"MEMILIH SUARA"
(STRATEGI PEMENANGAN PEMILU LEGISLATIF BERBASIS
PENGORGANISASIAN)
PENDAHULUAN
Berdasar pada pengalaman Pemilu tahun 2009 dan sebelumnya, boleh dikatakan, strategi
pemenangan yang dilakukan dan diupayakan partai dan caleg adalah strategi MENEMBAK
KE UDARA. Artinya, Sasaran dari kerja-kerja pemenangan adalah massa secara umum,
tanpa tahu siapa sesungguhnya “massa” tersebut.
Strategi semacam itu, dalam beberapa hal tentu saja masih layak dilakukan, namun demikian,
dimasa “satu pemilih bisa mengenakan 5 atau 10 kaos partai yang berbeda-beda” kampanye
semacam itu saja tidak cukup, diperlukan sebuah strategi yang mampu mengetahui dan
mengenal calon pemilih, bahkan harus mampu mengenal pemilih satu-persatu (bahkan by
name-by adress), sehingga calon pemilih dapat diketahui jumlah dan juga presentesinya
dalam pemilihan. Dan untuk itu dibutuhkan tidak saja sebuah kampanye, melainkan juga
sebuah pengorganisasian yang solid, terarah, dan disiplin.
MEMILIH SUARA adalah sebuah strategi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
TUJUAN
Tujuan Utama dari Strategi ini adalah memenangkan Pemilihan Umum Legislatif dalam arti
pemenangan satu (1) orang Calon Legislatif untuk masing-masing Daerah Pemilihan (Dapil)
untuk tiap-tiap tingkatan (DPR-RI, DPRD Tingkat I, DPRD tingkat II). Dan karena strategi
ini berbasis pada pengorganisasian, sesungguhnya strategi ini sekaligus dapat dijadikan ajang
rekruting kader partai dalam kepentingan jangka panjang, terutama bagi partai kecil atau
partai baru. Namun demikian, Strategi ini, dalam format yang sedikit berbeda, dapat dipakai
untuk memenangkan Partai dan tidak caleg saja (tergantung kebutuhan).
TARGET
Keterangan :
* Target dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan juga realistis dan tidaknya. Semakin tinggi
suara yang ingin dicapai, semakin sulit pelaksanaannya, dan semakin besar pembiayannya.
DESKRIPSI SINGKAT
Strategi pemenangan MEMILIH SUARA ini berdasar pada suatu proses pengorganisasian
team yang dibentuk sampai pada level desa atau bahkan RW/RT. Kerja-kerja colecting suara
sepenuhnya berada pada team paling bawah (tingkat desa atau RW/RT). Sedang team yang
berada pada level kecamatan, kabupaten, dan di atasnya sesungguhnya hanya berperan
sebagai pendukung dari kerja-kerja team pada tingkat desa atau dibawahnya.
Contoh:
Untuk memenuhi angka 30% BPP caleg DPR-RI Daerah Pemilihan DIY, suara yang
dibutuhkan adalah 97,296 Suara. Jika target perolehan suara ini dibagi per wilayah
administrasi, maka seorang caleg harus memperoleh suara rata-rata per kecamatan sebesar
1,247 suara, 222 suara per desa/kelurahan, 9,47 suara per RW, dan 3,8 suara per RT. Untuk
memudahkan, kita bulatkan kebutuhan suara rata-rata per RT adalah 4 suara. Dengan
demikian maka suara yang akan diraih adalah sebesar 108,512 suara.
Untuk memperoleh suara rata-rata 4 suara per RT, maka dibutuhkan minimal 1 orang anggota
team yang mengkoordinir 5 RT di wilayahnya, atau setara dengan 20 suara. Dengan
demikian, sedikitnya dibutuhkan 5,425 orang anggota team yang tersebar secara merata pada
tiap-tiap 5 RT di seluruh desa/kelurahan. Sesungguhnya, semakin kecil jumlah suara yang
menjadi tanggung jawab 1 anggota Team, semakin mudah menjaga dan merawatnya.
Adapun tahapan yang harus dilakukan adalah: 1.) Pemetaan medan, termasuk penentuan
jumlah suara dan pembagiannya menurut wilayah administrasi, 2.) kemudian menentukan
keinginan dan kebutuhan pemilih, sebelumnya harus dilakukan survey. 3.) Rekruting Team
dan Pendidikan, dan mulai menandai calon pemilih dan tokoh-tokoh yang dapat menjadi
jembatan komunikasi 4.) Melaksanakan acara pertemuan-pertemuan, hal-hal karikatif, dan
juga sedikit “kampanye udara”. 5.) team desa mencatat dan menentukan pemilih (nama,
alamat, dan no telp jika ada), 6.) Turba, Bantuan, dan agenda-agenda lain (tentu yang diarah
hanya mereka yang sudah dipilih oleh team desa). 7.) evalusi kerja kampanye - cheking suara
– evaluasi. 8.) serangan terakhir.
Tentu saja, improvisasi akan sangat banyak terjadi sesuai dengan perkembangan lapangan,
dan aksi-aksi yang dilakukan tidak mesti runtut sebagaimana di atas, sangat dimungkinkan
ada beberapa aksi yang dilakukan bersamaan, dan ada yang berganti urutan; sesuai kebutuhan
lapangan.
TEAM PEMENANGAN
Sebagaimana di atas, Inti daripada kerja-kerja pencarian dan penjagaan suara dilakukan oleh
team pada tingkat desa. Namun demikian tanpa dukungan dari team yang berada di level
atasnya, team tingkat desa tidak akan mampu melakukan penyisiran dan pencarian suara
secara maksimal. Team tingkat desa adalah “pasukan lapangan” dan boleh dikatakan sebagai
“pasukan infanteri” garis depan yang membutuhkan support dan dukungan penuh dari team-
team lainnya. oleh karenanya akan dijabarkan disini beberapa team pendukung yang
supportnya dibutuhkan:
b. Survey
Survey dimaksudkan untuk mengetahui dan memetakan kebutuhan dan keinginan pemilih,
sehingga nanatinya Slogan Kampanye, Program, Pernyataan dan komentar caleg, dan lain-
lain dapat langsung menyentuh otak dan hati pemilih. Selain itu dalam Strategi MEMILIH
SUARA survey juga bermaksud untuk menandai kontak-kontak yang dapat menjadi jembatan
komunikasi.
c. Analisis
Selain mengumpulkan data dan survey, team juga harus menganalisis data yang sudah
dimiliki, termasuk melakukan perencanaan strtagis terkait dengan program kampanye dan
peta medan.
d. Rekomendasi
Selain itu semua, tentu saja team harus punya kekuatan untuk memberikan rekomendasi dan
petunjuk kepada team lain dan team pengumpul suara. Pada level ini, team menjadi markas
yang memberikan peta jalan kepada tiap-tiap “agen lapangan”.
