Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

DIAGRAM FASA

Disusun Oleh :
DEVI IRAWAN
06121281621043
Dosen Pengampu :
Edi Setiyo, S.Pd., M.Pd.T.

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan.......................................................................................................4
1.4 Manfaat.....................................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Dasar Teori................................................................................................5
2.2 Pengertian Diagram Fasa..........................................................................6
2.3 Informasi dan Perbedaan Garis yang Terdapat pada Diagram Fasa.........6
2.4 Klasifikasi dan Komposisi Penyusun Kesetimbangan Diagram Fasa......7
2.5 Komponen terhadap Tekanan dan Temperatur Diagram Fasa................11
2.6 Sifat-sifat Termodinamika pada Diagram Fasa.......................................12
2.7 Pengertian Diagram Equilibrium (Diagram Kesetimbangan Fasa)........13
2.8 Diagram Fasa Sistem Besi - Besi Karbida..............................................14
2.9 Perubahan Transformasi Dekomposisi Fasa Selama Pendinginan.........16
2.10 Diagram Fasa ( Diagram Keseimbangan )............................................16
2.11 Tipe Diagram Fasa................................................................................18
2.12 Batas Daya Larut Padat Pada Logam...................................................19
2.13 Komposisi Fasa.....................................................................................20
2.14 Kuantitas Fasa.......................................................................................21
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN......................................................................................27
3.2 SARAN...................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengenalan bahan teknik mempelajari tentang material – material, cara


pembuatan, penerapan di lapangan, dan juga teori-teori mengenai bahan teknik.
Salah satunya adalah diagram fasa, dimana kita dapat mengetahui bahan-bahan
pada fase liquid (cair), padat, atau gas. Fasa adalah bagian sistem dengan
komposisi kimia dan sifat – sifat fisik seragam, yang terpisah dari bagian sistem
lain oleh suatu bidang batas. Pemahaman perilaku fasa mulai berkembang dengan
adanya aturan fasa Gibbs. Untuk sistem satu komponen, persamaan Clausius dan
Clausisus – Clapeyron menghubungkan perubahan tekanan kesetimbangan
dengan perubahan suhu.
Jika campuran dua cairan nyata (real) berada dalam kesetimbangan dengan
uapnya pada suhu tetap, potensial kimia dari masing – masing komponen adalah
sama dalam fasa gas dan cairnya. Sistem biner paling sederhana yang
mengandung fasa padat dan cair ditemui bila komponen – komponennya saling
bercampur dalam fas cair tetapi sama sekali tidak bercampur pada fasa padat,
sehingga hanya fasa padat dari komponen murni yang akan keluar dari larutan
yang mendingin.
Jika suatu larutan dari dua zat A dan B didinginkan sampai suhu yang cukup
rendah, akan muncul suatu padatan. Suhu ini adalah titik beku larutan, yang
bergantung pada komposisi.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian diagram fasa?
2. Magaimana merbedaan garis terdapat pada diagram fasa?
3. Klasifikasi dan komponen penyusun kesetimbangan pada diagram fasa?
4. Bagaimana fasa larut sempurna dalam keadaan cair dan padat?
5. Komponen terhadap tekanan dan temperatur pada diagram fasa?
6. Sifat-sifat termodinamika pada diagram fasa?
7. Diagram equilibrium?
8. Diagram fasa sistem besi – besi kabrida?
9. Bagaimana proses pendinginan?

3
1.3 Tujuan
Diharapkan mahasiswa memahami tentang diagram fasa, tahu cara
membacanya dan lebih mengenal fase-fase zat yang ada di sekitar kita.

1.4 Manfaat
Setelah dilakukan penulisan diharapkan makalah ini dapat
memiliki manfaat sebagai berikut :
 Manfaat teoritis, dapat menberikan sumbangan ilmu pendidikan bagi
mahasiswa lainya dalam upaya meningkatkan pengetahuan mengenai
Diagram Fasa.
 Manfaat Praktis:
a. Bagi mahasiswa, dapat meningkatkan pengetahuan dan hasil belajar
dalam mata kuliah Material Teknik terutama dalam bidang Diagram Fasa.
b. Bagi pengajar, dapat digunakan sebagai sarana referensi dalam
pembelajaran guna peningkatan prestasi siswa didik dalam proses belajar
mengajar.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Dasar Teori


