (meaning{ul), sehingga (SMP) Negeri di DI(I lakarta2
dapat menciptahan manusia yang tidah hanJra

MANAJERIAL Vol. 6, No. 11, Juli 2OO7 :7 10


3. Bagaimana pengaruh budaya organisasi mengembangkan bakat seseorang, sehingga
terhadap kinerja guru Sekolah Menengah dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan
Pertama (SMP) Negeri di DKI ]akarta? yang dipersyaratkan. Dalam hal ini Moekijat.
(1993 : 2) menjelaskan tujuan umum
C. Tiniauan Pustaka pelatihan sebagai berikut :
(7) untuk mengembangkan keahlian,
Banyak ahli berpendapat tentang arti, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
tujuan dan manfaat pelatihan. Namun dari dengan lebih cepat dan lebih efektif, (2)
berbagai pendapat tersebut pada prinsipnya untuk mengembangkan pengetahuan,
tidak jauh berbeda. Pelatihan dapat didelinisikan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
sebagai pengembangan secara sistematis pola secara rasional, dan (3) untuk
sikap/pengetahuan keahlian yang diperlukan mengembangkan sikap, sehingga
oleh seseorang untuk melaksanakan tugas menimbulkan kemauan kerjasama dengan
atau pekerjaan nya secara memadai (John teman-teman pegawai dan dengan
Westerman dan Poulin Donoghox, \997:90) manajemen (pimpinan).
Menurut Good, 1973 pelatihan adalah
suatu proses membantu orang lain dalam Sedangkan tujuan pelatihan menurut Fandy
memperoleh skill dan pengetahuan (M. Saleh Tjiptono dan Anastasia Diana (1995 : 223)
Marzuki, 1992:5). Sedangkan Michael-|. fulius adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
dalam Moekijat (199 1:2) menjelaskan istilah keterampilan, dan sikap karyawan serta
latihan unhrh rnenunjukkan setiap proses untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas
mengembangkan bakat, keterampilan dan organisasi secara keseluruhan, dengan kata
kemampuan pegawai guna menyelesaikan laiu tujuan pelatihan adalah meningkatkan
pekerjaan-pekerjaan tertentu. Dalam PP RI kinerja rlan pada gilirannya akan
nomor 71 tahun 1991 pasal l disebutkan meningkatkan daya saing.
Latihan kerja adalah keselu::uhan kegiatan Budaya organisasi terdiri atas dua
untuk memperoleh, meningkatkan serta penggalan kata yaitu budaya dan organisasi.
rnengembangkan produktivihs, disiplin, sikap Oleh karena itu sebelum memaparkan
kerja dan etos kerja pada tingkat pengertian budaya organisasi terlebih dahulu
keterarnpilau tertentu berdasarkan akan dikemukakan pengertian budaya/
persyaratan jabatan tertentu yang kebudayaan dan pengertian organisasi secara
pelaksaaaannya lebih mengutamakan terpisah.
praktek dari pada teori. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia
pengertian budaya terbagi dalam dua
Nadler rnengidentiffknsift2a. sebagai berikut pandangan. Pertama, hasil kegiatan dan
"training as learning that is provided to penciptaan batin (akal budi) manusia seperti
improve performance on the present job" (G. kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.
Douglas Mayo dan Philip N. Dubois, 1987:3 ). Kedua, menggunakan pendekatan antropologi
Artinya pelatihan sebagai pembelajaran yaitu keseluruhan pengetahuan manusia
disiapkan untuk mengembangkan kinerja pada sebagai makhluk sosial yang digunakan unhrk
pekerjaan sekarang. Pelatihan juga dapat memahami lingkungan serta pengalamannya
diartikan upaya menterampilkan petugas dalam dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya.
melaksanakan tugasnya pada suatu kancah Kast dan Rosenzweig (Hasymi, 1996:954)
program (IbrahimYunus, dkk.,1996 : 9). mengernukahan definisi budaya organisasi
Memperhatikan pengertian tersebut, sebagai berikut:
ternyata tujuan pelatihan tidak hanya untuk Sistem nilai (apa yang penting) dan
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kepercayaan (bagaimana hal-hal bekerja)
sikap saja, akan tetapi juga untuk yang dianut bersama yang berinteraksi