Team ini cukup di bentuk pada level paling tinggi, artinya pada tiap-tiap Dapil untuk DPR-
RI. Anggota Team adalah orang-orang yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan sebuah
team olah data, paling pas jika team ini diisi oleh mahasiswa atau sarjana (belum menikah).
3. Team Kreatif
Team ini bertanggung jawab untuk menyediakan disain bahan-bahan publikasi dan sosialisasi
mediatik yang diolah dari rekomendasi team olah data. Team ini cukup dibentuk pada level
Koordinator Dapil DPR-RI. Tentu saja paling cocok diisi para desainer dan orang-orang
komunikasi (sedapat mungkin belum menikah).
4. Team Pengumpul Suara
Inilah team yang bertanggung jawab penuh di dalam pencarian, pengumpulan, dan penjagaan
suara. Team ini dapat dibagi ke dalam:
b. Program
Team ini layaknya adalah “Pasukan Artileri” yang harus selalu siap-sedia melakukan back up
terhadap team yang berada di garis depan.
c. Penyisir Suara
Dalam keseluruhan team, inilah sesungguhnya team inti dari seluruh team yang ada. Team ini
adalah pasukan garis depan. Di tangan tiap-tiap 1 orang dari merekalah 20 suara dipegang.
Mereka adalah warga dari 5 RT yang paling dekat secara geografis. Kualifikasi dari anggota
team ini adalah: pemuda dan belum menikah, sedapat mungkin bukan tokoh pemuda, apalagi
tokoh masyarakat.
Sedikitnya ada 3 (tiga) kegiatan untuk Penyisir Suara yang harus dilakukan secara bertahap
dan "door to door" (Silaturrahmi):
1. Popularitas.
"Tak kenal maka tak sayang" begitulah kata pepatah. Tahap pertama yang harus dilakukan
oleh Penyisir Suara adalah memperkenalkan biografi, visi dan misi serta program-program
Caleg kepada masyarakat luas.
2. Akseptabilitas/Likeabilitas.
Setelah masyarakat mengenal sosok atau biografi, visi dan misi serta program-program Caleg
maka tahap selanjutnya adalah "sayang", yakni: membuat masyarakat simpati dan empati
kepada Caleg.
3. Elektabilitas.
Setelah "sayang" tahap berikutnya adalah mengajak masyarakat untuk memilih Caleg dengan
hati dan kesadarannya.
Dalam melaksanakan kegiatan tersebut di atas, Team Penyisir Suara perlu dibekali properti
atau souvenir sebagai alat bantu peraga untuk mengkomunikasikan sosok Caleg yang harus
dipilih kepada masyarakat, diantaranya:
1. Kartu Nama Caleg
2. Stiker Caleg
3. Seragam pemilih suara Caleg berupa kaos atau baju
4. Kalender Caleg
5. Baliho Caleg atau Bendera Caleg, dll
Keseluruhan Team yang dimaksud diatas adalah team pemenangan independen dan HARUS
INDEPENDEN, artinya berada di luar institusi partai namun harus bergerak sinergi dengan
team pemenangan pemilu milik partai. Mudahnya bolehlah team ini disebut sebagai
RELAWAN.
PENDANAAN
Setiap orang tentu saja akan beranggapan, pendanaan dari bangunan team yang berjumlah
6000an atau bahkan lebih untuk hanya 1 Dapil DPR-RI pastilah sangat mahal. Hal itu benar
sejauh orang berpikir bahwa seluruhnya harus dirawat dengan uang. Dan sejauh orang
berpikir seluruhnya ditanggung oleh 1 orang. Karena Strategi ini berbasis pada sistem
pengorganisasian, maka uang sesungguhnya hanyalah back up saja. Namun tentu saja, uang
tetap dibutuhkan.
Itu pertama, kedua, sistem ini mengandaikan diterapkannya kerja bertingkat. Artinya 1
bagunan sistem dengan 1 team pelaksana, dapat mengerjakan kepentingan beberapa caleg
sekaligus, yakni caleg dengan nomor urut sama dari seluruh level.
Contoh: Team membutuhkan dana 100 juta. Karena team bekerja untuk memenangkan caleg
no urut 3 untuk DPR-RI, nomor urut 3 untuk DPRD Tingkat 1 dan Caleg no urut 3 DPRD
Kabupaten/kota maka pendanaan yang dikeluarkan oleh masing-masing caleg tentu tidak
sampai 100 juta.
Ilustrasi: untuk memenuhi kebutuhan survey di Dapil Jatim III, team membutuhkan 20 juta
untuk tiap kabupaten. Jatim III ada 3 kabupaten. Maka dana yang dibutuhkan adalah 60 Juta.
Adapun untuk seluruh Caleg semua level yang bernomor urut sama dari 1 partai jumlahnya
adalah:
1. 1 orang Caleg DPR-RI
2. 1 orang Caleg DPRD Tingkat I
3. 16 orang caleg DPRD Tingkat II
jumlah = 18 orang. Jika kebutuhan dana tersebut di bagi rata maka jumlah urunan masing-
masing caleg kl. Rp 3.400.000. tapi tentu saja urunan Caleg dari level yang lebih tinggi juga
lebih tinggi nominalnya. Demikianlah seterusnya.
