Anda di halaman 1dari 3

Nyeri Akut (DR.Herdy Sulistyono, dr., SpAn., KIC., KMN., PGD., Pall.Med.

ECU)

Definisi Nyeri : Nyeri ad Pengalaman sensorik dan motorik yang tidak menyenangkan
sehubungan dengan kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial (International
Association for the Study of Pain; Merskey & Bogduk, 1994).

Pembagian Nyeri :
Menurut onset dan stimulus penyebab :
1. Nyeri akut
 Jika penyebab dan lokalisasi nyeri jelas
 Umumnya berhubungan dg kerusakan jaringan dan nyeri hilang bila kerusakan
jaringan membaik
 Prototipenya ad nyeri pembedahan
2. Nyeri kronik
 Jika nyeri menetap walaupun kerusakan jaringan telah sembuh

Menurut mekanisme terjadinya nyeri :


1. Nyeri Nosiseptif
 Nyeri yg ditimbulkan oleh rangsangan pd nosiseptor
 Rangsangan  kerusakan jaringan dan reaksi inflamasi
 Lokasinya  nyeri somatik dan nyeri viseral
2. Nyeri Non Nosiseptif
 Bukan oleh rangsangan nosiseptor
 Disebut juga Neuropatik  nyeri disebabkan kerusakan jaringan saraf perifer
maupun sentral

Nyeri Akut :
Nyeri akut adalah respon fisiologik normal, respon fisiologik normal yg dapat diprediksi
akibat rangsangan kimia, suhu atau stimulus mekanis . . ., yang berhubungan dengan
pembedahan, trauma atau penyakit akut.

 Nyeri yang terjadi/timbul akibat adanya kerusakan jaringan yang nyata (pain
associated with actual tissue damage).
 Nyeri yang timbul pada pasien setelah prosedur pembedahan
 Merupakan “normal predicted physiological respons to surgery, trauma or acute
illness”.
 (Pain with injury).
 (Pain with nociception)

Tipe Nyeri Akut :


1. Nosiseptif ( somatik atau viseral )
 Merupakan hasil stimulasi ujung saraf sensoris khusus yg disebut nosireseptor,
sebagai konsekuensi kerusakan jaringan dan peradangan sub-kulit.pada
mediator inflamasi seperti prostaglandin meningkatkan nosireseptor, sebuah
proses yaitu sensitisasi perifer.
2. Neuropatik
 Rasa sakit timbul sebagai konsekuensi langsung dari lesi atau penyakit yg
mempengaruhi sistem saraf somatosensori
 Lesi atau penyakit mungkin melibatkan sistem saraf perifer atau pusat
(Haanpaa et al., 2011)
 Nyeri neuropatik ad penyebab umum nyeri kronik, tetapi juga merupakan
komponen nyeri akut yang seringkali tidak dikenal

Patofisiologi Nyeri :
Kerusakan jaringan
 Respon local
 Respon Segmental
 Respon Suprasegmental
 Respon kortikal

Perjalanan nyeri akut:


Stimulus nyeri  proses elektrofisiologis  persepsi nyeri

Proses nosiseptif
Antara kerusakan jaringan sampai dgn persepsi nyeri terdapat 4 proses oleh elektrofisiologik
yang jelas yang secara kolektif dsb. nosisepsi (nociception). Ke 4 proses tersebut adalah :
 Transduksi
 Transmisi
 Modulasi
 Persepsi

Input nyeri (nosisepsi)  sensitisasi


1. Sensitisasi perifer
2. Sensitisasi sentral

Arti klinis suatu plastisitas  hipersensitivitas


1. Allodynia
2. Hyperalgesia
3. Prolonged pain
4. Refered pain to un injured area

Strategi pengelolaan nyeri akut


 Mencegah terjadinya plastisitas (Preemptive Analgesia) “to treat the pain before it
occurs”
 Kalau sudah terjadi, redam secepatnya. “treat the pain as early is possible”.
 Sensitisasi perifer  R/ AINS
 Sensitisasi sentral  R/ OPIAT
 Kombinasi AINS & OPIAT akan mengembalikan fungsi saraf menjadi NORMAL

 Prinsip pengelolaan nyeri pasca bedahMencegah atau meminimalkan terjadinya


sensitisasi perifer dan sensitisasi sentral
 Sensitisasi perifer dapat ditekan dengan:
 Local anesthetics
 NSAIDs (COX1 or COX2)
 Sensitisasi sentral dapat ditekan dengan:
 Opioid (morfin, petidin, fentanil)
  agonist (tramadol)
 Kombinasi keduanya (balans analgesia)
 NSAIDs + opioid  synergism
 Mengurangi dosis  analgesia optimal
 Mengurangi efek samping
 Mengurangi sedasi
 Mengurangi mual dan muntah

Anda mungkin juga menyukai