002-2: 2008
Lampiran Surat Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) No. 203.K/DIR/2008
sPLN(PERSERO) No.094.K/DIR/2006
Bagian 2:
Transformator dengan Pengaman Sendiri
Fase Tunggal, 20/√3 kV – 231/462 V
PT PLN (PERSERO)
JALAN TRUNOJOYO BLOK M-I/135 KEBAYORAN BARU
Disusun oleh :
Kelompok Kerja
Transformator Distribusi
dengan Surat Keputusan General Manager
PT PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
No. 010.K/LITBANG/2006
Diterbitkan oleh :
PT PLN (PERSERO)
Jalan Trunojoyo Blok M-I /135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
Susunan Kelompok Bidang Distribusi
Standardisasi
Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) : No. 094.K/DIR/2006
Daftar Isi
Standardisasi .......................................................................................................................iv
Prakata ................................................................................................................................iv
1 Ruang Lingkup............................................................................................................... 1
2 Tujuan............................................................................................................................ 1
5 Karakteristik ................................................................................................................... 2
i
SPLN D3.002-2: 2008
6 Konstruksi.......................................................................................................................5
6.3 Belitan.......................................................................................................................6
9 Penandaan ...................................................................................................................13
ii
SPLN D3.002-2: 2008
Daftar Tabel
Daftar Gambar
iii
SPLN D3.002-2: 2008
Prakata
SPLN D3.002-2: 2008 merupakan revisi dari SPLN 95: 1994 ; Transformator dengan
Pengaman Sendiri Fase Tunggal untuk Jaringan Sistem Fase-Tiga 4-Kawat.
1. Rugi-rugi transformator (rugi besi dan rugi belitan), mengingat semakin mahalnya
biaya pokok penyediaan energi listrik.
2. Pengaturan pada aspek konstruksi inti besi dan belitan, berdasarkan data kerusakan
transformator pada pengoperasian dan pengujian.
iv
SPLN D3.002-2: 2008
1 Ruang Lingkup
2 Tujuan
Dalam penggunaan yang bersifat khusus, PT PLN (Persero) dapat menetapkan SPLN ini
sebagai persyaratan minimum dan menetapkan spesifikasi tambahan sesuai dengan
kebutuhan dan pengalaman.
3 Acuan Normatif
Kecuali disebutkan secara khusus, ketentuan pada standar ini mengikuti revisi terakhir
dari standar-standar berikut :
- SPLN D3.002-1: 2007; Spesifikasi Transformator Distribusi, Bagian 1: Trans-
formator Fase Tiga, 20 kV - 400 V dan Transformator Fase Tunggal, 20 kV - 231 V
dan 20/√3 kV - 231 V
- SNI 04-6954.1, Transformator tenaga – Bagian 1: Umum
- IEC 60076-1: 2000, Power transformers – Part 1: General
- SNI 04-6954.2, Transformator tenaga – Bagian 2: Kenaikan suhu
- IEC 60076-2: 1997, Power transformers – Part 2: Temperature rise
- IEC 60076-3: 2000, Power transformers – Part 3: Insulation levels, dielectric tests and
external clearances in air
- IEC 60076-4: 2002, Power transformers – Part 4: Guide to lightning impulse and
switching impulse testing of power transformers and reactor
- IEC 60076-5: 2006, Power transformers – Part 5: Ability to withstand short-circuit
- IEC 60076-7: 2005, Power transformers – Part 7: Loading guide for oil-immersed
power transformers
- IEC 60076-8: 1997, Power transformers – Part 8: Application guide
1
SPLN D3.002-2: 2008
- IEC 60076-10: 2001, Power transformers – Part 10: Determination of sound levels
- IEC 60076-13: 2006, Power transformers – Part 13: Self-protected liquid-filled
transformers
- IEC 60296, Fluid for electrotechnical applications – Unused mineral insulating oils for
transformers and switchgear
- IEC 60137, Insulated bushings for alternating voltages above 1000 V
- SPLN 67-2C: 1986, Kondisi spesifik di Indonesia, Bagian dua: Pengendalian dan
pengawasan mutu.