Bangunan Sistem kampanye sejatinya sangat berpengaruh terhadap perolehan suara pada
pemilu. Secara sederhana dan singkat barangkali beberapa model dibawah ini jamak ditemui:
1. Pencitraan
Pencitraan biasanya dilakukan guna mengenalkan (sosialisasi) tokoh atau partai. Biasanya
menggunakan media : Iklan (Baik cetak ataupun elektronik), Papan Reklame, Spanduk,
Poster, Stiker, dan media-media promo lainnya.
Catatan: Hal ini penting sejauh dimaknai sebagai sebuah “serangan udara” yang tidak
terpisah dari program lainnya. Namun, metode ini tidak mampu mengukur efektifitas dirinya
sendiri. Diperlukan bantuan perangkat lain untuk mengukurnya, dan kuantitasnya tidak selalu
berbanding lurus dengan hasilnya.
2. Kampanye Publik
Yang dimaksud kampanye publik adalah kampanye yang dilakukan dengan pengumpulan
massa. Biasanya berbentuk: Vergadering (rapat akbar), Konvoi, Mujahadah, Istighatsah,
Dialog Publik, dan lain semacamnya.
Catatan: Hal ini menjadi berarti sejauh juga dimaknai sebagai “Serangan Udara” atau
“Serangan Laut” yang juga tidak terpisah dari program lainnya. sebagaimana pada metode
pencitraan, model ini juga tidak mampu mengukur jumlah suara yang bakal diraih dari hasil
kampanye. Kalaupun ada sejumlah massa berkumpul, hal tersebut juga tidak dapat dijadikan
patokan jumlah suara yang akan diraih, apalagi ditengah maraknya fenomena “satu orang
pemilih dapat mengenakan 5 atau 10 kaos partai yang berbeda-beda”. Lain daripada itu,
kampanye semacam ini tidak mengarah ke 1 orang Caleg, melainkan partai secara umum.
Catatan: Hal ini juga menjadi penting sejauh diposisikan sebagai jembatan penghubung atau
pelempang jalan bagi program dan “serangan” lainnya. dalam mendongkrak perolehan suara,
sedikit banyak upaya ini efektif sejauh tidak ada hal-hal memaksa dari eksternal (lawan) yang
mengacaukan soliditasnya. Namun demikian penting diperhatikan bahwa ada fenomena
pembangkangan diam-diam dari massa terhadap patron tokoh-tokoh yang disebut di atas.
Selain itu, biasanya para tokoh-tokoh tersebut “harga simpati dan dukungannya” mahal,
sedang kerjanya minim. (disini peluang Strategi MEMILIH SUARA nantinya dapat
mengobok-obok pengaruh para tokoh tersebut).
4. Turba
Selain Beberapa Hal di atas, yang biasanya tidak satupun Partai atau lebih tepatnya Caleg
melupakan adalah Turba alias Menyapa Pemilih. Bagi Caleg yang memiliki investasi sosial
yang tinggi diluar kepentingan pemilu tentu dapat mengandalkan teknik ini.
Teknik ini juga sering dimaknai sebagai “Serangan Darat”. Singkatnya hal ini dilakukan
dengan mengunjungi pemilih dengan cara : Dari pintu ke pintu mengunjungi kerabat, teman,
kolega, dsb. Hadir di acara komunitas (baik yang natural ataupun direkayasa), hadir di forum-
forum, baik formal ataupun non formal, dsb.
Catatan: Bagi Caleg yang memiliki investasi sosial tinggi, hal ini efektif, namun pengukuran
jumlah raihan massa hanya berdasar asumsi. Bagi Caleg yang minim investasi sosialnya,
harus lebih rajin dan berhati-hati menggunakan teknik ini, jangan sampai menjadi
boomerang, serta harus didukung dengan perangkat dan teknik lainnya.
5. Program
Salah satu bagian dari agenda kampanye yang juga tidak pernah dilupakan adalah Program,
program bentuknya dapat bermacam-macam: dari penyedian air bersih, pembuatan sumur,
perbaikan jalan kampung, pembangunan listrik desa, bio energy, pengolahan sampah dan
limbah industri, bantuan alat-alat pertanian, bantuan ternak, perbaikan rumah ibadah, dan lain
sebagainya. Harapannya, warga yang telah dibantu tersebut dapat semakin mantap untuk
memberikan dukungannya. Pada beberapa hal, hal ini dapat diposisikan sebagai “back up
artileri bagi pasukan infanteri”.
Catatan: Upaya ini pasti ada hasilnya, tapi semua partai pasti sama-sama melakukan, jika
celaka, sang caleg justru hanya buang rupiah, karena ternyata suaranya justru lari ke caleg
lain karena nyumbangnya lebih banyak. Tapi jika diatur dengan baik dan sinergi dengan
agenda dan bagian lainnya, hal ini mampu mengikat pemilih. Tapi tentu, biasanya urunannya
juga lumayan.
6. Money Politic
Money politics atau politik uang adalah suatu bentuk pemberian atau janji menyuap
seseorang baik supaya orang itu tidak menjalankan haknya untuk memilih maupun supaya dia
menjalankan haknya dengan cara tertentu pada saat pemilihan umum.
Secara hukum, praktik politik uang tegas dilarang, dan termasuk tindak pidana dengan jerat
hukuman seperti di atas. Secara etika, politik uang merupakan sebuah praktik kotor, karena di
situ ada hak orang yang dibeli dengan harga murah.
Di dalam KUHP (induk pidana umum) terdapat 5 pasal mengenai tindak pidana “Kejahatan
Terhadap Pelaksanaan Kewajiban dan Hak Kenegaraan” yang ada hubungannya dengan
pemilihan umum. Di sini saya akan mengutip 1 pasal terkait delik money politik — yaitu
pada Pasal 149 yang berbunyi;
“...menyuap atau berjanji menyuap seseorang agar jangan menggunakan haknnya untuk
memilih; diancam pidana penjara selama-lamanya 9 (sembilan) bulan atau denda Rp. 4.500
(empat ribu lima ratus rupiah”.
Kemudian dari KUHP tsb, delik dirumuskan dan dikodifikasi ulang dalam undang undang
khusus pemilu (UU Pemilu) 1999, dan diperbaharui lagi dalam UU Pemilu 2008 yang
diterbitkan oleh Presiden SBY dalam lembar Negara Republik Indonesia Nomor 10. Berikut
bunyi lengkapnya;
“barang siapa pada waktu diselenggarakannya pemilihan umum menurut undang-undang ini
dengan pemberian atau janji menyuap seseorang, baik supaya orang itu tidak menjalankan
haknya untuk memilih maupun supaya ia menjalankan haknya dengan cara tertentu, dipidana
dengan pidana hukuman penjara paling lama tiga tahun. Pidana itu dikenakan juga kepada
pemilih yang menerima suap berupa pemberian atau janji berbuat sesuatu.” — Pasal 73 ayat
3 UU Pemilu No. 3/1999.
“pelaksana peserta atau petugas kampanye dilarang menjanjikan atau memberikan uang atau
materi lainnya kepada peserta pemilu” – Pasal 84, Ayat 1 Huruf J, UU Pemilu No. 10 Tahun
2008.
Delik money politik juga diatur dalam undang undang Pilkada Tahun 2004 dengan bunyi;
“setiap orang yang dengan sengaja memberi atau menjanjikan uang atau materi lainnya
kepada seseorang supaya tidak menggunakan hak pilihnya, atau memilih pasangan calon
tertentu, atau menggunakan hak pilihnya dengan cara tertentu sehingga surat suaranya tidak
sah, diancam dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) bulan dan /atau denda paling
sedikit Rp satu juta rupiah (1.000.000) “ – UU Pilkada No. 32 Tahun 2004 Pasal 117.
Catatan: Butuh duit banyak dan juga beresiko tinggi terkena sanksi administratif atau bahkan
sanksi pidana. (dalam Strategi MEMILIH SUARA teknik ini juga diberi tempat, tapi tidak
seperti menabur pupuk, akan tetapi untuk menutupi kekurangan suara yang error dalam
pengorganisasian. Jadi jumlah amplop yang ditebar sesuai dengan jumlah kekurangan suara
yang ditargetkan).
PENUTUP
Demikianlah deskripsi singkat tentang Strategi MEMILIH SUARA, agar tidak salah dalam
memilih suara demi kemenangan yang dapat diukur dan terukur. Selanjutnya tinggal do’a,
usaha dan pasrah. Good Luck...!!!
AppleMark
Oknews.co.id, Malang – Inilah Catatan bahwa ditengah-tengah tekanan ternyata
siapapun dengan langkah dan strategi yang tepat, dengan niat yang benar, akan
mampu meraih kemenangan.
Pernahkan Anda mendeteksi adanya kenyataan ini, jelang persaingan di pemilu 2014.
Anda mungkin sudah memiliki sederet daftar kira-kira siapa saja prosfek pemilih
Anda. Anda melihat yang jauh, padahal orang-orang dekat Anda sendiri ternyata
belum tentu akan memilih Anda. Siapa saja mereka dan apa alasannya?
Bila kurang piawai mengelola strategi dan langkah kemenangan, maka banyaknya
uang bukan lagi menjadi sebuah jaminan untuk menang di pemilu 2019. Pemilu
sekarang adalah sebuah wilayah persaingan total yang dilakukan secara individu,
caleg itu sendiri. Persaingan total terjadi karena harus menghadapi pihak internal dan
eksternal. Pihak internal yang harus anda hadapi adalah caleg lain di partai anda.
Pihak eksternal adalah caleg-caleg dari partai lain.
Makin berat lagi adalah sebagaimana disebutkan di awal. Orang-orang dekat anda
yang belum tentu memilih Anda.Ini memang kondisi membingungkan, namun benar-
benar nyata terjadi.
Seperti yang mungkin sudah Anda pikirkan. Persaingan sengit dalam Pemilu
Legislatif tergolong menjadi 2 zona persaingan. Anda perlu bertarung di dua zona itu
sekaligus. Partai dipastikan tidak menjamin caleg mana yang pasti menang.
Pertama, zona internal. Anda bersaing dengan internal. Dengan teman-teman satu
partai. No urut tidak banyak membantu kemenangan Anda. Anda kini harus bersaing
untuk mendapatkan suara terbanyak, menyingkirkan rekan-rekan Anda. Struktur partai
tidak menjamin akan mendukung Anda, kecuali Anda punya power di struktur. Bila
tidak, jangan harap. Ada yang mungkin pro Anda, tapi lihatlah, bisa dihitung dengan
jari. Mereka tentu memilih netral. Namun berdasarkan pengalaman saya Yang pernah
menjati Ketua Tum Sukses Caleg di pileg 2009, Netral itu tidak pernah Ada. Struktur
meskipun secara lisan netral tapi tindakan dilapangan, sangat bisa di amati, bercerita
lain.
Kedua, Zona Eksternal. Anda bersaing dengan caleg di partai lain. Ini tentu suatu
kewajaran. Jadi tak perlu ada pembahasan lebih detail disini.
Anda harus bersaing total disini, dan kelihatannya, persaingan pemilu kali ini, lebih
cenderung, merupakan persaingan individu. Makanya semakin hebat strategi dan
langkah, maka berpeluang akan mampu menyaingi para saingan. Semoga Anda
menemukan langkah dan strategi yang mantap.
BAGAIMANA DENGAN STRATEGI MEMBAGIKAN UANG?
Sangat mungkin akan salah perhitungan. Bila seorang caleg, yang membagikan uang,
mengira dirinya akan dipilih, sebaiknya angapan ini perlu dipikir ulang?Asumsi ini
salah besar.
Bila tidak menang, ya kalah. Tidak ada pilihan lain, hanya dua pilihan. Sementara
kenyataan yang Ada saat ini strategi money politik hanya akan mengotori tangan saja,
namun Menang belum tentu.
Ini sangat memungkin terjadi karena bukan satu caleg saja di dapil itu yang bagi-bagi
uang. Beberapa caleg pesaing juga sangat mungkin melakukannya. Bagi yang awalnya
tidak akan melakukan pun hampir-hampir akan tergoda untuk melakukannya karena
melihat suasana dilapangan, pesaing melakukan langkah ini.
