PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PIROMANIA
2.1.1. Definisi
Kata dasar piromania berasal dari bahasa Yunani: pyr, yang berarti api.
Piromania adalah pembakaran yang berulang dan disengaja dengan gambaran
yang terkait meliputi ketegangan atau kesadaran afektif sebelum melakukan
pembakaran; ketertarikan, rasa ingin tahu, atau keterpikatan terhadap api dan
aktivitas serta perlengkapan yang berhubungan dengan pemadam kebakaran; dan
kesenangan, kepuasan, atau kelegaan saat menyalakan api atau saat menyaksikan
atau berpartisipasi setelah melakukan pembakaran. Pasien mungkin melakukan
persiapan matang terlebih dahulu sebelum memulai pembakaran6.
2.1.2. Epidemiologi
2.1.3. Etiologi
2.1.5. Diagnosis
Berdasarkan DSM-IV-TR, diagnosis piromania ditegakkan melalui enam
kriteria diagnostik (disebut kriteria A – F):
A. Disengaja dan sengaja menyalakan api pada lebih dari satu kesempatan.
B. Ketegangan atau gairah afektif sebelum bertindak.
C. Memiliki daya tarik dengan, ketertarikan pada, rasa ingin tahu, atau atraksi
untuk menyalakan api dan konteks situasinya (misalnya, perlengkapan,
penggunaan, konsekuensi).
D. Kesenangan, kepuasan, atau kelegaan saat menyetel kebakaran, atau saat
menyaksikan atau ikut serta setelahnya.
E. Pengaturan kebakaran tidak dilakukan untuk keuntungan moneter, sebagai
ungkapan ideologi sosiopolitik, untuk menyembunyikan aktivitas kriminal,
untuk mengungkapkan kemarahan atau balas dendam, untuk memperbaiki
keadaan hidup seseorang, sebagai tanggapan atas khayalan atau halusinasi,
atau sebagai akibat dari gangguan penghakiman (misalnya, dalam
demensia, Retardasi Mental, Intoksikasi zat).
F. Pembakaran tersebut tidak dihitung untuk orang dengan gangguan
perilaku, episode manik, atau gangguan kepribadian antisosial3.
2.1.7. Tatalaksana
3.1. KESIMPULAN
3.2. SARAN