- BS EN 50180: 1999, Bushing above 1 kV up to 36 kV and from 250 A to 3,15 kA for
liquid filled transformer
- EN 50386: 2002, Bushings up to 1 kV and from 250 A to 5 kA, for liquid filled
transformers
- DIN 42530, L.V. Bushings up to 3kV current rating 250A to 3150A, and high current rating
3kV/4500 & 6300A
5 Kondisi Pelayanan
Transformator yang akan dioperasikan pada kondisi berbeda dengan ketentuan di atas
memerlukan informasi tambahan seperti diatur pada Lampiran A SPLN D3.002-1 : 2007
pada saat pemesanan.
6 Karakteristik
Tegangan primer adalah tegangan nominal fase-netral pada sistem distribusi tegangan
menengah fase tiga - 4 kawat, yaitu : 20/√3 kV.
2
SPLN D3.002-2: 2008
CATATAN
Sadapan pada belitan primer terdiri dari lima langkah dengan julat ± 2x2,5%. Sadapan
No. 3 merupakan sadapan utama.
No. Sadapan 1 2 3 4 5
6.5 Frekuensi
6.6 Rugi-rugi
Rugi tanpa beban (rugi besi) dan rugi berbeban (rugi belitan) pada sadapan utama dan
suhu acuan 75ºC ditunjukkan pada tabel 2.
Batas maksimum rugi-rugi yang diperkenankan untuk rugi tanpa beban adalah +10% dan
untuk rugi total adalah +5%.
3
SPLN D3.002-2: 2008
Tabel 2. Rugi-rugi
Rugi
berbeban
Daya Rugi tanpa pada 75°C
pengenal beban
cosφ = 1
kVA W W
10 40 185
16 50 265
25 70 370
50 120 585
Nilai tegangan impedans pada sadapan utama dan suhu acuan 75°C :
50 kVA : 2,85 %
Toleransi dari tegangan impedans : ± 10%
6.8 Polaritas
4
SPLN D3.002-2: 2008
7 Konstruksi
7.1 Umum
7.1.1 Transformator harus dirancang dan dibuat dari komponen dan bahan baku yang
sama sekali baru dan sesuai dengan persyaratan desain untuk transformator pada
kondisi pelayanan sebagaimana ditetapkan pada butir 5. Komponen dan bahan
baku serta penyelesaiannya harus disesuaikan dengan geografi dan iklim
Indonesia, khususnya mempunyai sifat tahan karat.
Bentuk dan susunan belitan termasuk jenis dan ukuran konduktor belitan.
Torsi (dalam satuan Nm) dari klem vertikal dan horizontal inti besi.
5
SPLN D3.002-2: 2008
7.2.1 Inti besi dibentuk dari laminasi baja silikon (cold-rollled grain oriented) atau baja
amorphous (amorphous steel).
7.2.2 Untuk kapasitas 50 kVA, konstruksi adalah adalah tipe inti (core type), dua belitan
sekunder ditempatkan pada dua kaki (leg) yang berbeda (gambar 1).
7.2.3 Baut klem vertikal dan horizontal yang mempengaruhi karakteristik inti besi harus
dikencangkan dengan dua buah mur. Bagian ujung ulir dari baut klem-klem
tersebut harus dimatikan (dipahat, dilas, dll) setelah mur terpasang dan
kekencangan yang dispesifikasi tercapai.
7.2.4 Pabrikan harus mendokumentasi nilai torsi kekencangan dari baut klem inti besi
dan mencantumkannya dalam gambar konstruksi.
7.3 Belitan
7.3.1 Bahan konduktor belitan adalah tembaga (Cu) atau aluminium (Al).
7.3.2 Konduktor belitan sekunder dapat berbentuk lembaran (sheet/foil) atau segi empat
(rectangular). Bahan isolasi dari konduktor belitan harus sesuai dengan suhu kerja
transformator dan tahan minyak.