Bila perang uang, hingga satu orang hak pilih mendapatkan 3-4 amplop, maka tentu
yang akan dipilih hanya satu, tidak mungkin semuanya. Siapa kira?Tidak ada yang
tahu. Bisa jadi yang paling besar isi amplopnya. atau, Bisa jadi justru yang tidak
ngasih amplop, tapi ada kedekatan dengan sang caleg. Ini benar-benar terjadi
dilapangan. Atau……..?blank, tak ada yang tau, hanya dia dengan Tuhan.
Tentu bukan berarti Anda berlenggang kangkung tanpa kerja keras. Hanya saja ini
untuk memperlengkap data sehingga Anda tidak buang-buang waktu dan tenaga
sehingga Anda menjadi fokus wilayah mana saja yang perlu di optimalkan pada
periode kampanye.
Pada daerah pemilihan Anda, yang terdiri dari beberapa kecamatan dan terdiri dari
puluhan desa. Maka Anda bisa memilah kecamatan dan desa mana yang harus jadi
prioritas.
Demikian juga dalam satu desa tidak semua kampung menjadi wilayah garapan.
Wilayah-wilayah yang bukan prioritas, posisinya hanya untuk suara tambahan saja.
Ada yang milih sang caleg, Alhamdulillah. Tida juga, tidak ada masalah. Namun bila
ada kemungkinan mereka masih mau memilih partai maka mereka diorientasikan
untuk menambah angka pada suara partai saja.
Jadi suara sang caleg di jagokan dari wilayah-wilayah yang sedang fokus menjadi
sasaran kampanye.
Visi misi mereka tidak jelas, ngambang. Langkahnya kelihatan timpang dan rapuh. Ini
terlihat dari penguasaan sang caleg terhadap konsep yang mentah bahkan nyaris tidak
ada. Berbicara langkah dan strategi apalagi, nyaris tidak pernah terucap.
Ada yang berbeda cara kampanyeu yang dilakukan salah satu caleg. Jadwal kampanye
disiapkan; setiap pertemuan kampanye di dampingi oleh tim teknologi, pembawa
acara, dan tim-tim lainya.
Sebelum jam kampanyeu tiba, peralatan dipastikan sudah disiapkan oleh tim khusus
kampanye. Meliputi, pengeras suara, laptop, infocus, dan layar.
Isi materi kampanyeu di periksa sehingga dipastikan sudah siap. Termasuk film-film
yang menghibur untuk mencairkan suasana dan tidak terkesan terlalu formal. Jadi
metode kampanye-nya tidak hanya lisan saja.
Salah satu film atau dokumen yang disampaikan diantaranya film atau dokumen
kegiatan-kegiatan sang caleg, prestasi-prestasinya, profilenya dan sebagainya. Diramu
menjadi sebuah rangkaian yang tidak menjemukan.
Di salah satu sesi acara disediakan waktu khusus untuk tanya jawab, curah pendapat,
dan menampung keluhan-keluhan masyarakat.
Seperti yang sudah Anda maklumi keberadaannya. Peranan Tim Sukses dalam
pemilihan Umum (Presiden , Gubernur, Bupati/Walikota), Bahkan hingga ke tinggkat
pemilihan Kepala Desa dan karang taruna, merupakan UJUNG TOMBAK bagi
kandidat untuk MENANG pemilu.
Yang sangat tampak adalah tanpa tim sukses yang baik dan solid, kelihatannya sulit
bagi calon kandidat untuk bisa meraih suara dari masyarakat.
Tentu sudah disadari pula, Tim sukses mengatur strategi komunikasi politik sehingga
visi dan misi yang dijanjikan dapat didengarkan dan diterima publik dan basis
dukungannya.
1. Tim sukses ini, tidak pernah menujukkan secara tegas bahwa ia mendukung sang
kandidat. “Milih boleh siapa saja.” Dari pembicaraannya, ia tidak punya kepercayaan
diri untuk menujukkan dirinya berada di pihak siapa, padahal semua orang tahu ia
berada di pihak sang kandidat. Anehnya ia tidak pernah menunjukkannya dengan
tegas.
3. Kebanyakan waktu, hanya duduk di rumah sang kandidat, kumpul dengan orang-
orang yang hampir tiap waktu datang ke rumah sang kandidat.
4. Tim Sukses tersebut, sangat kentara terlihat tidak punya konsep marketing politik,
sama sekali. Anehnya masih saja dipelihara. Mungkin ada kualitas tertentu yang
dilihat sehingga orang ini tetap dipilih menjadi tim sukses.
5. Tim sukses itu, terlihat semangat saat ketika dikasih uang jalan, atau uang
operasional. Ada uang baru bergerak. Disuruh baru bergerak, seperti goong, yang baru
berbunyi setelah ada yang memukul.
6. Tim Sukses itu, apa2 minta ongkos. Tak ada ongkos tak bergerak. Bergerak hanya
asal terlihat tidak diam.
7. Tidak ada jalur komunikasi yang jelas, Tidak ada ring yang jelas, sehingga sang
kandidat sangat mudah di manfaatkan oleh orang-orang yang tiba-tiba mengaku2
mendukung dirinya. Yang ujung-ujungnya minta ongkos atau minta opersional untuk
kegiatan pendukungannya.
8. Tim sukses kelihatan ada gerak program berkeliling, di malah hari H, itu pun saat
bagi-bagi uang saja, selebihnya tidak tampak. Suatu saat dimalam hari H pemilihan,
seorang TIM SUKSES ditugaskan untuk membagikan Amplop. Setelah beberapa hari
diketahui ia bekanja beberapa furnitur rumah. Kometar orang bermacam-macam
bernada miring. “Wah ia dapat uang besar rupanya, soalnya tumben belanja
perlengkapan rumah.”
Kemudian terdengar kabar, tidak semua amplop dibagikan sesuai rencana. Dan
Amplop diganti, sementara jumlah isi amplopnya dikurangi.
Hasil pemilihan mengatakan, Setelah selesai perhitungan, suara di lokasi TPS tempat
untuk bagi-bagi uang, yang ditargetkan mendapat ratusan pemilih, buktinya, hanya
dapat belasan. KEMANA uang itu larinya. Kemana target pemilih itu memberikan
suaranya.
Seperti inikah TIM SUKSES yang Anda harapkan? Pengorbanan waktu, uang, tenaga,
dan pikiran, ternyata sia-sia. Terbuang begitu saja.
Ini tentu sah-sah saja untuk Anda lakukan. Ternyata ada juga strategi lain yang
mungkin belum Anda sentuh, atau bahkan baru kali ini melihat kemungkinanya, yaitu
sebuah strategi kampanye yang mungkin belum lazim dilakukan dalam kampanye di
pemilu-pemilu sebelumnya.
Cara yang paling murah adalah dengan berbagi “hal yang produktif”. Apa itu?
Pertama, Pengetahuan
Kedua, Alat produktif
Ketiga, Menyampaikan visi dan misi melalui sarana tertulis.
Tapi apakah dengan strategi itu cukup? Tidak. Anda harus membuat sebuah sistem
dan strategi. Misalnya Anda mengajarkan petani cara berbisnis maka Anda bisa
melatih mereka untuk berusaha dengan modal pinjaman kecil, yang Anda titipkan
melalui koperasi. Atau Anda bisa membantu masyarakat untuk menjual produk
kerajinannya setelah Anda mengajarkan tentang membuat sebuah hiasan unik.
Dengan strategi ini Anda hanya mungkin mengeluarkan biaya untuk mendatangkan
narasumber, dan akan lebih murah jika Anda lakukan sendiri. Mungkin untuk
penerbitan buku atau website modalnya juga tidak terlalu mahal, bahkan beberapa
diantaranya gratis.
Alat Produktif. Anda bisa menyediakan peralatan yang bisa dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk melakukan tindakan produktif. Misalnya mesin pengolahan untuk
petani, mesin untuk membuat minuman, dsb. Dimana peralatan tersebut bisa
dimanfaatkan masyarakat secara kolektif.
Visi dan Misi. Mengenai visi-misi Anda sampaikan kepada target Anda secara tertulis.
Untuk golongan yang terdidik Anda bisa menyajikannya dalam bentuk buku yang
memberikan penjelasan secara rasional. Namun untuk masyarakat kurang terdidik,
Anda bisa menyampaikan visi secara lebih umum, dalam tulisan yang singkat dan
tidak terlalu tebal dan lebih banyak visual dan ilustrasi.
Jadi ada banyak strategi yang bisa Anda lakukan untuk mendapatkan dukungan dari
masyarakat. Diantaranya memberikan hal yang produktif bagi masyarakat sebelum
Anda menjadi anggota legislatif. Dan telah bisa mendatangkan solusi sebelum Anda
memiliki power untuk menghasilkan penyelesaian masalah yang lebih besar.
Apakah Anda sudah memperhatikan setidaknya ada 6 kategori calon pemilih Anda,
dimana dari masing-masing kategori itu memerlukan sentuhan yang berbeda satu
sama lain, untuk menggiring mereka sehingga memilih Anda. Beda kategori beda cara
menyentuhnya.
Untuk mengetahui 6 kategori calon pemilih Anda dan bagaimana langkah yang perlu
dilakukan untuk menyentuh masing-masing, luangkah waktu untuk membaca buku
“Menang Cemerlang Tanpa Uang Merebut Kursi Legislatif”.
Sudahkah anda mengamati? Pemilu legislatif 2014, juga 2009, sudah masuk kedalam
wilayah zona persaingan individu. Maka sudah seharusnya Anda lebih jeli lagi
memperhatikan berbagai segi kemungkinan untuk dimanfaatkan menjadi sarana
pendulang suara.
Pertama, waktu sebelum Anda ditetapkan jadi CALEG. Bila ada wacana kuat dan
memang Anda pasti akan menjadi caleg di partai Anda. Maka manfaatkan waktu ini
untuk membangun opini, membangun citra. Anda bisa membuat alat produktif sebagai
mana sudah Anda ketahui di bagian Atas. Anda bisa mempelajari cara obama
bekampanye saat jelang pemilihan presiden yang pertama. Ada beberapa kategori
calon pemilih dimana masing-masing diberikan sentuhan yang berbeda.
Satu hal yang dilakukan pada saat-saat awal adalah, melakukan kampanye, namun
tidak pernah ada kata-kata atau himbauan berupa ajakan untuk memilih Obama. Tahap
ini yang disampaikan adalah kisah-kisah Obama, dan hal lainnya diluar tema ajakan
memilih. Bahkan kadang kegiatan yang sama sekali kelihatannya tidak nyambung
dengan tema kampanye atau tema politik, seperti kisah lucu atau humor. Tak melulu
tema-tema serius.
Kedua, Waktu Setelah Penetapan Caleg. Sekarang Anda sudah ditetapkan menjadi
Caleg oleh partai dan sudah resmi terdata di KPU. Saat penetapan Caleg tentu waktu
yang Anda miliki masih sangat banyak. Masih sangat luang. Waktu yang masih sangat
jauh untuk kampanye habis-habisan. Kelihatannya merupakan langkah yang sangat
tidak efektif dan pemborosan jika waktu diperode ini Anda langsung melakukan
sosialisasi.
Bayangkan berapa uang yang harus Anda gelontorkan dalam waktu yang sangat lama
ini. Tahap ini langkah Anda adalah harus sudah mulai melakukan kategorisasi calon
pemilih Anda. Manfaatkan buku “Menang Cemerlang Tanpa Uang Merebut Kursi
Legislatif” untuk mengetahui 6 kategori calon pemilih Anda. Mungkin buku ini bisa
membantu Anda.
Gerakkanlah tim sukses Anda untuk melakukan beberapa hal. Salah satunya
mengindentifikasi 6 calon pemilih Anda.
Setelah Anda sudah mengidentifikasi 6 calon pemilih maka ini senjata yang
memudahkan Anda untuk melakukan langkah yang efektif dan tepat sasaran.