Pengaruh Pelatihan dan Budaya Organisnsi terhadap Kiuerja Guru SMp.... (Budi Santoso) 3
dengan orang-orang suatu perusahaan, achieved only throughout people; (b) The rtght
struktur organisasi, dan sistem pengawasan people need to be selected for the right job in
untuk menghasilkan norrna-norma perilaku the right numbers; (c) The need to be trained
(cara kita mengerjahan hal-hal di sini). in the appropriate skills; (d) They need to be
Teori ini memberikan suatu gambaran effectively led and motivated; (e) Under such
yang jelas bahwa kinerja orang (job conditions people will inevitably work well; (0
pertormance) dapat diterapkan dan dijelaskan BJ, and, argue, component, motivated people
oleh kultur organisasi. Kotler dan Heskett will evolve their own best methods of working.
(1997) menyatakan bahwa budaya organisasi Kinerja adalah prestasi yang dapat dicapai
memberikan arah dalam menemukan cara- oleh seseorang atau organisasi berdasarhan
cara untuk mencapai tujuan organisasi dan kriteria dan alat ukur tertentu. Parameter yang
hal ini sangat tergantung kecocokan paling umum digunakan, menurut Drucker
(compatible) atau tidaknya kultur itu dengan (7977:23) adalah efektivitas, elisiensi dan
perkembangan lingkungan internal dan produktivitas. Hal ini sejalan dengan Robert
eksternal. A. Sutermeister (797 6) bahwa iob
Definisi tersebut menunjukkan suatu performance (kinerja) sebagai human
budaya di dalam suatu organisasi itu contributions to proiluctivity. Lebih lanjut
ditentukan oleh nilai/kepercayaan, dan bahwa menurutnya ada tiga puluh satu variabbl dalam
budaya antara satu organisasi dengan diri manusia yang berkontribusi pada
organisasi lain itu berbeda-beda karena produktivitas yang berarti kinerja merupakan
disesuaikan dengan sasaran, nilai, gaya faktor dominan dalam produktivitas suatu
manajemen dan norma-norma yang berlaku. lembaga pendidikan. Sedangkan menurut
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, penilapat Hasibuan (7990:24) kinerja adalah
dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi prestasi yang dapat dituniukkan oleh karyawan.
adalah seperangkat nilai, norma dan keyakinan Ia merupakan hasil yang dapat dicapai dalam
yang dijadikan pedoman dalam berpikir dan melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
berdndak kepadanya berdasarkan kecakapan,
Kinerja merupakan terjemahan dari pengalaman, dan kesungguhan serta waktu
performance (Inggris). Selain bermakna yang tersedia.
kinerja, performance juga diterjemahkan
secara beragam. Keragaman tersebut salah D Kerangka Berpikir
satunya diungkapkan oleh Sedarmayanti
(2001:50) yang mengutip paparan LAN, Kerangka pemikiran sebagai asumsi dasar
bahwa " Performace dapat diterjemahkan yang akan dikemukakan dalam penelitian ini
menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja, adalah masalah kinerja guru SMP Negeri di
pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil DKI |akarta. Paradigma yang dikembang-
kerja/unjuk kerja/penampilan kerja". kannya adalah tentang pengaruh pendidikan
Konsep kinerja merujuk kepada tingkat dan pelatihan serta budaya organisasi terhadap
pencapaian karyawan atau organisasi kinerja guru dalam melaksanakan tugas
terhadap persyaratan pekerjaan. Secara profesionalnya memotret kondisi objektif
operasional, kinerja karyawan dapat dipantau terhadap sampel dari populasi sebagai bahan
dari catatan lembaga, yaitu tentang efisiensi kajian, untuk kemudian diteliti peristiwa yang
dan produktivitas kerja (Richard, 1979). telah terjadi dan kemudian merunut ke
Pendapat Fowleryang dikutip oleh Sparrowdan belakang melalui data untuk menemukan
Hiltrop (1994) menyatakan bahwa secara faktor-faktor yang mendahului atau
manajerial, pendekatan kinerja sistem menentukan atau mempengaruhi sebab-sebab
manajemen didasarkan atas asumsi-asumsi yang mungkin atas peristiwa yang diteliti.
sebagai berikut: (a) High performance can be

MANAIERIAT Vol. 6, No. 11, |uli 2OO7 : L - 1O


Melalui penelitian kuantitatif, di identifikasi E. Metode Penelitian
variabel penelitian yang saling mempengaruhi
pada derajat yang dinamis dan rasional Metode pengumpulan data yang
menggunahan teknih analisis regresi untuk dipergunakan dalam penelitian ini adalah
mencari hubungan di antara variabel-variabel rnetode penelitian lapangan atau metode
yang diteliti sehingga diharapkan memaparkan survey, dengan menggunakan kuesioner
objehtivitas kajian. Variabel yang dimaksud penelitian yang berisi pertanyaan-pertanyaan
adalah pendidikan dan pelatihan (X,), budaya yang harus dijawab oleh respondea, dengan
organisasi (X,) serta kinerja guru SMP Negeri memilih jawaban yang telah tersedia.
diDKIJakarta (Y). Pemilihan jawaban oleh responden adalah
Berdasarkan hal tersebut terdapat tiga dengan memilih jawaban yang dirasakan
konsep utama yang memerlukan penjelasan paling sesuai menurut pertimbangannya.
dan ahan diukur melalui variabel-variabel Unit populasi dari penelitian ini adalah
penelitian yang disandarkan kepada teori yang seluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP)
melandasinya. Konsep tersebut adalah 1) Negeri di DKI lakarta yang berjumlah 283
pendidikan dan pelatihan, 2) budaya sekolah, dengan target populasinya adalah
organisasi, serta 3) kinerja. guru sebanyah 10718 orang.
Dari kerangha pemikiran di atas, dapat Sampel penelitian diambil berdasarkan
dikemukakan alur pikir pengaruh pelatihan dan pendapat Suharsimi Arikunto (1997:l2O)
budaya organisasi terhadap hinerja guru bahwa:
dalam suatu gambar berikut ini Untuk sehedar ancar-ancar maka
apabila subjeknya kurang dari 100, lebih
Gambar I baik iliambil semuanya sehingga
Kerangka Konseptual Penelitian penelitiannya merupakan penelitian
Hubungan Antar Variabel popuiasi. Selanjutnya jiha jumlah subjeknya
besar dapat diambil antara 10 - 15 7o, atau
20 - 25 % atau lebih, tergantung setidak-
tidaknya dari : a) kemampuan peneliti dilihat
dari waktu, tenaga dan dana. b) sempit
luasnya wilayah pengamatan dari setiap
subjek, karena hal ini rrrenyangkut banyak
sedikihya data.

Berdasarkan alasan di atas, serta


keterbatasan tenaga, waktu, dan biaya
penelitian (seperti yang diungkapkan Dergibson

Tabel I
ftrmlah Sekolah dan Guru SMP Negeri di DKI fakarta Tahun 2004
No Wilavah Iumlah Sekolah Iumlah Guru
1 Iakarta Pusat 38 1388
) Iakarta Utara 39 1272
3 Iakarta Barat 49 7772
4 Iakarta Selatan 55 2506
5 lakarta Timur 92 3740
Total 283 10718
Sumber : Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat fenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah, Direktorat pendidikan Lanjutan pertama, 20O4.

Pengaruh Pelatihan dan Budaya organisasi terhadap Kinerja Guru sMp.... (Budi santoso)
Siagiaan dan Sugiarto, 2OA3:7), penulis ciri-ciri obyek atau variabel-variabel penelitian
menentukan unit sampel sebanyak 20 sekolah, apa adanya, tetapi juga dimaksudkan untuk
dengan menggunakan Cluster Random menguji hipotesis. Oleh karena itu metode yang
Sampling. digunakan adalah descriptive survey dan
explanatory survey methods.
Tabel 2 Pengujian hipotesis penelitian dilakukan
Ukuran Sampel Penelitian melalui perhitungan statistik, yaitu Korelasi dan
regresi ganda untuk pengujian hipotesis
No Nama Sckolah IuElah Ukuran
pertama, korelasi antar variabel dan regresi
Guru Samnel
1 SMP Neged 216 72 7 sederhana untukpengujian hipotesis kedua dan
ketiga.
2 SMP Negeri 1 61 6
3 SMP Negerl 39 34 3 A. Hasil Penelitian
4 SMP Negeri 273 52 5

5 SMP Negcd 3O 75 8 Secara parsial, hasil perhitungan menunjukkan

6 SMP Neeeri 95 32
terdapat pengaruh pelatihan terhadap kinerja
3
guru. Hal ini ditunjnkkan oleh koeflsien regresi
7 SMP Ncgerl 113 28 3 sebesar 4,68 dengan persamaan regresi
8 SMP Negeri 261 32 3
f =13.68+4.68Xr. Persamaan ini
9 SMP Negeri 45 59 6
rnenunjuklen bahwa jika pelatihan (X1) dengan
10 SMP Negert 75 38 4 kinerja guru (Y) diukurdengan insffumenyang
1t SMP Negeri 32 50 5 dikembangkan dalam penelitian ini, maka setiap
t2 42 4
perubahan skor pelatihan (X1) sebesar 1 unit
SMP Negeri 274
dapat diestimasikan skor kinerja guru (Y) akan
13 SMP Negcri 115 3t 3
berubah 4,68 unit pada arah yang sama,
l4 SMP Negeri 85 48 5 dengan konstanta sebesar 13,68. Secara lebih
15 SMP Negeri 145 34 3 sederhana dapat dijelaskan bahwa setiap
perubahan pada pelatihan yang diikuti guru
16 SMP Negeri 238 29 3
berkenaan dengan 1) jenis pelatihan yang
17 SMP Neged 1O9 5tt 6 pernah diihuti, 2) esensi materi pelatihan, 3)
18 SMP Negeri 49 56 6 akses peserta pelatihan, 4) partisipasi peserta
pelatihan dalampelatihan dan penataran, dan
19 SMP Negeri 262 54 5
5) dampak pelatihan terhadap KBM akan
20 SMP Negeri 2O2 48 5 berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru
Total 931 94 yang ditunjukkan oleh perolehan angka kredit.
Hasil lain menunjukkan terdapat pengaruh
budaya organisasi terhadap kinerja guru. Hal
Pengelompokan metode penelitian biasanya ini ditunjuhkan oleh koefisien regresi sebesar
didasarkan kepada sifat masalahnya, tempat 4,32 dengan persamaan regresi
di mana penelitian dilakul<an, waktu jangkauan
penelitian dan area ilmu pengetahuan yang f =261,76+4,32X2. Persamaan ini
mendukung penelitian tersebut. menunjukhan bahwa jiha budaya organisasi
Dalam penelitian mengenai kinerja guru ini (X2) dan kinerja guru (Y) diukur dengan
adalah rnerupakan jenis penelitian deskriptif dan instrumeu yang dikembangkan dalam
verifikatif, karena penelitian ini selain penelitian ini, maka setiap perubahan skor
dimaksudkan untuk menggambarkan kondisi budaya organisasi (X2) sebesar 1 unit dapat
diestimasikan skor kinerja guru (Y) akan

MANAIERIAL Vol. 6, No. 11, Juli 2OO7 :1- LO


berubah 4,32 unit pada arah yang sama, akan tercapai apabila (l) need assessment; (2)
dengan konstanta sebesar 261,76. Secara training and development objective; (3)
lebih sederhana dapat dijelaskan bahwa setiap program content; (4) Iearning principles; (5)
perubahan pada budaya organisasi meliputi 1) actual program-, (b) skill knowledge ability of
inovasi dan pengambilan resiho, 2) perhatian works; dan (7) evaluation dalam
kerincian, 3) orientasi hasil, 4) orientasi orang, pengembangan program pelatihan
5) orientasi tim, 6) keagresifan, dan 7) sebagaimana diungkapkan William B. Werther
kemantapan akan berpengaruh terhadap (19 89 :287) dilahukan dengan efektif.
peningkatan kinerja guru yang ditunjukkan Adanya pengaruh budaya organisasi
oleh perolehan angka kredit. terhadap kinerja guru, sangatlah logis. Hal ini
Secara bersama-sama pelatihan dan budaya karena budaya organisasi mempunyai fungsi
organisasi mempunyai pengaruh terhadap sebagaimana dikemukakan Robbins (Hadyana,
kinerja guru. Hal ini ditunjukkan oleh 2OA2:294) yaitu pertama, budaya
persamaatrregresi t =290,2+5 + 2,69X1 menciptakan perbedaan yang jelas antara
+ 3,56X,. Persamaan ini menggambarhan suatu organisasi dengan organisasi lainnya.
Kedua, budaya membawa suatu rasa identitas
bahwa setiap pengembaugan pada program
bagi anggota-anggota organisasi. Ketiga,
latihan, dan budaya organisasi dapat diikuti
budaya mempermudah timbulnya komitmen
oleh peningkatan kinerja guru.
pada sesuatu yang lebih luas dari kepentingan
Adanya pengaruh pelatihan dan budaya
diri individu seseoremg. Keempat, budaya uutuk
organisasi baik secara parsial maupun secara
meningkatkan kemantapan sistem sosial.
bersama-sama sudah dapat diduga
Kelima, budaya berfungsi sebagai mekanisme
sebelumnya seperti yang dituangkan dalam
pembuat rnakna dan kendali yang memandu
hipotesis penelitian. Hasil ini juga sejalan
dan membentuk sikap serta perilaku para
dengan pemikiran Churchill (2001) yang
pegawai.
menyatakan bahwa tinggi atau rendahnya
Budaya organisasi ahan mernbentuk suatu
kinerja (performance) individu bisa disebabkan
komitmen yang dapat membentuk stabilitas
oleh beberapa faktor, antara lain adalah (1)
sistem sosial dalam organisasi dan dapat
variabel-variabel persoual, organisasi, dan
digunakan dalam suatu pembentukan kata
lingkungan; (2) pensepsi perun (role perception);
(3) bakat (aptitude); (4) tingkat kekrampilan;
sepakat antar guru dalam segala hal.
Akibahya, akan membentuk suatu sikap dan
dan (5) tingkat motivasi.
perilaku para gum tersebut. Sikap dari perilaku
Keterampilan yang dimaksud oleh Churchill
guru tersebut akan nampak jelas pada kinerja
(200f ) dapat diperoleh rrrelalui pendidikan dan
yang tinggi seperti kegahahan, disiplin dan
pelatihan yang relevan. Pendtolikan dan pelatihan
sebagainya.
dapat meningkatkan produktivitas;
Bagi para guru budaya organisasi dapat
meningkatkan kualitas; meningkatkan
memberikan arah atau pedoman berperilaku
fleksibilitas; respon yang lebih baik terhadap
perubahan; meningkatkan komunikasi; dalam organisasi, sehingga tidak dapat
semena-mena bertindak atau berperilaku
kerjasama timyang lebih baik, dan hubungan
sekehendak hati. Setiap anggota akan
karyawan yang lebih harmonis. Hal ini sejalan
mempunyai kesamaan langkah dan visi dalam
dengan pemikiran Robinson dalam M. Saleh
melakukan tugas dan tanggung jawab,
Marzuki (1992:28) yang mengemukakan
sehingga masing-masing individu dapat
bahwa pelatihan merupakan alat untuk
meningkatkan fungsinya dan mengembangkan
memperbaiki kinerja individu atau kelompok.
tingkat interdependensi antar individu/bagian
Manfaat pelatihan seperti yang dikemukakan
dengan individu/bagian yang lain dan dapat
M.Saleh Marzuki ini akan tercapai bila pelatihan
dilaksanakan secara efektif. Efektivitas pelatihan
saling melengkapi dalam kegiatan usaha
organisasi/lembaga. Di samping itu