7.3.4 Lead wire untuk belitan yang mempunyai konduktor berbentuk lembaran harus
menggunakan jenis bahan yang sama dengan belitan tersebut. Penyambungan
antara lead wire dengan lembaran belitan harus dengan pengelasan.
Press wood, press board, atau material lain yang diproduksi masal sebagai
komponen khusus transformator.
Kayu alam setara kayu jati yang dikeringkan. Dalam hal ini, pabrikan harus
mempunyai metoda untuk memastikan bahwa kadar air pada kayu cukup
rendah, sehingga tidak menyebabkan pemburukan sistem isolasi minyak saat
transformator beroperasi.
6
SPLN D3.002-2: 2008
7.4.1.1 Penyambungan belitan primer dengan pengubah sadapan harus dengan cara :
Pengelasan, lead wire pengubah sadapan dilas dengan lead wire belitan
sadapan.
bila dilakukan pengepresan pada konektor ini, harus menggunakan alat press
yang sesuai.
7.4.2.1 Hubungan antara lead wire belitan sekunder dengan busing harus menggunakan
konektor siku atau konektor fleksibel. Penggunaan sepatu kabel (cable lug)
sebagai konektor tidak diperbolehkan.
7.4.2.2 Konektor dari bahan aluminium hanya dapat digunakan pada belitan aluminium
dan berukuran minimal satu tingkat lebih besar dari ukuran konduktor belitan.
7.5.1 Minyak sebagai media pendingin dan isolasi transformator adalah jenis mineral
dan tidak beracun.
7.5.2 Minyak harus memenuhi persyaratan IEC 60296 dengan tegangan tembus ≥ 50
kV/2,5 mm.
7.5.3 Pabrikan harus menyediakan sertifikat hasil uji dari laboratorium independen untuk
merek minyak yang digunakan.
7.5.4 Pengisian minyak diproses secara vakum untuk menjamin penetrasi maksimum
dari minyak isolasi ke dalam sistem isolasi belitan.
7
SPLN D3.002-2: 2008
7.6.1 Tangki berbentuk silindris dan dilengkapi dengan tempat kedudukan penangkap
petir.
7.6.2 Bagian luar tangki dan radiator harus dicat dengan cat tahan cuaca berwarna
cerah/tidak menyerap panas dengan ketebalan minimum 70 µm. Penghilangan
karat, lemak, minyak, maupun percikan las pada proses pengecatan, diutamakan
dengan sistem shot blasting. Cara lain adalah dengan proses kimiawi.
7.6.3 Tangki dan penutup tangki harus terhubung secara elektris dan tahan dilalui arus
6000 A selama 1 detik.
7.6.4 Gasket/pelapis antara tangki dan penutupnya harus menggunakan bahan yang
tahan minyak dan sesuai dengan suhu kerja transformator (Neoprene, atau lebih
baik).
7.6.5 Tangki, radiator dan sistem seal harus mampu menahan tekanan 50 kPA (0,5 bar)
selama 24 jam, tanpa mengalami kebocoran.
7.6.6 Ketinggian minyak diatur sedemikian rupa, sehingga pada beban operasi dan
beban lebih yang diizinkan, minyak dapat mengisi seluruh ruang di dalam tangki
namun tekanan di dalam tangki tidak menyebabkan pengaman tekanan lebih
bekerja.
8 Alat Lengkapan
Transformator dilengkapi dengan alat-alat pelengkap yang sama sekali baru dan sesuai
untuk penggunaan seperti ditetapkan pada butir 5.
Busing primer
Busing sekunder
Pengubah sadapan
Terminal pembumian
Kuping pengangkat
Penggantung
8
SPLN D3.002-2: 2008
8.1.1 Busing terbuat dari porselen dengan tegangan maksimum 24 kV dengan arus
pengenal yang disesuaikan dengan arus pengenal transformator.