Ketiga, Waktu Dekat Jelang Hari Pemilihan. Periode ini kira-kira sekitar 1 tahun atau
6 bulan menjelang hari H Pemilihan. Jangan heran bila diperiode ini mulai terlihat
spanduk, dan berbagai macam bentuk kampanye. Di periode ini saatnya mulai
melakukan pertarungan sesungguhnya. Periode ini masa-masanya sengit dan ketat.
Namun Anda sudah berhasil melakukan start sejak awal tanpa tertangkap radar.
Pada periode ini mulai banyak dermawan dadakan. Mulai banyak program-program
sosial dadakan, dengan berbagai cara dan bentuk. Inilah pertarungan terberat, bila
Anda baru memulai.
Mungkin ada nilai positifnya. Namun kelihatannya tidak ada cara lama yang dianggap
efektif di periode ini. Dengan berbekal identifikasi 6 kategori calon sangat membantu
sekali. Diperiode ini tidak mungkin semua wilayah, RT, atau Desa, di dapil Anda
digarap semua. Maka anda bisa menyimpulkan mana yang tidak perlu lagi disentuh,
mana yang perlu sentuhan sekedarnya, dan mana yang perlu intens disentuh dan ini
yang harus menjadi prioritas Anda.
6 Jenis Calon Pemilih Anda
Pertama Tipe : Antipati
Orang dalam kategori ini dipastikan tidak akan memilih Anda, bukan hanya itu ia
mungkin menjelek-jelekan Anda yang pada intinya orang lain supaya tidak memilih
Anda.
Langkah Anda tentu semakin mantap dan penuh optimis meraih kemenangan begitu
Anda memiliki banyak orang dalam kategori mengajak.
Untuk itu langkah-langkah Anda yang perlu dilakukan adalah mengarahkan orang-
orang dari kategori Antipati menjadi kategori Acuh dan seterusnya, hingga mereka
berada pada kategori “mengajak”.
Bagian ini akan menunjukkan 14 resep untuk membangun sebuah tim sukses yang
efektif. Seperti yang Anda lihat, TIM SUKSES merupakan salah satu kunci yang
menentukan apakah sang caleg meraih kemenangan atau tidak.Mengelola tim secara
tidak tepat setidaknya dapat merugikan sang caleg. Rugi yang paling tidak diharapkan
adalah KALAH, rugi lainnya, setidaknya uang yang dirogoh selama ini, mubajir tanpa
hasil. Pemilu 2014 sebentar lagi datang. Karenanya, memerlukan ambil langkah
segera. Ada pemaparan menarik dari Djajendra, Apr 27, 2009, di djajendra-
motivator.com/?p=1093, mengatakan dalam setiap tindakkan untuk merealisasikan
rencana menjadi hasil yang diharapkan, pemimpin harus fokus untuk mempekerjakan
orang-orang yang kreatif, proaktif, strategis, disiplin, dan optimistis di dalam sebuah
tim sukses.
Kecerdasan pemimpin dalam membangun tim sukses yang efektif akan sangat
membantu si pemimpin untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan strategis yang
membutuhkan konsentrasi dan fokus yang lebih intensif.
Kemampuan pemimpin untuk menempatkan pribadi-pribadi yang loyal, antusias,
selalu berjuang dalam motivasi yang tinggi, dan yang mau bekerja keras untuk
menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawab, adalah sebuah syarat terpenting di
dalam pembentukan tim sukses yang efektif.
Berikut ini 14 tips untuk membangun tim sukses yang efektif dan yang dapat
memberikan keberhasilan buat si pemimpin.
1. Pemimpin wajib menetapkan tujuan utama tim, kemudian memotivasi tim untuk
membangun mind set bahwa tujuan utama dari tim adalah membuat sukses setiap
program .
2. Tim sukses harus menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, terdefinisi, dan
konsisten.
3. Setiap anggota tim sukses harus berkomitmen untuk Menunaikan tanggung jawab
mereka secara total.
4. Pemimpin harus cerdas dalam memilih karakter dari pribadi-pribadi yang akan
berada di dalam tim sukses.
5. Pemimpin harus memiliki pemahaman yang jelas tentang bakat dan potensi dari
masing-masing pribadi tim sukses tersebut.
6. SOP, aturan, dan kebijakan wajib ditetapkan sebagai fondasi dasar untuk
membangun etos kerja tim sukses yang efektif.
7. Setiap anggota tim sukses harus tahu tentang fungsi dan peran mereka di dalam tim
sukses.
8. Tim sukses harus bekerja melalui sebuah proses kerja yang selalu fokus dalam
menjaga keutuhan dan kekompakkan tim sukses.
9. Setiap melakukan tindakan tim harus melakukan pertemuan di antara anggota dan
pemimpin, baru kemudian membuat keputusan yang tepat sasaran, dan
mendefinisikan semua perkembangan baru dalam sebuah rencana kerja yang disetujui
oleh semua anggota dalam tim.
10. Apapun perbedaan di antara anggota tim. Setiap orang wajib saling menghormati,
saling mendengar, dan saling peduli.
11. Setiap konflik harus dikelola dengan besar hati dan penuh empati, kemudian
diselesaikan dengan menghormati semua pihak secara profesional.
12. Pemimpin harus menggunakan kekuatan intuisi untuk melihat hal-hal yang tak
terlihat oleh panca indera. Lalu, membuat tindakan-tindakan yang memotivasi anggota
tim untuk bekerja dengan emosi baik dan pikiran terang.
13. Tim sukses dan pemimpin harus membangun hubungan dan komunikasi positif
dengan “stakeholder” dalam sebuah suasana yang saling menguntungkan.
14. Tim sukses harus membuat tabel rencana kerja dengan memasukan semua tips di
atas sebagai faktor-faktor kerja tim yang harus diperhatikan secara terus-menerus.
STRATEGI
MEMENANGKAN PILEG
2019 ALA NUGRAHA HADI
KUSUMA
Tahapan pemenangan Caleg secara Garis Besar disampaikan Nugraha Hadi Kusuma
sebagai berikut ,
PEMETAAN POLITIK
2. Pemetaan Jaringan
STRATEGI MOBILISASI
A. PEMBANGUNAN JARINGAN DAN ORGAN POLITIK
Design Struktur tim sukses,Pembentukan tim sukses tingkat kecamatan dan desa, dan
Perluasan jaringan sosial.
TUJUAN :
1. Membangun organisasi pemenangan Caleg yang Efektif dan Efisien
2. Mendesign kerangka kerja organisasi yang jelas dan terukur
3. Menentukan target-target pemenangan dan jadwalnya.
STRATEGI PENCITRAAN
1. WILAYAH DALAM :
Wilayah ini adalah wilayah dimana domisili anda, yang sangat memungkinkan untuk
meraup suara maksimal, dikarenakan faktor populisnya anda di wilayah tersebut, dan
menciptakan emosi history ataupun emosi personal.
2. WILAYAH LUAR :
Wilayah ini adalah wilayah yang mengelilingi wilayah domisili anda, di luar RT, RW,
dukuh dan desa anda, prosentase raupan suara maksimal sekitar 25% dengan asumsi
sosialisai dan kunjungan ke daerah tersebut dalam tingkatan kedua setelah wilayah
dalam.
Sehingga pada kesempatan ini pula saya sampaikan konsep baru yang mungkin akan
terkesan idealis tetapi sangat realistis dengan keadaan bangsa Indonesia saat ini yaitu
sebuah konsep “Edukasi Politik”
Edukasi Pollitik adalah strategi politik pemenangan Pilkada, Pileg, dan Pemilu dengan
memberikan pendidikan atau pelatihan ataupun sebuah stigma atau pandangan politik
yang bermartabat dan yang bermanfaat untuk masyarakat sehingga memiliki efek
jangka panjang dan bermanfaat bagi bangsa Indonesia yang sedang membangun.
Dengan kata lain Edukasi Politik adalah pemahaman tentang politik baik dilihat dari
fungsi atau manfaat, cara atau tata laksana serta implementasinya kepada masyarakat
penerima kebijakan yang dihasilkan dari kerja politik.
Saat ini masyarakat terlalu sering dimanfaatkan oleh kepentingan elit politik yang
berkuasa sehingga yang terjadi, masyarakat hanya menjadi penonton atas keinginan
dan aspirasi mereka yang tidak pernah tercapai.
Peluang inilah yang akhirnya ditangkap oleh elit politik untuk “membeli” suara rakyat
untuk mendukung mereka menjabat sebagai DPRD, DPR RI, maupun pemegang
kekuasaan lainnya. Dari ketidaktahuan masyarakat tentang politik mengakibatkan
kesempatan para caleg, cawali, cabup, cagub dan capres membeli suara tersebut,
sehingga yang terjadi di periode mereka memimpin merekapun hanya akan diam
tanpa melakukan yang sekiranya bisa membela konstituennya atau rakyat pemilihnya
karena mereka merasa sudah membeli suara rakyat yang diwakilinya.
Contoh lain masyarakat kita terlalu sering menikmati hasil di awal dari pada di
belakang, sehingga Konsep KeTuhananpun sering dilupakan.
Konsep KeTuhanan merupakan sebuah perintah untuk patuh menjalankan perintahnya
dan menjauhi larangannya yang mempunyai hasil di belakang yaitu akherat yang
abadi dan yang lebih menyenangkan akan tetapi masyarakat sering tidak
menghiraukan kaidah itu dan lebih memilih menikmati yang ada saat ini. Oleh sebab
itu perlu ada suatu gebrakan yang berani menantang menuju perubahan yang lebih
baik dengan Edukasi Politik.
Penghitungan :
341.000 suara : 14 kecamatan = 24.358 suara / kecamatan (Rata-rata dapil terdiri dari
3 kecamatan)
24.358 suara x 3 kecamatan = 73.074 suara
73.074 suara : 12 partai = 6990 suara/partai
6990 suara : 7 orang (caleg) = 870 suara
Jika total suara terbagi seperti diatas maka tidak akan ada calon legislatif yang
memperoleh suara absolut atau mutlak, dan ini bisa dipastikan akan terjadi.
Sehingga yang sangat dimungkinkan dilakukan oleh masing-masing caleg adalah
optimalisasi perolehan suara di daerah domisilinya, dan apabila yang terjadi di tiap
dapil mendapat jatah kuota anggota legilatif sebanyak 9-10 orang maka nilai suara
amanpun akan berubah. Dalam hal ini dapat saya contohkan seperti dibawah ini :
Kuota anggota legislatif tiap-tiap dapil misal 9 orang, berarti 73.074:12 partai = 6090
suara dan dibagi kepada 9 orang dan misal masing –masing mendapat nilai yang sama
yaitu 677suara tiap caleg tiap partai, Maka Angka atau suara 677 tersebut merupaka
angka 50% untuk jadi anggota dewan, sehingga mesin politik atau tim sukses harus
mampu mencapai target 50% plus 1 untuk dapat mengamankan 1 kursi.
Dengan asumsi total suara belum dikurangi dengan kemungkinannya yang suara
rusak, suara tidak digunakan atau abstain, maka sangat dimungkinkan perhitungan
suaru tersebut juga akan mengalami perubahan, akan tetapi kewajiban tim sukses
minimal mampu mencapai suara aman untuk mendapatkan 1 kursi.
Diawal saya sebutkan untuk optimalisasi jumlah suara maka caleg wajib optimalisasi
raupan suara di daerah domisillinya, dikarenakan tingkat populis caleg dan emosi
personal mudah di dapat dari masyarakat sekitar dimana anda tinggal.
Dalam pencapaian suara untuk memenangkan salah seorang kandidat dibagi dalam 3
(tiga) tahapan :
1. Push Political Marketing : strategi pemasaran produk politik secara langsung ke
pemilih
2. Pull Political Marketing : Strategi penyampaian pesan yang dilakukan memlaui
media massa baik elektronik, cetak, luar ruang, Mobile +Internet.
3. Pass Political Marketing : Strategi penyampaian pesan melalui individu, kelompok
atau organisasi yang mempunyai pengaruh.