Pengaruh Pelatihan dan Budaya organisasi terhadap Kinerja Guru sMp.... (Budi santoso) 7
mendorong sumber daya manusia/anggota bersama. Para anggota percaya, tanpa rasa
organisasi selalu mencapai prestasi kerja atau bimbang, bahwa mereka dapat menata olah
produktivitas yang lebih baik serta memjliki/ secara efektif masalah baru dan peluang apa
mengetahui secara pasti kariernya di saja yang akan mereha temui. Kegairahan
organisasi sehingga mendorong mereka untuk yang menyebar luas, satu semangat untuk
konsisten dengan tugas dan tanggung jawab. melakukan apa saja yang dia hadapi untuk
Bagi orgauisasi yaitu budaya organisasi mencapai keberhasilan organisasi para
merupakan salah satu unsur yangdapat anggota itu reseptif terhadap perubahan dan
menekan tingkat turn over pegawai, karena inovasi.
budaya organisasi mendorong anggota
memutuskan untuk tetap berkembang bersama B. Kesimpulan
lembaga. Di samping itu dijadikan pedoman
dalam menentukan kebijahan yang berkenaan Berdasarkan analisis data dan
dengan ruang lingkup kegiatan inkrn lembaga, pembahasan sebagaimana dikemukakan
juga untuk menunjukan pada pihak eksternal terdahulu serta didasarkan kepada identilikasi
tentang keberadaan lembaga dan ciri khas masalah penelitian, berikut ini penulis
yang dimiliki, di tengah lembaga-lembaga kemukakan beberapa kesimpulan sebagai
yang ada di masyarakat serta sebagai acuan berikut:
dalam penyusunan perencanaan lembaga. 1. Pelatihan guru Sekolah Menengah Pertama
Dengan adanya budaya organisasi dapat (SMP) Negeri di DKI lakarta, berkenaan
membuat program-program pengembang- dengan 1) jenis pelatihan yang pernah
an usaha dan pengembangan sumber daya diikuti, 2) esensi materi pelatihan, 3) akses
rnanusia dengan dukungan penuh dari peserta pelatihan, 4) partisipasi peserta
seluruh jajaran sumber daya manusia yang pelatihan dalam pelatihan dan penataran,
ada. Bila suatu organisasi memahami dan dan 5) dampak pelatihan terhadap KBM,
menghargai keberadaan budaya organisasi berada pada kategori baik.
serta memberi peluang bagi tumbuh dan 2. Budaya organisasi SMP Negeri di DKI
berkembangnya budaya organisasi jaharta berhenaan dengan 1) inovasi dan
tersebut, maka organisasi tersebut akan pengambilan resiho, 2) perhatian kerincian,
menjadi suatu organisasi yang berhasil. 3) orientasi hasil, 4) orientasi orang, 5)
Uraian di atas menggambarkan begitu orientasi tim, 6) keagresifan, dan 7)
strategisnya pengaruh budaya organisasi kemantapan, berada pada kategori tinggi.
terhadap kinerja guru. Persoalannya atlalah 3. Kinerja guru SMP Negeri di DKI Jakarta
budaya yang seperti apakah yang dapat berkenaan 1)pendidikan formal dan diklat
meningkatkan kerja guru? Berdasarkan yang diikuti, 2) pengembangan dan
perspehtif jenis budaya organisasi budaya pelaksanaan PBM, 3) pengembangan
organisasi yang sesuai adalah budaya profesi, dan 4) penunjang PBM dan
organisasi yang adaptif. Dalam kaitan ini Ralp bimbingan, berada pada kategori tinggi.
Kilmann (Kotter dan Heskett, 1997:49) 4. Pelatihan dan budaya organisasi baih
menjelaskan sebuah budaya yang adaptif secara parsial maupun secara bersama-
meminta pendekatan yang bersifat siap sama mempunyai pengaruh terhadap
menanggung resiko, percaya dan proaktif kinerja guru.
terhadap kehidupan organisasi juga hehidupan
individu. Para anggota secara aktif mendukung Rekomendasi
usaha satu sama lain untuh mengidentifikasi 1. Pada variabel pelatihan, dari lima indihator
semua masalah dan mengimplementasihan yang dijadikan ukuran dalam penelitian ini,
pemecahan yang dapat berfungsi. Ada suatu indikator akses peserta pelatihan
rasa percaya (confidence) yang dimiliki mempunyai skor rata-rata terendah. Hal

MANAJERIAL Vol. 6, No. 11, |uli 2007 : 1 - 10


ini berarti bahwa kemudahan guru untuk Berdasarkan Nilai Ujian Akhb Nasional
menjadi peserta pelatihan, dan peluang Tahun Ajaran 2003-2004. Jakarta.
untuk memperoleh informasi pelatihan Dessler, Gery, (1998): Manajemen Sumber
perlu terus ditingkatkan. Ini juga berarti Daya Manusia, Jilid I1, /aharta: PT.
bahwa peluang yang sama perlu diberikan Prenhalindo.
kepada setiap guru untuk mengikuti Gibson, Ivancevich & Donnelly; (1993);
pelatihan, sehingga kemampuan Organization Behavioun 4th ed. Allyn
profesionalitas guru relatif merata. Bacon .
2. Pada variabel budaya organisasi, indikator H. Schein. Edgar. ( 1985 ). Psikologi Organisasi.
perhatian kerincian menunjukkan shor Alih Bahasa oleh Nurul Iman. Jaharta: PT
rata-rata terendah. Hal ini berarti bahwa Pustaha Binaman Pressindo
guru perlu diberi kewenangan yang lebih Harun Al Rasyid, 1994, Teknik Penarikan
luas untuk memecahkan masalah yang Sarnpel dan Penyusunan Skala,
berhubungan dengan pekerjaan tanpa Harun Al Rasyid, 2004, Metode Statistika,
tergantung pada orang lain. Selain itu tugas Bandung : Program Pasca Sarjana
dan pekerjaanyang dibebankan kepada guru Universitas Padj aj aran.
perlu lebih disesuaikan dengan pendidikan, Kast, Fremont E, And fames E. Rosenzweig,
keahlian dan kemampuan yang dimiliki (1991); Organisasi dan Manajemen,
guru. (Terjemahan), Bumi Aksara, |akarta.
3. Adanya pengaruh pelatihan dan budaya Kotter & Heskett (1992); Corporate Calture
organisasi baik secara parsial maupun and Perfo r mace; Gramedia f akarta.
secara bersama-sama diperlukan Kotter, John P. (L997). Corporate Culture and
perbailcan secara terus menerus terhadap Performance.Alih Bahasa Benyamin
pelatihan dan budaya organisasi, sehingga Molan. Jakarta: PT Prenhalindo
kinerja guru dapat lebih meningkat. Kusnendi. 2OO4. Analisis lalw : Koasep dan
Aplikasi dengan Program SPSS dan Lisrell
C. Daftar Pustaka 8. Bandung : Badan Penerbit furusan
Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidihan
Agus Dharma; (1998), Perencanaan Indonesia
Pelatihan, lakarta: Pusdiklat Pegawai Luthans, Fred. (1992). Organizational
Depdikbud. Behavioral. Fifth Edition. California:
Craig, RL (1987); Trainning andDevelopment McGraw Hill International
Handbook, a Guide to Human Resaurrce Marzuki, M Saleh, (1992), StrategidanMoilel
Development 1 American Society for Pelatihan, Malang : IKIP Malang.
Training and Development (ASTD), Mc P. Siagian. S. (1996). Manajemen Sumber
Graw Hill Book Company. Daya Manusia. Bandung: Bumi Aksara
Davis Keith and |ohn W, Newsroom (1992); Prabu-Mangkunegara. A. (2000). Manajemen
Human Behaviour At Work, Organization Sumber Daya Manusia. Bandung:
Behavioun Rosdakarya
Dedi Supriadi (1998), Mengangkat Citra dan Robbins, Stephen P 2 (L996); Organizational
Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Behaviour Concept Controversies and
Nusa) Application ; Engeelwood Cliff Prentice
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Hall, Newfersey.
lenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Rowe, A. J. dan l. D. Boulagrides., L992,
Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Managerial Decision Making: A Guide to
2004. Kondisi Mutu SMP/Swasta Successful Business Decisions. New York:
Macmillan Publishing Company

Pengaruh Pelatihan dan Budaya organisasi terhadap Kinerja Guru SMp,... (Budi santoso) g
Rusli Syarif, (1984), Teknik Manajemen Supriadi, Dedi. (1999) . Mengangkat Citra dan
Latihan dan pembinaan, Bandung : Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya
Angkasa. Nusa
Simamora, Henry, (997). Manajemen Suryadi A. (2001). Menyoal Mutu Pendidikan.
Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, Kompas, 4 April 2001.
Bagian Penerbitan STIE. Sutermeister Robert A (7976); People and
Soelaiman Sukmalana, 2002, Kinerja Dosen Productivitlq Mc. Graw Hill Book, Co.
Perguruan Tinggi Swasta, Analisa Syarif. R. (1 991). Teknik Manajemen Latihan
Pengaruh Tingliat Pendidikan, Motivasi dan Pembinaan, Bandung: Anghasa
Berprestasi, dan Kultur Organisasi terhadap Veithzal Rivai, Prof. Dr, MBA, 2004.
Kinerja Dosen dalam Tridarma Perguruan Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk
Tinggi di Tiga Perguruan Tinggi Swasta Perusahaan, lakarta, PT. Raja Grafindo
Jawa Barat Disertasi, PPS UPL Persada
SP-Hasibuan, M. (2001). Manajemen Sumber Wills, Mike, (1993), Managing The Training
Daya Manusia. fakarta: Bumi Aksara. Process: Putting The Basies Into
S-Ruky. A. (2001). SistemManajemen Kinerja: Ractice, England: Mc. Graw Hill Book
Performance Management System, Company Europe.
Panduan Praktis untuk Merancang dan Winardi, (2003) Teori Organisasi dan
Meraih Kinerja Prima. Pengorganisasian, f akarta: PI RajaGralindo
Stephen P. Robbins, 2001. Perilaku Organisasi, Persada
Jilid I, lakarta, Gramedia. Yoder, Dale, (7962), Personel Principles and
Sudjana, 1996, Teknik Analisis Regresi dan Policies, Prentice Hall Inc, Maruzen
Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung: Company Ltd, Second Edition.
Penerbit Tarsito. Yuniarsih. T. dkk., (1998). Manaiemen
Suharsimi Arikunto, 19 97 . Prosedur Peneltiian, Organisasi. Bandung: IKIP Bandung Press
S u atu Pe n d ek atan Pr aktis. Jakarta : Penerbit
PT Rineka Cipta.

10 MANAIERIAT Vol. 6, No. 11, Juli 2007 : 1 - 10

Anda mungkin juga menyukai