Busing porselen adalah untuk tingkat polusi sedang sesuai IEC 60137 dengan
jarak rambat nominal 480 mm.
Pemasangan busing porselen pada penutup tangki harus menggunakan fixing ring
yang sesuai dengan tipe busing.
Penempatan busing primer mengikuti ketentuan butir 10.2 dengan jarak udara
minimum 210 mm.
Busing harus memenuhi persyaratan EN 50386 atau DIN 42530. Jenis busing
lebih diutamakan pada konstruksi yang dapat memberikan perlindungan pada seal
busing terhadap sinar ultra violet.
Pengaman tekanan-lebih (pressure relief device) dengan ukuran yang sesuai dengan
tekanan kerja transformator, dipasang pada tutup tangki.
Tekanan pengenal pengaman tekanan-lebih harus disesuaikan dengan tekanan operasi
di dalam tangki, sehingga tidak bekerja saat transformator dibebani beban pengenal dan
beban lebih yang diizinkan, tetapi dapat bekerja mengamankan tekanan pada saat terjadi
gangguan didalam transformator.
Jenis yang digunakan adalah pengubah sadapan tanpa beban. Perubahan posisi
sadapan dilakukan dengan merubah komutator pada keadaan tanpa tegangan.
Pengubah sadapan dilengkapi dengan penandaan dengan tulisan : ”perubahan posisi
sadapan tanpa tegangan”
9
SPLN D3.002-2: 2008
Transformator dilengkapi dengan terminal pembumian, satu buah pada tangki dan satu
buah pada penutup tangki. Bagian terminal yang akan terhubung dengan konduktor
pembumian sistem harus dilapisi timah. Baut terminal terbuat dari bahan kuningan.
Ukuran terminal pembumian adalah M12 dan harus dilengkapi dengan penandaan
Transformator harus dilengkapi kuping pengangkat (lifting lug) yang mampu mengangkat
berat transformator tanpa kerusakan.
9 Sistem Pengaman
9.1 Umum
Koordinasi pengamanan antara pelebur di sisi primer dan pemutus tenaga di sisi
sekunder harus dilakukan sedemikian rupa dengan memperhatikan kaidah-kaidah
pengamanan transformator.
Pemutus tenaga dikoordinasi secara termal dengan batas ketahanan transformator untuk
mengamankan belitan terhadap gangguan luar. Batas ketahanan transformator adalah
sebagai berikut:
10
SPLN D3.002-2: 2008
11
SPLN D3.002-2: 2008
2 In : 30 menit
3 In : 5 menit
4,75 In : 60 detik
6,3 In : 30 detik
11,3 In : 10 detik
25 In : 2 detik
Garis I2t = 1250 A2.detik
Dimana :
Pelebur pada sisi primer dikoordinasi sedemikian rupa dengan pemutus tenaga di sisi
sekunder, sehingga hanya bekerja bila terjadi gangguan internal dan mampu memisahkan
transformator dari jaringan tegangan menengah.
Waktu pemutusan maksimum (maximum clearing time) pemutus tenaga dengan waktu
leleh minimum (minimum melting time) pelebur harus mempunyai kerenggangan yang
cukup (sekurang-kurangnya 25%).
Pemutus tenaga terhubung dengan belitan sekunder dan dipasang di dalam tangki.
Pemutus tenaga adalah jenis terendam minyak dan tanpa setelan (fixed).
Nilai-nilai pengenal :
9.2.1 Karakteristik pemutus tenaga harus sesuai dengan siklus pembebanan normal
pada IEC 60076-7 : 2005 untuk suhu sekitar 30ºC.
9.2.2 Pemutus tenaga tidak boleh membuka pada saat transformator dibebani-lebih
sesuai ketentuan 9.2.4
Pemutus tenaga harus dilengkapi dengan lampu indikator beban lebih. Lampu menyala
pada 15 s/d 35ºC dibawah suhu buka pemutus tenaga.