Pada umumnya logam tidak berdiri sendiri atau keadaan murni, tetapi
lebih banyak dalam keadaan dipadu atau logam paduan dengan kandungan unsur-
unsur tertentu sehingga struktur yang terdapat dalam keadaan setimbang pada
temperatur dan tekanan tertentu akan berlainan. Kombinasi dua unsur atau lebih
yang membentuk paduan logam akan menghasilkan sifat yang berbeda dari logam
asalnya. Tujuan pemaduan adalah untuk memperbaiki sifat logam Sifat yang
diperbaiki adalah kekuatan, keuletan, kekerasan, ketahanan korosi, ketahanan aus,
ketahanan lelah, dll. Komponen-komponen umum diagram fase adalah garis
kesetimbangan, yang merujuk pada garisyang menandakan terjadinya transisi
fase.
Fasa pada suatu material didasarkan atas daerah yang berbeda dalam
struktur atau komposisi dari daerah lainnya.Fasa adalah bagian homogen dari
suatu sistem yang memiliki sifat fisik dan kimia yang seragam. Untuk
mempelajari paduan dibuatlah kurva yang menghubungkan antara fasa, komposisi
dan temperatur. Diagram fasa adalah suatu grafik yang merupakan representasi
tentang fasa-fasa yang ada dalam suatu material pada variasi temperatur, tekanan
dan komposisi. Pada umumnya diagram fasa dibangun pada keadaan
kesetimbangan (kondisinya adalah pendinginan yang sangat lambat). Diagram ini
dipakai untuk mengetahui dan memprediksi banyak aspek terhadap sifat material.
Informasi penting yang dapat diperoleh dari diagram fasa adalah:
1. Memperlihatkan fasa-fasa yang terjadi pada perbedaan
komposisi dan temperatur dibawah kondisi pendinginan yang
sangat lambat.
2. Mengindikasikan kesetimbangan kelarutan padat satu unsur atau
senyawa pada unsur lain.
3. Mengindikasikan pengaruh temperatur dimana suatu paduan
dibawah kondisi kesetimbangan mulai membeku dan pada
rentang temperatur tertentu pembekuan terjadi.

5
4. Mengindikasikan temperatur dimana perbedaan fasa-fasa mulai
mencair.

2.2 Pengertian Diagram Fasa


Dalam kimia fisik, mineralogi, dan teknik material, diagram fasa adalah
sejenis grafik yang digunakan untuk menunjukkan kondisi kesetimbangan antara
fasa-fasa yang berbeda dari suatu zat yang sama. Dalam matematika dan fisika,
diagram fasa juga mempunyai arti sinonim dengan ruang fasa. Perubahan Struktur
pada bahan paduan terdiri dari fasa tunggal, serta fasa campuran, dimana fasa
adalah bagian dari perubahan sistem kimia untuk menghasilkan paduan dengan
karakter khusus bergantung pada komposisi dan temperatur pendinginannya. fasa
berada selama pendinginan dan pada temperatur ruangan serta tergantung pula
pada perilaku susunan unsur-unsur lainnya.
J.W Gibbs(1839-1903) menurunkan suatu persamaan yang mampu
menghitung jumlah fasa yang ada dalam kesetimbangan pada suatu sistem yang
ditentukan atau dipilih. Dapat dirumuskan dengan:

P+F=C+2

Keterangan:
P = jumlah fasa yang ada pada sistem terpilih.
F = derajat kebebasan (jumlah variabel, tekanan, suhu, komponen) yang dapat
diubah bebas tanpa mengubah jumlah fasa dalam kesetimbangannya.
C = jumlah komponen dalam sistem (suatu elemen, campuran atau larutan/cairan).

2.3 Informasi dan Perbedaan Garis yang Terdapat pada Diagram Fasa
Informasi penting yang bisa didapatkan dan diperoleh dari diagram fasa
adalah sebagai berikut:
1. Memperlihatkan fasa-fasa yang terjadi pada perbedaan
komposisi dan temperatur dibawah kondisi pendinginan yang
sangat lambat.
2. Mengindikasikan kesetimbangan kelarutan padat satu unsur atau
senyawa pada unsur lain.

6
3. Mengindikasikan pengaruh temperatur dimana suatu paduan
dibawah kondisi kesetimbangan mulai membeku dan pada
rentang temperatur tertentu pembekuan terjadi.
4. Mengindikasikan temperatur dimana perbedaan fasa-fasa mulai
mencair.
Garis yang dapat menentukan tinggi atau rendahnya temperatur yang terdapat
pada logam dalam keadaan cair maupun padat, dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
 Garis Liquidus : menunjukkan temperatur terendah dimana logam
dalam keadaan cair atau temperatur dimana awal terjadinya pembekuan
dari kondisi cair akibat proses pendinginan.
 Garis Solidus : menunjukkan temperatur tertinggi suatu logam dalam
keadaan padat atau temperatur terendah dimana masih terdapat fasa
cair.

2.4 Klasifikasi dan Komposisi Penyusun Kesetimbangan Diagram Fasa


Klasifikasi bertujuan untuk mengetahui reaksi yang dapat ditimbulkan dari
percobaan yang dilakukan. Klasifikasi yang terdapat pada diagram fasa dibedakan
menjadi beberapa golongan. Reaksi yang ditimbulkan dapat terjadi apabila dalam
keadaan cair maupun dalam keadaan padat, berikut adalah beberapa klasifikasi
yang dapat terjadi:

1. Larut sempurna dalam keadaan cair dan padat.

7
2. Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut dalam keadaan padat (reaksi
eutektik).

3. Larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebagian dalam keadaan padat
(reaksi eutektik).

4. Larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebagian dalam keadaan padat
(reaksi peritektik).

5. Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut dalam keadaan padat dan
membentuk senyawa.

6. Larut sebagian dalam keadaan cair (reaksi monotektik).

7. Tidak larut dalam keadaan cair maupun padat.


Komposisi fasa adalah perbandingan relatif suatu fasa di dalam sistem.
Komposisi fasa tergantung pada temperatur dan komposisi unsur penyusun fasa.
Untuk mendapatkan informasi tentang komposisi fasa dan komposisi komponen
penyusun fasa dipergunakan prosedur sebagai berikut:

Fasa merupakan bagian dari material yang homogen, komposisi kimia dan
strukturnya dapat dibedakan secara fisik dapat dipisahkan secara mekanis dari
bagian lain material itu. Suatu fasa dapat dibedakan dari material lain secara
fisiknya, yaitu cair, gas, dan padat. Bagian material dengan komposisi kimia yang
berbeda dapat dikatakan sebagai fasa yang berbeda. Struktur lattice juga
membedakan satu fasa dengan fasa yang lainnya. Logam yang memiliki sifat
allotropi misalnya, setiap bentuk allotropinya merupakan fasa tersendiri meskipun
komposisi kimia dan keadaan fisiknya sama.

8
Diagram fasa idealnya menggambarkan hubungan antara fase komposisi dan
temperature.pada kondisi kesetimbangan yaitu suatu kondisi yang tidak terjadi
perubahan yang tergantung pada waktu. Kondisi keseimbangan biasanya didekati
dengan kondisi pemanasan atau pendinginan yang sangat lambat, sehingga bila
ada perubahan fase yang harus terjadi akan ada waktu yang cukup untuk mencapai
kondisi keseimbangan.
Diagram fasa dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Diagram Biner
Diagram biner adalah diagram yang menggambarkan dua jenis fasa dan
menunjukkan sifat solubilitas timbal balik pada suhu tertentu dan tekanan yang
sama. Diagram biner adalah diagram yang menunjukkan sistem 2 fasa dari dua zat
dalam campuran yang ditunjukkan oleh hubungan temperatur terhadap kosentrasi
relatif zat.

Diagram kesetimbangan adalah peta-peta stabil yang terdapat pada jangkauan


(range) komposisi,temperatur,dan tekanan.
Diagram fase biner biasa disebut binary isomorphous alloy systems, kedua
unsur yang dipadukan larut sempurna dalam keadaan cair maupun padat. Pada
sistem ini hanya ada satu struktur kristal yang berlaku untuk semua komposisi,
syarat yang berlaku adalah:
a. Struktur kristal kedua unsur harus sama.
b. Perbedaan ukuran atom kedua unsur tidak boleh lebih dari 15%.
c. Unsur-unsur tidak boleh membentuk senyawa.
d. Unsur-unsur harus mempunyai valensi yang sama.
Contoh klasik untuk jenis diagram fasa ini adalah diagram fasa Cu-Ni.

9
· Level Rule : perhitungan yang digunakan untuk menghitung besarnya
Contoh untuk Level Rule (Aturan Kaidah Lengan)

Misalkan x adalah komposisi paduan yang akan dihitung persentase fasa-fasanya


pada temperatur T, maka tarik garis yang memotong batas kelarutannya (garis L-
S).
Jika x = wo; L = wl dan S = ws
maka % fasa cair dan padat :

2. Diagram Fasa Tinery


Sistem tiga komponen(Tinery) mempunyai derajat kebebasan , karena
tidak mungkin membuat diagram dengan 4 variabel, maka sistem tersebut dibuat
pada tekanan dan suhu tetap. Sehingga diagram hanya merupakan fungsi
komposisi. Harga derajat kebebasan maksimal adalah 2, karena harga P hanya
mempunyai 2 pilihan 1 fasa yaitu ketiga komponen bercampur homogen atau 2
fasa yang meliputi 2 pasang misibel. Umumnya sistem 3 komponen merupakan
sistem cair-cair- cair. Jumlah fraksi mol ketiga komponen berharga 1. Sistem
koordinat diagram ini digambarkan sebagai segitiga sama sisi dapat berupa % mol
atau fraksi mol ataupun % berat.

10
 Garis Liquidus ialah garis yang menunjukan awal dari proses pendinginan
(pembekuan).
 Garis Solidus ialah garis yang menunjukan akhir dari proses pembekuan
(pendinginan).

2.5 Komponen terhadap Tekanan dan Temperatur Diagram Fasa


Komponen umum diagram fase adalah garis kesetimbangan atau batas fase,
Yang merujuk pada baris yang menandai kondisi di mana beberapa fase dapat
hidup berdampingan pada kesetimbangan. Fase transisi terjadi di sepanjang garis
dari equilibrium.
Diagram fasa dapat merupakan diagram yang sederhana antara dua komponen
atau merupakan paduan dari beberapa diagram fasa yang sederhana. Perubahan
fasa dapat terjadi dari fasa cair menjadi padat atau dari padat ke bentuk padat yang
lain. Ada beberapa reaksi yang dapat terjadi pada setiap transfomasi, yaitu:
1. Kedua komponenya tetap larut tak terbatas pada keadaan padat.
2. Kedua komponennya saling tidak melarutkan pada keadaan padat(tidak
membentuk larutan padat) terjadi reaksi eutectic.
3. Kedua komponen dapat saling melarutkan secara terbatas(partially solube) pada
keadaan padat.
4. Kedua komponennya mengalami reaksi peritektik.

11
Diagram fasa yang paling sederhana adalah diagram tekanan-temperatur dari
zat tunggal, seperti air. Sumbu-sumbu diagram berkoresponden dengan tekanan
dan temperatur. Diagram fase pada ruang tekanan-temperatur menunjukkan garis
kesetimbangan atau sempadan fase antara tiga fase padat, cair, dan gas.

Diagram fase yang umum. Garis titik-titik merupakan sifat anomali air. Garis
berwarna hijau menandakan titik beku dan garis biru menandakan titik didih yang
berubah-ubah sesuai dengan tekanan. Penandaan diagram fasa menunjukkan titik-
titik di mana energi bebas bersifat non-analitis. Fasa-fasa dipisahkan dengan
sebuah garis non-analisitas, di mana transisi fasa terjadi, dan disebut sebagai
“sempadan fasa”.

2.6 Sifat-sifat Termodinamika pada Diagram Fasa


Selain temperatur dan tekanan, sifat-sifat termodinamika lainnya juga dapat
digambarkan pada diagram fasa. Contohnya meliputi volume jenis, entalpi jenis,
atau entropi jenis. Sebagai contoh, grafik komponen tunggal Temperatur vs.
Entropi jenis (T vs. s) untuk air/uap atau untuk refrigeran biasanya digunakan
untuk mengilustrasikan siklus termodinamika seperti siklus Carnot dan siklus
Rankine.
Pada grafik dua dimensi, dua kuantitas termodinamika dapat ditunjukkan pada
sumbu horizontal dan vertikal. Kuantitas termodinamika lainnya dapat
diilustrasikan dengan bertumpuk sebagai sebuah deret garis atau kurva. Garis-
garis ini mewakili kuantitas termodinamika pada nilai konstan tertentu.

12
2.7 Pengertian Diagram Equilibrium (Diagram Kesetimbangan Fasa)
Pada umumnya logam tidak berdiri sendiri atau keadaan murni, tetapi lebih
banyak dalam keadaan dipadu atau logam paduan dengan kandungan unsur-unsur
tertentu sehingga struktur yang terdapat dalam keadaan setimbang pada
temperatur dan tekanan tertentu akan berlainan. Kombinasi dua unsur atau lebih
yang membentuk paduan logam akan menghasilkan sifat yang berbeda dari logam
asalnya. Tujuan pemaduan untuk memperbaiki sifat logam. Sifat yang diperbaiki
adalah kekuatan, keuletan, kekerasan, ketahanan korosi, ketahanan aus, ketahanan
lelah, dll.
Pemaduan terjadi akibat adanya susunan atom sejenis ataupun ada distribusi
atom yang lain pada susunan atom lainnya. Jika ditinjau dari posisi atom-atom
yang larut, diperoleh dua jenis larutan padat:
1. Larutan padat substitusi
Larutan padat substitusi akan larut apabila adanya atom-atom terlarut yang
menempati kedudukan atom-atom pelarut.

2. Larutan padat interstisi


Larutan padat interstisi akan larut apabila Adanya atom-atom terlarut yang
menempati rongga-rongga diantara kedudukan atom/sela antara.

13
Suatu diagram fasa, idealnya akan menggambarkan hubungan antara fasa,
komposisi dan temperatur, pada kondisi keseimbangan (equilibrium, yaitu kondisi
dimana tidak terjadi perubahan yang bergantung pada waktu). Kondisi
equilibrium dapat didekati dengan pemanasan dan pendinginan yang sangat
lambat, sehingga bila ada perubahan fasa yang harus terjadi maka akan tersedia
waktu yang cukup untuk mencapai kondisi keseimbangan.

2.8 Diagram Fasa Sistem Besi - Besi Karbida


Diagram fase Fe-Fe3C merupakan diagram untuk kombinasi karbon dengan
besi pada keadaan solid solution. Diagram fase ini termasuk diagram fase binary
karena menunjukkan hubungan antara dua variable yaitu hubungan antara
temperatur dan kandungan karbon (%C) selama pemanasan lambat. Dari diagram
fasa tersebut dapat diperoleh informasi-informasi penting yaitu antara lain:
a. Fasa yang terjadi pada komposisi dan temperatur yang berbeda dengan
kondisi pendinginan lambat.
b. Temperatur pembekuan dan daerah-daerah pembekuan paduan Fe-C bila
dilakukan pendinginan lambat.
c. Temperatur cair dari masing-masing paduan.
d. Batas-batas kelarutan atau batas kesetimbangan dari unsur karbon pada fasa
tertentu.
e. Reaksi-reaksi metalurgis yang terjadi, yaitu reaksi eutektik, peritektik dan
eutektoid.
Paduan besi-besi karbida mempunyai beberapa fasa yaitu: ferit, austenite,
besi delta, eutectoid atau perlit, dan eutektik atau ledeburit dan sementit.
1. Ferit
Ferit merupakan larutan padat interstisi dari atom-atom karbon pada besi murni.
Fasa ini disebut alpha (α) dan merupakan larutan padat intersrisi karbon dengan
sel satuan berupa kubik pemusatan ruang.

14
2. Austenit
Austenit merupakan larutan padat interstisi atom karbon dalam besi yang
mempunyai struktur sel FCC, face centered cubic.
3. Besi delta
Besi delta merupakan fasa yang mempunyai struktur sel BCC, berada diantara
temperature 1400 – 1535 celcius. Atom karbon dapat larut sampai 0,1 persen.
Dalam gambar besi delta dinotasikan dengan δ.
4. Sementit (Fe3C)
Sementit merupakan senyawa logam yang mempunyai kekerasan tinggi. Terkeras
di antara fasa-fasa yang mungkin terjadi pada baja, tapi sangat rapuh.
5. Perlit adalah campuran khusus terdiri dari dua fasa dan terbentuk sewaktu
austenite dengan komposisi eutectoid bertransformasi menjadi ferit dan karbida
besi secara bersamaan.

6. Martensit

15
Martensit merupakan fasa dimana ferit dan sementit bercampur. Tetapi bukan
dalam lamellar. Fasa ini terbentuk dari austensit metastabil didinginkan dengan
laju pendinginan cepat.
2.9 Perubahan Transformasi Dekomposisi Fasa Selama Pendinginan
Sebagai ilustrasi akan dijelaskan pendinginan besi baja eutectoid dengan
kandunagn karbon 0,8 persen karbon. Proses pendinginan untuk baja eutectoid,
seperti ditunjukkan pada Gambar 3 yang dinyatakan oleh garis a. Pada
temperature T1 terjadi pengintian austenite, selanjutnya antara temperature T1 –
T2 butir-butir tumbuh dan pertumbuhan selasai pada T2. Antara T2 – T3 tidak
terjadi perubahan fasa.

Diagram kesetimbangan fasa Fe-Fe3C adalah alat penting untuk


memahamistruktur mikro dan sifat-sifat baja karbon, suatu jenis logam paduan
besi (Fe)dan karbon (C). Karbon larut di dalam besi dalam bentuk larutan padat
(solid solution) hingga 0,05% berat pada temperatur ruang. Baja dengan
atomkarbon terlarut hingga jumlah tersebut memiliki alpha ferrite pada
temperaturruang.
2.10 Diagram Fasa ( Diagram Keseimbangan)
Seperti pada diagram Pb – Sn adalah diagram fasa yang digunakan
sebagai peta yang menunjukkan fasa yang ada pada suhu tertentu dan
komposisi paduan pada keadaan keseimbangan, yaitu semua reaksi yang mungkin
terjadi telah selesai.

16
Gb. Diagram Pb – Sn

Pada diagram tersebut pada komposisi 50% Sn dan suhu 100 o C,


menunjukkan bahwa terdapat dua fasa padat yaitu fasa α dan fasa β.
Daerah fasa dalam diagram keseimbangan tergantung pada system
paduannya. Untuk diagram keseimbangan tembaga dan nikel bentuk
diagramnya sederhana karena hanya ada satu macam fasa dari kedua logam
tersebut.

Gb. Diagram Fasa Cu-Ni


Pada bagian bawah dari diagram, semua paduan membentuk satu
larutan padat yang terdiri dari satu struktur kristal yaitu kps. Karena tembaga
dan nikel mempunyai struktur kristal kps dan ukuran kedua atom hampir sama
sehingga tembaga dapat saling menggantikan dalam kristal dengan segala
perbandingan pada suhu 1000 o C.

17
2.11 Tipe Diagram Fasa

Gb. Tipe Diagram Fasa


A. Diagram Fasa Tipe 2D
Diagram fase yang paling sederhana adalah diagram tekanan- temperatur
dari zat tunggal,seperti air.Sumbu-sumbu diagram berkoresponden dengan
tekanan dan temperatur.Diagram fase pada ruang tekanan-temperatur
menunjukkan garis kesetimbangan atau sempadan fase antara tiga fase
padat,cair,dan gas.

Gb. Diagram Tekanan - Temperatur

18
Diagram fase yang umum.Garis titik-titik merupakan sifat anomali
air.Garis berwarna hijau menandakan titik beku dan garis biru menandakan titik
didih yang berubah-ubah sesuai dengan tekanan.

B. Diagram fasa tipe 3D


Mungkin untuk membuat grafik tiga dimensi (3D) yang menunjukkan tiga
kuantitas termodinamika. Sebagai contoh, untuk sebuah komponen tunggal,
koordinat 3D Cartesius dapat menunjukkan temperatur (T), tekanan (P), dan
volume jenis (v). Grafik 3D tersebut kadang-kadang disebut diagram P-v-T.

2.12 Batas Daya Larut Padat Pada Logam

Gb. Diagram paduan Pb-Sn


Pada diagram bahan padat yang kaya Pb terdapat atom Sn yang larut
dalam struktur kps. (Berbeda pada NaCl tidak larut dalam struktur kristal Es
dalam jumlah yang berarti)
Pada suhu 183 o C batas daya larut Sn sekitar 29% atom ( 19% berat)
dalam bahan padat yang kaya Pb.
Semakin tinggi suhu larutan padat batas daya larutnya semakin rendah
Contoh : Pada 300 o C ada 10% atom ( 6% berat ) Sn yang larut pada Pb
Demikian halnya pada 183 o C bahan padat yang kaya Sn dapat
mengandung 2.5% berat Pb yang larut pada struktur tpr( Sn) Sesuai perjanjian
kedua fasa disebut α ( dengan struktur kristal kps) dan β ( dengan struktur kristal
tpr) dari system Pb – Sn

19
Batas daya larut padat mempunyai harga maksimum pada suhu eutektik.
Baik diatas maupun dibawah 183 o C jumlah Sn yang dapat larut dalam α kps
yang kaya Pb menurun. Hal yang serupa terjadi pada Pb pada 183 o C,
maksimum 2,5% berat Pb larut dalam β tpr yang kaya Sn.

2.13 Komposisi Fasa


Diagram keseimbangan selain berguna sebagai peta , juga memberikan
komposisi kimia fasa yang terdapat pada keadaan seimbang setelah semua
reaksi berakhir.

Gb. Komposisi Fasa


Daerah Fasa Tunggal
Pada fasa tunggal(keseluruhan logam dalam keadaan padat atau cair)
komposisi kimianya sesuai dengan paduannya.
Misalnya dalam paduan 60Sn dan 40 Pb pada 225 o C cairan mempunyai
komposisi 60 – 40, hal serupa berlaku untuk diagram fasa dengan larutan padat
fasa tunggal.
Daerah dua fasa
Komposisi kedua fasa terdapat pada kedua ujung garis isotermis yang
melintasi daerah dua fasa.
Sebagai contoh paduan timah patri 80Pb – 20Sn pada 150 o C. Pada
diagram dapat dilihat bahwa α mempunyai komposisi 10% Sn dan komposisi β
hampir 100% Sn.