Pemutus tenaga harus dilengkapi dengan kurva karakteristik waktu-arus untuk pemutusan
total (total clearing time) atau pemutusan rata-rata (average clearing time).
Pabrikan harus menyediakan sertifikat atau laporan pengujian dari laboratorium
independen untuk setiap merek pemutus tenaga yang digunakan.
12
SPLN D3.002-2: 2008
Pelebur dihubungkan dengan belitan primer dan dipasang di dalam tangki transformator.
Pelebur tersebut harus terendam dalam minyak dan terpasang kokoh dengan
menggunakan tempat kedudukan yang direkomendasi pabrikan pelebur.
Nilai-nilai pengenal :
Tegangan pengenal : tegangan maksimum fase-netral atau nilai yang dire-
komendasi pabrikan pelebur yang digunakan.
Penangkap petir dipasang pada tangki bagian luar pada tempat kedudukannya dan
terhubung dengan terminal busing primer.
10 Penandaan
Transformator harus dilengkapi pelat nama yang kuat, tahan karat, dan mudah dikenali.
Tulisan pada pelat ini harus jelas dan tidak mudah hilang/luntur, data pada pelat nama
sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut:
13
SPLN D3.002-2: 2008
- Frekuensi pengenal 50 Hz
- Tegangan pengenal primer dan sekunder
- Arus pengenal primer dan sekunder
- Kelompok vektor Iio
- Tegangan impedans
- Rugi tanpa beban - rugi berbeban contoh : 120 W – 585 W
- Bahan belitan primer - sekunder contoh : Cu - Al atau Cu - Cu
- Berat total
- Volume atau berat minyak
- Jenis minyak Mineral
- Kode pemutus tenaga dan pelebur
Selain pelat nama, transformator harus dilengkapi dengan identitas pabrikan dan diagram
hubungan.
Posisi busing primer dilihat dari sisi sekunder terletak di sebelah kiri ditunjukkan pada
gambar 3.
Transformator harus dilengkapi penandaan daya pengenal pada tangki ditunjukkan pada
gambar 4.
Penandaan ditulis dengan cat warna hitam dengan tinggi huruf minimal 100 mm.
Ketentuan penandaan :
14
SPLN D3.002-2: 2008
Macam pengujian pada setiap klasifikasi pengujian tercantum pada tabel 3 dan tabel 4.
PT PLN (Persero) dapat menetapkan mata uji khusus maupun mengubah atau
menambahkan mata uji dengan menyatakannya saat pemesanan.
Untuk keperluan pengujian jenis, pabrikan perlu menyediakan data dan informasi
mengenai :
Sertifikat dari laboratorium independen dari peralatan/komponen pada butir 7.5, 8.1,
8.2, 9.2, 9.3 dan 9.4.
15
SPLN D3.002-2: 2008
Jika pabrikan merubah desain atau konstruksi sehingga kriteria identik pada butir 11.3.2
tidak terpenuhi, maka transformator tersebut memerlukan pengujian jenis ulang.
Jumlah sampel untuk pengujian jenis adalah dua unit dengan desain identik. Sampel No.
1 lengkap dengan sistem proteksi, sampel No. 2 tanpa proteksi. Susunan mata uji
terhadap masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel 4.
Mata uji pengujian serah-terima adalah sama dengan mata uji pengujian rutin (tabel 3
kolom 6), tetapi PT PLN dapat menambah mata uji lainnya dengan menyatakannya pada
saat pemesanan.
a) Transformator yang akan diserah-terimakan harus telah lulus uji jenis dan identik
dengan transformator yang diuji jenis.
b) Transformator yang akan diserah-terimakan harus lulus uji rutin dan dilengkapi
dengan laporan pengujiannya.
d) Jumlah sampel adalah 10% (dibulatkan) dari jumlah yang akan diserahterimakan
dengan jumlah minimum satu unit pada kelompok tersebut.