20
Reaksi Eutektik
Cairan yang mempunyai komposisi eutektik (38.1% Pb – 61.9% Sn pada
system Pb – Sn ) terurai menjadi fasa padat (α dan β) pada suhu eutektik 183 o
C . Pda suhu ini saja tiga fasa berada dalam keseimbangan. Reaksi uetektik
dapat ditulis :
didinginkan
L2 → S1 + S 3

Dipanaskan
Catatan : 1,2,3 menunjukkan kadar yang meningkat dari salah satu diantara
komponen

2.14 Kuantitas Fasa


Dengan melihat diagram fasa maka dapat mengidentifikasi:
1. Jenis fasa yang telah stabil/seimbang
2. Komposisi kimia
3. Kuantitas setiap fasa yang ada dalam keseimbangan
Daerah dua fasa
Kuantitas dari dua fasa ditentukan dengan cara interpolasi komposisi
paduan diantara komposisi kedua fasa itu.

Gb. Kuantitas Fasa ( paduan Pb – Sn )

21
Sebagai contoh timah patri 80 Pb – 20 Sn pada 150 o C, dari diagram
terlihat bahwa komposisi 80 Pb- 20 Sn terletak pada titik sejauh 0.11 x jarak
komposisi kimia α ( 90 Pb -10 Sn ) dan komposisi kimia β (< 1 Pb dan ~
100Sn ).
Sehingga jumlah seluruh patri , fraksi kuantitas β= 0.11 dan α = 0.89
Jumlah ini dapat ditulis 89% untuk massa α dan 11% untuk massa β.
Dalam komposisi yang sama ( 80 Pb – 20 Sn ) pada 250 o C dari diagram
dapat dilihat bahwa α ( 88 Pb -12 Sn ) dan L ( 64 Pb - 36 Sn ). Komposisi kimi
paduan ini secara keseluruhan ( 80 Pb – 20 Sn ) sama dengan 1/3 jarak antara α
dan komposisi cairan. Sehingga jumlah patri keseluruhan pada 250 o C
kuantitas fraksi cairan 1/3 bagian dan fraksi padat ( α ) 2/3 bagian. Kuantitas
dinyatakan dalam fasa α dan β atau α dan L, sesuatu yang beda dengan
komposisi kimia yang dinyatakan dalam jumlah komponen Pb dan Sn.

Pada Sistem Besi Karbon


Baja merupakan paduan dari besi dan karbon. Besi murni berubah
strukturnya pada 912 o C dari kpr menjadi kps. Pada 1394 o C berubah lagi dari
kps menjadi kpr lagi dan kpr ini stabil sampai besi mencair pada 1538 o C.

Gb. Diagram keseimbangan besi - karbon

22
Gb. Kurva pendingin besi murnI

Ferit atau besi α


Struktur besi murni pada suhu ruangan disebut ferit atau besi α . Ferit
mempunyai struktur kpr, ruangan antar atom kecil dan rapat sehingga sulit
menampung atom karbon sekalipun kecil.
Austenit atau besi -  .
Besi dengan struktur kps disebut Austenit atau besi -  . Besi ini stabil
pada suhu antara 912 o C dan 1394 o C. Austenit mempunyai sifat yang lunak
dan ulet sehingga mudah dibentuk. Besi austenit berstruktur kps yang mempunyai
jarak atom yang lebih besar dibanding ferit. .
Besi-  .

23
Di atas 1394 o C austenit bukan bentuk besi yang paling stabil karena
struktur kristal berubah dari kps menjadi kpr atau besi-  . Besi-  sama dengan
besi α kecuali daerah suhunya. Oleh karena itu biasa disebut ferit  .
Karbida besi
Pada paduan besi karbon, karbon melebihi daya larut membentuk fasa ke
dua yang disebut karbida besi (sementit) yang mempunyai kompsisi kimia Fe 3
C. Hal ini tidak berarti sementit membentuk molekul –molekul Fe 3 C, akan
tetapi membentuk kisi kristal mengandung atom besi dan karbon dalam
perbandingan tiga – satu.
Fe 3 C mempunyai sel satuan ortorombik ( semua sudut = 90 o C dan a
≠b≠c) dengan 12 atom besi dan 4 atom karbon per sel. Kandungan
karbonnya 6.7%(berat) dan berat jenisnya 7,6 Mg/m 3
Diagram fasa Fe-Fe 3 C
Pada gambar bawah terlihat diagram fasa besi (Fe) dan karbida besi(Fe 3
C). Diagram ini merupakan landasan untuk memberikan perlakuan panas
(kebanyakan jenis baja).

Komposisi eutektik terdapat pada 4.3% (berat) karbon atau 17% atom
karbon dan suhu eutektik adalah 1148 o C. Besi -  yang kaya Fe dapat
menampung sampai 2.11% (berat) atau 9%(atom) karbon. Atom-atom karbon ini
larut secara intersisi dalam besi kps.

Reaksi eutektik

24
Pada gambar bawah merupakan perbandingan antara penambahan
karbon pada austenit dengan penambahan garam pada air. Pada setiap keadaan
penambahan bahan yang dilarutkan menurunkan jangkauan suhu stabil larutan.

Gb. Reaksi eutektik


Pada system es-garam, larutan cairan ada diatas suhu eutektik, sedangkan
pada system besi-karbon terdapat larutan padat sehingga reaksi eutektik
sungguhan tidak terjadi sewaktu pendinginan. Akan tetapi karena analogi
reaksi ini dengan reaksi eutektik, reaksi ini disebut eutectoid ( secara harfiah
berarti seperti eutektik ).
Pergeseran Eutektoid
Pada baja paduan atom karbon dan atom besi saling berkoordinasi
dengan atom lain. Oleh karena itu kadar karbon Euitektoid dan suhu Euitektoid
berubah bila ada elemen paduan lainnya.
Perubahan kadar karbon Euitektoid dan suhu Euitektoid dapat dilihat
pada diagram bawah

25
Gb. Pergeseran titik eutectoid
Dekomposisi Austenit
Selama pendinginan terjadi reaksi eutiktoid Fe – C yang menyangkut
pembentukkan ferit  dan karbida C sebagai hasil dekomposisi austenit 
berkomposisi eutektoid :  ( ~ 0.8% C ) → α + C
Dalam campuran yang dihasilkan terdapat ~ 12% karbida dan lebih dari
88% ferit. Karena karbida dan ferit terbentuk bersama-sama, keduanya bercampur
dengan baik.
Dengan kata lain ferit adalah campuran khusus terdiri dari dua fasa dan
terbentuk sewaktu austenit dengan komposisi eutectoid bertransformasi menjadi
ferit dan karbida.
Perlit adalah campuran khusus dari dua fasa dan terbentuk sewaktu
austenit dengan komposisi eutectoid bertransformasi menjadi ferit dan karbid.

26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diagram fasa adalah diagram yang menampilkan hubungan antara
temperature, dimana terjadi perubahan fasa selama proses pendinginan dan
pemanasan yang lambat dengan kadar karbon. Diagram ini merupakan dasar
pemahaman untuk semua operasioperasi perlakuan panas. Diagram Fasa
merupakan diagram yang menampilkan hubungan antara temperatur dimana
terjadi perubahan fasa selama proses pendinginan dan pemanasan yang lambat
dengan kadar karbon. Tidak seperti struktur logam murni yang hanya dipengaruhi
oleh suhu, sedangkan struktur paduan dipengaruhi oleh suhu dan komposisi. Pada
kesetimbangan, struktur paduan ini dapat digambarkan dalam suatu diagram yang
disebut diagram fasa (diagram kesetimbangan) dengan parameter suhu (T) versus
komposisi (mol atau fraksi mol). (Fase dapat didefinisikan sebagai bagian dari
bahan yang memiliki struktur atau komposisi yang berbeda dari bagian lainnya).
Diagram fasa khususnya untuk ilmu logam merupakan suatu pemetaan dari
kondisi logam atau paduan dengan dua variabel utama umumnya ( Konsentrasi
dan temperatur).

3.2 Saran
Kami sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
membutuhkan kritik dan saran dari teman-teman yang sifanya membangun. Bagi
teman-teman yang ingin menambah wawasan mengenai diagram fasa,teman-
teman bisa mencari referensi lain.

27
DAFTAR PUSTAKA

http://rusman-buru.blogspot.co.id/2012/09/makalah-diagram-fasa.html
http://ekasetiawahyudi.blogspot.co.id/2012/11/diagran-fasa.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Diagram_fase
https://www.academia.edu
https://www.slideshare.net/bayuafajri/diagram-fasa-fe-fe3-c
https://www.academia.edu/11592137/Diagram_Fasa_Fe-Fe_3_C

28

Anda mungkin juga menyukai