16
SPLN D3.002-2: 2008
f) Bahan dasar, desain dan konstruksi dari belitan dan inti besi harus sama
g) Letak busing tegangan tinggi maupun tegangan rendah harus sama.
h) Jumlah dan ukuran sirip pendingin (bila ada) harus sama, toleransi ukuran sirip 5%
i) Dimensi tangki harus sama dengan toleransi 5%
CATATAN 1
Merek busing, minyak mineral, penangkap petir dan pengubah sadapan dapat berbeda dengan
merek pada transformator yang diuji jenis, sepanjang pabrikan dapat memberikan sertifikat dari
laboratorium independen yang membuktikan bahwa peralatan baru tersebut mempunyai mutu
yang setara.
CATATAN 2
Penggunaan merek dan kode dari pemutus tenaga dan pelebur yang berbeda harus diverifikasi
terhadap tabel 4.
CATATAN 3
Penerapan toleransi pada kriteria identik di atas harus tetap memperhatikan batas nilai maksimum
dan minimum yang ditetapkan standar ini.
Bila sampel pada pengujian serah-terima tidak sesuai dengan kondisi di atas maka sampel
tersebut harus diuji jenis.
a) Sampel transformator dinyatakan baik, jika hasil pengujian dari seluruh mata uji pada
kolom 6 tabel 3 berhasil baik.
c) Jika lebih dari satu sampel mengalami kegagalan, maka semua transformator yang
diajukan (akan diserahterimakan) ditolak, karena dianggap dalam kelompok tersebut
masih ada cacat.
d) Jika satu sampel mengalami kegagalan, pada dasarnya semua transformator yang
diajukan belum dapat diterima dan pengujian dapat diulang dengan mengambil
sampel baru sejumlah yang pertama. Jika semua sampel baru diuji dengan hasil baik,
maka semua transformator yang diajukan dianggap baik dan dapat diterima. Jika
dalam pengujian ulang masih ada satu sampel saja mengalami gagal, maka seluruh
transformator yang diajukan ditolak.
e) Terhadap kelompok transformator yang dinyatakan ditolak pada butir c) dan d),
pabrikan atau pemasok dapat mensortir dan transformator yang baik dapat diajukan
kembali. Untuk pengajuan kembali pabrikan harus meneliti sebab-sebab kegagalan
17
SPLN D3.002-2: 2008
dan bila kegagalan menyangkut sistem produksi, pabrikan harus memperbaiki proses
produksinya.
1. Pemeriksaan dimensi/konstruksi
transformator
IEC 60076-4
18
SPLN D3.002-2: 2008
CATATAN :
1)
R = pengujian rutin ; J = pengujian jenis ; S = pengujian serah-terima ; L = pengujian
lapangan
2)
Pengujian dilakukan pada tegangan uji 3,46 tegangan nominal
3)
Setelah pengujian kenaikan suhu, transformator harus mampu dienerjais tanpa beban pada
105% tegangan pengenal selama 2 jam.
4)
Dapat dilakukan dengan waktu uji lebih singkat.
5)
Lihat tabel 4
19
SPLN D3.002-2: 2008
1. Pemeriksaan dimensi/konstruksi
D
transformator
2. Pengukuran tahanan belitan IEC 60076-1, butir 10.2 D D
3. Pengukuran rasio tegangan dan IEC 60076-1, butir 10.3
D D
kelompok vektor
4. Pengukuran rugi berbeban dan Butir 6.6 dan 6.7
tegangan impedans D D
IEC 60076-1, butir 10.4
5. Pengukuran rugi dan arus tanpa Butir 6.6
beban D D
IEC 60076-1, butir 10.5
6. Pengujian ketahanan tegangan Butir 6.9
frekuensi-daya belitan sekunder D D
IEC 60076-3
7. Pengujian tegangan lebih induksi IEC 60076-3 D D
8. Pengukuran tahanan isolasi IEC 60076-3 D D
CATATAN
1)
Dilakukan pada 50% dan 100% arus hubung-singkat terminal sekunder, masing-masing 3 kali
operasi pemutusan
20
Pengelola Standardisasi: